Kemiskinan Pengertian Miskin KERANGKA TEORI

wajib belajar tersebut harus bermutu dan sesuai dengan standar nasional”.18 Jadi, penulis menyimpulkan bahwa untuk itulah kalangan pemerintahan harus membebaskan biaya pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan menengah, melalui sekolah gratis yang tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang menginginkan sekolah gratis dan merupakan trobosan untuk menanggulangi masalah anak-anak yang tidak sekolah atau menurunkan angka putus sekolah yang dalam jangka panjang dapat mengurangi angka kemiskinan.

5. Kemiskinan

1. Pengertian Miskin

Al-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan miskin adalah seorang yang tidak memiliki sesuatu apapun.19 Imam Syafii berpendapat orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. K.H Ali Yafie menjelaskan bahwa orang miskin adalah orang memiliki harta atau memiliki pekerjaan atau memiliki keduannya, tetapi 18 Siti Wahyuni, Pelaksanaan Pemberdayaan Pendidikan Anak Jalanan dan Duafa Melalui Program Sekolah Gratis Oleh Yayasan Bina Insana Mandiri di Terminal Depok Jawa Barat, Skripsi S1 Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2012, h. 67. 19 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Pesrspektif al- Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin Pemeberdayan MasyarakatJakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006,h.134. harta atau hasil dari pekerjaanya itu hanya mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.20 Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinnya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisik dalam kelompoknya tersebut.21 Sedangkan menurut antropolog Parsudi Suparlan, masyarakat miskin adalah sekelompok manusia yang kehidupan serta pendapatan sehari – harinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok sehingga kehidupan mereka serba kekurangan.22 Sehingga dapat penulis simpulkan kemiskinan adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan satu rumah namun salah satunya tidak berfungsi sehingga tidak memiliki harta, tidak memiliki pekerjaan tetap, dan penghasilannya itu tidak mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok dan sehari- harinnya didalam keluarga tersebut. 2. Faktor penyebab kemiskinan 20 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Pesrspektif al- Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin Pemeberdayan MasyarakatJakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006,h.136 21 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suat Pengantar Jakarta: Rajawali Pers, 1987,h.349. 22 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995,h76. Kemiskinan adalah kompleksitas walaupun pada dasarnya kemiskinan adalah berawal dari masalah pribadi. Masalah kemiskinan mempunyai keterkaitan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat..23 Dapat di pahami bahwa masalah –masalah yang dihadapai oleh masyarakat sangat beragam dan faktor-faktor yang menjadi latar blakang kemiskinan dapat dikatakan berasal dari faktor internal dan eksternal. Secara mendasar penyebab kemiskinan itu ada dua yaitu: pertama, penyebab yang disebabkan oleh individu. Dalam hal ini individu tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk berekreasi yang didasari oleh rendahnya pendidikan sehingga individu tersebut tidak dapat bereaksi. Kedua, penyebab yang disebabkan oleh garis struktural yang ada. Masyarakat miskin memiliki keterbatasan akses dan kesempatan karena telah terjadinnya diskriminatif.24 3. Ciri-ciri kemiskinan Kemiskinan mempunyai beberapa ciri diantarannya:25 1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar pangan, sandang, dan papan. 2. Ketidakaadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan, sinitasi, air bersih, dan transportasi. 3. Ketiadaan jaminan masa depan karena tiadannya investasi untuk pendidikan dan keluarga. 23 Amrullah Ahmad, Islamisasi Ekonomi, Yogyakarta: PT Rosda Karya, 1985, h.109. 24 Lidya Melawati, Evaluasi Program LayananKesehatan Rumah Bersalin Gratis RBG Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur, Skripsi S1 Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2011, h.30. 25 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.132. 4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal. 5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan alam. 6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencarian yang berkesinambungan. 7. Ketidakampuan dan ketidakberuntungan sosial anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil. 8. Kemiskinan dan pendidikan Dalam kemiskinan sangat berkaitan dengan pendidikan, ada dua penjelasan yang mengatakan sangat terkait, yaitu hubungan pendidikan sebagai pengentasan kemiskinan dan pendidikan untuk masyarakat miskin. sebagai berikut. 1. Hubungan Pendidikan sebagai Pengentasan Kemiskinan Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pointer dalam pembangunan masa depan suatu bangsa. Jika dunia pendidikan suatu bangsa jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia suatu bangsa. Karena itu, setiap bangsa yang ingin maju, maka pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama. Karena dengan pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang handal yang mempunyai pemikiran menuju kedepan yang nantinya tentu akan meningkat derajat bangsa.26 Salah satu hal yang menjadi sangat penting yaitu mengatasi hal tersebut di atas, adalah pemerintah sekarang ini untuk lebih memperhatikan sektor pendidikan. Bagaimana pemerintah misalnya mau menempatkan persoalan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam pengambilan kebijakannya. Pembangunan pendidikan adalah modal utama dalam membangun suatu bangsa. Sebab, pendidikan terkait dengan kualitas SDM. Maka, jika bangsa ini ingin maju, pembangunan dunia pendidikan adalah syarat mutlak yang harus dilakukan. 2. Pendidikan untuk Masyarakat Miskin Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa atau yang kecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Artinya, mereka mau mengurangi kualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan pendidikan anak-anaknya.27 Negeri ini telah lebih dari 20 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 10 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada bangsa untuk memasuki 26 Torsten Husen, Masyarakat Belajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 3. 27 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, h. 35. sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat banyak bahkan gratis. Demi sekolah dasar inilah anak bangsa dengan diberikan tiga kemampuan dasar, yaitu baca, tulis, dan hitung, serta dasar bagi pengetahuan lain. Setiap wajib belajar pasti akan dimulai dari jenjang yang terendah, yaitu sekolah dasar, Sangat jelas bagi adannya korelasi antara kemiskinan dan pendidikan. Karena miskin, tidak bisa bersekolah, lalu tidak dapat megubah nasib. Bagaimana pun, stigma pendidikan mahal jadi melekat di benak masyarakat. Jangankan sekolah mengubah, apalagi perguruan tinggi, untuk memasuki sekolah tingkat dasar pun membutuhkan biaya yang sangat tinggi.28 Karena itu diciptakan sekolah – sekolah terpadu yang murah atau bahkan peserta didik tidak dikenakan biaya sama sekali untuk mendapatkan pendidikan. Agar masyarakat miskin dapat ikut andil dalam proses pembangunan dan mendapatkan bekal keilmuan dari tingkat dasar, menengah dan sampai tingkat tinggi, sama dengan penelitian yang peneliti akan lakukan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. 28 Torsten Husen, Masyarakat Belajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 5 – 6.

3. Standar Pendidikan Nasional