HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENUTUP TEMUAN DAN ANALISIS

program, tujuan program, macam – macam program, manfaat dan kegunaan evaluasi program pengertian evaluasi program, pelaksanaan evaluasi program, pengertian sekolah gratis, pengertian keluarga miskin definisi keluarga dan definisi miskin, faktor penyebab kemiskinan, kemiskinan dan pendidikan, pendidikan untuk masyarakat miskin, teori kemiskinan, pemberdayan masyarakat dan pembangunan sosial. BAB. III GAMBARAN UMUM LEMBAGA Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang berdirinya Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, visi dan misi, struktur organisasi, pendapatan dana dan yang berkaitan dengan kelembagaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan membahas tentang proses evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dan hasil evaluasi.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dari hasil penelitian evaluasi pelaksanaan program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dan saran-saran untuk perbaikan ke depan bagi Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, peneliti, fakultas dan jurusan. DAFTAR PUSTAKA 21

BAB II KERANGKA TEORI

1. Evaluasi

1. Pengertian Evalauasi Evaluasi adalah mengidentifikasikan keberhasilan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal ada dua tipe evaluasi, yaitu evaluasi terus-menerus on-going evaluation dan evaluasi akhir expost evaluation. Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan pada interval periode waktu tertentu, misalnya per-triulan atau per-semester selama proses implementasi biasanya pada akhir phase atau tahap suatu rencana. Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi biasannya difokuskan pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.1 Sedangkan menurut terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, evesiensi dan dampak suatu proyek dikatakan dengan tujuan- tujuan yang telah ditetapkan, sementara Fink dan Kocekoff memberikan devinisi evaluasi adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program.2 Kemudian Stufflebeam juga membedakan Proakticitive Evaluation untuk melayani pemegang keputusan, dan Retroactive Evaluation untuk 1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, h. 119 22 Fredy S. nggao, Evaluasi Program Jakarta: Nyansa Mandiri, 2003, h. 15. keperluan pertanggung jawaban. Evaluasi dapat meliputi dua fungsi, yaitu fungsi formatif, evaluasi yang dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan program, orang, produk, dan sebagainya. Fungsi sumatif, yaitu evaluasi dipakai untuk petanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.3 Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan praktek profesi.4 Dari beberapa pengertian menurut Para Ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum, dan juga evaluasi dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasikan menganalisa suatu fenomena dalam bentuk sebuah hasil keberhasilan, kegagalan suatu rencana kegiatan atau program hingga interpretasi menafsirkan data atau informasi yang diperoleh melalui pengukuran. 3 Farida Yusuf Tayibnapis. M.Pd., Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008, h. 3. 4 Wirawan, MSL, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, h. 30. 2. Jenis – Jenis Evaluasi Seperti jenis penelitian lainnya, evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan desain atau konstelasi evaluasi tertentu. Desain evaluasi adalah kerangka proses melaksanakan evaluasi dan rencana menjaring dan memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh informasi dengan presisi yang mencukupi atau hipotesis dapat diuji secara tepat dan tujuan evaluasi dapat dicapai. Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan oleh ahli salah satunya adalah model cipp context-input-process-product. Model ini dikembangkan oleh stufflebeam, model cipp ini diperkenalkan pada tahun 1971 yang melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi context, dimensi input, dimensi process dan dimensi product.5 Selain itu menurut Pietrzak, dkk didalam buku Isbandi Rukminto Adi mengemukakan 3 tipe evaluasi, yaitu evaluasi input inputs, evaluasi proses process, dan evaluasi hasil outcoms. 6 dalam penelitian yang dilakukan penulis hanya menjelaskan evaluasi input. Evaluasi Input Evaluasi ini menfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Ada tiga unsur variable utama yang terkait dengan evaluasi input adalah klien, staf, dan program. Variable klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti suasana konstelasi keluarga dan beberapa anggota yang ditanggung. Variable staf meliputi 5 Farida Yusuf Tayibnapis. M.Pd., Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, h. 12. 6 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003, h.189. aspek demografi dari staf, seperti latar belakang pendidikan staf dan pengalaman staf. Sedangkan variable program meliputi aspek tertentu seperti lamanya waktu yang diberikan, dan sumber – sumber rujukan yang tersedia. Selain itu dari buku evaluasi pendidikan, evaluasi di bagi dalam beberapa jenis salah satunya evaluasi input yaitu evaluasi terhadap siswa mencakup kepribadian, sikap, dan keyakinan. Tujuan utama input adalah untuk menentukan bagaimana memanfaatkan input dalam mencapai tujuan program selain itu dilihat dari7: 1. Biaya 2. Hambatan-hambatan 3. Sarana prasarana 4. Kualitas staf yang mampu mendukung kegiatan belajar Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda- beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam bahwa evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya mendefinisikan bahwa evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang sistematis tentang keberhasilan suatu tujuan. Sedangkan Djaali, Mulyono dan Ramli 2000 mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai proses 7 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan Surabaya: Usaha Nasional, 1986, h.13 menilai sesuatu berdasarkan standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi.8 Dari beberapa teori yang ada diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu sudah dicapai dan merupakan suatu proses untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh manatujuan program sudah dicapai. Dari pemaparan di atas penulis akan mengkerucutkan pembahasan penelitian pada evaluasi input. Evaluasi input merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumber daya yang berguna dalam mencapai tujuan program. Evaluasi input meliputi analiasis personal Staf dan Siswa yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber- sumber yang berguna, alternatif-alternatif yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. 5. Indikator Evaluasi Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator dapat membentuk ukuran, angka, atribut, atau pendapat yang dapat menunjukan suatu keadaan.9 Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam mengevaluasi suatu program harus memilih dan memahami pendekatan 8 Farida Yusuf Tayibnapis. M.Pd., Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, h. 12. 9 Wirawan, MSL, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2011, h. 25. untuk melakukan penilaian secara sistematis terhadap pelaksanaan program, penulis akan menggunakan teori evaluasi yang digunakan Isbandi Rukminto bahwa evaluasi input meliputi variabel klien demografi siswa, keluarga dan beberapa anggota yang ditanggung, variable staf demografi dari staf, seperti latar belakang pendidikan staf dan pengalaman staf, sedangkan variable program meliputi aspek tertentu seperti lamanya waktu yang diberikan, dan sumber –sumber rujukan yang tersedia. dan dari menggunakan teori Wayan Nurkencana evaluasi input meliputi biaya, hambatan-hambatan, sarana prasarana, serta Kualitas staf yang mampu mendukung kegiatan belajar, diperkuat dari hasil data dinas pendidikan dan kebudayaan bahwa standar dari siswa, staf dan program apakah serupa dengan yang peneliti akan lakukan mengenai evaluasi program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, yang akan penliti tuangkkan mengenai evaluasi input pada BAB IV.

6. Program

1. Pengetian Program Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga, bahkan Negara. Menurut Suharsimi Arikunto program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksankan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.10 10 Suharsimi Arikunto, “Penilaian Program Pendidikan”,.h.1. Program adalah seperangkat aktivitas atau kegiatan yang ditunjukan untuk mencapai suatu perubahan tertentu terhadap kelompok sasaran tertentu.11 2. Tujuan Program Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian. Jika suatu program tidak memiliki tujuan yang bermanfaat, maka program itu tidak perlu dilaksanakan, karena tujuan menentukan apa yang akan diraih oleh suatu program. 3. Macam–macam Program Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek, program ditinjau dari:12 1. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah beberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan suka rela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. 2. Jenis, ada program pendidikan, program pemberdayaan, program koperasi, program kemasyarakatan, dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari jangka yang bersangkutan. 3. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 4. Keluasaan ada program sempit dan program luas. 11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakkan Rakyat Bandung: Refika Aditama, h. 120. 12 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h.2. 5. Pelaksanaanya ada program kecil ada program besar. 6. Sifatnya, ada program penting ada program tidak penting. 7. Manfaat dan Kegunaan Evaluasi Program.

8. Evaluasi Program

Evaluasi program merupakan proses pemeriksaan dan penilaian sebuah program untuk mngetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator yang hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan informasi.13 Menurut Wayan Nurkacana evaluasi program yaitu agar mengetahui sejauhmana hasil yang telah dicapai oleh suatu program, maka harus melakukan evaluasi, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur dan menilai sebuah hasil dari suatu program atau kegiatan.14 Jadi, menurut penulis bahwa evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, evektivitas, atau kecocokan, sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan juga membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program atau perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan informasi. 13 Ismul Azham, Evaluasi Pelaksanaan Program Buku Bacaan Taking Book di Yayasan Mitra Netra Lebak Bulus Jakarta Selatant, Skripsi S1 Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2011, h.19. 14 Wayan Nurkacana, Evaluasi Pendidikan ” Surabaya: Usaha Nasional, 1976, h.85.

9. Pengertian Pendidikan

Dalam buku Isbandi Rukmianto Adi mengatakan bahwa upaya pembangunan merupakan suatu pemberdayaan denga berbagai bentuk dan versinya, pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat ataupun kesejahteraan sosial, spicker menggambarkan sekurang- kurangnya ada lima aspek utama yang harus diperhatikan. Kelima aspek ini dikenal dengan nama “big five”. Yaitu, kesehatan, perumahan, jaminan sosial, pekerjaan sosial, dan pendidikan.15

10. Sekolah Gratis

1. Pengertian Sekolah Gratis Sekolah gratis sebagai tempat atau lembaga terjadinya proses pembelajaran, pendewasaan, dan social peserta didik dibawah tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam lembaga tersebut kepala sekolah, staff, murid, dll dimana beban biaya tidak dibebankan kepada orang tua siswa. Tujuan didirikannya sekolah menurut Malik Fajar, minimal untuk memenuhi tiga hal, yaitu: pertama, sarana implementasi kebijakan pendidikan, yang dikembangkan melalui sistem yang berlaku secara nasional. Kedua, memenuhi dan mewujudkan pendidikan nasional yang memumpuni secara akademik bermutu dan bertaraf. Ketiga, untuk mengembangkan visi dan misi kehidupan”Modern”.16 15 Isbandi Rukmianto Adi, Intervensi Komunitas dan Pembangunan Masyarakat Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, h. 3. 16 Syaukani H.R, Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan, Jakarta: Nuansa Madani, 2002, cet 1 h.80. Selain itu, Alisuf Sabri berpendapat bahwa fungsi atau peran sekolah pada umumnya adalah:17 1. Mempertajam dan mencerdaskan intelek anak. 2. Penyempurnaan dalam batas–batas tertentu pendidikan dalam keluarga maupun keagamaan. 3. Sekolah juga berfungsi sebagai pewaris dan pemelihara kebudayaan, serta mengembangkan pribadi anak didik dengan mendidik dan mengajar, serta memperbaiki memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawanya dari keluarga. 1. Landasan Hukum Sekolah Gratis Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang merupakan bagian dari hak ekonomi, sosial, dan budaya atau hak ekonomi social budaya. Rumusan pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia terlihat jelas pada pasal 26 deklarasi hak asasi manusia yang menyatakan: setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus bebas biaya, serta pada tingkat dasar dan tingkat rendah. Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia secara umum dan pendidikan yang lebih tinggi harus sama –sama dimasuki semua orang berdasarkan kemampuan. Lebih lanjut deklarasi HAM tsebut dalam konstitusi pada bagian pembukaan sebagai upaya pemerintah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lanjut 17 M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999, h.51. dirinci dalam pasal 31 UUD 1945 yang telah diamandemen, yang menyatakan: 1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. 2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. 3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keinginan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan undang-undang. 4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan pendidikan nasional. Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia untuk mencapai pendidikan untuk semua education for all. Adapun yang menjadi fungsi dan tujuan wajib belajar diatur lebih lanjut pada pasal 2 PP No. 47 tahun 2008 yang menyebutkan: “Wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara Indonesia. Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga Negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mengenai penyelenggaraan wajib belajar tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Penyelenggara program wajib belajar tersebut harus bermutu dan sesuai dengan standar nasional”.18 Jadi, penulis menyimpulkan bahwa untuk itulah kalangan pemerintahan harus membebaskan biaya pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan menengah, melalui sekolah gratis yang tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang menginginkan sekolah gratis dan merupakan trobosan untuk menanggulangi masalah anak-anak yang tidak sekolah atau menurunkan angka putus sekolah yang dalam jangka panjang dapat mengurangi angka kemiskinan.

