Pengaruh Penetapan Harga Dan Promosi Penjualan Tiket Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN PROMOSI

PENJUALAN TIKET TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA BIOSKOP 21 SUN PLAZA MEDAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

2009 SKRIPSI

OLEH :

JUNI RIANTRO LUMBANBATU 040502134


(2)

ABSTRAK

Juni Riantro Lumbanbatu (2009), Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. (Dibimbing oleh Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penguji I Ibu Dra. Ulfah, Msi dan Penguji II Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penetapan harga dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang siginifikan dari variabel bebas (independent varible) yaitu harga (X1) dan promosi (X2) terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Variabel promosi (promotion) merupakan variabel yang berpengaruh dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga (X1) dan

promosi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan dapat ketahui dengan nilai Fhitung sebesar

148,229 dan nilai koefisien Determian (r2) sebesar 0,518. Angka tersebut mempunyai pengertian bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel harga dan promosi mampu menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 51,8%. Adapun sisanya sebesar 48,2 % dijelaskan faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari harga dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Kerangka konseptual ... 8

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan dan manfaat penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metodologi Penelitian ... 11

1. Batasan dan Identifikasi variabel penelitian ... 11

2. Definisi Operasional Variabel ... 11

3. Tempat dan Waktu penelitian ... 15

4. Populasi dan Sampel ... 15

5. Jenis dan Sumber Data... 16

6. Teknik Pengumpulan Data ... 16


(4)

8. Skala Pengukuran ... 17

9. Teknik Analisis Data... 18

BAB II URAIAN TEORITIS ... 22

A. Penelitian Terdahulu ... 22

B. Bauran Pemasaran ... 22

C. Harga ... 25

1. Pengertian Harga ... 25

2. Penetapan Harga ... 26

3. Straregi Penetapan Harga... ... 28

D. Pengertian Promosi ... 31

E. Tujuan Promosi ... 32

F. Bauran Promosi (Promotion Mix) ... 33

G. Strategi Promosi ... 37

H. Keputusan Pembelian Konsumen... 40

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 43

A. Sejarah Bioskop 21... 43

B Perkembangan Bioskop 21 Sun Plaza Medan ... 45

C. Logo Biokop 21 ... 46

D. Visi dan Misi Bioskop 21 ... 46

E. Struktur Organisasi Bioskop 21 Sun Plaza Medan ... 47


(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Uji Validitas dan realibilitas ... 49

B. Analisis Deskriptif... 52

1. Deskriptif Responden ... 52

2. Distribusi Jawaban responden ... 53

C. Analisis Statistik... 59

1. Regresi Linier Berganda ... 59

2. Uji F Hitung (Uji Simultan) ... 61

3. Uji t (Uji Parsial) ... 63

4. Pengujian Koefisien Determinasi ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA


(6)

ABSTRAK

Juni Riantro Lumbanbatu (2009), Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. (Dibimbing oleh Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penguji I Ibu Dra. Ulfah, Msi dan Penguji II Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penetapan harga dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang siginifikan dari variabel bebas (independent varible) yaitu harga (X1) dan promosi (X2) terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Variabel promosi (promotion) merupakan variabel yang berpengaruh dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga (X1) dan

promosi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan dapat ketahui dengan nilai Fhitung sebesar

148,229 dan nilai koefisien Determian (r2) sebesar 0,518. Angka tersebut mempunyai pengertian bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel harga dan promosi mampu menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 51,8%. Adapun sisanya sebesar 48,2 % dijelaskan faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari harga dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.


(7)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Lat a r B e la kang M a sa lah

Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global telah menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang ini. Perusahaan tidak hanya bisa mengandalkan produk dan jasa yang berkualitas, harga yang bersaing serta jumlah outlet yang banyak, tetapi didukung juga oleh upaya-upaya penting dalam memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan.

Pesatnya perkembangan perfilman global dan nasional telah diimbangi dengan persaingan di sektor bioskop. Saat ini telah banyak hadir bioskop di Indonesia, baik berskala global maupun nasional, hal lain yang mendukung adalah perkembangan informasi, internet, selebriti, novel terkenal, kemajuan teknologi film, teknologi sound system, majalah resensi film dan lain-lain, semuanya itu telah menambah peluang bisnis untuk dicermati. Dengan demikian suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan khususnya bioskop haruslah memiliki strategi bauran pemasaran (marketing

mix) yang baik untuk menghadapi persaingan, baik untuk bertahan (survive)

atau sebagai pemimpin pasar (market leader) di bidangnya.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler,2001:82). Bauran pemasaran mempunyai peranan penting dalam upaya pengembangan perusahaan, oleh karena itu penentuan dan penyusunan elemen


(8)

bauran pemasaran harus dilakukan dengan penuh pertimbangan yang objektif sesuai dengan konsumen yang menjadi sasaran bisnis.

Elemen bauran pemasaran sangat penting dalam pemasaran jasa, dengan sejumlah penyesuaian. Tetapi selain itu ada elemen-elemen lain yang dibutuhkan dalam pemasaran jasa, elemen-elemen ini bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan konsumen jasa. Menurut Lupiyoadi (2001:58-65) bauran pemasaran jasa terdiri dari product (produk), price (harga),

place (tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (bukti

fisik) dan process (proses), customer service (pelayanan konsumen). Strategi yang kuat diperlukan pada posisi persaingan yang kompetitif dalam merebut pangsa pasar yang sejenis serta merupakan upaya meningkatkan tingkat penjualan.

Kegiatan bauran pemasaran dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan dan menjelaskan keunggulan dari suatu produk yang ditawarkan. Kegiatan pemasaran itu sendiri terdiri dari beberapa komponen atau variabel yang merupakan inti dari kegiatan pemasaran yaitu terdiri dari produk

(product), harga (price), tempat atau saluran distribusi (place), dan promosi

(promotion). Variabel-variabel tersebut saling menunjang dan berkaitan antara satu dengan lainnya. Tidak terbatas pada hal itu saja, perusahaan berupaya mempengaruhi serta membujuk calon konsumen agar bersedia mengkonsumsi produk yang dihasilkan, perusahaan harus juga berkomunikasi dengan konsumennya, dan apa yang dikomunikasikan jangan sampai menimbulkan keraguan., (Kotler, 2005:125).


(9)

pentingnya suatu strategi pemasaran maka sudah selayaknya perusahaan perlu mempertimbangkan suatu konsep harga dan promosi yang benar-benar berkualitas baik, sehingga dapat menunjang suatu keberhasilan perusahaan dalam menggelindingkan roda usahanya.

Promosi merupakan proses komunikasi antara perusahaan dengan pembeli pot ensial. Komunikasi yang efektif ditentukan oleh program promosi yang dilakukan. Bukan saja intensitas dalam melakukan promosi tetapi juga penggunaan bauran promosi yang tepat. Bauran promosi disini meliputi empat variabel utama yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan publikasi. Penetapan bauran promosi tersebut akan sangat mempengaruhi hasil akhir komunikasi yang dilakukan perusahaan, karena masing-masing variabel dalam bauran promosi mempunyai karakteristik yang berbeda. Fungsi promosi memegang peranan yang sangat penting karena mempunyai tujuan menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan (Tjiptono, 2005:236).

Promosi memerankan peranan penting dalam menempatkan posisi produk di mata dan benak calon konsumen, promosi memberitahukan, mengingatkan dan membujuk konsumen serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian (Cravens, 2000:98). Contohnya suatu jasa yang sebenarnya baik dapat mengalami hambatan pada pemasarannya karena promosi yang kurang baik. Hal tersebut memberikan peluang bagi pesaing dengan kebijakan promosi yang lebih baik untuk dapat mengisi celah yang ditinggalkan oleh produk sebelumnya. Dari promosi memang diharapkan timbul ketertarikan yang kuat dari pasar sehingga menghasilkan keputusan pembelian dan lebih jauh yang diharapkan adalah


(10)

pembelian ulang atau membentuk pelanggan tetap. Maka perusahaan harus menyusun kegiatan pemasaran dengan baik, pemasaran yang baik sangat membantu perusahaan dalam pengembangan produk dan jasanya. Dalam mengadakan pendekatan ke konsumen perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan selera konsumen yang selalu berubah dan mengikuti kemajuan teknologi.

