Antibodi Antiphospholipid aPL Fibronektin .1 Struktur Fibronektin dan vitamin C

Untuk mengobati kondisi ini, dapat diberikan antikoagulan, heparin dan ASAaspirin dosis rendah Branch and Khamashta, 2003.

2.1.4 Profilaksis pasien asimptomatik dengan antibodi aCL positif atau LA

positif Dalam praktek klinik, pengobatan empiris dilakukan dengan pemberian ASA aspirin dosis rendah 80 mghari, walaupun belum ada penelitian prospektif tentang manajemen profilaksis Tektonidou, 2004.

2.2 Antibodi Antiphospholipid aPL

Antibodi Antiphospholipid aPL merupakan autoantibodi yang ditemukan pada plasmaserum dalam solid-phase immunoassay. Antibodi aPL utama yang berhubungan dengan APS terdiri dari : a Antibodi aCL antibodi lain yang menyerang bagian negatif fosfolipid : phosphatidylserine, phosphatidylinositol phosphatidic acid, phosphatidyl glycerol; b Lupus anticoagulants LAs, dan c Anti-beta2 glycoprotein I anti- β-2GPI Danowski et al., 2013. 2.3 Pre-eklamsia dan eklamsia 2.3.1 Definisi Pre-eklamsia adalah sindroma yang spesifik dalam kehamilan yang dapat menyebabkan perfusi darah ke organ berkurang karena adanya vasospasme dan menurunnya aktivitas sel endotel. Pre-eklamsia merupakan kelainan multisistem Universitas Sumatera Utara pada kehamilan, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria Lowe et al., 2008. Eklamsia adalah pre-eklamsia yang disertai kejang dan atau koma. Kejang bisa timbul pada sebelum, selama atau sesudah proses kehamilan. Kejang bisa juga terjadi pada 48 jam atau lebih sesudah melahirkan, bahkan bisa terjadi 10 hari sesudah kelahiran Cunningham et al., 2005.

2.3.2 Pencegahan pre-eklamsia dan eklamsia

Pencegahan pre-eklamsia dan eklamsia difokuskan untuk memperbaiki perubahan patofisiologi yang terjadi. Jalur akhir dari patogenesis terjadinya pre- eklamsia adalah kerusakan sel endotel, sehingga pencegahan dan pengobatan ditujukan untuk mengurangi kerusakan sel endotel pencegahan primer, atau mengurangi akibat yang muncul dari kerusakan sel endotel pencegahan sekunder atau tersier. Beberapa strategi dapat digunakan untuk mencegah pre-eklamsia, seperti modifikasi diet dan pendekatan farmakologi dengan pemberian ASA aspirin dosis rendah Sofoewan, 2003; Duley et al., 2007. Pemberian ASA aspirin dosis rendah, kalsium dan antioksidan, dipercaya efektif untuk menurunkan risiko pre-eklamsia Wagner, 2004; Taherian dan Shirvani, 2003.

2.4 Acetylsalicylic acid ASA

2.4.1 Uraian umum

Acetylsalicylic acid ASA yang nama lainnya aspirin atau asetosal merupakan derivat asam salisilat dengan rumus molekul C 9 H 8 O 4 dan berat molekulBM: 180,16. Obat ini merupakan prototype golongan anti-inflamasi Universitas Sumatera Utara non-steroid, dengan khasiat sebagai analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi, yang diperoleh pada penggunaan dosis 325 mg Goodman and Gilman, 2007. Namun, pada dosis 325 mg, ASAaspirin berkhasiat sebagai antitrombotik antiplatelet. Dosis efektif ASA sebagai antitrombotikantiplatelet berkisar antara 80 - 320 mg Patrono et al., 1980. Gambar 2.1 Rumus bangun Acetylsalicylic Acid Goodman and Gilman, 2007

2.4.2 Farmakokinetik ASA

Setelah pemberian oral, ASA yang tak terionisasi diabsorpsi secara pasif di lambung dan usus halus. ASA dapat menembus sawar darah otak dan plasenta. ASA dimetabolisme di hati, dihidrolisis menjadi salisilat dan asam asetat oleh esterase yang ada di jaringan dan darah. Konjugat hasil metabolisme yang larut dalam air diekskresikan oleh ginjal Mycek, 2003.