5. Kemiskinan

1. Pengertian Miskin

Al-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan miskin adalah seorang yang tidak memiliki sesuatu apapun.19 Imam Syafii berpendapat orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. K.H Ali Yafie menjelaskan bahwa orang miskin adalah orang memiliki harta atau memiliki pekerjaan atau memiliki keduannya, tetapi 18 Siti Wahyuni, Pelaksanaan Pemberdayaan Pendidikan Anak Jalanan dan Duafa Melalui Program Sekolah Gratis Oleh Yayasan Bina Insana Mandiri di Terminal Depok Jawa Barat, Skripsi S1 Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2012, h. 67. 19 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Pesrspektif al- Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin Pemeberdayan MasyarakatJakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006,h.134. harta atau hasil dari pekerjaanya itu hanya mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.20 Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinnya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisik dalam kelompoknya tersebut.21 Sedangkan menurut antropolog Parsudi Suparlan, masyarakat miskin adalah sekelompok manusia yang kehidupan serta pendapatan sehari – harinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok sehingga kehidupan mereka serba kekurangan.22 Sehingga dapat penulis simpulkan kemiskinan adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan satu rumah namun salah satunya tidak berfungsi sehingga tidak memiliki harta, tidak memiliki pekerjaan tetap, dan penghasilannya itu tidak mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok dan sehari- harinnya didalam keluarga tersebut. 2. Faktor penyebab kemiskinan 20 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Pesrspektif al- Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin Pemeberdayan MasyarakatJakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006,h.136 21 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suat Pengantar Jakarta: Rajawali Pers, 1987,h.349. 22 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995,h76. Kemiskinan adalah kompleksitas walaupun pada dasarnya kemiskinan adalah berawal dari masalah pribadi. Masalah kemiskinan mempunyai keterkaitan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat..23 Dapat di pahami bahwa masalah –masalah yang dihadapai oleh masyarakat sangat beragam dan faktor-faktor yang menjadi latar blakang kemiskinan dapat dikatakan berasal dari faktor internal dan eksternal. Secara mendasar penyebab kemiskinan itu ada dua yaitu: pertama, penyebab yang disebabkan oleh individu. Dalam hal ini individu tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk berekreasi yang didasari oleh rendahnya pendidikan sehingga individu tersebut tidak dapat bereaksi. Kedua, penyebab yang disebabkan oleh garis struktural yang ada. Masyarakat miskin memiliki keterbatasan akses dan kesempatan karena telah terjadinnya diskriminatif.24 3. Ciri-ciri kemiskinan Kemiskinan mempunyai beberapa ciri diantarannya:25 1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar pangan, sandang, dan papan. 2. Ketidakaadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan, sinitasi, air bersih, dan transportasi. 3. Ketiadaan jaminan masa depan karena tiadannya investasi untuk pendidikan dan keluarga. 23 Amrullah Ahmad, Islamisasi Ekonomi, Yogyakarta: PT Rosda Karya, 1985, h.109. 24 Lidya Melawati, Evaluasi Program LayananKesehatan Rumah Bersalin Gratis RBG Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur, Skripsi S1 Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2011, h.30. 25 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.132. 4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal. 5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan alam. 6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencarian yang berkesinambungan. 7. Ketidakampuan dan ketidakberuntungan sosial anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil. 8. Kemiskinan dan pendidikan Dalam kemiskinan sangat berkaitan dengan pendidikan, ada dua penjelasan yang mengatakan sangat terkait, yaitu hubungan pendidikan sebagai pengentasan kemiskinan dan pendidikan untuk masyarakat miskin. sebagai berikut. 1. Hubungan Pendidikan sebagai Pengentasan Kemiskinan Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pointer dalam pembangunan masa depan suatu bangsa. Jika dunia pendidikan suatu bangsa jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia suatu bangsa. Karena itu, setiap bangsa yang ingin maju, maka pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama. Karena dengan pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang handal yang mempunyai pemikiran menuju kedepan yang nantinya tentu akan meningkat derajat bangsa.26 Salah satu hal yang menjadi sangat penting yaitu mengatasi hal tersebut di atas, adalah pemerintah sekarang ini untuk lebih memperhatikan sektor pendidikan. Bagaimana pemerintah misalnya mau menempatkan persoalan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam pengambilan kebijakannya. Pembangunan pendidikan adalah modal utama dalam membangun suatu bangsa. Sebab, pendidikan terkait dengan kualitas SDM. Maka, jika bangsa ini ingin maju, pembangunan dunia pendidikan adalah syarat mutlak yang harus dilakukan. 2. Pendidikan untuk Masyarakat Miskin Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa atau yang kecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Artinya, mereka mau mengurangi kualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan pendidikan anak-anaknya.27 Negeri ini telah lebih dari 20 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 10 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada bangsa untuk memasuki 26 Torsten Husen, Masyarakat Belajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 3. 27 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, h. 35. sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat banyak bahkan gratis. Demi sekolah dasar inilah anak bangsa dengan diberikan tiga kemampuan dasar, yaitu baca, tulis, dan hitung, serta dasar bagi pengetahuan lain. Setiap wajib belajar pasti akan dimulai dari jenjang yang terendah, yaitu sekolah dasar, Sangat jelas bagi adannya korelasi antara kemiskinan dan pendidikan. Karena miskin, tidak bisa bersekolah, lalu tidak dapat megubah nasib. Bagaimana pun, stigma pendidikan mahal jadi melekat di benak masyarakat. Jangankan sekolah mengubah, apalagi perguruan tinggi, untuk memasuki sekolah tingkat dasar pun membutuhkan biaya yang sangat tinggi.28 Karena itu diciptakan sekolah – sekolah terpadu yang murah atau bahkan peserta didik tidak dikenakan biaya sama sekali untuk mendapatkan pendidikan. Agar masyarakat miskin dapat ikut andil dalam proses pembangunan dan mendapatkan bekal keilmuan dari tingkat dasar, menengah dan sampai tingkat tinggi, sama dengan penelitian yang peneliti akan lakukan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. 28 Torsten Husen, Masyarakat Belajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 5 – 6.

3. Standar Pendidikan Nasional

1. Kualifikasi Guru Kualifikasi Akademik Pendidik Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dalam hal ini seorang guru yang profesional memiliki kualifikasi sebagai pengajar yaitu29: 1. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional dan memiliki sertifikat pendidik; 2. Kualifikasi akademik guru SMP sekurang-kurangnya S1D-IV, bagi guru yang sudah diangkat tetapi belum memiliki jenjang pendidikan S1D-IV, dan usianya 45 tahun wajib mengikuti program penyetaraan S1 sesuai dengan bidang ilmunya, sehingga pada tahun 2015 seluruh guru sudah berpendidikan S1D-IV. 3. Sehat jasmani dan rohani. 4. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Berbudi pekerti luhur. 6. Memiliki kemampuan dasar dan sikap sekurang-kurangnya: 7. menguasai kurikulum yang berlaku; 8. menguasai seeluruh materi pelajaran yang diampu; 1. menguasai metodologi pembelajaran; 29 Kemndiknas, “standar kualifikasi guru” artikel di akses pada tanggal 28 April 2015 dari http:www.kemdiknas.go.idkemdikbudguru 2. menguasai teknik evaluasi; 3. memiliki komitmen terhadap tugasnya; 4. disiplin dalam pengertian yang luas; dan 5. dapat diteladani. 9. Kualifikasi Siswa Dalam kualifikasi siswa menjadi peserta didik dalam sekolah, mempunyai tanggung jawab dalam belajar, memiliki tingkatan SD dan ijazah sebelum memasuki jenjang SMP, memiliki niat belajar yang tinggi, memiliki rata-rata baik dalam bidang akademik, semua yang diajukan dalam kualfikasi siswa dalam kualifikasi standar pemerintah sama dengan penerimaan yang di lakukan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, yang membedakan hanya semua anak peserta didik di yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro benar-benar tidak dikenakan biaya apaun, sedangkan pemerintah masih dikenakan biaya dalam pembelian seragam dan buku-buku. Selaiin itu dari aspek penerimaan siswa yang dilakukan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dengan Negeri sama-sama melakukan test, wawancara terhadap siswa dan orang tua, serta survey keadaan tempat tinggal siswa. 10. Kualifikasi Program 1. Kurikulum Dinas Pendidikan Nasional Kurikulum Baru 20142015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Mengkaji perubahan kurikulum pendidikan nasional yang rencananya akan diimplementasikan pada tahun ajaran 20142015. Sistem pembelajaran dalam kurikulum baru tersebut nantinya akan bersifat tematik. Kurikulum pendidikan nasional tidak akan pernah sempurna. Pasalnya, perkembangan pendidikan harus menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum itu akan selalu dinamis sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu, pendidikan karakter akan lebih ditekankan pada jenjang pendidikan dasar. Kurikulum pendidikan yang baru akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 20142015, ini merupakan rencana dari Kurikulum Baru 20142015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Dalam kurikulum baru ini lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pengajarannya. Kurikulum yang baru akan banyak mengurangi mata pelajaran bagi siswa. SMP sebanyak tujuh mata pelajaran dan SMA sebanyak 10 mata pelajaran seperti dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kurikulum Baru 20142015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Suyanto. Nama Mata pelajaran SMP meliputi 1. Bahasa Indonesia 2. PPKn 3. Agama 4. Matematika 5. Bahasa Inggris 6. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 7. Ilmu Pengetahuan Alam IPA Meski ada beberapa mata pelajaran yang tidak masuk dalam kurikulum yang baru, bukan berarti mata pelajaran tersebut dihilangkan. Namun, mata pelajaran tersebut akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. Sistem pembelajaran dalam kurikulum baru nantinya akan bersifat tematik. Sehingga akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. 8. Kurikulum Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro Kurikulum yang digunakan pada Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini mengacu pada Kurikulum Nasional dengan cara menginduk ke SMP Negeri 1 Serpong, dengan perubahan sistem belajar mengajar sudah memiliki tentukan dengan kurikulum nasional yang di lakukan dengan Yayasan Ibnu Sina Maleo BIntaro, selain itu juga dipadukan dengan program keterampilan dan program kursus yang menunjang untuk kemampuan siswa dikemudian hari.

9. Alat Ukur Evalusi Input

Evaluasi Input menurut Isbandi dan Wayan Nurkencana ialah evaluasi ini menfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program seperti Klien, Staff, Program selain untuk mengetahui unsur-unsur yang masuk, evaluasi input bertujuan menentukan bagaimana memanfaatkan input dalam mencapai tujuan program selain itu dilihat dariarana-prasarana, biaya, hambatan-hambatan, dan kualitas Staff. Penulis akan membuat alat ukur untuk mengetahui bahwa evaluasi input dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan teori, Kurikulum Baru 20142015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah dengan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Indikator Kualifikasi Klien Yang dikatakan dengan Isbandi 30 bahwa dalam evaluasi input meliputi Demografi klien, dimana terdapat latar belakang klien, usia, terdiri dari berapa bersaudara,dll, Suasana keluarga, dan berapa saudara yang ditanggung, serta suasana lingkungan tempat tinggal klien. dan Kemendikbud mengatakan bahwa kualifikasi siswa yaitu memiliki rata-rata baik dalam bidang akademik, memiliki tingkat kehadiran 75, memiliki Ijazah SD, Usia rata-rata 12 Tahun, jika dari keluarga miskin, harus memiliki kartu miskin, keterangan RTRW, juga pendapatan orang tua dibawah 1juta kebawah, anak dari yatim dan piatu, siap menikuti test, akademik, psikotes, wawancara, dan survey. Staff Berdasarkan ketentuan dalam buku Isbandi31 mengatakan bahwa evaluasi input terdiri dari Staff yang diantarannya membahas menegnai, Aspek dari demografi staff, seperti latar blakang pendidikan staff, dan pengalaman staff adalah setiap guru wajib memenuhi standar kualfikasi akademik dan kopetensi yang berlaku secara nasional, serta memiliki sertfikat pendidik, kualifkasi guru SMP sekurang-kurangnya S1D-IV, usia 45 wajib mengikuti penyetaraan S1 sesuai dengan bidang ilmunya, sehingga pada tahun 2015 seluruh guru sudah berpendidikan S1D-IV, sehat jasmani dan roghani, memiliki kemampuan dasar, menguasai kurikulum yang berlaku, menguasi seluruh materi pelajaran menguasai 30 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003, h.189. 31 Ibid, h.189. metodelogi pembelajaran, menguasi teknik evaluasi, memiliki komitmen dalam tugasnya. Program Berdasarkan ketentuan dalam buku Isbandi32 mengatakan bahwa evaluasi input terdiri dari Program yang diantarannya membahas menegnai, Variable program meliputi aspek tertentu seperti lamannya waktu yang diberikan, dan sumber-sumber rujukan yang tersedia. Dalam KEMENDIKBUD mengatakan bahwa selain adannya mata pelajaran wajib yang dilakukan tingkat SD, SMP, dan SMA mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan program kursus lainnya.Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, selain melakukan KBM juga dipadukan dengan program keterampilan dan program kursus yang menunjang untuk kemampuan siswa dikemudian hari. Biaya Berdasarkan ketentuan dalam buku Wayan mengatakan bahwa evaluasi input terdiri dari Biaya yang diantarannya membahas menegnai sumber pendapatan yang didapat dari Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, Hambatan- Hambatan Dalam aspek hambadan adalah temuan-temuan yang ditemukan peneliti saat melaksanakan penelitian di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, apa saja yang didapat dari penelitian ini, seberapaa jauh dan lamanya hambatan yang ada saat penelitian. Sarana Prasarana Dalam aspek sarana- prasarana adalah fasilitas yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, diberikan dari mana saja fasilitas yang ada di Yayasan, berupa apa saja, apakah semua fasilitas di Yayasan Gratis dan dari siapa saja fasilitas yang diberikan. Sarana- prasarana yang ada di Yayasan sama dengan di sekolah pemerintah semua fasilitas terdiri dari ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang kelas, ruang guru, Taman Bacaan Maleo TBMPerpustakaan, ruang keterampilan, ruang aula, kamar mandi siswa dan guru, semua kebutuhan guru dan siswa sudah terpenuhi dari pendapatan Yayasan yang diperoleh dari mitra kerja kepada 32 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003, h.189. pihak lain. Dari pernyataan diatas bahwa tidak ada yang membedakan kualifikasi siswa karena Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mengacu pada Kurikulum Baru 20142015, Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, serta guru dan staff di tingkat formal sekolah gratis pemerintah dengan sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, dan program. Pendidikan yang rata-rata Stara 1 S1, menguasai kurikulum yang berlaku, dan yang lainnya. Yang membedakan hanya pendidikan formal pemerintah semua guru mendapatkan gaji dan memiliki waktu dan jadwal kerja yang sudah teratur, sedangkan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro semua guru relawan, tidak dibayar Relawan, serta jadwal kerja yang tidak teratur sepertiguru yang mengajar satu mata pelajaran setelah itu mereka tidak mempunyai kegiatan lagi disekolah, semua guru yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro harus memahami mengenai kurikulum nasional walaupun tidak mempunyai latar belakang pendidikan. serta penambahan program keterampilan dan program kursus untuk mengembangkan kemampuan siswa dikemudian hari. 45