Semakin maraknya perfilman Indonesia akhir-akhir ini bisa dikatakan sebagai fenomena yang positif dalam industri film itu sendiri. Kini setidaknya hampir setiap minggu bermunculan judul-judul baru di setiap bioskop yang tersebar seantero Indonesia. Hal itu juga yang membuat persaingan di industri film pun kini semakin ketat. Dan hal tersebut juga dapat memicu penonton untuk lebih selektif lagi pada setiap judul yang ditawarkan, sehingga akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk menganbil keputusan untuk menonton. Jalan satu-satunya terkadang promosi yang gencar di setiap media (televisi, cetak, internet, dan radio) menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat penonton.

Kota Medan adalah kota terbesar ketiga Indonesia, dan terbesar di pulau Sumatra yang merupakan pusat bisnis, pemerintahan, serta tidak ketinggalan dengan industri hiburannya. Industri jasa hiburan di Medan sudah tergolong maju, begitu juga dengan bioskop-bioskop yang ada. Pada saat ini kota Medan memiliki 6 jaringan bioskop ternama di Indonesia, berikut daftar bioskop di kota Medan. Pada tabel 1.1 berikut adalah daftar bioskop di kota Medan :


(11)

Tabel 1.1

Daftar Bioskop di Kota Medan

No Nama Bioskop Alamat Jumlah Studio Harga Tiket (Rp)

HTM Nomat

1 Sun 21

Sun Plaza Lt. IV Jl. KH.Zainul Arifin Medan

4 studio 40.000 25.000

2

Thamrin Theatre 21

Thamrin Plaza Jl. Thamrin Medan

4 studio 30.000 20.000

3

Empire Theatre 21

Sinar Plaza Lt.IV Jl. Guru Patimpus

Medan

6 studio 15.000 10.000

4

Perisai Theatre

Perisai Plaza Jl.Pemuda Medan

3 studio 30.000 15.000

5 Medan Theatre Medan Plaza Jl.Iskandar Muda Medan

4 studio 20.000 15.000

6 Presiden Theatre Deli Plaza Jl.Putri Hijau Medan

1 studio 25.000 15.000

7 Palladium 21

Grand Palladium Jl.Kapten Maulana

Lubis Medan

4 studio 25.000 20.000

Sumber : www.pemkomedan.go.id/diakses 12 November 2009 (diolah)

Pada tabel di atas terlihat bahwa bioskop-bioskop di kota Medan mengutamakan penetapan harga tiket berdasarkan hari, hal ini dapat dilihat sebagai suatu strategi perusahaan untuk melihat peluang yang ada. Persaingan


(12)

usaha dalam usaha bioskop di kota Medan tidaklah tergolong mudah, hal ini diakibatkan banyaknya jumlah usaha sejenis yang penawaran jasa serta fasilitasnya yang tidak kalah menarik bagi warga kota Medan. Artinya hanya yang unggul dalam persaingan inilah yang akan tumbuh dan berkembang untuk selanjutnya.

Bioskop 21 Sun Plaza Medan (Cineplex Group) merupakan salah satu jaringan Cineplex yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia yang usahanya Bioskop 21 berdiri pada tahun 2004 yang beralamat di jalan K.H Zainul Arifin Lt. IV memiliki 4 (empat) studio yang menawarkan jasa hiburan menonton untuk masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat kota Medan pada khususnya.

Bioskop 21 (twenty one) memegang peranan besar dalam perkembangan film Indonesia sekarang ini dari segi pemasaran atau distribusinya. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa hampir setiap kota di Indonesia ini pasti sudah ada cabang dari mereka, dan mereka pun bisa menggelar pemutaran secara serentak setiap ada judul baru baik dari dunia perfilman Indonesia maupun film luar negeri. Bioskop 21 Sun Plaza Medan dalam menarik perhatian pelanggannya telah menggunakan teknologi THX dan Dolby Digital. Peningkatan jumlah penonton dapat dilihat tingkat kunjungan penonton pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Adapun tingkat kunjungan penonton Bioskop 21 Sun Plaza Medan selama 5 bulan dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :


(13)

Tabel 1.2

Data Jumlah Penonton Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan Selama Bulan April – September 2009

Bulan

Jumlah kunjungan

penonton Persentase ( % )

April 40.034 -

Mei 42.641 6,51

Juni 45.458 6,60

Juli 50.985 12,15

Agustus 51.857 1,71

September 52.263 0.78

Sumber : Manajemen Bioskop 21 Sun Plaza Medan, ( diolah )

Pada tabel di atas, terlihat bahwa ada peningkatan tingkat penjualan tiket pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan sebesar 6,51 % pada bulan Mei 2009. 6,60 % pada bulan Juni 2009, 12,15 % pada bulan Juli 2009, dan pada bulan Agustus sebesar 1,71 %. Peningkatan jumlah penonton pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan tentunya akan mendatangkan keuntungan pada perusahaan tersebut dan mengakibatkan perusahaan tersebut akan bertahan dari persaingan yang ada.

Keputusan mengenai penetapan harga (price) dan promosi (promotion) merupakan salah satu keputusan strategis yang sangat penting karena dari keputusan tersebut diharapakan semakin banyak mendorong konsumen yang menggunakan produk/jasa perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan. Dalam menentukan bauran pemasaran perusahaan yang satu akan berbeda dengan perusahaan yang lain, hal tersebut tergantung dari jenis poduk, pasar sasaran, tahap daur hidup produk serta kebijakan manajemen yang bersangkutan. Perusahaan harus memberikan perhatian yang besar pada bauran


(14)

perencanaan pemasaran yang tepat untuk dapat mencapai target yang di kehendaki perusahaan. Begitu juga dengan Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Dari latar belakang tersebut di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul

“Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Tiket Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan“.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor bauran pemasaran berupa harga (price) dan promosi (promotion) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Boskop 21 Sun Plaza Medan ?

2. Variabel manakah yang berpengaruh secara dominan di antara penetapan harga (price) dan promosi (promotion) penjualan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan?

C.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah sintesa tentang hubungan beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang di deskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar dalam pembuatan hipotesis (Kuncoro,2003:49).

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka dibuat suatu kerangka konseptual sebagai berikut :


(15)

Sumber : Kuncoro, (2003:46), diolah

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya perlu diuji (Sugiyono,2006:51). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka hipotesis yang dikemukakan peneliti adalah :

1. Variabel harga (price) dan promosi (promotion) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

2. Variabel promosi (promotion) merupakan variabel yang berpengaruh dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

Harga (

X

1 )

Keputusan Pembelian (Y)


(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pengaruh variabel harga (price) dan promosi (promotion) terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. b. Mengetahui variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi Perusahaan

Memberikan saran dan masukan dalam hal bauran pemasaran sebagai strategi untuk meningkatkan volume penjualan tiket pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

b. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai bauran pemasaran, khususnya tentang penetapan harga (pricing) dan promosi (promotion).

c. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi penelitian sejenis yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh penetapan harga dan promosi terhadap keputusan pembelian.


(17)

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan dan identifikasi variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan varibel terikat. Variabel independen sering disebut stimulus, prediktor. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependen.

Pada penelitian ini penulis membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi tkeputusan pembelian hanyalah pada faktor bauran pemasaran berupa harga (price) dan promosi (promotion).

2. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel dalam suatu penelitian, diperlukan defenisi operasional dari masing-masing variabel. Defenisi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas ( Independent Variable )

1. Harga (price)

Harga adalah nilai nominal yang ditetapkan oleh pihak produsen sebagai imbalan atas produk atau jasa yang dihasilkannya untuk konsumen. Indikatornya :

a) Tingkat harga yang ditetapkan,

b) Perbandingan harga dengan pesaing sejenis,

c) Potongan harga maupun bonus yang diberikan , dan d) Kesesuaian harga dengan fasilitas yang diberikan.


(18)

2. Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontuinitas, kuantitas, serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran barang atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tepat, tapi juga didukung oleh kegiatan promosi. Indikatornya adalah :

a) periklanan (advertising)

b) promosi penjualan (sales promotion) c) publisitas (publicity)

d) pemasaran langsung (direct marketing)

Dari bentuk-bentuk promosi yang ada, sarana periklanan memegang peranan penting di mana hampir semua jenis periklanan digunakan oleh pihak perusahaan seperti membagi-bagikan brosur, stiker dan megiklankan jadwal premiere film melalui berbagai media, baik media massa maupun elektronik.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Adapun indikatornya adalah faktor-faktor yang mendorong konsumen menganbil keputusan pembelian seperti: faktor kebutuhan dan sikap, faktor demografi dan gaya hidup, faktor kelompok referensi, serta faktor keluarga.


(19)

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator

Skala

Pengukuran

Harga (price/

X

1)

estimasi penjual terhadap arti ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta layanan yang menyertai suatu produk

a) tingkat harga yang ditetapkan, b) perbandingan harga dengan pesaing sejenis, c) potongan harga maupun bonus yang diberikan , dan d) kesesuaian

harga dengan fasilitas yang diberikan

Likert

Promosi

(promotion/

X

2)

arus informasi atau persuasi satu arah yang

dibuat untuk

mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada a) periklanan (advertising) b) promosi penjualan (sales Likert


(20)

tindakan yang menciptakan kesadaran,

memberitahukan,

membujuk dan

mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk/jasa yang ditawarkan promotion) c) publisitas (publicity) d) pemasaran langsung (direct marketing) Keputusan Pembelian (Y) Pengambilan keputusan

pada dasarnya

merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli a) fakor kebutuhan dan sikap b) faktor demografi dan gaya hidup c) faktor kelompok referensi d) faktor keluarga Likert


(21)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bioskop 21 Sun Plaza Building Lt. 4 Jalan K.H. Zainul Arifin Medan . Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai bulan Nopember 2009.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. (Sugiyono, 2006:75). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang menikamati tayangan pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. antara bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Nopember 2009.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:78).Dengan populasi tak terhingga (∞) dan dengan taraf kesalahan 10% maka jumlah sampel adalah sebanyak 272 orang dengan penggenapan menjadi 275 orang (Sugiyono, 2006:81).

Adapun kriteria yang dapat dijadikan sampel adalah pelanggan yang telah melakukan kunjungan minimal 2 kali ke Bioskop Sun Plaza Medan dan dapat berkomunikasi dengan baik serta berusia 17 tahun ke atas, karena pada usia ini sudah dianggap mempunyai kemampuan untuk memahami kuesioner yang diberikan.


(22)

5. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari konsumen potensial dan aktual melalui kuesioner pada penonton Bioskop 21 Sun Plaza Medan, yang kemudian akan diolah dan dianalisis.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan yang terdapat dari perusahaan dan kepustakaan lainnya, seperti data jumlah penonton yang telah datang ke Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertayaan melalui daftar pertayaan pada objek penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu harga, promosi, dan keputusan pembelian.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung pada objek responden. Tujuan wawancara adalah untuk mendukung teknik kuesioner, terutama bila ada yang belum jelas.

c. Studi Pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca, dan mempelajari berbagai macam buku, artikel, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(23)

7. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan relibilitas ini dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk dipegunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel berarti bahwa bila instrumen tersebut dipergunakan bebereapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkana data yang sama (Sugiyono, 2006:109). Uji validitas dan realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service

Solution) versi 15.00 untuk memperoleh hasil yang terarah.

8. Skala Pengukuran

Peneliti menggunakan skala likert sebagai alat ukur. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86) untuk keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatif jawaban kepada responden untuk masing-masing vaiabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5, adapun skor yang diberikan adalah:

Sangat Setuju (SS) : 5 Setuju (S) : 4 Kurang setuju (KS) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1


(24)

9. Teknik Analisis Data

a. Metode Penelitian Analisis Deskriptif

Metode analisis yang dilakukan untuk menganalisis data-data dan keterngan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh yang selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

b. Metode Penelitian Analisis Statistik 1. Metode Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas dan variabel tidak bebas, maka akan digunakan metode Regresi Berganda (Multiply Regression ) dengan menggunakan bantuan SPSS

versi 15.0. Rumusannya adalah sebagai berikut :

Yí = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+e

Dimana :

=

Keputusan Pembelian

a

=

Konstanta

b

1,2 = Koefisien regresi

X

1 = Skor dimensi harga

X

2 = Skor dimensi promosi

e =

Standar error


(25)

2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t (uji Parsial) adalah menguji setiap variabel (Xi) apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel tidak bebas (

Yi

). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Ha : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α ) 5 % dan derajat kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang diperoleh untuk menguji signifikansi pengaruh. Kriteria pengambilan keputusan :

- H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 %

artinya, tidak ada pengaruh yang nyata

X

i terhadap

Yi

. - Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5 %


(26)

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)

Uji - F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Ha : b1,b2≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

4. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (

X

i)adalah besar terhadap variabel terikat (

Yi

). Dalam hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(27)

bahwa pengaruh variabel bebas (

X

i) terhadap variabel terikat (

Yi

) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian T Dedy Rahmatsyah (2008) tentang pengaruh harga dan promosi terhadap minat pelanggan menggunanakan jasa studio rekaman Citra Medan dengan menggunakan data penelitian tahun 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan jumlah konsumen untuk menggunakan jasa studio rekaman Citra Medan.

Haryani (2006), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo”. Penelitian tersebut dilakukan dengan didasarkan oleh variabel harga, produk, dan promosi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada pengaruh yang signifikan antara harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia konsumen ibu rumah tangga di kecamatan Gebang kabupaten Purworejo. Variabel produk yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian dalalah variabel produk.

B. Pengertian Bauran Pemasaran


(29)

karena begitu terkenalnya. Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Konsep marketing mix (bauran pemasaan) pertama kali diperkenalkan oleh Jerome McCarthy (Bapak marketing mix) terdiri dari 4P ;

1. Produk (product) 2. Harga (price) 3. Tempat (place) 4. Promosi (promotion)

Bila ditinjau dari sudut pelanggan 4P bisa dirumuskan menjadi 4C ; 1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customers’ needs and wants) 2. Biaya (cost)

3. Komunikasi (communication) 4. Kenyamanan (convenience)

Kotler (2005) mendefenisikan bauran pemasaran merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran logistik, dan komunikasi produk atau jasa suatu perusahaan.

Bauran pemasaran adalah panduan strategi produk, promosi, tempat, dan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju (Lamb, Hair, & McDaniel, 2001:55).