2.4.3 Farmakodinamik ASA

ASA bekerja dengan menghambat aktifitas enzim siklooksigenase sehingga menghambat sintesa tromboksan A2 T X A 2 hambatan agregasi trombosit serta sintesa prostasiklin dari asam arakidonat dalam trombosit Mycek et al.,2003. Universitas Sumatera Utara ASA menghambat produksi TxA 2 dengan mengasetilasi residu serin secara kovalen yang terletak di dekat active-site cyclo-oxygenase COX. COX adalah enzim yang menghasilkan pre-kusor endo-peroksida siklik TxA 2 , dan TxA 2

2.4.4 Interaksi ASA dengan ascorbic acid vitamin C

merupakan produk utama COX pada trombosit yang merupakan penginduksi agregasi trombosit yang labil dan mempunyai sifat vasokonstriktor kuat. Trombosit tidak mensintesis protein baru, sehingga kerja ASA pada trombosit- COX bersifat permanen dan bertahan sepanjang usia trombosit yaitu 7-10 hari. Sehingga pengulangan pemberian dosis ASA menghasilkan efek kumulatif dari fungsi trombosit Goodman and Gilman, 2007. Acetylsalicylic Acid ASAAspirin dapat meningkatkan ekskresi vitamin C melalui urin, menurunkan kadar ascorbic acidvitamin C leukosit dan menurunkan kemampuan metabolismenya Stargrove et al., 2008. Pemberian ASAaspirin pada dosis 25 mg bersama vitamin C ascorbic acid dengan dosis 50-100 mg menyebabkan hambatan transpor ascorbic acid ke dalam leukosit Das dan Nebiogiu, 1999. Obat golongan salisilat juga menghambat uptake vitamin C kedalam leukosit dan platelet Levine et al., 1999. 2.5 Selaput ketuban 2.5.1 Anatomi dan histologi Selaput ketuban manusia terdiri dari amnion dan non-plasenta korion. Amnion adalah lapisan terdalam dari selaput ketuban dan berhubungan dengan cairan ketuban, janin, dan tali pusat. Lapisan amnion tidak mengandung saraf dan Universitas Sumatera Utara pembuluh darah, sehingga bahan nutrisi yang dibutuhkan janin disediakan oleh cairan ketuban. Walaupun lapisan amnion hanya mengisi sekitar 20 ketebalan selaput ketuban, namun sangat dominan dalam respon mekanik selaput ketuban Oyen et al., 2001, sedangkan korion adalah bagian luar selaput dan memisahkan selaput amnion dari desidua dan uterus Benirschke dan Kaufmann, 2006; Rohen dan Lutjen-Drecoll, 2009 Gambar 2.2 Mikroskopik selaput ketuban pewarnaan Haematoxylin- Eosin HE AE: amniotic epithelial layer, AM: amniotic mesenchymal layer, CM: chorionic mesenchymal layer, CT: chorionic trophoblastic Parolini et al., 2008

2.5.2 Amnion

Selaput amnion manusia dapat dibedakan menjadi lima lapisan yaitu : 1 epithelium amnoinic, 2 basement membrane, 3 compact layer, 4 fibroblas layer, dan 5 Spongy layer. Lapisan paling dalam adalah epitel amnion; berada paling dekat dengan janin Gambar 2.1. Sel epitel mensekresi kolagen tipe III, IV serta glikoprotein non-kolagen yaitu laminin, nidogen, fibronektin. Kolagen dari Universitas Sumatera Utara compact layer disekresi oleh sel-sel mesenkim pada fibroblast layer, yaitu tipe III, V, VI. Lapisan fibroblast fibroblast layer adalah lapisan paling tebal pada amnion, terdiri dari sel-sel mesenkim dan sebaran sel makrofag dalam matriks ekstraseluler. Spongy layerintermediate layer terletak di antara amnion dan korion dan kaya akan proteoglikan serta mengandung kolagen tipe I, III, dan IV Parry and Strauss, 1998. Tebal lapisan epithelium amnoinic adalah 20-30 µm, sedangkan tebal lapisan basement membrane, compact layer, fibroblast layer amnionic mesoderm adalah 15-30 µm Baergen, 2005.

2.5.3 Korion

Korion terdiri dari lapisan lapisan retikuler dan basal membran. Korion menyerupai membran epitel yang khas dengan polaritas mengarah ke bagian desidua maternal. Pada kehamilan yang lebih lanjut, vili trofoblas pada lapisan korion akan mengalami regresi. Di bawah lapisan sitotrofoblas terdapat basal membran dan jaringan ikat chorionic yang kaya akan fibril kolagen. Kolagen pada lapisan retikular dan basal membran adalah kolagen tipe I, III, IV, V, dan VI. Walaupun lapisan korion lebih tebal daripada amnion, namun amnion mempunyai daya regang yang lebih tinggi dibandingkan korion Parry and Strauss, 1998. Tebal dari lapisan chorionic mesoderm adalah 15-20µm Baergen, 2004. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Struktur mikroskopis selaput ketuban Parry dan Strauss, 1998