BAB III PROFIL LEMBAGA

A. Profil Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

1. Sejarah Berdirinya

Berdirinnya Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro berawal dari kesadaran, bahwa pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Melihat kenyataan bahwa disatu sisi banyak anak keluaga pra sejahtera yang tidak memiliki kesempatan memperoleh pendidikan, sedangkan disisi lain ada warga masyarakat yang memiliki kepedulian serta keikhlasan untuk berbagi. Sejak tahun 29 Juli 2005 diresmikan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dengan Akta Notaris Imelda Nur Pane, SH, No. 97-Juli 2005, dengan mendirikan SMP Terbuka Ibnu Sina SMPT Ibnu Sina, tenaga pengajar seluruh relawan dengan tingkat pendidikan S1, S2, dan S3. Sejak 29 Juli 2009 kami mendapat izin oprasional dari Dinas Pendidikan menjadi Kegiatan Belajar Masyarakat KBM Maleo. Bangunan sekolah binaan Yayasan Maleo, yang pertama didirikan diatas sebidang lahan yang disewa untuk jangka waktu dua tahun dengan mendapat bantuan dari sekolah Internasional berupa bangunan panggung dengan rangka baja, seluas 6 X 12 meter persegi, lalu Yayasan Maleo pada tahun ajaran 2013-2014, mengembangkan pelayanan dengan membuka pusat kegiatan belajar masyarakat PKBM Maleo dengan program kesetaraan SMA Paket C, Khusus Keterampilan, Kewirausahaan, dan Perpustakaan Maleo PBM. 1

2. Visi dan Misi

Dalam program pelaksanaan sekolah gratis ini, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mempunyai Visi dan Misi, sebagai berikut berupa: Visi Membimbing siswa mengembangkan landasan pribadi yang kuat dan berakhlak, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi anggota masyarakat yang berharga, produktif dan dapat berkontribusi bagi Negara dengan menyediakan pendidikan, pelatihan keterampilan dan kewirausahaan secara gratis. Misi 1. Menyediakan pendidikan berkualitas tinggi dengan menerapkan kurikulum Nasional yang diperkaya dengan kurikulum Internal di TKBM SMP IBNU SINA dan PKM MALEO untuk Paket C dan Khusus. 2. Menyiapkan dan memfasilitasi siswa dan masyarakat umum untuk gemar membaca di Perpustakaan Yayasan Maleo. 3. Mendorong intelektual, kemandirian dan pengembangan kepercayaan diri siswa. 4. Memberikan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan. 1 Profil Yayasan Maleo. Pendidikan, Keterampilan, Wirausaha, dan Perpustakaan untuk Keluarga Pra-Sejahtera. 5. Membuat suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka dapat unggul dalam pengalaman belajar mereka.

3. SDM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

Terbagi beberapa bagian dalam pengambilan SDM di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Astrida kategori SDM terbagi menjadi tiga yaitu : 1. SDM Siswa 1 Dari keluarga yang pra-sejahtera. 2 Anak sudah lulus SDmempunyai ijazah SD. 3 Mempunyai semangat yang tinggi untuk sekolah. 4 Berada di lingkungan yang tidak jauh dari sekolahyayasan. 5 Surat keterangan dari RTRW bahwa anak tidak mampu, dan bertempat tinggal yang benar. 2. SDM Yayasan dan Guru 1 Tenaga relawan dari tingkat pendidikan S1, S2, dan S3 sesuai dengan kemampuan di bidangnya. 2 Benar – benar niat membantu Yayasan secara gratistidak digaji. 3 Jumlah keseluruhan ada 60 relawan tetapi yang aktif menjadi guru hanya 30 relawan.

4. Struktur Organisasi Yayasan dan Sekolah

Dalam struktur organisasi terbagi menjadi dua, karena Yayasan Maleo ini yang awalnya didirikan oleh anggota pengajian, karena seiringnya waktu dibentuklah bukan hanya pengajian melainkan berupa Yayasan yang didalamnya terbentuk pelaksanaan sekolah gratis dibidang pendidikan, dalam struktur organisasi ini terbagi menjadi struktur organisasi yayasan dan struktur organisasi sekolah. Untuk mempermudah penulis dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membuat beberapa bagian untuk struktur yayasan dan sekolah, dalam pelaksanaan sekolah gratis ini dari staf, guru dan orangtua asuh atau donatur tidak penulis cantumkan dikarenakan terlalu banyak, jadi, ada beberapa yang penulis gambarkan sebagai berikut. Penulis akan menerangkan dari struktur organisasi yayasan yang didalamnya terdapat Pembina yayasan selaku pencetus berdirinya Yaysan Ibnu Sina Maleo Bintaro beliau berperan sebagai pembina sekaligus mengajar di bidang motvasi untuk siswa setiap hari sabtu jam 10.00 WIB, dan juga pembina berperan saat pelaksanaan evaluasi, Karena semua laporan yang dilakukan di Yayasan sekolah wajib dilaporkan ke pembina yaitu Pak Cepi J. Malik, ada juga Pengawas sebagai tangan kanan pembina, dari pengawas bertanggungjawab terhadap pelaksanaan sekolah grati bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro yaitu Pak Djuli Kuntjoro, Ketua Umum berperan sebagai mengatur semua kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro yaitu Pak Susilo Baskoro, Ketua Harian selalu aktif dan selalu ada setiap harinya di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro yang mengatur keluar masuknya program dari sekolah yaitu Ibu Astrida Daulay, Ketua Bidang Pendidikan yang mengatur kurikulum di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, karena kurikululum di sekolah gratis ini mengacu pada kurikulum Nasional untuk TKBM, dan kurikulum sekolah untuk PKBM setara SMA diatur oleh Ibu Riana Tjokrosoeseno , Sekertaris Yayasan, dan Bendahara Yayasan yang mengatur biaya oprasional dan mencatat keluarmasuknya pembukuan Yayasan di Ibnu Sina Maleo Bintaro. Sedangkan struktur organisasi sekolah ada ketua TKBM, ketua PKBM yang penulis ambil dari Profil Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. 2 2 Profil Yayasan Maleo. Pendidikan, Keterampilan, Wirausaha, dan Perpustakaan untuk Keluarga Pra-Sejahtera. STRUKTUR ORGANISASAI YAYASAN Dalam struktur organisasi pengelola sekolah terdapat ketua TKBM dan ketua Pkbm dapat disebut kepala sekolah, dalam hal ini penanganan pelaksanaan sekolah gratis kegiatan kepala sekolah lebih kepada pengawasan terhadap KBM, kesiswaan, keterampilan, dan ekstrakurikuler yang dilakukan siswa seperti di sekolah lainnya.selain itu dalam struktur organisasi sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro terdapat bagian pengelola keuangan, pengelola Perpustakaan TBM Maleo, dan Koordinator Orang Tua Asuh. dalam penilitian ini penulis mengamati bahwa dari Pembina : 1. Cepi J. Malik 2. Fuady Munir Pengawas : Djuli Kuntjoro Ketua Umum : Susilo Baskoro Ketua Harian : Astrida Daulay Ketua Bidang Pendidikan : Riana Tjokrosoeseno Bendahara : Ariestiawaty Sekretaris : Reno keseharian di lingkungan sekolah hanya terlihat kepala sekolah setiap harinya, dan mengatur segala kegiatan di sekolah gratis Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, seperti yang akan di gambarkan sebagai berikut. Struktur Organisasi Pengelola Sekolah

5. Tujuan dan Sasaran

a Tujuan Membantu masyarakat yang pra-sejahtera untuk meningkatkan pendidikan anak agar dapat membantu orang tua dari kehidupan yang kekurangan, dengan anak mempunyai pendidikan, keterampilan dan nilai sehingga menentukan taraf hidupnya. Anak-anak yang semangat dan mempunyai motivasi untuk belajar. Selain itu dari tujuan dilaksanakannya sekolah gratis ini dalam penjelasan dari buku LKN pengelola PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Ketua Tkbm : Sri Tjendani Ketua Pkbm : Biardini Keuangan : Resna Muljana Perpustakaan Tbm : Soesilo Rini S, Dewi Maya Trianingsih Koordinator O.T Asuh : Upik Sumarna, Marnida N. Habib Bintaro menyatakan, tujuannya dari program pembelajaran terpadu adalah memberi kesempatan pada remaja lulusan SMP mendapat pendidikan kesetaraan SMA tanpa biaya, mengembangkan program yang cocok untuk remaja pra sejahtera agar mereka bisa mendapatkan pendidikan untuk mempersiapkan masa dewasa mereka secara optimal, mengevaluasi hasil program yang dijalankan pada peserta didik binaan berdasarkan motivasi belajar, nilai hasil belajar, hasil keterampilan, serta sikap sehari-hari. 3 b Sasaran 1. Dari keluarga yang tidak mampu 2. Dari keluarga yang pra-sejahtera 3. Dari keluarga yang memang membutuhkan pendidikan 4. Dari keluarga yang menginginkan anaknya untuk sekolah.

6. Pembiayaan Operasional

Untuk mencapai misi yang dijalankan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, diperlukan daya dukung yang memadai untuk menjalankan operasional standar yang memadai, karena Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro tentu memerlukan dana guna membiayai semua bentuk biaya operasional, seperti tambahan lahan bangunan untuk kelas, dan tempat olahraga. Dana oprasional dalam menjalankan roda organisasi Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro didapat dari hasil kerja sama dan bantuan dari para donator tetap dan tidak tetap, pemerintah pusat dan Daerah Kota Tangerang Selatan, Dunia 3 Biardini, Program Pembelajaran Terpadu Untu Keluarga Dan Remaja Tangerang Selatan: LKN Pengelola PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, 2014, h. 3. Usah Pertamina, dan Perbankan, serta Pengurus dan Pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro itu sendri, ada juga dari para relawan orang tua asuh dan guru – guru, dll.

