Pengolahan Audio-Visual Analisis Pemanfaatan Koleksi Audio-Visual di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Propinsi Sumatera Utara

2. Bahan Grafika. Bahan grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung misalnya lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan sebagainya dan yang harus dilihat dengan bantuan alat misalnya slide, transparasi, dan filmstrip. Yang termaksud bahan grafika adalah lukisan, reproduksi karya seni, bagan, foto, gambar teknik, maupun yang harus dilihat dilihat dengan bantuan alat yaitu banah-bahan yang harus diproyeksikan seperti slide, transparansi, dan filmstrip. 3. Mikroform. Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. Yang termaksud mikroform adalah salah satu bentuk koleksi bahan bukan buku yang jika dilihat dari segi fisiknya mencakup mikro-film, mikrofis, microlegap micropaques yaitu mikroform yang bahannya tidak transparan dan kartu apentur apentur card. 4. File-File Komputer Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD- ROM player, dan sebagainya. Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengaraudio-visual juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia. Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa koleksi audiovisual terdiri dari berbagai jenis yaitu seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan kartografi, bahan grafika, mikroform, file-file komputer.

2.4 Pengolahan Audio-Visual

Layanan audio-visual merupakan salah-satu layanan yang disediakan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. dalam pemanfaatannya sebagian besar koleksi audio-visual membutuhkan sarana dan prasarana, sehingga dalam pengolahanya layanan audio-visual menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengguna. Menurut Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor 2000, 13 Penanganan dalam pengolahan koleksi Audiovisual adalah sebagai berikut : a. Pengolahan koleksi non buku yang tercetak 1. Peta, atlas, grafik, diagram, atau gambar perlu pula dibuatkan kartu katalognya,keterangan-keterangan memgenai materiobjek ini biasanya telah dicantumkan oleh pembuatnya 2. Data yang harus dicacat dalam katalog antara lain judul, catatan agenda, metode reproduksi, dan data yang disertkan dalam judul. 3. Penyimpanan jenis ini memerlukan alat khusus, misalnya laci-laci horizontal untuk peta, atlas,grafik, dan sebagainya. b. Pengolahan bahan pustaka terekam : 1. Film, filmstrip, kaset rekaman suara, kaset videodan materi audio visual lainnya media pandang dengar perlu dibuatkan katalog pula. Pengolahan katalognya antara lain mencakup pencatatan mengenai keterangan: ukuran film atau pita rekaman, warna reproduksi berwarna ataulah hitam putih, suara bila ada, durasi lama putar yang dinyatakan dalam menit. Materi jenis ini disimpan dalam rak-rak atau kotak khusus untuk penyimpanaan rol film, filmstrip, dan kaset. 2. Sementara koleksi berupa slide dapat disimpan pada kotak-kotak khusus setelah setiap slide disimpan pada sampuljaket penyimpanan, berikan pembatas untuk masing-masing slide. Berikan nomor kode untuk setiap slide atau setiap seri slide yang ada. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengolahan koleksi audio-visual berbeda - beda. Setiap jenis koleksi audio-visual memiliki pengolahan berdasarkan jenisnya yaitu bahan pustaka non buku tercetak berbeda pengolahannya dengan bahan pustaka terekam.

2.5 Pelayanan Perpustakaan