2.6 Kolagen

Kolagen merupakan protein terbanyak dalam tubuh manusia dan membentuk lebih dari 25 massa protein. Kolagen adalah protein fibrosa dan salah satu serat jaringan ikat yang dibentuk dari protein berpolimerisasi menjadi struktur yang panjang. Protein matriks ekstraseluler ini sangat memegang peran penting dan dirancang untuk memberikan struktur dan ketahanan terhadap jaringan Mecham, 2009. Kolagen terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, jaringan fetal, plasenta, basal membran, dentin, dinding pembuluh darah, sklera, kornea mata dan jaringan ikat seperti ligamentum dan tendo sehingga menjadikan jaringan tersebut memiliki daya regang tinggi Junqueira, 2007. Kolagen yang terdapat pada amnion terdiri dari kolagen interstisium tipe I, III, V, dan VI, yang saling berikatan silang dan merupakan penentu utama daya regang membran Cunningham, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Struktur kolagen

Tropokolagen terdiri dari 3 serat, yang masing-masing mengandung 1000 asam amino yang bersatu membentuk helix triple collagen. Helix triple collagen memiliki 3,3 residu, salah satunya adalah glisin pada setiap asam amino ketiga rantai polipeptida dan menghasilkan suatu rangkaian Gly-X-Y yang berulang. Kolagen juga kaya akan prolin atau hidroksiprolin. Prolin sering menduduki posisi X, sedangkan hidroksiprolin atau hidroksilisin menduduki posisi Y pada urutan asam amino. Hidroksiprolin memaksimalkan pembentukan ikatan hidrogen antar rantai sehingga berperan penting untuk menstabilkan struktur helix triple collagen Champe et al., 2010 ; Gordon dan Hahn, 2010.

2.6.2 Biosintesa kolagen

Kolagen disintesa sebagai prokolagen yang dibentuk dalam fibroblas memproduksi sekitar 5-10 protein totalnya; osteoblas dan kondroblas kemudian akan disekresi ke dalam matriks ekstraseluler. Kolagen mengandung hidroksiprolin dan hidroksilisin yang tidak terdapat pada kebanyakan protein yang lain. Hidroksiprolin memegang peran penting dalam penstabilan struktur helix triple collagen karena memaksimalkan pembentukan ikatan hidrogen antar rantai Champe et al., 2010. Sintesa diawali dengan pembentukan pro- rantai α, hidroksilasi, glikosilasi, perakitan molekul pro-kolagen, sekresi, pembelahan di luar sel, pembentukan fibril kolagen, dan cross-link Murray et al., 2009; Champe et al., 2010. Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Hidroksilasi dan vitamin C

Hidroksiprolin dibentuk melalui reaksi hidroksilasi yang dikatalisis oleh enzim prolil hidroksilase dengan ko-faktor asam askorbat vitamin C. Defisiensi asam askorbat menyebabkan gangguan sintesis kolagen akibat defisiensi prolil dan lisil hidroksilase dan berakibat gangguan stabilitas helix triple collagen Murray et al., 2009; dan Osaikhuwuomwan, 2010. Gambar 2.4 Biosintesa kolagen Junqueira, 2007 Universitas Sumatera Utara 2.7 Fibronektin 2.7.1 Struktur Fibronektin adalah glikoprotein utama matriks ekstraseluler MES Korhonen dan Virtanen, 2001. Fibronektin berfungsi mengikat heparin, fibrin, kolagen, DNA dan permukaan sel. Fibronektin merupakan anggota kelas integrin transmembran dan berinteraksi dengan reseptor sel, protein ini berperan penting dalam perlekatan sel pada MES Murray et al., 2009. Fibronektin mempunyai tempat khusus untuk berikatan dengan komponen MES yang lain berspektrum luas seperti kolagen, heparin dan proteoglikan Robbins et al.,2007. Pada plasenta manusia, molekul fibronektin terdapat pada lapisan amnion, membran basal, lapisan korion, desidua, plasenta fibrinoid, vili dan umbilical cord Demir-Weuesten, 2002. Fibronektin terdiri dari fibronektin tipe I, II, dan III, dimana terjadi pengulangan yang berbeda pada monomer karena differential splicing mRNA fibronektin, dan lebih dari 20 varian monomer berbeda telah diidentifikasi sampai saat ini White, et al., 2008. Fibronektin terbentuk dari dua sub-unit dengan berat masing-masing sekitar 250kD. Domain ikatan sel mengandung arginin-glisin- asam aspartat RGD yang merupakan sekuensi penting untuk interaksi sel integrin dan RGD site Jourdan, 2010.

2.8 Fibronektin dan vitamin C

Jumlah proteoglikan, fibronektin dan protein microfibrillar meningkat bersamaan dengan kolagen dengan penambahan askorbat. Penambahan askorbat Universitas Sumatera Utara memicu terjadinya penggabungan [4 C] prolin menjadi protein seluler dan perubahan parameter pertumbuhan sel dan morfologi. Hanya sejumlah kecil fibronektin hadir dalam matriks ketika askorbat tidak ditambahkan, meskipun terdapat jumlah fibronektin yang cukup signifikan dalam serum. Hal ini menunjukkan bahwa kolagen memberikan tempat yang diperlukan untuk ikatan fibronektin

2.9 Kerangka Teori