86
- Sanitasi dan desinfeksi ruang kerja laboratorium dan sekitarnya
dengan desinfektan yang memadai, termasuk Laminar Air Flow dan Inkubator
- Sterilisasi semua alat dan bahan sebelum digunakan
Ketika Pelaksanaan Kultur :
- Jangan berbicara - Bekerjalah di dekat api pembakar bunsen dan di dalam Laminar
Air Flow - Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung
dan mulut anda - Usahakan jangan meletakkan tutup kapas penutup tabung reaksi
di atas lantaialas meja atau laminar -
Miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang antara kultur dengan mulut dan hidung anda
- Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama
- Bekerjalah dengan cepat
Setelah Pelaksanaan :
- Segera tutup semua tabung atau cawan yang masih terbuka
- Singkirkan segera semua peralatan atau bahan sisa yang sudah
tidak digunakan lagi -
Bersihkan dan keringkan segera tumpahan-tumpahan media yang ada
- Sanitasi dan desinfeksi ulang ruang kerja laboratorium anda
- Lepas pakaian kerja dan jas laboratorium anda sebelum
meninggalkan ruang kerja anda Di dalam teknik transfer aseptis ada beberapa teknik yang
perlu difahami, yaitu :
1. Inoculating dengan jarum ose
a Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup ujung sampai berpijar merah.
87
b Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka
penutupnya dengan ketiga jari tengah, manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk dan ibu jari memegang jarum ose.
c Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api.
d Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose jangan sampai
menyentuh dinding tabung dan lakukan di dekat pembakar bunsen. e Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum
ose jangan dibakar kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan.
f Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang sama dengan cara b dan bakar bibirnya dengan
cara yang sama dengan cara c g Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung tadi sebagaimana
cara d. h Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara c.
i Bakar kembali jarum ose sebagaimana cara a. j Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi
atau pengenceran.
2. Pipetting
a Ambil pipet yang telah steril, buka pembungkusnya dan pasang katup karetnya.
b Bakar ujungnya dibakar atas bunsen selama beberapa detik. Jangan terlalu lama karena dapat merusak ujung pipet.
c Ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan kedua jari manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk, jari
tengah dan ibu jari memegang pipet. e Segera masukkan pipet ke dalam tabung reaksi, tekan katup karet
88
penghisap tombol lalu segera keluarkan.
Usahakan ketika memasukkan pipet jangan sampai menyentuh dinding tabung dan
lakukan di dekat pembakar bunsen. f Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup.
g Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang sama dengan cara b dan bakar bibirnya dengan
cara yang sama dengan cara c. h Segera masukkan pipet ke dalam tabung tadi, kemudian keluarkan
cairan yang telah diinokulasi dari pipet dengan menekan tombol [E]. i Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara c.
j Pindahkan pipet dan ganti dengan pipet baru apabila akan melakukan pipetting kembali.
k Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.
c Alcohol Flamming
Biasanya digunakan untuk meletakkan kertas cakram atau instrumen lain ke dalam cawan petri yang berisi media.
a Ambil forsep, celupkan ujungnya ke dalam alkohol, lalu segera bakar ujungnya di atas bunsen selama beberapa detik secara
mendatar. Ingat, jangan miring b Ambil kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep
tadi. c Ambil tabung reaksi yang berisi zat antimikrobial, celupkan kertas
cakram tadi ke dalam cairan di dalam tabung reaksi. d Ambil cawan petri yang telah berisi biakan bakteri di dalam agar,
buka penutupnya dengan cara memiringkan beberapa derajat hingga hanya pada satu sisi bagian saja yang terbuka. Ingat jangan terlalu
lebar membukanya atau me mbuka seluruh tutupnya dari cawan. f Segera masukkan kertas cakram steril atau instrumen lainnya
89
dengan forsep secara hati-hati agar tidak merusak permukaan agar. Lakukan di dekat pembakar bunsen.
g Segera tutup dan bakar kembali bibir cawan. h Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan.
90
BAB XII ANALISIS PROKSIMAT
Protein, karbohidrat, dan air merupakan kandungan utama dalam
bahan pangan. Protein dibutuhkan terutama untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Karbo-
hidrat dan lemak merupakan sumber energi dalam aktivitas tubuh manusia, sedangkan garam-garam mineral dan vitamin juga
merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup. Lemak yang dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalorig
lemak, sedangkan protein dan karbohidrat masing-masing
menghasilkan 4,1 dan 4,2 kalorig. Minyak dan lemak terdiri atas trigliserida campuran, yang
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Minyak
nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayuran. Trigliserida dapat berwujud padat atau
cair, bergantung pada komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung
sejumlah asam lemak tidak jenuh, sedangkan lemak hewani pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak
mengandung asam lemak jenuh. Kacang-kacangan Leguminoceae merupakan bahan pangan
yang kaya akan protein dan lemak. Agar asam-asam lemak dalam kacang-kacangan dapat ditentukan, terlebih
dahulu dilakukan ekstraksi minyak dan lemak antara lain ekstraksi dengan pelarut
solvent extraction menggunakan heksan dan seperangkat soklet. Selanjutnya dilakukan esterifikasi untuk mengubah asam-asam
lemak trigliserida menjadi bentuk ester. Pengubahan bentuk ini dilakukan untuk mengubah bahan yang nonvolatil menjadi volatil.
91
Untuk menentukan jenis asam lemaknya dapat digunakan kromatografi gas. Pemisahan akan terjadi untuk setiap komponen
asam lemak yang terdapat pada kacang-kacangan mengikuti ukuran panjang rantai asam lemak, dari yang terkecil sampai yang terbesar
yang dibawa oleh fase gerak yang digunakan H 2, N 2 dan O 2.
BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan adalah kacang tanah, kacang hijau, kedelai, kacang tunggak, dan kacang merah. Bahan kimia dan
pereaksi yang digunakan adalah asam sulfat 1,25, natrium hidroksida 3,25, heksan, asam sulfat pekat, asam borat 4,
indikator conway, asam klorida 0,1 N, natrium hidroksida dalam metanol, boron triflorida 20, natrium klorida jenuh dan campuran
selen. Alat yang digunakan dalam analisis ini adalah soklet, tanur,
oven, labu destruksi, seperangkat alat destilasi, penangas listrik, rotavapor, desikator, kertas saring, dan alat gelas lain serta
kromatografi gas merek Hitachi-263.50 dengan detektor FID.
Metode Analisis
Pada tahap persiapan contoh, contoh dihaluskan menjadi serbuk halus agar homogen.
Analisis contoh mencakup analisis proksimat dan analisis asam lemak. Analisis proksimat meliputi kadar air, kadar abu, lemak,
protein, dan serat kasar. Kadar air pada contoh ditetapkan dengan menggunakan oven pada suhu 105
o
C sampai tercapai bobot tetap. Kadar abu dianalisis dengan cara pengabuan kering dalam tanur,
pada pemanasan suhu 500-600
o
C selama 6 jam. Penetapan kandungan lemak dilakukan dengan metode soklet dan larutan
heksan sebagai pelarut. Protein ditetapkan dengan metode mikro Kjeldhal dan larutan asam klorida sebagai penitar, sedangkan
penetapan serat kasar dengan cara hidrolisis contoh dengan larutan asam dan basa encer.