(30)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakn pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.(Tjiptono 2005:30) Selain unsur 4P, Tjiptono menambahkan : people,

physical evidence, process,dan customer service.

a. People

People berarti orang yang melayani ataupun merencanakan pelayanan

terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang, maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga memberikan kepuasaan terhadap pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar dan iklas (Alma, 2003:37)

b. Physical evidence

Physical evidence berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat

keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang yang berkunjung ke bank akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabot, bahkan sampai ke pakaian seragam karyawan. Lebih rinci, beberapa contoh bukti fisik ialah untuk fasilitas eksternal misalnya; konsumen akan memperhatikan desain eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk fasilitas interior konsumen akan memperhatikan perlengkapan, gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperatur suhu ruangan. (Alma, 2003:38)


(31)

c. Process

Proses ini terjadi di luar pandangan konsumen. Konsumen tidak tahu

bagaimana proses tejadi, yang penting jasa yang ia terima harus memuaskan. Proses ini terjadi berkat dukungan karyawan dan dengan lancar. Yang penting semua proses operasional, apalagi yang behubungan dengan konsumen harus betul-betul memuaskan. Semua rantai nilai yang ikut dalam proses tersebut harus bekerjasama dengan penampilan yang prima. (Alma, 2003 38)

d. Customer service

Customer service (layanan pelanggan) memiliki perbedaan makna pada

organisasi yang berbeda. Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab bauran pemasaran ini tidak hanya bisa diserahkan pada departemen layanan pelanggan saja. Semua personel harus memiliki perhatian dan tanggung jawab terhadap masalah layanan pelanggan ini. Manajemen kualitas jasa layanan pelanggan yang ditawarkan berkaitan erat dengan kebijakan desain produk dan personalia (Tjiptono, 2005:32)

C. Harga ( Price )

1. Pengertian Harga

Harga adalah estimasi penjual terhadap arti ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta


(32)

layanan yang menyertai suatu produk (Kartajaya, 2002 : 481). Jadi harga tidaklah sekadar perhitungan biaya-biaya ditambah sejumlah persentase tertentu sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.

Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang di bebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Lovelock dan Patterson (Tjiptono, 2005:193) tujuan umum penetapan harga adalah untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara keseluruhan. Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus didasarkan pada pemahaman secara mendalam atas tujuan sepesifik yang ingin perusahaan capai. Ada tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga jasa, yakni ;

1. Tujuan berorientasi pendapatan a. Mengejar profit

• Menghasilkan surplus sebesar mungkin

• Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak berusaha memaksimalkan laba

b. Menutup biaya

• Menutup biaya teralokasi secara penuh (termasuk biaya


(33)

• Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu (setelah dikurangi biaya overhead institusional dan segala macam hibah spesifik).

• Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu pelanggan ekstra.

2. Tujuan berorientasi kapasitas

Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan sesuai dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu (sehingga bisa mengoptimalkan kapasitas produktif). 3. Tujuan berorientasi pelanggan

a. Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam rangka mencapai tingkat pendapatan minimum tertentu.

b. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

c. Menawarkan metode pembayaran (termasuk fasilitas kredit) yang bisa

meningkatkan kemungkinan membeli.

Swastha (2001) menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :

1) Keadaan perekonomian

Keadaan perkonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang belaku. 2) Permintaaan dan penawaran


(34)

Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada tingkat harga tertentu.

3) Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempegaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.

4) Persaingan

Harga jaul beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.

5) Biaya

Biaya merupan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

6) Tujuan perusahaan

Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : a) Laba maksimum

b) Volume penjualan tertentu c) Penguasaan pasar

7) Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.


(35)

3. Strategi Penetapan Harga

Strategi penentuan harga ( pricing ) sangat signifikan dalam pemberian

value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan

konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Menurut Tjiptono (2005:198-200) strategi penerapan harga jasa adalah sebagai berikut :

a. Strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang akan diterima :

1. Statisfaction-Based Pricing (penetapan harga berdasrkan kepuasan)

Karakteristik intangibilitas jasa menghadirkan tantangan bagi perusahaan dan pelanggan dalam hal menciptaan nilai jasa secara jelas. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan pelanggan. Penyedia jasa mengupayakan sebagai berikut:

a. Garansi jasa (service guarantees) ; penetapan harga disertai garansi b. Benefit-driven pricing ; penetapan harga berdasrkan nilai tambah

c. Flate-rate pricing; penetapan harga berdasrkan biaya aktual

2. Relationship pricing

Adalah penetpan harga berdasrkan upaya yang menarik, mempertahankan, dan meningkatkan relasi dengan para konsumen, seperti ;


(36)

penetapan harga berdasrkan kontrak dengan insentif harga dan nonharga kepada pelanggan agar mereka bersedia mengikat diri pada relasi jangka panjang.

b. Price bundling ;

adalah strategi penetapan harga dengan menjual satu jasa atau lebih dalam satu paket. Harga satu paket harus lebih murah daripada harga total masing-masing item bila dijual terpisah.

3. Efficiency pricing

Aspek utama dalam strategi ini adalah pemahaman, pengelolaan dan penekanan biaya. Sebagian atau keseluruhan penghematan biaya akan diteruskan kepada para pelanggan dalam bentuk harga yang lebih murah. b. Strategi penetapan harga konvensional ke dalam sektor jasa;

1. Cost-based pricing ; metode penetapan harga berdasarkan perhiutngan biaya- biaya finansial.

2. Competition-based pricing; strategi ini berfokuspada harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri atau pasar yang sama.

3. Demand-based pricing (value-based pricing) ; penetapan harga berdasarkan pada perspektif pelanggan yaitu permintaan.

c. Strategi penetapan harga berdasrkan persepsi pelanggan ; 1. Nilai adalah harga murah;

a). Discounting ; penetapan harga yang disertai dengan diskon


(37)

d). Penetration pricing ; penetapan harga murah untuk percobaan 2. Nilai adalah sesuatau yang diinginkan dari sebuah jasa;

a). prestige pricing; penetapan harga mahal untuk kualitas pretisius b). skimming pricing ; penetapan harga mahal dengan dana besar

promosi

3. Nilai adalah kualitas yang didapatkan;

a). Value pricing ; penetapan harga berdasarkan paket

b). Market segmentation pricing ; penetapan harga berdasarkan segmen pasar

4. Nilai adalah semua yang telah diberikan;

a) Price framing ; mengorganisasi harga berdasrkan refernsi akurat b) Price bundling ; menetapkan harga berdasrkan paket

c) Complementary pricing ; menetapkan harga untuk sifatnya melengkapi

d). Results-based pricing ; menetapkan harga berdasrkan hasil jasa.

D. Pengertian Promosi

Menurut Swastha (2001:222), Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan kesadaran, memberitahukan, membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.

Berdasarkan defenisi tersebut dapat dijelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk memberikan informasi dan mengingatkan calon konsumen akan produk yang dihasilkan dengan harapan calon konsumen melakukan tindakan


(38)

pembelian terhadap produk perusahaan.

Menurut Kismono (2001:374), Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran.

Defenisi ini memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi mengarah pada tiga karakteristik promosi yaitu:

1. Kegiatan promosi adalah kegiatan atau proses komunikasi yang bertujuan sebagai

perantara seperti untuk meyakinkan, mendidik atau menciptakan image yang positif.

2. Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang terprogram, jadi bukan kegiatan

yang serampangan.

3. Promosi bertujuan untuk memisah-misahkan konsumen.

Pengertian promosi yang diberikan berbeda-beda namun secara garis besar mereka menganggap bahwa promosi merupakan alat komunikasi yang digunakan produsen untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat untuk membeli produk yang ditawarkan. Kegiatan promosi yang dilakukan dapat berhasil dengan baik jika promosi tersebut telah direncanakam secara formal dan tepat sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

E. Tujuan Promosi

Tujuan promosi secara umum adalah membangkitkan keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan melalui promosi diharapkan dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.


(39)

yang akan membantu tercapainya tujuan secara lebih luas. Program-program promosi dapat di dasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini:

1. Memberikan informasi.

Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberikan informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana

konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan pembelinya.

2. Meningkatkan penjualan

Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan.