7. Sarana dan Prasarana

Dalam penelitian skripsi penulis melakukan observasi mengenai lingkup Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, yang diantarannya sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik, dari segi ruangan yayasan, ruangan guru dan ruangan lainnya, berikut hasil observasi penulis yang akan dijabarkan dibawah ini. 4 1. Ruang Yayasan 2. Ruang Sekolah 3. Halaman Parkir 4. Aula 5. Ruang Perpustakaan 6. Rumah Panggung 7. Ruang Kelas 7 8. Ruang Kelas 8 9. Ruang Kelas 9 10. Ruang Kelas 11 11. Ruang Kelas 12 4 Observasi penulis mengenai sarana dan prasarana di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, Tanggal, 2 Februari 2015, Pukul 08.00 WIB

8. Mitra Kerja

Dalam pelaksanaan sekolah gratis ini, ada beberapa mitra kerja yang sudah banyak bekerja sama dengan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, dengan status yang tetap dan tidak tetap, diantarannya dari beberapa mitra kerja tersebut adalah. 1. British International School 2. Jakarta Japanese School 3. Kick Andy Fundation 4. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI 5. Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan Individu, Orang Tua Asuh, Relawan Pengajar, Komunitas Keagamaan 6. Leo Club Jakarta Monas Youth Dynamic Lemonadyd 7. Metro TV 8. Mien Uno Fundation 9. Permata Bank 10. Pertamina 11. Prasetiya Mulya Business School 12. Schlumberger 13. SMP Santa Laurensia 14. SMA IZADA 15. SMA Aulia 16. SMP N 1 Kota Tangerang Selatan 17. Portal INFAQ 18. Klinik Kesehatan Gigi Chairul Tanjung Fundation 19. PT Taspen Persero 20. Universitas Paramadina 21. Youth Exchange Student YES 22. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

B. Program Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro

1. Program Akademik Program ini merupakan program sekolah layaknya sekolah umum biasa dimana siswa dan siswi kami belajar sama dengan anak – anak lain yang walaupun dengan keterbatasan yang ada. Program ini merupakan pendidikan kesetaraan yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Formal yaitu meng induk dengan sekolah SMPN 1 Serpong bagi SMP, sedangkan Paket C kesetaraan SMA mengeluarkan Ijazah sendiri dari Yayasan Maleo. Program akademis ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa dan siswi dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Program akademis dibagi sesuai batasan usia, sebagai berikut. 5 Dalam KBM ini penulis melakukan observasi kegiatan belajar mengajar di yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, dari mulai KBM, istirahat, dan selesai pelajaran. 6 5 Profil Yayasan Maleo. Pendidikan, Keterampilan, Wirausaha, dan Perpustakaan untuk Keluarga Pra-Sejahtera. 6 Observasi kegiatan belajar mengajar di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, pada tanggal, 23 Februari 2015, Pukul 06.45-15.00 WIB. 2. TKBMSMP Ibnu Sina Dari hasil wawancara dengan Staff Administrasi PKBM dan di kutip penulis mengatakan bahwa sistem pendidikan mengacu pada kurikulum nasional dan sekolah yang dibuat sendiri oleh Yayasan. Informan Mengatakan : “SMP didirikan sebagai tindak lanjut jenjang dasar yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan bagi siswa SMP sehingga pola piker siswa dan siswi menjadi positip dan siap menyongsong masa depan dengan diberikannya juga bekal keterampilan yang dimilikinnya. Jumlah seluruh siswa SMP Ibnu Sina sebanyak 58 siswa dan siswi, setiap kelas ber kisar 15 sampai 20 siswa dan siswi yang rata- rata dari keluarga tidak mampu” 7 3. PKBM setara SMA Paket C PKBM setara SMA Paket C merupakan suatu program yang dirancang untuk menningkatkan pola pikir dan kualitas bagi para warga belajar, melalui pendidikan PKBM Yayasan Maleo bertujuan agar anak dapat berlanjut ke jenjang perguruan tinggi, anak diberikan keterampilan, kemandirian, serta dapat berwirausaha dipupuk sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan usaha.program ini juga mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam segi akademis. Dalam PKBM ini mengeluarkan ijazah sendiri, dan sertifikat keikutsertaan kursus. Jumlah seluruh siswa dan siswi saat ini di SMA Maleo sebanyak 27 Anak. 7 Wawancara pribadi dengan Ibu Latifah sebagai Staff Administrasi PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 5 Maret 2015 4. Program Kelas Keterampilan Skill Dalam kelas keterampilan semua anak wajib mengikuti, karena kelas keterampilan ini salah satu pencapaian nilai untuk anak. Yang sudah berjalan keterampilan sulam dan menjahit, sudah ada hasil karyanya dan dari keterampilan ini anak membuat sesuatu yang bisa dijual, serta dari hasil penjualan anak mendapat keuntungan dan keuntungan tersebut ditabung. penulis melakukan observasi dalam program keterampilan yaitu merajut, menjahit, daur ulang di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro 8 5. Program Kursus Dalam program kursus hanya diwajibkan bagi anak-anak kelas 10 dan 11, dimana mereka dapat memilih keahlian yang dimiliki, jika setelah mereka lulus, selain mereka yang ingin meneruskan kuliah, mereka juga dapat bekerja. Dengan program kursus ini Yayasan bekerja sma dengan BLK dimana nantinya anak mendapatkan sertifikat dari Balai Latihan Kerja. 6. Program Taman Bacaan TBM Kegiatan TBM yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sama halnya seperti disekolah formal negeri dan swasta, Taman Bacaan Maleo disebut sebagai Perpustakaan, yang didalamnya melengkapi buku –buku bacaan, program perpustakaan cerita, dimana setiap anak yang meminjam buku wajib menceritakan isi buku itu sendiri. Untuk lingkupnya smua siswa 8 Observasi kegiatan belajar mengajar di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, pada tanggal, 26 Februari 2015, Pukul 10.00 WIB. dan siswi Yayasan Maleo, dan juga berlaku untuk umum. Kegiatan ini biasanya dilakukan siswa saat mereka selesai sekolah, dan waktu istirahat, penulis melakukan observasi mengenai kegiatan yang di lakukan siswa di TBM atau Perpustakaan ini. 9

C. Keadaan Relawan dan Orang Tua Asuh

Dari hasil wawancara penulis dengan dengan yayasan, penulis mengambil kesimpulan mengenai keadaan relawan dan orang tua asuh untuk siswa dan siswi di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Dari hasil tersebut Ibu Astrida selaku Ketua Harian mengatakan bahwa: “Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini memiliki 60 DonaturRelawanOrang Tua Asuh, tetapi yang tetap hanya 30 orang saja, ada macam – macam tipe dari orang tua asuhrelawan, ada yang memegang 1 anak 1 orang tua asuh, ada 2 anak 1 orang tua asuh, da nada juga 1 anak 2 orang tua asuh, dari berbagai anak ada juga yang tidak memiliki orang tua asuh jadi, anak – anak yang tidak memiliki orang tua asuh dibiayai oleh yayasan. Pemilihan anak dapat dipilih oleh orang tua asuh itu sendiri. Setiap anak diberikan berupa uang oleh orang tua asuh hanya untuk keperluan sekolah, seperti seragam dan alat tulis anak, untuk SMP Rp. 250,000,-anak, sedangkan untuk SMA Rp. 300,000,- anak” 10 “Untuk menjadi orang tua asuh sejauh ini Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro hanya memberikan buku untuk pendaftaran sebagai orang tua asuh, tetapi sekarang akan dibuat form untuk menjadi orang tua asuh atau relawan. Semua orang tua asuh dan relawan sudah berjalan selama berdirinya sekolah ini sekitar delapan tahun, ada juga orang tua asuh yang baru – baru. Kalangan dari anak – anak yang menerima orang tua asuh jelas dari anak-anak yang tidak mampupra-sejahtera. Semua dana dan biaya di berikan hanya untuk keperluan sekolah tidak berupa uang yang diberikan kepada anak, serta relawan dan orang tua asuh disini 9 Observasi kegiatan belajar mengajar di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, pada tanggal, 6 Maret 2015, Pukul 14.00 WIB. 10 Wawancara pribadi dengan Ibu Astrida. sebagai Ketua Umum Harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada taggal 26 Februari 2015 pukul 09.00 WIB. bukan hanya semata – mata orang tua asuh melainkan juga sebagai tenaga pengajar ”. Dari hasil wawancara diatas penulis akan menggambarkan data dari Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mengenai Jumlah dari Orang tua Asuh sebagai Berikut : 11 Tabel 4 Jumlah Orang Tua Asuh, dan Relawan Guru di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro untuk SMASMP Tahun 2014 – 2015 Status Jumlah Orang Tua Asuh SMP Ibnu Sina 59 Orang Orang Tua Asuh SMA Maleo 27 Orang Guru – Guru 59 Orang Staff Yayasan dan Sekolah 6 Orang Hasil Wawancara dengan Pihak Ibnu Sina Maleo Bintaro

D. Proses Pembelajaran

Siswa dan siswi merupakan komunitas sosial yang tidak mampu meningkatkan suatu wadah pendidikan, seperti, banyak anak dari tingkat SD, SMP, SMA yang masih membutuhkan sekolah bahkan wajib menuntut ilmu. Pada umumnya mereka banyak yang putus sekolah karena kurangnya biaya untuk sekolah, tetap Yayasan Ibnu Sina ini mempunyai kesetaraan kurikulum nasional yang tidak berbeda jauh dengan sekolah Negeri ataupun Swasta lainnya. Dari hasil wawancara dan observasi penelitian di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro penulis menggambarkan ada beberapa program –program yang siswa dan siswi nya wajib mengikuti kegiat selain KBM di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro Seperti. 11 Profil Yayasan Maleo. Pendidikan, Keterampilan, Wirausaha, dan Perpustakaan untuk Keluarga Pra-Sejahtera. Tabel 5 Program Program di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro Dari tabel yang dipaparkan penulis diatas, bahwa semua kegiatan belajar mengajar di yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sudah ditetapkan untuk tingkat SMP dan SMA, semua kegiatan yang struktur ini sudah wajib dilakukan bagi siswa di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Selain itu, tumbuhnya kesadaran warga terhadap anaknya yang membutuhkan ilmu pendidikan dan juga untuk masa depannya mereka seiring berjalannya waktu Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini sudah mampu menampung siswa, staff, dan tenaga pengajar yang handal, berikut ini data siswa dan siswi di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro : Kesetaraan SMA IPS Kursus Keterampilan Ekstrakulikuler Kemahasiswaan  Agama  PKN  B. Indonesia  B. Inggris  Matematika  Biologi  Fisika  Kimia  Sejarah  Geografi  Ekonomi  Sosiologi  Seni Budaya  Pendidikan OR  Muatan Lokal  Pengembangan Diri  Administrasi Perkantoran  Pengoprasian Komputer  Percakapan Bahasa Inggris  Akuntansi  Menjahit  Merajut  Tas Daur Ulang  Otomotif  Pramuka  Tari  Marawis  Angklung  Silat  Futsal  Badminto n  Tadarus  Lari Pagi  Pemeriksa Kesehatan dan Gigi  Penyuluhan Kesehatan  Keputrian  MOS  Pesantren Ramadan  Baksos  Upacara  Piket  Sholat Zuhur Berjamaah Tabel 6 Data Jumlah Siswa dan Siswi di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro NO Tingkat Sekolah Jumlah 1 TKBM SMP 59 Siswa 2 PKBM setara SMA 27 Siswa 3 Kelas Khusus Masing – masing 20 Siswa 4 Kelas Keterampilan Masing – masing 20 Siswa Dalam hal ini dari data siswa, guru-guru dan staff tidak selamanya tetap, akan berubah sesuai jadwal dan waktu yang tidak ditentukan, dari banyaknya siswa setiap tahunnya mengalami peningkatan dan dikatakan bahwa masih banyak anak-anak yang ingin bersekolah di sekolah gratis dengan ketidakuasan bangunan di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pihak Yayasan dan Sekolah hanya sanggup menampung 85 siswa SMP dan SMA sampai saat ini. 62

