Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan

Selaput ketuban pada perempuan hamil dengan APS dan dengan atau tanpa riwayat pre-eklamsia dan eklamsia yang mendapat ASA dosis rendah lebih tipis dibandingkan perempuan dengan kehamilan normal Tabel 4.1. Penipisan ini dapat disebabkan karena penggunaan ASA dosis rendah dapat menghambat absorpsi dan meningkatkan ekskresi vitamin C yang berperan penting dalam sintesa kolagen, sehingga jumlah kolagen yang merupakan komponen utama penyusun matriks ekstraseluler MES menjadi berkurang Paavola et al.,1995; Lockwood dan Kuczynski, 1999. Kolagen dihasilkan oleh fibroblast dan merupakan elemen pembentuk struktur utama jaringan ikat pada MES. Kolagen berperan sangat penting dalam stabilitas dan pertahanan integritas struktural jaringan dan organ Gelse et al., 2003, sehingga gangguan dalam sintesa kolagen akan mengganggu stabilitas dan integritas jaringan selaput ketuban. Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang berperan penting dalam proses metabolisme komponen MES. Sintesa kolagen sangat bergantung pada vitamin C sebagai kofaktor enzim lysil hydroxyl-lase dan prolyl hydroxylase; enzim yang bertanggung jawab untuk sintesa hidroksilisin dan hidroksiprolin. Kedua asam amino ini memegang peran penting dalam penstabilan struktur helix triple collagen karena memaksimalkan pembentukan ikatan hidrogen antar rantai Shoulders dan Raines, 2009; Champe et al., 2010. Defisiensi vitamin C akan menyebabkan gangguan sintesa kolagen yang akan berpengaruh pada struktur, stabilitas dan fungsi fibril kolagen dalam metabolisme MES Osaikhuwuomwan et al., 2011 dan Anum et al., 2009. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini, selaput ketuban pada kelompok kasus yang mendapat ASA dosis rendah 80-100 mghari lebih tipis dibandingkan kelompok kontrol Tabel 4.1. Hal ini disebabkan karena penggunaan ASA menyebabkan penurunan absorpsi dan peningkatan ekskresi vitamin C. Penelitian oleh Langlouis et al. 2001 menemukan bahwa kadar vitamin C dalam serum subjek yang mendapat ASA lebih rendah dibandingkan subjek yang tidak mendapat ASA. Keadaan ini mengakibatkan ganguan sintesa kolagen sehingga mengurangi konsentrasi kolagen yang terbentuk. Stuart et al., 2005 menyatakan bahwa jumlah kolagen pada kelompok yang memiliki kadar vitamin C rendah, lebih sedikit daripada kelompok yang memiliki kadar vitamin C normal. Penurunan ketebalan selaput ketuban dengan konsekuensi berkurangnya jumlah kolagen akan mempengaruhi perubahan struktur dan mekanisme biokimia selaput ketuban. Perubahan biokimia inilah yang terlibat dalam patogenesis terjadinya premature rupture of membrane PROM. Pada kelompok dengan PROM ditemukan adanya degradasi kolagen pada lapisan amnion dan korion Woods, 2001. Frigo et al. 1998 mendapatkan hasil bahwa ketebalan selaput ketuban pada kelompok PROM, lebih tipis dibandingkan pada kelompok kontrol dan jumlah kolagen pada kelompok PROM lebih rendah dari kelompok kontrol. Tejero et al. 2003, yang melakukan pengukuran terhadap konsentrasi vitamin C dalam leukosit menemukan kadar vitamin C pada kelompok PROM lebih rendah daripada kelompok kontrol. Frekuensi kejadian PROM meningkat pada kelompok konsentrasi ascorbic acid vitamin C rendah dibandingkan kelompok konsentrasi tinggi Zamani et al., 2013. El khwad 2005, menemukan adanya perubahan morfologi selaput ketuban pada PROM berupa kelainan komponen jaringan ikat, Universitas