Balita merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan, dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan, dan
perkembangan fisik contohnya koordinasi motorik halus dan motorik kasar juga kecerdasan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, dan perkembangan yang dilalui
oleh anak. Usia balita dibagi dalam 3 tahap yaitu masa sebelum lahir, masa bayi, dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahap tersebut banyak terjadi perubahan, baik
fisik maupun psikologis yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat bergantung pada factor social yaitu
tuntutan, dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus dilampaui anak dari lingkungannya Septiari, 2012. Masa tumbuh kembang di usia balita
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang. Dengan demikian itu disebut golden age atau masa keemasan.
2.4.2 Karakteristik Balita
Karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu : 1. Anak usia 1-3 tahun
2. Anak usia prasekolah atau usia 3-5 tahun Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relativ besar. Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul
dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup. Pada fase ini anak mencapai fase gemar memprotes Uripi, 2004 .
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Tumbuh Kembang Balita 2.5.3.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan
ukuran berat badan Kg gr pound atau diukur dengan panjang Meter sentimeter umur tulang dan keseimbangan metabolik retensi kalsium dan nitrogen tubuh
Soetjiningsih, 1995. Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian
tubuh Maryunami, 2010.
2.5.3.2 Perkembangan
Menurut Whaley dan Wong perkembangan menitikberatkan pada pertumbuhan yang terjadi secara bertahap dari tingakat yang paling rendah ke tingkat
yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran Maryunami, 2010. Perkembangan adalah pertambahan kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya Soetjiningsih, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Stimulasi Pada Balita
Stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru lahir dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kasih saying setiap hari untuk
merangsang semua system indera. Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus. Rangasangan yang dilakukan dengan susasana bermain, kasih saying sejak
lahir, dan bervariasi akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel-sel otak. Hal ini dapat melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk
sikuit otak yang lebih kompleks, canggih dan kuat sehingga kecerdasan anak semakin tinggi.
Istilah masa emas golden age atau fase tumbuh kembang otak anak digunakan untuk menggambarkan betapa pentingnya masa tersebut. Pada masa emas,
otak mengalami tumbuh kembang paling cepat dan paling kritis. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan, stimulus motorik, dan psikis untuk perkembangan harus
dipenuhi. Dalam proses tumbuh kembang, anak memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni : a. Kebutuhan akan gizi asuh; b. Kebutuhan
emosi dan kasih sayang asih; dan c. Kebutuhan stimulasi dini asah PN dan Djamaludin, 2010. Asah merupakan Faktor lingkungan yang berperan dalam
memberikan stimulasi pada otak untuk membangun hubungan antar syaraf agar syaraf terhubung dengan baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang
kondusif, yaitu lingkungan yang dapat membangun psikologis balita, sebagai contoh temuan di Baylor College of Medicine di Houston bahwa balita yang tidak banyak
bermain atau jarang mendapat sentuhan, pengembangan otaknya 20-30 persen lebih kecil dibanding dengan otak balita yang seumur.
Universitas Sumatera Utara