Spektrum Sinar tampak Pengaturan P
138
ii Memperkuat sinyal detector secara elektrik ; hal ini
akan membuat detektor untuk mengeluarkan lebih banyak sinyal per sejumlah cahaya tetapi juga akan
memperkuat level noise yang akan menyebabkan tidak presisi
Kedua prosedur di atas akan dipelajari dalam latihan ini.
Atur panjang gelombang pada 440 nm dan atur lebar celah 0,1 mm dan catat warna dari berkas cahaya.
Tingkatkan lebar celah secara berangsur-angsur dan catat dengan hati-hati perubahan pada intensitas atau
warna dari berkas cahaya selama lebar celah meningkat menjadi 2,0 mm. Ulangi prosedur ini pada panjang
gelombang 520 nm dan 620 nm. Diskusikan dengan asisten lab mengenai pengaruh
lebar celah pada level I dan lebar pita pada instrument.
Dengan instrument pada kondisi direct read out mode, atur lebar celah pada 0,1mm dan panjang
gelombang 400 nm. Set 0T dengan menggunakan ZERO control, dengan keadaan shutter tertutup dan
kemudian buka shutter dan set 100T menggunakan DIRECT READOUT 100T control.
Kurangi lebar celah ke 0,09 mm dan catat yang terjadi pada skala pembaca.
Skala pembaca dapat kembali ke 100T dengan melebarkan celah ke 0,1 mm lagi. Akan tetapi, cara
alternatif adalah menambah penguatan sinyal secara elektonik dari detector ke meter. Dengan lebar celah
masih pada 0,09 mm, atur pengendali “DIRECT READOUT 100” untuk mengatur posisi pembacaan
meter ke 100 T.
139
Diskusikan hasil-hasil pengamatan dengan asisten praktikum anda.
Atur instrumen pada mode “null point” dan atur posisi meter ke 0 T dengan shutter tertutup. Buka shutter nya
atur sensitifitas ke maksimum putar penuh searah jarum jam dan atur posisi meter ke 100 T dengan pengatur
lebar celah. Catat lebar celah yang digunakan. Catat bahwa ini lebar celah terkecil yang dapat digunakan pada
panjang gelombang yang dipakai. Tentukan perubahan transmitan yang diperlukan untuk menghasilkan
simpangan dengan skala besar pada galvanometer. Dengan cara yang sama, gunakan langkah tersebut
menggunakan sensitifitas minimum lebar celah maksimum atur lagi ke posisi 100 T dan catat
perubahan transmitan yang diperlukan untuk menghasilkan simpangan yang sama. Sekali lagi catat
lebar celah yang digunakan. Perubahan-perubahan pada transmitan yang
diamati dapat menimbulkan tingkat noise. Dengan asumsi bahwa jarum meter akan naik turun + 1 skala ketika
pengukuran dilakukan dalam praktek tentunya harus jauh lebih kecil dan diskusikan dengan asisten lab
dimana pengaturan sensitifitas berpengaruh pada tingkat ketelitian.
Dalam pengukuran absorbansi dibuat suatu kompromi antara resolusi dan presisi. Hal ini dapat di
ringkas sebagai berikut :
140
Lebar Celah
Tugas 2: Kinerja sumber cahaya, detektor dan Spektrofotometer
Menggunakan Bausch and Lomb Spectronic 20. Detektor dan sumber cahaya tidak beroperasi sama baiknya pada
semua panjang gelombang dan panjang gelombang optimumnya sering tidak sama antara detektor dan sumber cahaya. Total kinerja
sebuah instrumen adalah dimana terdapat keseimbangan antara masing-masing kinerja dari dua komponen tersebut. Keseimbangan
ini akan dipelajari dengan cara: -
pengukuran total respon relatif instrumen. -
perolehan respon relatif detektor dari tabel di bawah ini -
penghitungan intensitas relatif sumber cahaya Masukkan kuvet berisi air ke dalam tempat sampel, sejajarkan pada
garis indeks dan tutup penutupnya untuk menghindari pendaran cahaya.