Sumatera Utara penipisan lapisan trophoblast, peningkatan apoptosis trophoblast dan penipisan desidua. Ketebalan selaput ketuban pada penelitian ini beragam, pada kelompok kasus ukurannya berkisar antara 52,68-127,46 µm, sedangkan pada kelompok kontrol berkisar antara 63,25 -204,22 µm lampiran 6. Variasi ini mungkin terjadi karena perbedaan ambilan vitamin C dari asupan nutrisi masing-masing subjek. Madruga et al. 2009 mendapatkan bahwa konsentrasi ascorbic acid lebih tinggi pada kelompok perempuan hamil dengan skor makanan kaya nutrisi rich food intake score yang tinggi, dibandingkan kelompok kontrol r = 0,36; p0,001. Kadar ascorbic acid ini juga dipengaruhi oleh faktor parietas dan usia. Menurut Van der loo et al. 2003 penurunan kadar vitamin C dalam plasma dan jaringan sejalan dengan peningkatan usia p0,05. Pada penelitian ini, ukuran selaput ketuban yang paling tebal dijumpai pada lima subjek di kelompok kontrol 26-29 tahun dan lima subjek di kelompok kasus 23-28 tahun. Sylvester dan Paul 2009, menemukan konsentrasi ascorbic acid paling tinggi pada kelompok perempuan hamil dengan usia 22-25 tahun dan paling rendah pada kelompok usia 34-37 tahun. Penelitian lain Hasan dan Onu, 2006, menyebutkan bahwa konsentrasi serum total ascorbic acid pada kelompok usia 30 tahun lebih rendah dibandingkan kelompok usia 30 tahun p0,05. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan stress lingkungan dan stress oksidatif sel yang sejalan dengan peningkatan usia, yang mengakibatkan kerusakan biologis sel pada tingkat molekular. Radak et al. 1996 menemukan bahwa konsentrasi reactive oxygen spesies ROS seluler meningkat sesuai peningkatan usia. Universitas Sumatera Utara Di sisi lain, beberapa pengamatan terhadap korelasi paritas dan kadar plasma ascorbic acid, menunjukkan hasil yang kontroversi. Sylvester dan Paul 2009, menunjukkan korelasi positif meskipun tidak bermakna secara statistik r= 0,0134, p0,05 . Sebaliknya penelitian Nwagha et al. 2012 menemukan bahwa kadar ascorbic acid menurun secara bermakna pada kelompok multi- paritas dibandingkan dengan kelompok primiparitas. Kondisi ini mungkin dapat dikaitkan dengan asupan antioksidan dari nutrisi pada perempuan hamil yang telah banyak diketahui memainkan peran penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Penelitian lain menemukan bahwa tingkat antioksidan lebih rendah selama masa kehamilan, karena penggunaannya meningkat dalam mekanisme pertahanan terhadap stres oksidatif akibat proses kehamilan Ejezie et al Kekuatan intensitas, luas tampilan dan tampilan pewarnaan imunohistokimia fibronektin berbeda bermakna antara kelompok kasus dan kelompok kontrol p0,05. Jumlah fibronektin akan mempengaruhi tampilan imunohistokimia fibronektin dan sintesa fibronektin juga dipengaruhi oleh ascorbic acid vitamin C. ., 2004. Pada penelitian ini diperoleh tampilan imunohistokimia intensitas dan luas tampilan fibronektin pada kelompok kasus lebih lemah dibandingkan kelompok kontrol, karena penurunan jumlah fibronektin yang dipengaruhi oleh penurunan kadar ascorbic acid akibat penggunaan ASAaspirin dosis rendah. Penggunaan ASAaspirin menyebabkan penurunan absorpsi dan peningkatan ekskresi ascorbic acid Langlouis et al., 2001 sehingga menyebabkan berkurang- nya kadar ascorbic acid. Kondisi ini didukung oleh penelitian Yue et al. 1990 Universitas Sumatera Utara yang menemukan bahwa sintesa fibronektin dan laminin meningkat