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Sesuai dengan hasil observasi, hasil wawancara, dan studi dokumentasi penulis kepada Pembina Yayasan, Ketua Harian Yayasan, Pengurus Sekolah, Staff Yayasan, Guru-guru, serta Orang Tua Siswa dan Siswa di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dapat dianalisa bahwa Evaluasi Program Sekolah Gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro merupakan lembaga berbentuk Yayasan menangani pendidikan yang berfungsi mengembangkan potensi, kemampuan, melalui program – program keterampilan dan kursus agar dapat berwirausaha, serta dapat memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarga dikemudian hari. Selain itu juga Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mengembangkan sikap dan kepribadian professional agar tumbuh kembang secara wajar dan mandiri untuk memperoleh masa depan yang cerah, agar berguna bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. Sekolah gratis ini merupakan salah satu pemberdayaan yang di lakukan oleh Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, sesuai dengan buku Isbandi Rukminto Adi yakni suatu pemberdayaan dengan berbagai bentuk dan versinya, pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat ataupun kesejahteraan sosial, adapun kelima aspek ini dikenal dengan nama “big five” yaitu kesehatan, perumahan, jaminan sosial, pekerjaan sosial, dan pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Astrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro bahwa: “Berawal dari kepedulian para ibu-ibu pengajian yang berada di daerah Maleo Bintaro, kebetulan saya juga bergabung dalam pengajian itu, kami mempunya pemikiran ingin melakukan suatu pemberdayaan dibidang pendidikan yang baik bagi semua orang, dan bermanfaat. Jadi, bukan hanya mengaji saja, tapi bisa berlanjut sampai selamannya. Akhirnya kami memiliki pemikiran bagaimana kalau membangun Yayasan atau klinik, tadinya kami ingin membuat pos yandu atau klinik dibidang kesehatan karena di sekitar Bintaro sudah banyak klinik akhirnya kami memutuskan mendirikan Yayasan Maleo dibidang sekolah gratis bagi Keluarga miskin, yang dikelola oleh ibu- ibu pengajian di Yayasan Maleo, karena dengan bersekolah gratis selain membantu orang tuannya, agar anak juga tidak putus sekolah disini anak dapat mengembangkan sikap kepribadin professional agar anak tumbuh kembang secara wajar dan siap mandiri dengan masa depan yang cerah.berguna bagi masyarakat dan bangsa, selain itu anak dapat mengg ali keterampilan yang dimiliki” 1 Pemberdayaan di bidang pendidikan berupa sekolah gratis ini dapat membantu anak-anak Indonesia dalam mengembangkan potensi, dan kemampuan yang mereka miliki agar mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat serta memiliki kemandirian agar mereka mampu bersaing di kemudian hari. Untuk itulah berdirinya Yayasan Maleo Bintaro agar masyarakat di lingkungan sekitar Pondok Aren dapat memasuki dunia pendidikan yang lebih baik. Sehingga meraka dapat mengembangkan ilmunya untuk masa depan yang cerah. Minimnya fasilitas di sekolah – sekolah regular, serta banyaknya anak- anak putus sekolah yang dimana mereka masih membutuhkan ilmu pendidikan, dengan biaya pendidikan yang semakin mahal merupakan faktor didirikan program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Terutama bagi masyarakat di daerah Bintaro, Pondok Aren dan sekitarnya yang tergolong dari keluarga miskin atau tidak mampu. Adapun program sekolah gratis ini lahir untuk anak-anak yang tidak mampu dan dapat menunjang prestasi belajar seperti di sekolah regular. Hal ini yang melatarbelakangi berdirinya sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, penulis mewawancarai Pak Cepi J Malik 1 Wawancara pribadi dengan Ibu Astrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 26 Februari 2015, Pukul 09.00 WIB. sebagai Pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro terhadap pelaksanaan sekolah gratis beliau mengatakan sebagai berikut : “Bentuk kepedulian kami warga yang sejahtera untuk keluarga yang tidak mampu melalui program sekolah gratis ini,mereka dapat melanjutkan sekolah seperti dengan sekolah luar dan tujuannya selain menjalin hubungan yang lebih baik, dan masyarakat bawah tidak menganggap bahwa masyarakat keatas tidak peduli dengan mereka juga sekolah ini didirikan untuk menunjang pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan, dan pendidikan itu merupakan suatu penegntasan kemiskinan” 2 Hal serupa juga dikatakan dengan Ibu Astrida Daulay sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mengatakan bahwa : “ sekolah gratis ini didirikan dalam bentuk kepedulian kami bagi masyarakat tidak mampu, karena banyak sekali warga bintaro, pondok aren dan sekitarnya yang belum mampu melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya, maka dari itu dengan tujuan kami membantu mereka dengan peksanaan program sekolah gratis ini” 3 Berdasarkan pernyataan diata dengan adannya sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dapat menunjukan kepedulian terhadap keluarga mskin, selain membantu anak-anaknya mendapatkan pendidikan, sekolah gratis ini memberikan kepedulian dan membangun hubungan yang lebih baik, selain itu dengan didirikannya sekolah gratis ini adanya kepedulian terhadap keluarga miskin agar anak-anak dapat melanjutkan sekolah tanpa biaya dan mendapatkan bekal untuk masa depan mereka yang lebih baik. Dalam mengetahui lebih lanjut apakah sekolah ini memberikan manfaat yang baik serta dapat dikatakan tepat pada sasaran terlihat dari hasil evaluasi program yang akan peneliti tuangkan kedalam BAB IV sebagai berikut. 2 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. 3 Wawancara pribadi dengan Ibu Astrida Daulay sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 4 Maret 2015, Pukul09.00 WIB

A. Evaluasi Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan

Ibnu Sina Maleo Bintaro Pada buku Isbandi Ruminto Adi menyatakan ada 3 unsur variabel utama yang terkait dengan evaluasi input diantaranya ialah adapun teori yang digunakan pada jenis evaluasi program yaitu Piterzak dkk pada BAB II halaman 29 di dalam evaluasi ini terdapat tiga pembahasan yang dievaluasi yakni, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Pada evaluasi input penulis memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Ada tiga unsur variabel yang terkait dengan evaluasi input diantarannya ialah:

a. Variabel Siswa

Pada variabel siswa ada beberapa kriteria, penulis akan menjabarkan mengenai latar belakang klien. Pada latar blakang klien ini penulis menfokuskan dalam aspek usia, latar blakang pendidikan, aspek penerimaan, wilayah tinggal dan status. Pada aspek usia siswa yang mengikuti program sekolah gratis ini rata-rata berumur 12 tahun sampai dengan 17 tahun, adapun beberapa persyaratan yang harus ditempuh calon siswa untuk masuk ke Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro jika calon siswa ingin masuk ke jenjang SMP siswa harus memiliki ijazah SD dan begitupun seterusnya. Pada aspek penerimaan yang mana siswa niat belajar dan bersungguh-sungguh sekolah, awal dari proses pelaksanaan program sekolah gratis dimulai dari pendaftaran, tes kognitif pengetahuan tertulis dan praktek, tes psikotes, wawancara siswa dan orang tua, setra survey keberadaan tempat tinggal klien yang mana menjadi sasaran pada program ini adalah siswa dari keluarga tidak mampu mengakses pendidikan yang mana disesuaikan dengan tingkat pendidikan karena sekolah ini walaupun gratis semua siswa yang masuk harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pihak Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro baik SMP maupun SMA. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Latifah selaku Staf Administrasi PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro bahwa : “ bagi siswa yang ingin masuk ke sekolah gratis ini tidak mudah, mereka harus melakukan berbagai tes, dan juga wawancara orangtua siswa, setelah itu kami akan survei mengenai tempat tinggal mereka, jadi tidak semua siswa bisa masuk ke sekolah gratis ini, dan skolah gratis ini hanya untuk keluara tidak mampu” 4 Dengan adannya peraturan yang dilakukan oleh Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini agar semua siswa yang ingin masuk kedalam sekolah gratis ini tidak sembarangan, dan mereka semua harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, dari hasil test sampai survey keadaan tempat tinggal mereka, hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Isbandi Rukminto Adi bahwah dengan mengetahui demografi siswa dapat dinyatakan bahwa siswa layak masuk kedalam sekolah gratis ini. Adapun dari aspek wilayah tinggal, siswa berada di daerah bintaro, pondok aren dan sekitarnya, tetapi ada beberapa anak yang bertempat tinggal di daerah lain seperti pondok ranji, bahkan ada anak yang berada di luar daerah seperti lampung, anak yang bertempat tinggal di luar lingkungan bintaro dan pondok aren mereka bertempat tinggal dirumah saudaranya dan sampai saat ini sekolah menerima mereka karena mereka tergolong kluarga yang tidak mampu dan mampu mengikuti tes penerimaan siswa di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro anak tersebut berada di tingkat SMP dan SMA. Pada aspek status siswa, mereka 4 Wawancara pribadi dengan Ibu Latifah sebagai staf administarasi PKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 5 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. memang tergolong dari keluarga tidak mampu terlihat dari hasil survey dan wawancara pihak Sekolah dan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dan juga dapat dapat dilihat dari pendapatan orang tua calon siswa, keadaan tempat tinggal, dan jumlah tanggungan anggota keluarga. Dari hasil wawancara penulis kepada perwakilan siswa, penulis akan menggambarkan berupa tabel dari jumlah anak yang mengikuti program sekolah gratis ini ada 85 Siswa, semua siswa tersebut rata-rata memiliki latar belakang usia, pendidikan, syarat penerimaan, status pekerjaan orang tua wilayah tinggal mereka semua yang sudah memenuhi syarat untuk program Sekolah Gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sebagai berikut . Tabel 7 Jumlah siswa SMP dan SMA Jumlah Siswa Siswa SMP Siswa SMA 85 Siswa 58 Siswa 27 Siswa Sumber: Hasil wawancara dengan staf Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Tabel 8 Perwakilan siswa yang mengikuti program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro No Nama Siswa Usia Tahun Tingkatan Sekolah Status Pekerjaan Orang Tua Wilayah Tinggal 1 Diva 13 Tahun SMP Ayah : Serabutan Ibu : Pembantu R.T Pondok Aren 2 Anisa 14 Tahun SMP Ayah : Pedangang Sayur Ibu : Pembantu R.T Pondok Aren 3 Fitri 12 Tahun SMA Ayah : Reparasi Ibu : Pedagang Kecil-kecilan Pondok Aren Sumber: Hasil wawancara pribadi dengan Siswa dan studi dokumentasi. 5 Adapun beberapa data yang penulis dapatkan pada saat penelitian bahwa: 1. Diva Merupakan siswa SMP berusia 13 tahun. Diva merupakan anak tunggal dari Bapak Renaldi dan Ibu Siti, mereka merupakan keluarga yang kurang mampu sehingga tidak bisa bersekolah di sekolah formal. Ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Diva tinggal di Pondok Aren, untuk itulah diva sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Di sekolah diva dan orang tuannya tidak dipungun biaya apapun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Diva memiliki prestasi yang sangat baik selain karena keinginannya untuk belajar, fasilitas ataupun program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga sangat menunjang para siswa menjadi siswa yang kreatif yang mana banyak program-program keterampilan yang diberikan. 2. Anisa Merupakan siswa SMP berusia 14 tahun. Anisa merupakan anak Pertama dari 3 bersaudara, Anisa mempunya 2 adik yang masih kecil-kecil dari Bapak Andi dan Ibu Nani, mereka merupakan keluarga yang kurang mampu sehingga tidak bisa bersekolah di sekolah formal. Ayahnya bekerja sebagai pedagang sayuran sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Anisa tinggal di Pondok Aren, untuk itulah Anisa sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Di sekolah Anisa dan orang tuannya 5 Wawancara pribadi dengan siswa Kelas 9, 10, 11 SMP dan SMA Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 7 Maret 2015, pukul 11.00 WIB. tidak dipungut biaya apapun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Anisa memiliki prestasi yang sangat baik seperti mendapat beasiswa dari sekolah Aulia di Bintaro, selain karena keinginannya untuk belajar di SMP Maleo, fasilitas ataupun program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga sangat menunjang para siswa menjadi siswa yang kreatif yang mana banyak program-program keterampilan yang diberikan. Adapun hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada Anisa siswa kelas 9 meengatakan bahwa: “Sangat bermanfaat selain membantu orang tua dari biaya sekolah, sekolah ini juga dekat dengan rumah, jadi saya kalo mau berangkat sekolah ga membuang waktu terlalu banyak, terus dengan adannya sekolah gratis ini saya jadi ga putus sekolah kak” 6 Dari ungkapan yang dikatakan Anisa bahwa Anisa merasakan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini sngat bermanfaat untuk dirinnya dan orangtuannya, dari apa yang Anisa dapatkan orangtuannya pun senang anaknya dapat prestasi yang baik sehingga mendapatkan beasiswa dari sekolah Aulia di Bintaro. 3. Fitri Merupakan siswa SMP berusia 12 tahun. Fitri merupakan anak Bungsu dari Bapak Yanto dan Ibu Sri, mereka merupakan keluarga yang kurang mampu sehingga tidak bisa bersekolah di sekolah formal sama seperti Diva dan Anisa. Ayahnya bekerja sebagai Reparasi alat-alat elektronik sedangkan ibunya bekerja sebagai pedagang kecil-kecilan seperti minuman 6 Wawancara pribadi dengan Anisa sebagai siswa kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB. es yang hargannya sekitar Rp. 1000. Fitri tinggal di Pondok Aren, untuk itulah Fitri sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Di sekolah Fitri dan orang tuannya tidak dipungut biaya apapun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Fitri memiliki prestasi yang sangat baik selain karena keinginannya untuk belajar Fitri selalu mendapat rengking pertama di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, fasilitas ataupun program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga sangat menunjang para siswa menjadi siswa yang kreatif yang mana banyak program-program keterampilan yang diberikan. sedangkan manfaat yang didapat oleh siswa adalah mereka mendapatkan pelajaran dan keterampilan secara gratis seperti di sekolah luar lainnya, selanjutnya manfaat yang didapat dari guru-guru adalah mereka banyak membantu sekaligus beramal ilmu yang tak akan pernah putus, selanjutnya manfaat yang didapat untuk orang tua adalah mereka yang tidak mampu membiayai anaknya sekolah karena terlalu mahal sekolah ini sangat membantu bagi keluarga yang tidak mampu, dari biaya pendidikan, biaya makan siang, fasilitas sarana prasarana, sampai seragam sekolah semuannya geatis diberikan dari Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Dari hasil penelitian penulis melalui wawancara dan observasi serta studi dokumentasi bahwa orang tua siswa mengatakan sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini sangat bermanfaat dari semua pandangan yang mereka rasakan, hasil anak meningkat, perubahan perilaku anak dirumah dan sekolah, perkembangan anak dalam menerima pelajaran, dan juga mendapatkan fasilitas serta keterampilan yang sama seperti layaknya sekolah Negeri dan Swasta yang meminta biaya lainnya. Dari penjelasan diatas setidaknya sekolah ini memberikan maanfaat yang baik kepada siswa sehingga dari mereka ingin bersekolah seperti teman-teman yang lainnya, dan yang lebih penting mereka tidak putus sekolah. Adapun manfaat yang dirasakan oleh para orang tua yang anaknya dapat bersekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Renaldi selaku Orang Tua dari Diva Siswa kelas 8 yaitu : “Manfaat yang saya rasakan adalah mengurangi beban saya, karena saya tidak bisa membiayai anak saya sekolah, dengan adanya sekolah gratis ini anak saya tidak putus sekolah, dan sekolah ini sangat baik bahkan melebihi sekolah formal, dari fasilitas yang diberikan dan semua gurunya ramah kepada kami, selain itu dari adanya sekolah gratis ini mereka memberikan juga donasi kepada kita untuk pembuatan MCK semua murni dari sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro” 7 Dengan adanya sekolah gratis ini sudah jelas para orang tua sudah mendapatkan banyak manfaat, selain anaknya dapat bersekolah secara gratis mereka juga didonasikan dari yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro seperti pembangunan rumah dan MCK utuk lingkungan, dapat dikatakan bahwa sekolah gratis ini membawa pengaruh baik bagi semua orang. Dari seluruh aspek yang ada dari demografi siswa, ketiga siswa ini sudah sesuai dengan kriteria penerimaan layanan program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Para staf sekolah dan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro menyeleksi dengan baik sarana dari program sekolah 7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Renaldi sebagai Orang Tua siswa Diva kelas 9 pada tanggal, 17 Maret 2015, pukul 10.30 WIB. gratis ini. Dalam variabel siswa sudah memenuhi kriteria relevansi, dimana kriteria relevansi menilai layanan yang ditawarkan sudah tepat sasaran seperti hal serupa yang dikatakan dengan Ibu Beti selaku Staff Yayasan bahwa : “Untuk siswa yang keterima di sekolah gratis ini benar tergolong dari keluarga yang kurang mampu, persyaratan penerimaanya melakukan tes di bidang pengetahuan dan praktek, psikotes, wawancara serta survei keadaan tempat tinggal, kami menerima siswa di luar daerah bintaro dan pondok aren tidak masalah yang terpenting mereka lulus tes dan tergolong dari keluarga yang tidak mampu” 8 Dari penjelasan diatas bahwa siswa yang bersekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dapat diartikam sama dengan pengertian kemiskinan menurut Imam Syafi yang penulis cantumkan di BAB II halaman 54 yaitu pengertian kemiskinan bahwa orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dapat dilihat juga dari ciri-ciri kemiskinan yang menjelaskan bahwa ciri-ciri kemiskinan salah satunya adalah ketidak adaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan, sinitasi, air bersih, dan transportasi, yang dikatakan oleh Bapak Renaldi selaku orang tua dari siswa yang bernama Diva, mereka mempunyai pekerjaan tetap, tetapi mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar lainnya Bapak Renaldi mengatakan bahwa : “Walaupun saya bekerja mba, tapi saya belum sanggup membiayai sekolah anak, karena sekolah sekarang banyak 8 Wawancara pribadi dengan Ibu Beti sebagai staf Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, pada tanggal 5 Maret 2015, pukul 10.30 WIB. biayannya dan mahal, saya bersyukur dengan adannya sekolah gratis ini di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro” 9 Bukan hanya siswa dan para orang tua guru – guru relawan pun banyak mendapatkan manfaatnya seperti yang dikatakan dengan Ibu Santi sebagai Guru Matematika mengatakan bahwa : “Sangat bermanfaat baik sekali untuk anak dan keluargannya selain sekolah gratis ini membantu mendapatkan ilmu, sekolah ini membantu juga dari beban biaya orang tua mereka, karena sekolah ini benar – benar gratis” 10 Selain itu dengan adannya sekolah gratis ini timbul pengaruh baik dari semua pihak, dengan adannya sekolah terlihat dari sikap anak yang pertama kali masuk ke sekolah ini belum bersikap sopan dan santun, setelah mereka belajar disini, mereka bersikap sopan dan santun dan berpengaruh baik juga terhadap teman – temannya, seperti yang dikatakan dengan Ibnu Nita sebagai Guru B. Inggris dan SBK mengatakan bahwa : “Sangat berpengaruh baik, terlihat jika anak baru masuk sekolah yang tadinya tata krama dan sopan santunya kurang, dengan bersekolah disini menjadi ada sopan santunnya, perkembangannya menjadi baik” 11 Setelah para siswa mengikuti program kegiatan yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini mereka memiliki kedisiplinan yang baik, karena di dukung dengan beberapa peraturan yang telah dibuat, selain itu dengan adannya sekolah gratis para guru memberikan pelajaran tambahan seperti mata pelajaran movivasi untuk siswa sebagai berikut. 9 Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Renaldi sebagai orang tua Siswa pada tanggal, 17 Maret 2015, Pukul 10.30 WIB. 10 Wawancara Pribadi dengan Ibu Santi sebagai Guru Matematika di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal, 5 maret 2015, Pukul 11.00 WIB. 11 Wawancara pribadi dengan Ibu Nita sebagai Guru B. Inggris dan SBK di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal, 6 Maret 2015, Pukul 14.00 WIB. Motivasi Tidak semua anak-anak kurang mampu mempunyai motivasi untuk sekolah karena faktor keterbatasan ekonomi, keadaan lingkungan, sudah bekerja dari kecil, dll. Karena di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro benar- benar sekolah gratis jadi mereka termotivasi untuk maju, dengan adannya guru-guru relawan, dan sekolah juga menumbuhkan rasa kekeluargaan, maka mereka mempunyai motivasi yang tinggi, setidaknya setelah mereka mendapatkan ilmu dan keterampilan yang diajarkan sekolah sehingga nantinya mereka dapat membantu orang tua. Banyak juga motivasi datang dari orang tua, keluarga, teman-teman, dan guru-guru yang di Yayasan . seperti yang diungkapkan oleh Pak Cepi J. Malik sebagai berikut: “disini kami juga mengajarkan kelas motivasi dimana agar siswa mempunyai motivasi untuk tumbuh berkembang , dan menjadi anak-anak yang sukses dikemudian hari, hingga dapat membantu orang tuannya” 12 Hal serupa juga dikatakan oleh Anisa siswa dari kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. “Kita diajarkan kelas motivasi ka, biasannya dilakukan setiap hari sabtu jam 10 pagi, di kelas motivasi ini kita diajarkan untuk melatih mental kita agar nantinya kita bisa mandiri kak” 13 Dengan adannya pembelajaran motivasi sangat diperlukan agar siswa mempunyai mental yang kuat, menyadari walaupun dirinnya tidak mampu dalam segi ekonomi, tetapi mereka mempunyai kelebihan dalam program belajar-mengajar maupun program lainnya seperti keterampilan dan kursus, hal ini sudah sesuai dengan yang dikatakan dinas pendidikan 12 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. 13 Wawancara pribadi dengan Anisa sebagai siswa kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB. dan nasional bahwaprogram keterampilan menunjang anak untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian setiap siswa. \