Perusahaan dapat merancang promosi penjualan dengan memberikan kupon belanja, sampel produk dan sebagainya. Untuk membujuk konsumen mencoba produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan tambahan keuntungan lain. 3. Menstabilkan penjualan

Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi agar tingkat penjualan perusahaan tidak mengalami penurunan yang berarti.

4. Memposisikan produk

Perusahaan perlu memposisikan produknya dengan menekankan keunggulan

produknya dibanding produk pesaing. Strategi promosi yang tepat seperti iklan dapat membantu perusahaan.

5. Membentuk citra produk

Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dapat membantu membentuk image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat menggunakan media iklan untuk membangun citra produknya di mata konsumen.


(40)

F. Bauran Promosi (Promotion Mix)

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting. Pada strategi promosi ini terdapat kombinasi dari berbagai macam media promosi dengan tujuan untuk memaksimalkan pencapaian target pasar.

Secara umum bauran promosi (promotion mix) terdiri dari periklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi, publisitas dan pemasaran langsung. Di dalam promosi di bidang jasa, bauran promosi ditambah tiga unsur yaitu : public relation, word of mouth,

direct & online marketing Bauran promosi antara lain :

1. Periklanan (Advertising)

Iklan adalah segala bentuk penyajian non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Kotler,2005:323)

Tujuan periklanan adalah komunikasi tertentu, yang harus dilakukan dengan audiens sasaran tertentu selama periode waktu tertentu (Kotler & Armstrong,2001:154). Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti lewat:

1) Pemasangan billboard (papan nama) di jalan-jalan strategik.

2) Pencetakan brosur disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan. 3) Pemasangan Spanduk di lokasi tertentu dan strategik.

4) Melalui Koran, 5) Melalui Majalah. 6) Melalui internet. 7) Melalui Televisi. 8) Melalui Radio,dan


(41)

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi lain di samping promosi lewat iklan dapat dilakukan melalui promosi penjualan atau sales promotion. Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan.

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono,2005:229).

3. Publisitas (Publicity)

Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing perhatian penonton melalui kegiatan seperti pameran, reality show, bakti sosial serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan minat calon konsumen untuk membeli tiket nonton.

Lamb, dkk (2001:234), Publisitas adalah informasi publik mengenai sebuah perusahaan, barang atau jasa yang tampil di media massa sebagai suatu jenis baru. Publisitas menampilkan tiga ciri khusus:

a. Nilai kepercayaan yang tinggi

Artikel dan berita di media biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca dari pada iklan.

b. Dorongan keluar

Publisitas bisa menjangkau banyak pilihan yang menghindari wiraniaga atau iklan.


(42)

c. Seperti iklan publisitas mempunyai potensi untuk mendramatisir suatu perusahaan atau produk.

Berikut ini adalah beberapa kelebihan yang diperoleh perusahaan jika menggunakan media publisitas ini sebagai salah satu media promosi, antara lain :

a. Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan b. Publisitas dapat ditempatkan di halaman utama surat kabar ataupun pada

tempat yang dapat dilihat pembaca

c. Publisitas lebih mudah karena dapat dilakukan lebih luas dan tidak dipungut biaya.

4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Penjualan perorangan/langsung adalah persentasi langsung dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli, dengan maksud untuk mendapatkan penjualan (Cravens,2000:77).

Penjualan perorangan merupakan alat promosi yang mahal tetapi mempunyai peranan yang sangat besar bagi industri jasa. Penjualan perorangan mempunyai kelebihan antara lain:

a. Para penjual dapat berinteraksi dengan para pembeli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengatasi penolakan.

b. Para penjual dapat mengatasi penolakan.

c. Para penjual mempunyai kapasitas untuk mengumpulkan pengetahuan pasar. d. Memberikan umpan balik.

Perusahaan dalam melakukan kegiatan penjualan terlebih dahulu mempersiapkan tenaga pemasarnya yang berhubungan langsung dengan konsumen. Penjualan pribadi


(43)

a. Berhadapan langsung, yaitu melibatkan hubungan yang hidup, cepat dan interaktif antara dua orang atau lebih.

b. Pengembangan yaitu berusaha mengembangkan hubungan yang ada menjadi hubungan yang berlangsung lama atau hubungan yang berkelanjutan.

c. Respon yaitu mengenai respon yang terjadi dari konsumen dengan adanya penjualan perorangan ini.

5. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Simamora (2006:260), Pemasaran langsung adalah kombinasi dari berbagai metode promosi yang ditujukan langsung kepada pasar sasaran dan berusaha untuk memperoleh respon langsung. Dalam direct marketing kombinasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Contoh dari direct marketing adalah katalog, surat, dan lain-lain.

G. Strategi promosi

Menurut Boyd (2000:65), Strategi promosi adalah sebuah program terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan material yang dirancang untuk menghadirkan perusahaan dan produk-produknya kepada calon konsumen, menyampaikan ciri-ciri produk yang memuaskan kebutuhan untuk- mendorong penjualan yang akhirnya akan memberi kontribusi pada kinerja laba jangka panjang.

Keputusan yang menyangkut target pasar dan produk, distribusi dan harga akan mengarahkan:

1. Menetapkan strategi promosi


(44)

b. Pengidentilikasian tugas-tugas komunikasi spesifik aktivitas promosi. 2. Mengembangkan strategi promosi

Dalam mengembangkan strategi promosi, hal yang dilakukan adalah: a. Meningkatkan permintaan

Tujuan terakhir dari sebuah promosi adalah meningkatkan permintaan untuk barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

b. Membedakan produk

Diferensiasi produk adalah satu upaya promosi. Permintaan yang beraneka ragam berarti para konsumen menganggap bahwa keluaran perusahaan pada akhimya adalah identik dengan produk pesaingnya.

c. Pengenalan kebutuhan

Salah satu tujuan komunikasi khususnya untuk pengenalan produk baru adalah untuk memicu suatu kebutuhan. Pengenalan kebutuhan dapat pula penting bagi produk dan jasa yang ada, khususnya pada saat pembelian atau memilih atau tidak membeli.

3. Memilih bauran promosi

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode promosi yang akan digunakan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Tipe pasar

Tipe pasar dimana produk ditawarkan apakah perusahaan menggunakan strategi menarik (pull strategy) atau strategi mendorong (push strategy) dalam promosi, tahap dalam daur hidup produk dan peringkat perusahaan di pasar.

b. Strategi menarik atau mendorong


(45)

(umumnya berupa penjualan personal dan promosi dagang) kepada perantara untuk mernpromosikannya kepada konsumen akhir. Dengan strategi menarik (pull strategy) perusahaan aktivitas pemasarannya (umumnya iklan dan promosi konsumen) langsung kepada konsumen akhir agar mereka tertarik kepada produk. c. Tahap kesiapan konsumen

Dampak promosi berbeda-beda sesuai dengan tahap kesiapan pembeli. Pada tahap kesadaran dan pengetahuan iklan dan hubungan masyarakat dan tahap keyakinan untuk membeli. Tahap terakhir yaitu berupa pembelian oleh konsumen.

d. Daur hidup produk

Efek promosi juga berbeda sesuai dengan tahap-tahap yang dilalui produk pada daur hidupnya. Meliputi tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan tahap penurunan promosi harus dikurangi. Iklan dilakukan sesedikit mungkin sekedar untuk mengingatkan pembeli yang masih setia kepada produk tersebut. Yang paling berperan di sini adalah promosi penjualan, itulah sebabnya stok lama diberi diskon yang tinggi atau dengan istilah cuci gudang.

G. Keputusan Pembelian Konsumen

Boyd (2000:120), Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli. Walaupun nyata sekali bahwa berbagai konsumen akhirnya memilih untuk membeli barang-barang yang berbeda disebabkan oleh perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan, manfaat yang dicari, sikap, nilai, pengalaman masa lalu,dan gaya hidup) dan pengaruh social (perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau kondisi keluarga).