pada penambahan ascorbic acid pada media kultur sel bovine trabecular meshwork. Penelitian lain juga menemukan bahwa penambahan ascorbic acid pada media kultur otot polos aorta, meningkatkan sekresi kolagen, fibronektin dan proteoglikan. Keadaan ini mengakibatkan perubahan morfologi sel berupa elongasi-poligonal, dan peningkatan pertumbuhan sel Oyamada et al., 1998. Fibronektin merupakan glikoprotein yang terdapat pada membran basalis yang terikat pada kolagen dan proteoglikan Bryant-Greenwood, 1998. Penambahan ascorbic acid memicu terjadinya penggabungan [4 C] prolin menjadi protein seluler dan perubahan parameter pertumbuhan sel dan morfologi. Bila tidak ada penambahan ascorbic acid, jumlah fibronektin pada matriks hanya sedikit, meskipun jumlah fibronektin di dalam serum adalah cukup signifikan Defisiensi ascorbic acid, mengakibatkan degradasi dan penurunan jumlah fibronektin, kolagen, dan laminin pada matriks ekstraselular MES secara bertahap serta gangguan pada proses pergantian protein matriks tersebut Albert et al., 2002. Schwartz et al., 2000. Untuk pengamatan terhadap tampilan imunohistokimia fibronektin pada kelompok kontrol diperoleh skor yang bervariasi skor 1-9 dan pada kelompok kasus skor 1-4. Keadaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan asupan ascorbic acid dari nutrisi yang dikonsumsi. Ascorbic acid juga berperan penting dalam metabolisme MES dan defisiensi ascorbic acid ini akan mengganggu sintesa protein MES fibronektin, kolagen dan laminin, sehingga asupan nutrisi Universitas Sumatera Utara yang cukup merupakan hal penting dalam pemenuhan kebutuhan mikronutrien Strauss, 2013. Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa perempuan hamil yang mengalami PROM, mempunyai kadar ascorbic acid plasma yang rendah dan asupan ascorbic acid yang kurang. Pada penelitian ini, di antara kelompok kasus tidak ada yang mengalami PROM, walaupun mempunyai selaput ketuban yang lebih tipis dibandingkan kelompok kontrol. Keadaan ini mungkin disebabkan adanya pemberian suplemen pada ibu hamil yang didalamnya terkandung ascorbic acid dengan kisaran dosis 50-100 mg. Meskipun status gizi dinyatakan dapat mempengaruhi risiko terjadinya PROM, tetapi studi epidemiologi dan intervensi gizi tentang pengaruh langsung ascorbic acid terhadap komposisi MES selaput ketuban dengan risiko terjadinya PROM masih perlu diteliti lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Selaput ketuban pada kelompok kasus perempuan hamil yang mengalami APS atau pre-eklamsiaeklamsia atau riwayat pre-eklamsiaeklamsia yang mendapat ASAaspirin dosis rendah lebih tipis daripada kelompok kontrol perempuan hamil yang tidak menderita APS atau mengalami mempunyai riwayat pre-eklamsia dan eklamsia serta tidak mendapat ASAaspirin p0,05. 2. Kekuatan intensitas pewarnaan imunohistokimia fibronektin pada selaput ketuban kelompok kasus lebih lemah dibandingkan kekuatan intensitas pewarnaan imunohistokimia fibronektin kelompok kontrol p0,05. 3. Luas tampilan pewarnaan imunohistokimia fibronektin selaput ketuban pada kelompok kasus lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol p0,05. 4. Tampilan pewarnaan imunohistokimia fibronektin pada selaput ketuban kelompok kasus lebih lemah dibandingkan tampilan pewarnaan imunohistokimia fibronektin kelompok kontrol p0,05.

5.2. Saran

Untuk kelanjutan penelitian dan pengamatan yang lebih mendalam disarankan : Universitas Sumatera Utara