a. Variabel Staff

Pada variabel staff yang akan dievaluasi adalah aspek latar belakang pendidikan staff dan pengalaman staff. Latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh staff merupakan hal yang menyatakan kesesuaian antara kemampuan dan pendidikan yang dimiliki dengan program yang dijalankan. Staff yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Tabel 10 Saff Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Lama Menjabat 1 Ibu Beti Staff Yayasan S1 1 Tahun 2 Ibu Novi Staff Perpustakaan S1 8 Bulan 3 Ibu Latifah Staff PKBM Setara SMA S1 2 Tahun Sumber : Hasil wawancara pribadi dengan Staff. 14 Untuk menjadi Staff di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro diperlukan keahlian dan pengalaman serta pengetahuan yang sesuai dibidangnya, karena tidak semua orang bisa menjadi bagian staff di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro walaupun ini sekolah gratis. Kriteria dalam penerimaan staf sama dengan yang tercantum dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bahwa staff ataupun juruh harus memiliki 14 Wawancara pribadi dengan Ibu Beti, Ibu Latifah, dan Ibu Novi sebagai Staff Administrasi, Staff Yayasan, Staff Perpustakan Yayasan Ibnu SIna Maleo Bintaro pada tanggal 5 Maret 2015, pukul 10.00-11.00 WIB. kopetensi di bidangnya, berlatar belakang pendidikan minimal S1, selain itu Pengetahuan yang di dapat selama menjabat sebagai staff secara berjalannya waktu saja, beda dengan staff perpustakaan mereka mendapatkan pengetahuan yang di dapat selama di bangku kuliah, bukan hanya itu Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sering mengirim para staf untuk mengikuti seminar, dan mendatangkan pakar-pakar yang ahli seperti dari universitas yarsi dan lain sebagainya sehingga para staff mendapatkan teori dan ilmu sehingga dapat mengaplikasikan di lapangan dengan praktek kerja. Dari jumlah keseluruhan staf penulis hanya mengambil sampel tiga staff saja, karena dilihat dari jumlah staaf yang hanya ada 6 orang, sedangkan jumlah anak dan relawan guru yang banyak, maka dilihat dari kriteria evesiensi, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro kurang dalam tenaga kerja staff, dilihat dari banyaknya siswa, dan guru relawan belum dapat dikatakan efesien, jadi, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro membutuhkan banyak tenaga staff yang akan mengurus bagian Sekolah dan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Selain itu dengan berdirinnya Yayasan Ibnu Sina Maleo ini didukung dengan biaya oprasional, dalam buku Wayan Nurkencana bahwa tujuan evaluasi input meliputi biaya dan sekolah gratis ini memiliki biaya secara penuh melalu Donattur tetap dan tidak tetap, seperti yang sudah dijelaskan penulis di BAB III mengenai biaya oprasional yang di dapat, dalam memperkuat daya penulis akan menjelaskan salah satu biaya yang didapat dari Yayasan melalu kemitraan sebagai berikut. Kemitraan Penyelenggaraan dan pengembangan Yayasan tidak lepas dari prinsip kemitraan dan relawan yang memungkinkan setiap pihak, baik individu, kelompok, atau organisasi ikut ambil bagian, memberikan kontribusi yang nyata. Keterlibatan dan kontribusi dalam berbagai bentuk dengan kebutuhan Yayasan serta kesediaan para relawan individu atau kelompok. Kemitraan dan kerelawanan yang menjadi prinsip dari penyelenggaraan yayasan merupakan salah satu faktor dari pada pelaksanaan program sekolah gratis ini, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Asrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro: “memang kami memiliki banyak kemitraan dari pihak luar, seperti dengan Briths School, skolah Aulia dan Izadah, dari bidang usaha, pemerintah, dan juga dari pengurus Yayasan, serta yang dilakukan relawan seperti mengajar, kami semua disini tenaga pengajar benar- benar relawan” 15 Selain itu pula banyak relawan yang bekerja secara sukarela, dan atas perkumpulan kelompok sosial dimana mereka ingin melakukan atau ikut bergabung dalam program sekolah gratis ini seperti bentuk kepedulian sosial, yang diungkapkan oelh ibu Nita sebagai Guru B.Inggris bahwa : “saya ikut serta dalam sekolah gratis ini, karena kegiatan social saya bersama teman-teman, awalnya kami hanya kumpul- kumpul dan ingin melakuklan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, jadi saya dan teman-teman ikut serta dalam program sekolah gratis sebagai pengajar” 16 Terlaksanannya program sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini merupakan salah satu bentuk konsistensi terhadap 15 Wawancara pribadi dengan Ibu Astrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 26 Februari 2015, Pukul 08.00 WIB. 16 Wawancara pribadi dengan Ibu Nita sebagai Guru B. Inggris di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 6 Maret 2015, Pukul 13.00 WIB. masyarakat, karena dengan bertahan dan terus berlanjut dengan segala perkembangan yang ada dalam pelaksanaan program sekolah gratis tak lepas dari adanya konsistensi dari Yayasan, Staff Yayasan, Guru-guru, dan juga siswa yang belajar di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini. Staff Yayasan terus-menerus berusaha meningkatkan kualitas Yayasan dan mencetuskan ide-ide yang dapat mengembangkan Yayasan serta mencari relasi-relasi untuk dapat bekerja sama dengan Yayasan dalm mengembangkan sekolah gratis ini. begitu juga konsistensi guru-guru yang terus mengajarkan materi baik kepada siswa, kemudian konsistensi dari anak itu sendiri yang mana dapat dari siswa yang masih aktif belajar hingga saat ini.