Atur panjang gelombang ke 500 nm dan atur pembacaan meter
Lebih Lebih Kecil
P
o
Lebih rendah
Band width Lebih Kecil
P
o
Lebih tinggi
Band width Lebih lebar
Perlu Penguatan
Lebih Perlu
Penguatan Kecil
Panjang Gelombang
Kecil Panjang
Gelombang Besar
Noise Noise Kecil
Presisi rendah
Resolusi Tinggi
Resolusi rendah
Presisi Tinggi
141
pada sekitar 80 T dengan memutar tombol pengatur cahaya. Putar tombol panjang gelombang dan amati bahwa pembacaan
meter berubah-ubah terhadap panjang gelombang. Tentukan panjang gelombang yang menghasilkan respon maksimum
seharusnya mendekati 500 nm dan atur tombol pengatur sumber cahaya sedemikian hingga terbaca 100 T pada panjang
gelombang tersebut. Kemudian tanpa merubah lainnya tombol pengatur penguatan atau
tombol pengatur sumber cahaya diperoleh kurva spektral untuk instrumen ini dengan membaca T pada panjang gelombang –
panjang gelombang ; 350, 375, 400, 425, 450, 475, 500, 512, 525, 550, 575, 600, 612, dan 625 nm.
Gambarlah grafik
T terhadap
panjang gelombang
menggunakan data tersebut; panjang gelombang seharusnya sebagai sumbu horisontal.
Pada lembaran kertas grafik yang sama, gambarkan kurva grafik respon relatif detektor sebagai fungsi dari panjang gelombang
menggunakan data berikut:
Panjang gelombang Respon relatif detektor fototube
Spektronic 20 350
375 400
425 450
475 500
512 525
550 575
600 612
625 90
98 100
98 91
81 68
61 53
37 21
10
7 5
142
Hal itu akan dicatat bahwa kedua kurva yang di gambarkan di atas tidak bersamaan waktunya. Pada saat respon relatif phototube
tinggi pada panjang gelombang 400 nm, respon relatif keseluruhan instrumen yang mengarah ke panjang gelombang ini, rendah.
Spektrometer menunjukkan respon relatif yang jauh lebih besar pada 525 nm dari pada yang akan diharapkan dari mempertimbangkan
respon phototube saja. Perbedaan tersebut kebanyakan berada pada bagian sumber cahaya. Sebagai contoh, walaupun phototube
mempunyai respon tinggi terhadap cahaya 400nm, sumber cahayanya sangat lemah memancarkan cahaya 400 nm, maka
respon sebenarnya dari spektrometer terhadap cahaya tersebut menjadi rendah.
Dari dua kurva di atas, hitung intensitas relatif dari emisi lampu tambahkan faktor kecil sebagai atribut pada optik pada
spetrum sinar tampak, dengan cara berikut ini. Pada setiap panjang gelombang yang dipelajari pisahkan antara “respon relatif total” dan
“respon relatif detektor”. Hal ini akan memperoleh deretan angka- angka yang menunjukkan pentingnya “intensitas relatif lampu” pada
berbagai panjang gelombang, sebagian besar angka-angka tersebut mendekati angka 3.0.
Untuk merubah angka-angka relatif menjadi sebuah skala dimana angka maksimumnya 100, kalikan setiap angka dengan
suatu faktor 1003. Dengan demikian
Intensitas relatif lampu
3 100
Detektor Respon
Instrumen Respon
× =
Nilai tepat yang diperoleh untuk sebagian panjang gelombang tidaklah penting; yang penting terletak pada bagaimana perubahan
nilai tersebut dari panjang gelombang satu ke panjang gelombang yang lain.
Buatlah kurva pada grafik yang sama seperti di atas, sebagai
143
kurva “Intensitas relatif lampu” sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Akhirnya, seluruh bagian atas grafik menunjukkan warna yang terlihat pada berbagai panjang gelombang.
