Pembelajaran Konvensional Pemahaman Konsep Matematika

15 Dari beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan dengan metode Mind Mapping dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya, metode Mind Mapping adalah metode pembelajaran yang membantu siswa dalam menggali inti-inti yang penting dari materi pelajaran dengan membuat ringkasan materi menjadi bentuk yang sederhana dan menarik. Metode Mind Mapping dapat digunakan dalam proses pembelajaran karena teknik belajar dengan Mind Mapping merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam metode Mind Mapping terdiri dari overview tinjauan menyeluruh dimana guru mempersiapkan siswa untuk siap belajar, preview tinjauan awal siswa siap belajar bersama teman dalam kelompok, inview tinjauan mendalam siswa mengelaborasi dan mengeksplorasi materi yang dipelajari dengan memanfaatkan lingkungan belajar, dan review tinjauan ulang siswa menkonfirmasi ilmu yang diperoleh melalui Mind Mapping yang mereka buat sehingga membantu siswa dalam memahami materi dalam proses pembelajaran.

4. Pembelajaran Konvensional

Menurut Sukarman 2008: 5 pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang menggunakan metode ceramah atau ekspositori, dimana guru mendominasi kelas dan sebagai pusat belajar. Pembelajaran konvensional lebih sering diper- gunakan dalam pembelajaran dikarenakan pembelajaran ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dengan peralatan yang sederhana, dan dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar. 16 Menurut Djamarah 1996 metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran, metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran yang bersifat klasikal dimana pemahaman siswa dibangun berdasarkan hafalan, metode yang digunakan berupa ceramah, contoh, dan latihan soal.

5. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman berasal dari kata paham, dalam kamus besar bahasa Indonesia Depdiknas, 2008 paham berarti mengerti benar, tahu benar. Sehingga pema- haman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara atau perbuatan memahami. Pemahaman akan suatu konsep terutama dalam matematika sangatlah penting. Menurut Soedjadi 2000: 13 konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Konsep berhubungan dengan definisi dan definisi merupakan ungkapan yang membatasi suatu konep. Hamalik 2002: 164 menjelaskan peranan konsep dalam suatu pembelajaran terangkum sebagai berikut. 1. Konsep mengurangi kerumitan lingkungan. 2. Konsep membantu siswa untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar mereka. 17 3. Konsep dan prinsip untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat menggunakan konsep-konsep yang telah dimilikinya untuk mempelajari sesuatu yang baru. 4. Konsep mengarahkan kegiatan instrumental. 5. Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran. Ditinjau dari segi fungsi, Sutton dan Hayso dalam Wanhar, 2008 mengungkapkan bahwa konsep matematika terbagi menjadi tiga golongan, yaitu konsep yang memungkinkan siswa dapat mengklasifikasikan obyek-obyek, konsep yang memungkinkan siswa untuk dapat menghubungkan konsep satu dengan yang lainnya, dan konsep yang memungkinkan siswa untuk menjelaskan fakta. Menurut Gagne dalam Wanhar, 2008 penggolongkan konsep matematika ditinjau dari segi bentuknya menjadi dua golongan, yaitu konsep berdasarkan pengamatan dan berdasarkan definisi. Hal ini dapat diartikan bahwa suatu konsep matematika sangat berguna bagi ketercapaian suatu tujuan pembelajaran. Hal ini serupa dengan Hamalik 2002: 164 yang menjelaskan bahwa konsep dapat berguna dalam suatu pembelajaran, yaitu untuk mengurangi kerumitan, membantu siswa mengidentifikasi obyek-obyek yang ada, membantu mempelajari sesuatu yang lebih luas dan lebih maju, dan mengarahkan siswa kepada kegiatan instrumental. Berdasarkan pemaparan J.S. Bruner dalam Simanjuntak, 1992: 70 dalam teori belajar matematikanya menyatakan bahwa belajar matematika adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya, karena langkah permulaan belajar konsep, pengertian atau pemahaman akan lebih melekat bila kegiatan-kegiatan yang menunjukkan representasi model konsep dilakukan oleh siswa sendiri dan antara 18 pelajaran yang lalu dengan yang dipelajari harus ada kaitannya. Sedangkan Dines dalam Simanjuntak 1992: 72 menyatakan bahwa pembelajaran matematika menekankan pengertian atau pemahaman, dengan demikian anak diharapkan akan lebih mudah mempelajarinya dan lebih menarik. Lebih lanjut Dines dalam Simanjuntak 1992: 72 menyatakan supaya pemahaman akan konsep-konsep matematika dapat dipahami oleh siswa lebih mendasar harus diadakan pendekatan belajar dalam mengajar antara lain: a. Siswa yang belajar matematika harus menggunakan benda-benda konkret dan membuat abstraksinya dari konsep-konsepnya. b. Materi pelajaran yang diajarkan harus ada hubungannya atau pengaitan yang sudah dipelajari. c. Supaya siswa memperoleh sesuatu dari belajar metematika harus mengubah suasana abstrak dengan menggunakan simbol-simbol. d. Matematika adalah ilmu seni kreatif oleh karena itu harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni. Membicarakan konsep matematika tidak lepas dari karakteristik matematika, berdasarkan Marsigit 2011 karakteristik matematika sekolah terangkum sebagai berikut: 1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan, sehingga dalam pembelajaran matematika kegiatannya adalah melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan matematika, melakukan percobaan matematika dengan berbagai cara, menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan, pengelompokan dalam matematika, menarik 19 kesimpulan umum membuktikan rumus, dan menemukan hubungan antara pengertian matematika yang satu dengan yang lainnya. 2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan, sehingga dalam pembelajaran matematika kegiatannya adalah memiliki inisiatif dalam menyelesaikan soal matematika, memiliki sifat rasa ingin tahu, keinginan bertanya, menyanggah dan kemampuan memperkirakan, adanya usah menemukan struktur dan desain matematika, dan mau mencoba menyelesaikan persoalan matematika dalam berbagai metode. 3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah, sehingga pembelajaran matematika lingkungan belajar hendaknya merangsang timbulnya persoalan matematika, mau memecahkan persoalan dengan caranya sendiri dengan mengumpulkan berbagai informasi, dan memerlukan kegiatan berpikir logis, konsisten, sistematis, dan membuat catatan; memiliki kemampuan dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk memecahkan persoalan matematika, serta mau mempelajari cara menggunakan berbagai alat peraga matematika seperti: jangka, kalkulator, penggaris, busur derajat, dan sebagainya. 4. Matematika sebagai alat berkomunikasi, sehingga dalam pembelajaran matematika mau berusaha mengenali dan menjelaskan sifat-sifat matematika, berusaha membuat contoh-contoh persoalan matematika sendiri, mengetahui alasan mengapa siswa perlu mempelajari matematika, mendiskusikan penye- lesaian soal-soal matematika dengan teman yang lain, mengerjakan contoh soal dan soal-soal matematika dan menjelaskan jawaban siswa kepada teman yang lain. 20 Sehingga pemahaman konsep matematika dapat diartikan sebagai keadaan dimana siswa memahami atau mengerti ide-ide serta dalam pembelajaran nmatematika siswa dapat mengekspresikan karakteristik matematika. Dalam penelitian ini, hasil belajar diperoleh berdasarkan hasil tes pada pemahaman konsep matematika siswa. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika adalah siswa mampu: 1. Menyatakan ulang suatu konsep. 2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai de- ngan konsepnya. 3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep. 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep. 6. Menggunakan,memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Sehingga dari beberapa tinjauan di atas pemahaman konsep matematika dimana keadaan dimana siswa memahami atau mengerti ide-ide yang ada pada materi matematika dapat dilihat pencapaiannya apabila telah memenuhi kriteria pemahaman konsep matematika. Kriteria tersebut adalah siswa mampu menyatakan ulang suatu konsep, siswa mampu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, siswa mampu memberi contoh dan non-contoh dari konsep, siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, siswa mampu mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup, siswa mampu menggunakan atau memilih prosedur tertentu dalam menyelesaikan soal, dan siswa mampu mengaplikasikan konsep yang diterima untuk memecahkan masalah. 21

B. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 61

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas V SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 68

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 7 68

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 58

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 58

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39