(46)

1. Jenis-jenis pengambilan keputusan konsumen

Boyd (2000:123) Proses pengambilan keputusan konsumen ketika melakukan pembelian adalah bervariasi, dikelompokkan menjadi 2 kategori :

a. Keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi

Keputusan pembelian dengan keterlibatan tingkat tinggi meliputi produk atau jasa secara psikologis penting bagi seorang konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan sosial atau pribadinya.. Untuk mengurangi resiko sehubungan dengan pembelian produk/jasa dengan keterlibatan tinggi, banyak konsumen yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang kompleks. Mereka mencari informasi secara luas dari berbagai sumber untuk mengevaluasi produk/jasa pilihan untuk meminimalkan kemungkinan konsekuensi negatif yang tidak terduga setelah pembelian.

b. Keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah

Adalah keputusan pembelian produk/jasa yang biasanya tidak membutuhkan keterlibatan tinggi dan penting bagi konsumen. Pencarian informasi untuk mengevaluasi merek alternatif biasanya sedikit.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternative, pencarian informasi, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

a. Pengenalan kebutuhan

Tahap pertama proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan


(47)

Tahap proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin mencari informasi secara aktif.

c. Pengevaluasian alternatif

Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. d. Keputusan pembelian

Tahap proses keputusan di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian. e. Perilaku setelah pembelian

Tahap proses keputusan pembelian konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian bedasrkan kepada kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Sumber : Sumarwan (2003:122)

Gambar 2.1 Model Pengambilan Keputusan Pembelian

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen

Ketika akan membeli produk atau jasa konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor hal ini terbentuk oleh ruang lingkup pribadi maupun lingkungan yang berbeda-beda, seperti :

1. Faktor pengaruh psikologi dan pribadi ; a. Persepsi dan memori,

b. Kebutuhan dan sikap, c. Demografi dan gaya hidup.

2. Faktor sosial; Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku setelah pembelian


(48)

a. Budaya b. Kelas sosial

c. Kelompok referensi d. Keluarga


(49)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bioskop 21

Bioskop 21 secara global dikenal dengan nama perusahaan Cineplex Entertainment Limited Partnership berdiri pada tahun 1920, dan bermarkas di Toronto, Kanada. Bioskop 21 adalah jenis jaringan usaha waralaba (franchise). Untuk wilayah Indonesia pada saat ini, Bioskop 21 dikelola oleh PT Nusantara Sejahtera Raya (Cineplex 21 Group). Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar berbeda.

Bioskop 21 (Cineplex 21 Group) adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) pada Februari 2007, Grup 21 Cineplex menguasai 67,6% jumlah bioskop di Indonesia dan 76,9% jumlah layar di Indonesia. Jika dirinci, Grup 21 Cineplex menguasai 81% bioskop di Jakarta dan 58,5% bioskop di Bandung. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Nusantara dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX.


(50)

Pada umumnya Cinema 21 telah dilengkapi tata suara Dolby Digital, dan bahkan beberapa di antaranya yang merupakan Cinema 21 versi terdahulu telah bersertifikat THX. Tidak hanya itu, beberapa Cinema 21 bahkan mengadaptasi suasana dan kenyamanan yang eksklusif. Namun sekali lagi, hal itu berdasarkan pangsa pasar yang dituju dan perjanjian dengan pengelola mal.

Cinema 21 pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X'nter, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema 21 yang diberi nama Studio 21 ini merupakan satu-satunya Cinema 21 yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya.

Mayoritas film-film yang diputar di Bioskop 21 merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun beberapa Bioskop 21 juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan. Untuk menjangkau keseluruhan kalangan penonton, beberapa pusat perbelanjaan memiliki lebih dari satu buah gedung bioskop di dalamnya, seperti Mal Kelapa Gading yang memiliki Gading 21, Gading 21, dan La Piazza 21, Pondok Indah Mall yang memiliki Pondok Indah 21 dan 21, dan Tunjungan Plaza Surabaya yang memiliki Tunjungan 21.

Penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Bioskop 21 turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa 21, seperti Plaza Senayan 21, Studio XXI, Pondok Indah 21, Gading 21, dan Puri 21 di


(51)

Jakarta, serta beberapa kota besar lain seperti Serpong XXI Tangerang, CiWalk XXI Bandung dan Sutos XXI Surabaya dengan harga tiket khusus.

Melengkapi kenyamanan para penonton, kini telah diluncurkan sistem mobile ticketing (MTix), untuk pemesanan tiket melalui SMS dan website. Untuk saat ini, MTix hanya tersedia di sebagian besar Cinema XXI dan Cinema 21. Penonton yang ingin menggunakan fasilitas ini diharuskan mendatangi loket Cinema XXI atau 21 yang bersangkutan untuk proses registrasi.

B. Perkembangan Bioskop 21 Sun Plaza Medan

Bioskop 21 Sun Plaza Medan merupakan salah satu dari jaringan Bioskop 21 atau Cineplex Group. Bioskop 21 Sun Plaza Medan berdiri seiring bersamaan dengan pembukaan Sun Plaza Building. Sun Plaza merupakan pusat perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota berupa bangunan 4 lantai yang dirancang dengan konse

Sun Plaza dibuka sejak pertengahan tahu dikunjungi penduduk setempat bahkan sebelum diadakannya pembukaan. Sun Plaza menjadi lokasi favorit anak muda dan wisatawan luar negeri karena kenyamanan dan lengkapnya barang-barang yang tersedia. Sun Plaza sering menjadi tempat diadakannya berbagai acara penting dari

Letaknya yang sangat strategis membuat pusat perbelanjaan ini ramai dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, serta para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sun Plaza juga berdekatan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara,


(52)

Mesjid Agung Medan (mesjid terbesar di Sumatera), SMA Negeri 1 Medan, dan Apartemen Cambridge. Di pusat perbelanjaan ini terdapat

C. Logo Bioskop 21

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar berbeda. Untuk merek (brand) Cineplex group memberikan logo bioskop 21 berikut ini. Logo ini bertujuan untuk menandakan atau membedakan serta membentuk citra Bioskop 21 dari merek-merek lainnya yang sejenis.

Sumber :

Gambar 3.1 Logo Bioskop 21

D. Visi dan Misi Bioskop 21

1. Visi

To be the largest motion picture exhibitor in the world. 2. Misi

Membentuk perusahaan berbasis jasa entertaintment yang tangguh dan berkualitas di pasar nasional maupun global.


(53)

E. Struktur Oragnisasi Bioskop 21 Sun Plaza Medan

Struktur organisasi menujukkan kerangka kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam satu organisasi. Struktur organisasi ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja. Struktur organisasi Biokop 21 Sun Plaza Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Manajemen Bioskop 21 Sun Plaza Medan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Manajemen Bioskop 21 Sun Plaza Medan

F. Produk dan Layanan

1. Produk

Bioskop 21 Sun Plaza Medan menawarkan jasa hiburan kepada masyarakat Indonesia dan khususnya warga kota Medan berupa film-film dalam negeri dan luar negeri yang berkualitas.Berbasis format 3D, audio Dolby Digital dan bersertifikat THX.

2. Layanan Pendukung a. Mobile Ticketing (MTix)

Membantu konsumen untuk memudahkan pemesanan tiket melalui SMS dan website, layanan ini dimaksudkan untuk kemudahan teknologi.

PEMILIK

SPV KEUANGAN SPV PEMASARAN SPV SPV HRD

TEKNIS/PRODUCTIO M A N A G E R

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

KARYAWAN KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN


(54)

b. Situs resmi Cineplex 21

Memudahkan informasi jadwal tayang film-film yang akan diputar, jadwal film premiere, harga tiket, dan informasi penting lain baik menyangkut fitur-fitur tontonan maupun fasilitas transaksi dengan alamat www.cineplex.com.