b. Variabel Program

Pada variabel program aspek yang dievaluasi meliputi aspek tertentu, dalam hal ini penulis menfokuskan ke dalam aspek layanan yang diberikan, tujuan program, dalam hal ini penulis akan fokus pada pelayanan program yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Pada aspek layanan yang diberikan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro adalah program KBM dimana anak mendapat mata pelajaran seperti yang ada di sekolah luar lainnya, program sekolah gratis ini sejalan dengan sekolah yang ada diluar seperti sekolah negri dan swasta, dengan mata pelajaran yang sama dengan yang lainnya, untuk jadwal program KBM ini dilaksanakan dari hari Senin sampai dengan Sabtu, dengan waktu pembelajaran dari jam 06.45 WIB sampai dengan jam 15.00 WIB setiap harinya dengan mata pelajaran yang berbeda- beda, observasi penulis jadi, Yayasan ini bergerak di bidang sekolah gratis, mereka mempunyai program KBM yang dimana ada TKBM yaitu SMP, PKBM setara dengan SMA dapat dikatakan juga Paket C program IPS, dan TBM Taman Bacaan Maleo dimana dilamnya mencakup program-program seperti keterampilan, kursus, kesiswaan, dan ekstrakulikular. 17 Sesuai dengan kurikulum yang ada di Indonesia tahun 20132014 setiap sekolah harus memiliki 7 mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, Pkn, B.Inggris, B.Indonesia, Agama Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga menerapkan kurikulum yang sama untuk SMP dan SMA. Selain dari ketujuh mata pelajaran yang diterapkan oleh pemerintah Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro memiliki program keterampilan yang dapat menunjang kreatifitas siswa SMP dan SMA, diantarannya ada keterampilan merajut, menjahit, daur ulang, dan outomotif, tetapi hanya outomotif yang diwajibkan untuk anak kelas SMA selain itu bisa juga di minati dan diikuti untuk siswa SMP, semua kegiatan keterampilan memiliki tenaga pengajar mereka juga relawan, dengan latar belakang pendidikan rata-rata S1 sd S3. Dari semua keterampilan yang masing-masing anak ikuti mereka sudah membuat banyak karya yang dimana hasilnya dapat dijual, biasannya yang menjaual dari guru-guru, setelah dijual mereka mendapatkan keuntungan 10 dari harga jual karyannya, dari hasil wawancara penulis kepada siswa yang mengikuti keterampilan merajut yaitu siswa kelas 9 yang bernama Anisa mengatakan bahwa: “iya ka saya sudah membuat banyak karya dari merajut seperti tas, taplak meja, sepatu dll, smuannya sudah terjual ka, dari hasil jualan itu saya mendapat keuntungan, nanti keuntungannya itu di tabung bisa diambil setelah saya lulus atau keadaan mendesak ka” 18 17 Observasi peneliti di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 23, februari 2015 18 Wawancara pribadi dengan Anisa sebagai siswa kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB. Sama halnya seperti yang dikatakan dengan Diva selaku Siswa kelas 8 yang mengambil keterampilan menjahit mengatakan bahwa : “Wah saya sudah buat banyak tas, sepatu, dll ka, sudah ada yang kejual dan saya juga punya tabungan kak, nah tabungannya nanti bisa diambil sewaktu – waktu saya butuh atau pas nanti saya sudah lulus ka” 19 Untuk menemukan data yang benar-benar meyakinkan penulis melakukan wawancara dengan pihak Guru apakah dengan siswa melakukan kegiatan keterampilan mereka mendapatkan hasil dan hal yang serupa dikatakkan dengan Ibu Rina selaku wali kelas 9 dan sebagai tenaga pengajar mengatakan bahwa: “Iya mba jadi dari setiap anak yang sudah menghasilkan karyannya, mereka menjual dan mendapat keuuntungan, dari keuntungan tersebut mereka menabung, dan dapat diambil seteah mereka lulus atau juga bisa diambil dalam keadaan mendesak” 20 Dalam hal ini keterampilan sudah berjalan baik walaupun dari semua anak yang mengikuti berbeda-beda. Terlihat dari hasil penjualan hasil karyannya, tetapi rata-rata dari anak- anak tersebut sudah banyak menghasilkan karya dan menjual bahkan mereka mendapat keuntungan. Selanjutnya program kursus yang hanya diwajibkan hanya khusus untuk SMA saja, dimana mereka diajarkan khursus agar mereka mempunya bekal selain pelajaran tetapi praktek kerja lapangan, jika setelah lulus anak tidak ingin melanjutkan kuliah mereka dapat bekerja sesuai yang diajarkan di skolah gratis ini Pak Cepi J. Malik mengatakan bahwa: 19 Wawancara pribadi dengan Diva sebagai siswa kelas 8 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB. 20 Wawancara pribadi dengan Ibu rina sebagai wali kelas 9 pada tanggal 6 Maret 2015, pukul 11.00 WIB. “Kami akan bekerja sama dengan BLK Balai Latihan Kerja dimana anak setelah lulus mendapatkan selain Ijazah mereka mendapatkan Sertifikat unuk melamar pekerjaan, dengan cara ini anak yang tidak ingin lanjut sekolah dapat bekerja dan membantu orang tuannya” 21 Selanjutnya adalah program TBM taman bacaan maleo, disini terdapat staff dan pendamping, dimana sekolah ini mendirikan TBM sebagai perpustakaan, agar anak dapat memperluas pemikiran melalui buku-buku yang disediakan oleh pihak Yayasan, TBM ini sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, banyak peminatnya, dan anak jadi rajin membaca di Perpustakaan, seperti yang dikatakan dengan Ibu Novi selaku Staff TBM Perpustakaan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro bahwa : “Manfaatnya banyak mba dengan adannya TBM ini siswa jadi gemar membaca, dengan membaca mereka banyak mendapatkan informasi, disamping itu juga sekolah gratis ini mendirikan TBM sebagai bekal pengetahuan selain belajar mengajar di kelas” 22 Selanjutnya adalah dari aspek tujuan program sekolah gratis ini, dimana denagn adanya sekolah gratis ini tidak ada lagi anak yang putus sekolah, menumbuhkan rasa kesadaran anak dan kemandirian anak dengan keterampilan, serta kursus, yang mereka bisa dapatkan disekolah gratis ini seperti halnya sekolah luar yang membutuhkan biaya besar. dari hasil penelitian di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro penulis melakukan wawancara dengan Pak Cepi J. Malik beliau mengatakan bahwa: “jadi selain sekolah ini didirikan kami menginginkan anak juga mempunyai keterampilan dan bekal kursus untuk masadepan mereka, jadi jika anak tidak kuliah mereka dapat bekerja membantu orang tuannya, sedangkan pendidikan adalah pengentasan kemiskinan, siswa yang bersekolah disini rata-rata 21 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. 22 Wawancara Pribadi dengan Ibu Novi sebagai Staff TBM di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal, 5 Maret 2015, Pukul 11.30 WIB. tidak mampu, dan kami membangun kemandirian anak agar mereka menjadi sukses dan kami juga menginginkan sekolah gratis ini bukan hanya semata-mata untuk SMP dan SMA tapi berlanjut juga sampai Universitas ” 23 Dengan sudah berjalannya sekolah gratis ini dari tahun 2005 sampai dengan sekarang, sudah mencapai dan tepat sasaran, walaupun didalamnya masih ada kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sekolah gratis ini, dalam hal ini diperlukan donatur yang membiayai sekolah gratis ini dengan cara mencarikan orang tua asuh untuk membiaya dari perlengkapan sekolah siswa, Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini mempunya jumlah donatur yang tetap dan tidak tetap, seperti dari dunia usaha, pemerintah, dan juga keterlibatan langsung pengurus Yayasan dan sekolah, untuk orang tua asuh dicarikan sejumlah anak dari tingkat SMP dan SMA, smua orang tua asuh dapat memilih anak 2 atau 3 anak, mereka semua di biayai setiap bulannya untuk anak SMP sebesar Rp. 250,000,- sedangkan SMA Rp. 300,000,-, dari donatur dan orang tua asuh yang tetap masih berjalan sampai saat ini. sedangkan guru relawan juga bisa menjadi orang tua asuh ataupun hanya tenaga pengajar, semua jumlah guru relawan ada sekitar 59 orang, mereka mengajar sesuai bidaangnya dan lulusan rata- rata S1 sampai S3, cara penerimaan relawan guru sejauh ini hanya mendaftar saja, sedangkan penerimaan orang tua asuh diberikan formulir seperti pendaftaran. Selanjutnya Dalam variabel program menurut Wayan Nurkancana juga disebutkan sarana fasilitas program harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Sarana fasilitas yang dibutuhkan tentunya harus sesuai dengan 23 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. program adalah dari aspek sarana dan prasarana serta mitra kerja Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Sekolah gratis ini memiliki fasilitas yang cukup memadai, dari ruang guru yang, ruang yayasan, ruang perpustakaan, aula, arena parker, kantin, rumah panggung, ruang kelas 7, 8, 9, 10 hanya saja kelas sebels belum memiliki ruangan dan sekarang masih menumpang kelas 10, dari masing-masing kelas terdiri dari 20 siswa, ada ruang menjahit, ruang keterampilan, diberikan juga fasilitas alat music band, angklung, belum lama ini diberikan donasi berupa laptop untuk akses mereka menggunakan jaringan Internet, kami mendapatkan fasilitas ini dengan jaringan mitra kerja yang banyak seperti smua bangunan ini deberikan dari sekolah Brithis School, dan kami juga diberikan beasiswa dari berbagai sekolah seperti sekolah Aulia dan Izadah. Dari hasil observasi dan wawancara dengan Bapak Fuadi mengatakan bahwa. “semua fasilitas di donasikan dari sekolah Brithis School dan donatur, jadi kami membangun mitra kerja dari berbagai pihak untuk pembangunan sekolah gratis ini” 24 Dengan demikian terlihat dari sarana dan prasarana sudah baik dan berjalan kondusif karena semua sudah memadai, tetapi disini terlihat masih kurangnya ketersediaan bangunan untuk kelas, belum ada untuk kelas 11 dan 12, maka dapat dikaitkan dengan indikator ketersediaan, dimana indikator ketersediaan melihat unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada. Sudah seharusnya bagi pihak Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro mengkaji ulang sarana dan prasarana yang terdapat dalam program sekolah gratis ini pada Tahun 2015. Dengan pengkajian ulang sarana dan prasarana ini, Yayasan Ibnu Sina Maleo 24 Wawancara pribadi dengan Ibu Sri Tjendani sebagai Kepala Sekolah TKBM Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 7 Maret 2015, pukul 12.00 WIB. Bintaro dapat memberikan sarana fasilitas yang lebih memadai untuk keberhasilan program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Fasilitas yang cukup memadai untuk kelangsungan pelaksanaan tujuan dari Yayasan dan memberikan dukungan serta perkembangan siswa yaitu menjadi siswa yang berpengetahuan dan berwawasan luas serta memiliki keterampilan yang dapat menunjang kreatifitas para siswa. Selain itu Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro juga memiliki fasilitas yang cukup baik diantarannya, perpustakaan, ruang guru, ruang Pembina Yayasan, aula digunakan untuk melakukan kegiatan pertemuan, ekskul, latihan tari, latihan angklung, dan latihan band, ruang keterampilan ruang daur ulang, ruang merajut, ruang menjahit, dan ruang otomotif, dan rumah panggung yang digunakan untuk siswa membaca buku yang kemudian mereka harus melakukan story telling, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Beti sebagai staff Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. “sarana-prasarana sudah memadai, seperti ruang kelas 7, 8, 9, 10, peralatan sekolah bangku, meja, sudah lengkap, ada TBM Maleo seperti perpustakaan, ruang yayasan maleo, dan ruang kantor guru SMP Ibnu Sina Maleo Bintaro, ruang keterampilan, aula dan rumah panggung” 25 Program sekolah gratis ini sudah berjalan sesuai jadwal yang diberikan oleh Yayasan dan Sekolah, dari jadwal KBM, Keterampilan, Kursus, dan yang lainnya dan sudah terencana, walaupun ada fasilitas yang kurang memadai, tetapi mereka sudah di jadwalkan dengan masing-masing kegiatan. 