2.5.2. Keterampilan
Menurut Suryanto 2008, seorang pemimpin dituntut memiliki keterampilan khusus yang bersifat manajerial sesuai tingkatan kedudukan
dalam organisasi. Keterampilan pemimpin dibedakan tiga jenis yaitu : 1. Kerampilan yang bersifat teknis: kesanggupan untuk mengerti dan
megerjakan aktifitas teknis. 2. Keterampilan hubungan antar manusia: kesanggupan untuk bekerja
sama dengan orang lain sebagai anggota kelompok yang dipimpinnya.
3. Keterampilan yang bersifat konseptual: kesanggupan untuk menggunakan konsep-konsep yang ada dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya.
2.6. Kepala Ruangan Sebagai Pemimpin Keperawatan
2.6.1. D
efenisi Kepala Ruangan
Menurut Holander 1978, dalam Nursalam, 2007, menjabarkan bahwa kepala ruangan atau pemimpin keperawatan merupakan
pengelolaan keperawatan dalam merencanakan, mengarahkan serta mengawasi sumber daya sehingga dapat memberikan pelayanan yang
efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Pemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggunakan proses penyelesaian
masalah, mempertahankan kelompok secara efektif, mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kemampuan komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif dan kemampuan mengembangkan identitas
kelompok.
2.6.2. Fungsi dan tugas Kepala Ruangan Sebagai Pemimpin
Menurut Suryanto 2008, dilihat dari sudut orientasi maka fungsi dan tugas pimpinan terbagi dalam orientasi tugas dan orientasi hubungan
antar manusia HAM. Fungsi dan tugas pimpinan adalah :
1. Orientasi tugas a. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan.
b. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh atasan maupun staf.
c. Membuat pengawasan, memberikan pengarahan dan bimbingan.
d. Bertanggung jawab atas pekerjaanya dan pekerjaan orang lain. e. Mendukung kerjasama dan partisipasi staf.
f. Mengevaluasi hasil dan menganalisa kekuatan dan kelemahan stafperawat.
Universitas Sumatera Utara
2. Orientasi HAM a. Memberi dorongan dengan sikap bersahabat
b. Mengungkapkan perasaan yang dialami c. Mendamaikan mempertemukan pendapat yang berbeda
d. menyelesaikan konflik. e. Menentukan aturan main.
Kemudian berdasarkan orientasi fungsi dan tugas pemimpin tersebut, maka aktifitas kepemimpinan dapat digolongkan dalam empat
aspek : a. Memberikan pengarahan
b. Melakukan supervisi c. Melakukan koordinasi
d. Memberikan moivasi Dalam melaksanakan tugasnya, kepala ruangan mempunyai
wewenang antara lain sebagai berikut : a. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan
b. Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksana staf keperawatan
c. Mengawasi, mengendalikan, menilai, dan pendayangunaan tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan
diruang rawat.
Universitas Sumatera Utara
d. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala ruangan.
e. Menghindari rapat berkala dengan kepala instalasi kepala rumah sakit untuk kelancaran pelaksana pelayanan
keperawatan Suryanto, 2008 Guna mendapatkan kontribusi karyawan yang optimal, menejer
memahami secara mendalam strategi untuk mengelola, mengukur dan meningkatkan kinerja yang dimulai terlebih dahulu dengan menentukan
tolak ukur kinerja. Dalam meningkatkan kinerja staf perawatan , Chintya Chew dalam tulisannya berjudul “ Be A Better Boss” yang dimuat dalam
The Straits Tunes 1998, dalam Kuntoro, 2010, menyatakan bahwa ada sebelas hal yang harus dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan atau
staf untuk dapat meningkatkan kinerjanya, yaitu : 1. Pemberian instruksi yang jelas. Staf perlu mengetahui secara jelas
apa yang dinginkan melalui penjabaran kegiatan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
2. Belajar untuk menjadi mendengar yang baik. Sering kali pemimpin tidak mau untuk mendengarkan ‘‘keluhan’’ stafnya. Akibatnya
pemimpin akan kehilangan informasi yang semestinya sangat bermamfaat untuk perkembangan ke arah kemajuan yang
diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengahargai staf yang berprestasi, bila staf melakukan kegiatan yang berprestasi, informasikan pada atasan anda dan hargai
mereka. 4. Mengetahui kapan dan dimana memberi kritik. Memberitahu staf
bila mereka baik atau sebaliknya. Tidak mengkritik orang atau staf anda di depan orang lain.
5. Memberikan perhatian terhadap pengembangan karier bawahan. Pemimpin selayaknya memberikan bimbingan kepada stafnya
untuk memperoleh cara-cara yang sesuai dalam meningkatkan kariernya.
6. Pemberian tantangan untuk produktivitas, antusiasme kinerja, motivasi terbaik adalah tantangan untuk pekerjaan.
7. Selalu melakukan komunikasi dengan bawahan. Pemimpin harus mampu mengembangkan komunikasi dua arah dengan stafnya,
pemimpin harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh bawahan.
8. Menghargai bawahan, pada banyak kondisi mintalah masukan atau pendapat staf mengenai hal apapun terutama dalam pengambilan
suatu keputusan, dan hindarkan membuat keputusan yang otoriter. 9. Tetaplah konsisten, perilaku yang tidak konsisten hanya akan
membuat staf menjadi bingung dan pasif dalam menghadapi tugas yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
10. Berlaku adil, pemimpin harus mampu memberlakukan stafnya secara adil. Perilaku diskriminatif akan menghancurkan moral
karyawan dan menurunkan produktivitas kerja. 11. Tahu bagaiman berkata ‘‘tidak’’. Pemimpin harus mampu
mengatakan tidak, terutama yang menyangkut visi dan misi dengan demikian, pimpinan harus mampu memberikan alasan
yang kuat mengapa harus menolak suatu keputusan atau usulan tertentu dari stafnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada tinjauan kepustakaan maka untuk melihat bagaimana pengaruh efektivitas kepemimpinan kepala ruangan terhadap
komitmen organisasi pada perawat pelaksana di ruangan rawat inap RSU Mitra Sejati Medan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep
yang dikemukakan oleh Davis1985, yang menjelaskan ada enam sifatciri yang akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif yaitu:
dorongan dalam diri penggerak, integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan tentang bisnis, kecerdasan emosi.
Sedangkan untuk melihat pengaruhnya terhadap komitmen menggunakan indikator komitmen organisasi yang dikemukakan oleh
Meyer Allen 1990 yang membagi komitmen organisasi menjadi tiga macam atas dasar sumbernya, yaitu : Continuance commitment,
Normative commitment, Affective commitment.
Universitas Sumatera Utara