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yakni kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian (kuesioner) dapat menjawab tujuan penelitian, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid

b. jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak valid

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang di luar responden. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus - 2 jadi 30-2=28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai r adalah 0,361. Kuesioner berisikan 12 pernyataan yang menyangkut variabel bebas yaitu harga dan promosi, serta variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.


(56)

Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted Q1 43,50 59,914 ,493 ,917 Q2 43,53 58,671 ,481 ,918 Q3 43,83 55,247 ,734 ,907 Q4 43,67 55,678 ,746 ,907 Q5 43,47 54,326 ,774 ,905 Q6 43,50 61,845 ,430 ,919 Q7 43,47 53,982 ,802 ,904 Q8 43,63 56,723 ,722 ,909 Q9 43,73 54,892 ,773 ,906 Q10 43,87 50,257 ,805 ,904 Q11 44,13 54,257 ,639 ,912 Q12 44,37 53,413 ,620 ,914

Sumber : Hasil penelitian, 2009 (data diolah) Intrepestasi item-total statistic, yaitu :

a) Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 1 dihapus maka rata variabel sebesar 43,50, jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 43,53,dan seterusnya.

b) Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

variabel tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 59,914, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 58,671, dan seterusnya.


(57)

instrumen. Nilai pada kolom Corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk

mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. r tabel pada tingkat

signifikansi 5 % adalah 0,361 dengan derajat bebas : df = jumlah kasus - 2. Jumlah kasus adalah 30, jadi df adalah 28, maka r (0,05;28) adalah 0,361

Ketentuan untuk mengambil keputusan :

1) jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut

adalah valid

2) jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pernyataan tersebut

tidak valid .

3) rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation. Tabel 4.2

Validitas Instrumen

Corrected item total correlation (r hitung) r tabel Validitas

Butir 1 .439 0,361 valid

Butir 2 .481 0,361 valid

Butir 3 .734 0,361 valid

Butir 4 .746 0,361 valid

Butir 5 .774 0,361 valid

Butir 6 .430 0,361 valid

Butir 7 .802 0,361 valid

Butir 8 .722 0,361 valid

Butir 9 .773 0,361 valid

Butir 10 .805 0,361 valid

Butir 11 .639 0,361 valid

Butir 12 .620 0,361 valid


(58)

2. Uji Realibilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15.0 dengan kriteria sebagai berikut ;

a) jika ralpha positif dan > dari rtabel maka pernyataan tersebut reliabel

b) jika ralpha negatif dan lebih kecil dari rtabel maka pernyataan tersebut

tidak reliabel.

Reliabilitas instrument dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,917 12

Sumber : Hasil penelitian, 2009 (data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan nilai ralpha sebesar 0,917 dan besar rtabel sebesar

0,316, sehingga dapat disimpulkan nilai ralpha positf dan lebih besar dari rtabel

(0,916>0.316). maka kuesioner tersebut reliabel sehingga dapat diteliti. Kriteria lain mengatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, atau nilai

cronbach alpha > 0,80. berdasarkan hasil pengolahan pada tabel 4.3, maka

keduabelah pernyataan dapat dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.

B. Analisis Deskriptif

1. Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh


(59)

2009 sampai dengan bulan Nopember 2009. Teknik pengambilan sampel menggunakan

metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:78). Dengan populasi tak terhingga (∞) dan dengan taraf kesalahan 10% maka jumlah sampel adalah sebanyak 272 orang dengan penggenapan menjadi 275 orang (Sugiyono, 2006:81). Sampel harus memiliki kriteria telah melakukan kunjungan ke Bioskop Sun Plaza Medan minimal 2 kali dan sudah berusia 17 tahun ke atas.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 119 43,3%

Perempuan 156 56,7%

Total 275 100%

Sumber : Hasil penelitian, 2009 (data diolah)

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 119 atau sebesar 43,3 %, selebihnya merupakan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 156 atau sebesar 56,7 %.

2. Distribusi Jawaban Responden

Pengambilan keputusan dalam analisis deskriptif mengenai distribusi jawaban responden terhadap masing-masing item pernyataan mengenai variabel yang diteliti menggunakan desain skala likert, yaitu dengan mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif.

Pengambilan keputusan dengan skala likert dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(60)

a. setelah jawaban didapat, lalu dijumlahkan dan dicari masing-masing skor tiap item yang ditanyakan.

Menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh perkalian antara nilai data dengan masing-masing bobot.

b. Menentukan rentang skor terendah dan tertinggi, yaitu mengalikan jumlah sampel yaitu 275 dengan bobot 1 = 275 untuk rentang paling rendah dan mengalikan 275 dengan bobot 5 = 1375 untuk rentang paling tinggi.

c. Menentukan rentang skala penilaian

Skala penilaian dapat ditentukan dengan rumus : RS = n (m-1)/m

Di mana :

RS = Rentang Skala n = jumlah sampel

M = jumlah alternatif jawaban tiap item RS = 275(5-1)/5

RS = 220

d. Menetukan Skala penilaian tiap kriteria.

Setelah diperoleh rentang skala penilaian tiap kriteria, skor terendah dan tertinggi, maka skala penilaian tiap kriteria adalah :

275 – 495 Sangat Tidak Setuju 496 – 716 Tidak Setuju


(61)

1159-1375 Sangat Setuju

Distribusi jawaban responden mengenai variabel yang ditanyakan, yaitu:

a. Distribusi jawaban responden terhadap variabel harga

Distribusi jawaban responden tentang variabel harga dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga

Item

jumlah jawaban tiap bobot skor

1 2 3 4 5

1 29 73 101 50 22 788

2 10 70 88 58 49 891

3 18 37 94 97 29 907

4 15 30 61 112 57 991

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Skala penilaian tiap kriteria adalah : 275 – 495 Sangat Tidak Setuju 496 – 716 Tidak Setuju

717 – 937 Kurang Setuju 938 -1158 Setuju

1159-1375 Sangat Setuju Interpretasi Tabel 4.5 :

1. Pada pernyataan tentang Bioskop 21 Sun Plaza Medan memberikan harga murah, dapat diketahui terdapat 29 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 73 pernyataan, kurang setuju 101 pernyataan, setuju 50 pernyataan, dan sangat setuju 22 pernyataan.

2. Pada pernyataan tentang Bioskop 21 Sun Plaza Medan memberikan harga yang bersaing, dapat diketahui terdapat 10 pernyataan sangat tidak setuju.


(62)

Tidak setuju 70 pernyataan, kurang setuju 88 pernyataan, setuju 58 pernyataan, dan sangat setuju 49 pernyataan.

3. Pada pernyataan tentang Bioskop 21 Sun Plaza Medan memberi bonus serta harga yang menarik, dapat diketahui terdapat 18 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 37 pernyataan, kurang setuju 94 pernyataan, setuju 97 pernyataan, dan sangat setuju 29 pernyataan.

4. Pada pernyataan tentang Bioskop 21 Sun Plaza Medan memberikan harga yang relatif sesuai dengan fasilitas yang tersedia, dapat diketahui terdapat 15 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 30 pernyataan, kurang setuju 61 pernyataan, setuju 112 pernyataan, dan sangat setuju 57 pernyataan.

b. Distribusi jawaban responden terhadap variabel promosi

Distribusi jawaban responden tentang variabel harga dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi

Item

jumlah jawaban tiap bobot skor

1 2 3 4 5 989

1 11 44 68 74 78 977

2 9 44 64 102 56 1019

3 14 30 43 124 64 976

4 12 34 68 113 48 989

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Skala penilaian tiap kriteria adalah : 275 – 495 Sangat Tidak Setuju


(63)

938 -1158 Setuju Interpretasi tabel 4.6 :

1. Pada pernyataan tentang informasi bioskop ini dari iklan yang dibuat Bioskop 21, dapat diketahui terdapat 11 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 44 pernyataan, kurang setuju 68 pernyataan, setuju 74 pernyataan, dan sangat setuju 78 pernyataan.