Diskusikan dengan asisten lab.
Tugas 3. – Transmitansi, Absorbansi, dan warna
a. Menguji skala transmitansi dan absorbansi pada intrumen
“Unicam SP500” dan “Bausch Lomb Spectronik 20”. Pada instrumen ini skala transmitansi nya linier tetapi skala
absorbansinya logaritmik. Karena itu lebih mudah membaca skala transmitansi, dan lebih teliti membaca pada
transmitansi rendah dari pada membaca angka absorbansi tinggi.
Oleh karena itu, ketika mengunakan instrumen dengan skala absorbansi logaritmik, baca nilai transmitansinya dan hitung
absorbansi menggunakan: A = - log T.
b. Menggunakan instrumen SP500 atau Spektronik-20, tentukan
panjang gelombang pada 500 nm dan ukur transmitansi dari dua kuvet bersih berisi akuades. Pilih kuvet yang
transmitansinya paling tinggi sebagai larutan referensi. Siapkan 100 ml larutan KMnO4 15 ppm dalam H
2
SO
4
0,5M dari 100 ppm larutan permanganat yang disediakan; tambahkan 10 ml H
2
SO
4
5M. Larutan referensinya H
2
SO
4
0,5M dalam akuades. Ukuran spektrum larutan diatas 400 nm sampai 625 nm
dengan mengambil persentase transmitansi yang dibaca pada interval sebagai berikut:
400 – 500 nm dengan interval 10 nm 500 – 575 nm dengan interval 5 nm
144
575 – 625 nm dengan in terval 10 nm Jangan lupa untuk “reset” pembacaan 100T setiap pergantian
panjang gelombang. Gambarkan grafik spektrum sebagai T terhadap panjang
gelombang dan absorbansi terhadap panjang gelombang pada selembar kertas grafik yang sama.
Menunjuk hasil dari tugas 1a untuk menjelaskan mengapa larutan ini berwarna ungu.
Diskusikan dengan asisten lab.
Tugas 4. – Koreksi Kuvet Cell
Ambilah 4 kuvet 10 ml yang bersih. Masing-masing diisi H
2
SO
4
0,5M dan ukur transmitansi nya menggunakan instrumen Unicam SP500 pada panjang gelombang 525 nm. Pilih kuvet yang
mempunyai transmitansi tertinggi dan gunakan sebagai referensi untuk set 100T. Ukur transmitansi setiap kuvet lainnya dan ubah
ke nilai absorbansi. Tanyalah asisten lab jika ada cell yang nilainya dibawah 97T.
Pada instrumen single beam, perbedaan transmitansi antar kuvet digunakan untuk mengukur larutan sampel dan yang
digunakan sebagai referensi harus di koreksi. Koreksi kuvet ini harus dipakai ketika diperlukan pengukuran
kuatitatif dan perlu dibuatkan yang baru jika menggunakan panjang gelombang yang berbeda.
Diskusikan berikut ini dengan asisten lab: i.
Perlunya koreksi cell ii.
Mengapa koreksi cell diubah ke absorbansi iii.
Apakah koreksi cell harus ditambahkan ke atau
dikurangkan dari pembacaan absorbansi yang tak terkoreksi.
145
Tugas 5. – Hukum Beer dan Stray light
Siapkan seteliti mungkin larutan potassium permanganat dalam H
2
SO
4
0,5M berikut: 5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm KMnO
4
menggunakan 100 ppm stok 30 ppm, 60 ppm, 100 ppm dan 200 ppm KMnO4 menggunakan
1000 ppm stok Jangan lupa untuk menambahkan asam sulfat. Juga tambahkan
secukupnya H
2
SO
4
10M hingga larutan menjadi 0,5M setelah diencerkan atau gunakan 0,5 M H
2
SO
4
sebagai pengencer.