25 Wawancara pribadi dengan Ibu Beti sebagai staff Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal tanggal 5 Maret 2015, pukul 10.00-11.00 WIB. Sebuah program tidaklah lepas dari materi yang diberikan, pemberian materi merupakan hal yang penting dalam proses pelaksanaan program. Seperti halnya dalam program KBM, keterampilan dan kursus yang memiliki sebuah materi. Materi ini diberikan oleh guru relawan yang sesuai bidangnya, masing-masing memiliki materi yang berbeda walaupun dalam satu mata pelajaran terdapat dua sampai tiga guru, dan juga setiap kuru harus saling berkomunikasi sejauh mana materi yang sudah diajarkan dan yang belum diajarkan. Penulis melakukan wawancara kepada Ibu Nita mengatakan bahwa: “Dalam pemberian materi saya juga harus berkoordinasi dan saling komunikasi dengan guru yang lainnya karena setiap mata pelajaran terdapat 2 sampai 3 guru mba, jangan sampai nanti salah komunikasi berpenga ruh terhadap daya tangkap anak” 26 Serupa halnya dengan yang dikatakan dengan Ibu Santi selaku guru Matematika mengatakan bahwa: “Setiap tenaga pengajar disini harus saling berkomunikasi, karena banyaknya guru sama dengan banyaknya murid, dari setiap mata pelajaran terdapat 3 guru, jadi kami saling menanyakan sudah sampai mana pembelajarannya, dan mana saja yang belum diajarkan, jangan sampi kita salah komun ikasi” 27 Tujuan dibuatnya program oleh Yayasan dan Sekolah adalah agar para siswa dan siswi mandapatkan pelajaran yang sama seperti disekolah lain, karena program sekolah ini juga menginduk dengan sekolah SMP Negeri 1 Tangerang Selatan. Adapun ungkapan dari Pak Cepi J.Malik bahwa: “Tujuan yang paling mendasar yakni kita memberikan yang terbaik untuk anak kita tanpa membedakan apapun.menjadikan sekolah sebagai system kekeluargaan. Agar mereka bisa menikmati masa sekolah dengan fasilitas yang baik seperti anak-anak normal lainnya. Agar mereka 26 Wawancara pribadi dengan Ibu Nita sebagai guru SBK dan b. Inggris, pada tanggal 6 Maret 2015, pukul 13.30 WIB. 27 Wawancara pribadi dengan Ibu Santi sebagai guru matematika, pada tanggal 6 Maret 2015, pukul 11.00 WIB. bisa berani berinteraksi dengan orang lain dan membangun kemandirian dari apa yang mereka dapat dari sekolah gratis ini” 28 Hal yang serupa juga dikatakan dengan siswa kelas 9 yaitu Anisa mengatakan bahwa: “Sekolah ini diciptakan dasar kekeluargaan dan kami sebagai siswa disni merasa nyaman dan diperlakukan seperti layaknya disekolah yang mengeluarkan biaya, contohnya disini kami selalu makan siang bersama, masak bersama, pokoknya sekolah disini seperti keluarga sendiri” 29 Tujuan yang telah dicapai dalam proses pelaksanaan program sekolah gratis ini, hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan dengan aspek interaksi antara Pembina, Siswa, pihak Sekolah dan Yayasan, serta Guru-guru sampai Orang Tua Murid. Pada program sekolah gratis ini yang menanggungjawab atas pelaksanaan sekolah gratis ini adalah pihak Yayasan dan Sekolah yaitu dari Pembina Pak Cepi J. Malik, Ibu Astrida, Pak Fuadi, Ibu Sri, dan Ibu Dini mengatakan bahwa: “ Terhadap Pelaksanaan sekolah gratis Ini penanggung jawab adalah semua pengurus Yayasan dan Sekolah serta pihak-pihak yang terkait sebagai relawan dan O rang Tua Asuh” 30 Setiap program yang berlangsung memiliki batas waktu tersendiri kapan program akan selesai, yang memiliki batas waktu tidak ada kepastian kapan program ini akan selesai, pihak Yayasan Ibnu Sina menyerahkan selesainya program ini kepada donatur, pihak yang terkait dana dari pemerintah dan dana usaha dan semua pihak-pihak yang terkait memberikan dana. Karena sekolah ini berdiri atas kepedulian masyarakat kepada warga tidak mampu. Selain anak- anak 28 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. 29 Wawancara pribadi dengan Anisa siswa kelas 9 di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 11.00 WIB. 30 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. yang harus giat menuntut ilmu mereka harus memberikan kebanggaan seperti prestasi dan sebagai contoh kepada sekolah lain terhadap sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Sama halnya yang dikatakan dengan Pak Cepi J. Malik bahwa: “Sekolah gratis ini jika ingin berkembang terus, siswa kami harus menunjukan prestasi yang baik kepada sekolah lain, dan siswa kami harus menjadi percontohan yang baik terhadap sekolah gratis ini dan sekolah gratis yang lainnya, ya Alhamdulillah sekolah kami sudah memenangkan beberapa prestasi walaupun hanya beberapa, setidaknya mereka mengenal sekolah gratis ini di dirikan oleh Yayasan Ibnu Sina Ma leo Bintaro” 31 Keberhasilan dalam pelaksanaan sekolah gratis ini dilihat dari persayaratan penerimaan siswa yang sudah tepat sasaran semua siswa dari kalangan keluarga yang tidak mampu, dari hasil tes yang dilakukan saat penerimaan termasuk kriteria yang mampu mengikuti pelajaran di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, dari hasil wawancara dan survey mereka memiliki keadaan yang tingkat sosialnya dikatakan rendah, dan ini merupakan suatu pencapaian keberhasilan dari tingkat penerimaan siswa. a Prestasi Siswa Dari 85 siswa SMP dan SMA mereka memiliki kemampuan dalam bidang akademik seperti mereka mendapat beasiswa dari sekolah ternama yaitu Izada dan Aulia, untuk prestasi lomba mereka mendapatkan prestasi juara I lomba motivasi belajar mandiri LOMOJARI bidang keterampilan peserta didik SMP terbuka tingkat Nasional 2014, juara II lomba persentasi pengelola TBM jambore dan dongeng Kota Tangerang Selatan 2014, dan lain sebagainya. Ini merupakan pencapaian keberhasilan dalam prestasi siswa di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. 31 Wawancara pribadi dengan Pak Cepi J. Malik sebagai pembina Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 10.00 WIB. b Relawan Guru Dilihat dari jumlah relawan yang begitu banyak berpartisipasi dalam pelaksanaan sekolah gratis ini, para guru relawan sudah bertahan dari tahun 2005 sampai sekarang, mereka mampu mengajarkan siswa seperti yang dilakukan guru-guru di sekolah lain, dengan tenaga latar belakang yang rata-rata S1 sampai S3, yang mereka berniat memberi pengajaran dengan suka rela tanpa di bayar, mereka mampu menjalankan suatu program sekolah gratis seperti layaknya sekolah lain, dengan pola pengajaran yang menerka dari hasil komunikasi dengan guru lain dan itu merupakan sebuah keberhasilan dari relawan guru. c Pihak Yayasan dan Sekolah Dari semua hasil yang telah dikemukakan diatas, merupakan suatu keberhasilan untuk sekoah gratis ini, dengan adannya tenaga pengajar yang bekerjasama dengan cara berkomunikasi, dari hasil prstasi lomba dan beasiswa pada siswa, hingga donatur dan mitra luar ikut berkontribusi dalam pencapaian keberhasilan sekolah gratis merupakan suatu keberhasilan yang sudah dicapai oleh Yayasan walupun masih ada kendala- kendala yang dihadapi, tetapi untuk saat ini pencapaian keberhasilan sudah cukup baik dan dikatakan berhasil. Seperti halnya yang dikatakan oleh Ibu Sri Tjendani selaku kepala sekolah TKBM SMP bahwa : “Siswa disini ini mampu memberikan prestasi-prestasi yang baik kepada Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini, mereka mampu belajar seperti layaknya sekolah luar lainnya” 32 c. Keberlanjutan program 32 Wawancara pribadi dengan Ibu Sri Tjendani sebagai Kepala Sekolah TKBM SMP di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 7 Maret 2015, Pukul 12.00 WIB. Pelaksanaan program sekolah gratis ini belum memiliki evaluasi secara berkala setiap bulannya, evaluasi yang dilakukan pihak sekolah setiap pertengahan semester dan akhir semester untuk Program KBM, dan Yayasan mengadakan evaluasi mengenai pelaksanaan sekolah gratis ini dilakukan setiap 3 bulan sekali, dan akan membahas semuannya, dari program yang sudah berjalan dan program yang akan dilanjutkan. Dari evaluasi yang dilakukan Pihak Yayasan penulis dapat menafsirkan bahwa evaluasi ini dilakukan belum terlalu detail terhadap pelaksanaan sekolah gratis bagi keluarga miskin di yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini ealuasi yang dilakukan hanya sekedar belajar mengajar dilihat dari perkembangan siswa, sedangkan seharusnya Yayasan melakukan evaluasi mengenai pencapaian tujuan bukan hanya kepada perkembangan anak tetapi perkembangan keluargannya, yang dimana orang tua siswa yang merasakan dan menilai baik atau tidaknya sekolah gratis ini, dapat dilanjutkan atau tidak orang tua siswa itu sendiri, perlu adannya peninjauan yang lebih spesifik terhadap pelaksanan sekolah gratis di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro. Penulis juga mewawancarai Ibu Atrida Daulay mengenai pelaksanaan sekolah Gratis ini menurut pandangan beliau bahwa: “Dalam penyelenggaraan sekolah gratis ini sudah cukup baik, namun masih ada yang perlu dibenahi, dari keterbatasan tenaga staff, dan ruang kelas yang kurang memadai dalam evaluasi selanjutnya k ami akan membahas mengenai ini” 33 Dari penjelasan diatas bahwa, pelaksanaan sekolah gratis ini harus lebih di perdalam mengenai evaluasi, karena jika suatu program dapat di evaluasi maka akan terlihat hasil dari segi apapun, seperti yang akan dijelaskan penulis 33 Wawancara pribadi dengan Ibu Astrida sebagai ketua harian Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanggal 26 Februari 2015, Pukul 09.00 WIB. sesuai rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini dilanjutkan sebagai berikut. Dari hasil analisa yang dilakukan setelah penelitian di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum, dan juga evaluasi dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasikan menganalisa suatu fenomena dalam bentuk sebuah hasil keberhasilan, kegagalan suatu rencana kegiatan atau program hingga interpretasi menafsirkan data atau informasi yang diperoleh melalui pengukuran. Dalam evaluasi pelaksanaan program di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini sudah ada beberapa program yang tepat sasaran, dan setelah penulis melakukan observasi terdapat beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat serta manfaat terhadap pelaksanaan sekolah gratis ini. Dalam suatu kegiatan pasti tidak akan terhindar dari yang namannya hambatan atau kendala. Begitu juga untuk mengevaluasi pelaksanaan program sekolah gratis bagi keluarga miskin yang dilakukan Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini bukanlah suatu hal yang mudah, adapun beberapa hambatan yang dialami baik untuk staff maupun para siswa seperti latar belakang sekolah gratis Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro merupakan sekolah yang dibuat untuk masyarakat tidak mampu untuk itu sekolah ini tidak menerima pungutan biaya apapun dari orang tua siswa, namun karena sekolah ini merupakan sekolah gratis tidak jarang banyak siswa menyepelekan setiap kegiatan yang ada di Yayasan. Tentunya hal ini juga akan berpengaruh pada penanganan masing-masing anak dan tidak bisa menerapkan kedisiplinan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sarna sebagai wali kelas 10 sebagai berikut: “Masih banyak siswa yang mengandalkan sekolah gratis ini, seperti menyepelekan setiap pelajaran dan kegiatan lainnya, kemudian terlihat dari keseharian mereka serius atau tidaknya dalam mengikuti setiap pelajaran yang ada sehingga hasil belajar menjadi menurun ” 34 Dengan demikian penerapan kedisiplinan para siswa merupakan suatu kendala dalam pelaksanaan program sekolah gratis ini. sehingga membuat prestasi belajar beberapa siswa menurun. Disamping itu yang menjadi hambatan atau kendala dalam pelaksanaan program sekolah gratis ini merupakan kelemahan bagi pelaksana program sekolah gratis adalah banyaknya relawan dalam suatu mata pelajaran sehingga kegiatan belajar- mengajar menjadi tidak kondusif seperti yang diungkapkan oleh Ibu Nita sebagai guru B. Inggris bahwa: “Karena tenaga pengajar relawan yang banyak saat pembagian tugas mengajara aga sulit, soalnya stiap mata pelajaran gurunya bisa ada 3 atau 4 orang dalam 1 kelas, jadi kadang mengatur pembagian materi belajarnya bingung” 35 Hal inilah yang menyebabkan para relawan menjadi sulit dalam memberikan materi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapula hambatan dan kendala lainnya di yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro terdapat 3 siswa yang termasuk kategori keluarga mampu, dan siswa tersebut saat ini masih melanjutkan sekolah di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro hal ini akan menimbulkan rasa cemburu sosial terhadap siswa yang lainnya, kemudian 34 Wawancara pribadi dengan Ibu Sarna sebagai wali kelas 10 pada tanggal 6 Maret 2015, pukul 10.30 WIB. 35 Wawancara pribadi dengan Ibu Nita sebagai Guru B. Inggris di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro pada tanngal 6 Maret 2015, Pukul 13.00 WIB. dikhawatirkan akan timbul siswa-siswa yang mampu lainnya masuk ke Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro dan memanfaatkan program sekolah gratis ini. Dari beberapa hambatan dan kendala yang ada di atas sebaiknya pihak Yayasan mengevaluasi setiap program kegiatan dari proses awal masuk sampai siswa lulus sekolah. Sehingga dapat memperbaiki sistem yang ada di Yayasan Ibnu .Sina Maleo Bintaro seperti sumber daya manusia SDM, program kegiatan, dan siswa. Dari teori yang penulis temukan dengan hasil penelitian di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro bahwa penulis menggunakan teori dari Isbandi Rukminto Adi mengenai evaluasi input terdiri dari klien, staff, dan program sedangkan dari buku Wayan Nurkencana evaluasi input meliputi biaya, hambatan-hambatan, dan sarana-prasarana, teori kemiskinan menurut semua teori yang penulis dapatkan sesuai dengan penelitian. Selain itu ada pula memperkuat data dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bahwa semua klien staff, dan program yang ada di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro sudah sesuai dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dari segi klien, staff, dan program, tetapi, disini penulis menemukan hambatan dari berdirinnya sekolah gratis bahwa Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro ini belum efesien dalam penerimaan siswa ternyata masih ada siswa yang dikatakan mampu untuk masuk ke sekolah gratis ini. 93

BAB V PENUTUP