2. Pada pernyataan tentang promosi film bioskop 21 menarik perhatian untuk dinonton, dapat diketahui terdapat 9 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 44 pernyataan, kurang setuju 64 pernyataan, setuju 102 pernyataan, dan sangat setuju 56 pernyataan.

3. Pada pernyataan tentang adanya informasi di berbagai media seperti media cetak serta elektronik sangat membantu menyebarkan hiburan ini, dapat diketahui terdapat 14 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 30 pernyataan, kurang setuju 43 pernyataan, setuju 124 pernyataan, dan sangat setuju 64 pernyataan.

4. Pada pernyataan tentang kemudahan transaksi sangat membantu transaksi untuk menonton, dapat diketahui terdapat 12 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 34 pernyataan, kurang setuju 68 pernyataan, setuju 113 pernyataan, dan sangat setuju 48 pernyataan.

c. Distribusi awaban responden terhadap variabel keputusan pembelian

Distribusi jawaban responden tentang variabel Keputusan Pembelian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :


(64)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian

Item

jumlah jawaban tiap bobot skor

1 2 3 4 5 1009

1 9 43 56 89 78 959

2 21 36 61 102 55 902

3 18 61 61 96 39 878

4 26 56 57 101 33 1009

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah) Skala penilaian tiap kriteria adalah :

275 – 495 Sangat Tidak Setuju 496 – 716 Tidak Setuju

717 – 937 Kurang Setuju 938 -1158 Setuju

Interpretasi tabel 4.7 :

1. Pada pernyataan tentang pemilihan hiburan di Bioskop 21 karena sudah merupakan kebutuhan dan sikap,dapat diketahui terdapat 9 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 43 pernyataan, kurang setuju 56 pernyataan, setuju 89 pernyataan, dan sangat setuju 78 pernyataan. 2. Pada pernyataan tentang memilih menonton di Bioskop 21 karena sudah

merupakan kebiasaan dan gaya hidup, dapat diketahui terdapat 21 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 36 pernyataan, kurang setuju 61 pernyataan, setuju 102 pernyataan, dan sangat setuju 55 pernyataan.


(65)

kurang setuju 61 pernyataan, setuju 96 pernyataan, dan sangat setuju 39 pernyataan.

4. Pada pernyataan tentang memilih menonton di Bioskop 21 karena sudah menjadi pilihan keluarga, dapat diketahui terdapat 26 pernyataan sangat tidak setuju. Tidak setuju 56 pernyataan, kurang setuju 57 pernyataan, setuju 101 pernyataan, dan sangat setuju 33 pernyataan.

C. Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bebas (harga dan promosi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS versi 15.0 dengan ,menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.8

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Promosi,

Harga(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari H, 2003. Pemasaran Strategik Jasa. CV Alfabeta, Bandung Boyd, Waller, Larreche, 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu

Pendekatan Strategis Dengan Orientasi . Penerbit Erlangga , Jakarta

Cravens, David 2000. Pemasaran Strategis . Penerbit Erlangga, Jakarta Kartajaya, Hermawan 2002. Kartajaya on Marketing . Edisi Pertama,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kismono, Gugup 2001. Pengantar Bisnis .Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran . PT Prenhalindo, Jakarta Kotler, Philip, dan Susanto, A.B 2001. Manajemen Pemasaran di

Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian . Edisi Pertama, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta

Lamb, Charles W, Hair, Joseph F, dan McDaniel, Carl 2001. Pemasaran . Buku satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat, Jakarta.

Manulang M, 2002. Dasar-Dasar Manajemen . Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta

Simamora, Bilson, 2006. Memenangkan Pasar Dengan Persaingan Efektif dan Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono, 2006. Metode penelitian Bisnis. Cetakan kesembilan Bandung, CV Alfabeta.


(2)

Sumarwan,Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Swastha, Basu 2001. Azas-azas Marketing. Penerbit Liberty, Yogyakarta Syafrizal Helmi Situmorang, et al. 2007. Analisi Data Penelitian :

Menggunakan Program SPSS. , USU Press, Medan

Tjiptono, Fandy 2005. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang

Umar, Husain .2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Makalah, Jakarta

Haryani, 2006. Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kecamatan Purworejo. FE UNES

Rahmatsyah,T Dedy 2008. Pengaruh Harga Dan Promosi Terhadap Minat Pelanggan Menggunakan Jasa Studio Rekaman Citra Medan. FE USU

http://www.pemkomedan.go.id , diakses Kamis 12 November 2009 pukul 20:23:21 WIB

http://www.google.com , diakses Minggu 29 November 2009 pukul 19:02:25 WIB


(3)

Regression

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables

Removed Method 1 Promosi,

Harga(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .722(a) .521 .518 2.400 a Predictors: (Constant), Promosi, Harga

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 1706.799 2 853.400 148.149 .000(a) Residual 1566.837 272 5.760

Total 3273.636 274

a Predictors: (Constant), Promosi, Harga b Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.919 .701 2.737 .007 Harga .320 .066 .276 4.837 .000 Promosi .528 .059 .506 8.870 .000 a Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


(4)

I. DATA RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENETAPAN HARGA TIKET DAN PROMOSI

PENJUALAN TIKET TERHADAP TINGKAT PENJUALAN

PADA BIOSKOP 21 SUN PLAZA MEDAN

Bapak/Ibu.Saudara/i responden yang terhormat,

Dalam rangka pengumpulan data untuk sebuah penelitian dan kepentingan ilmiah, saya mohon kesediannya menjawab dan mengisi beberapa pertayaan dari kuesioner yang diberikan di bawah ini.

1. Nama : (No Responden: )

2. Jenis kelamin a. Pria b. Wanita

3. Berapa kali anda menonton di Bioskop 21 Sun Plaza Medan. a. 2 kali

b. lebih 2 kali II. PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda contreng /checklist (√ ) pada kolom yang anda anggap sesuai. Setiap responden diperbolehkan hanya memilih satu jawaban.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju (diberi nilai 5) S = Setuju (diberi nilai 4) KS = Kurang Setuju (diberi nilai 3)


(5)

III. DAFTAR PERNYATAAN

NO

Harga (X

1

)

SS S KS TS STS

1 Harga yang ditawarkan relatif murah 2 Harga yang ditawarkan dapat bersaing

3 Bioskop memberi bonus serta harga yang menarik

4 Harga yang diberikan relatif sesuai dengan fasilitas yang tersedia

NO

Promosi (X

2

)

SS S KS TS STS 5 Memperoleh informasi bioskop ini dari iklan

yang dibuat Bioskop 21

6 Promosi film bioskop 21 menarik perhatian saya untuk menonton

7 Adanya informasi di berbagai media seperti media cetak serta elektronik sangat

membantu menyebarkan hiburan ini 8 Kemudahan transaksi sangat membantu


(6)

NO

Keputusan Pembelian (Y)

SS S KS TS STS 9 Saya memilih hiburan di Bioskop 21 karena

sudah merupakan kebutuhan dan sikap saya 10 Saya memilih menonton di Bioskop 21

karena sudah merupakan kebiasaan dan gaya hidup

11 Saya memilih menonton di Bioskop 21 karena kelompok/organisasi saya juga menonton di bioskop ini

12 Saya memilih menonton di Bioskop 21 karena sudah menjadi pilihan keluarga

Terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari telah mengisi kuesioner ini.