1. 1. 1. Ekspor 1. 1. Impor 1. Neraca Perdagangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Perdagangan Internasional Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, konsekuensi dari sistem tersebut diantaranya perekonomian Indonesia sangat tergantung kepada hubungan ekonomi dan perdagangan dengan luar negeri. Perdagangan luar negeri disamping mempunyai manfaat langsung terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan kesempatan kerja terutama ditujukan kepada usaha untuk menghasilkan devisa. Peningkatan devisa hasil ekspor pada umumnya akan meningkatkan kemampuan negara untuk meningkatkan pembayaran impor khususnya bagi kegiatan produk dan keperluan pembangunan. Kegiatan perdagangan internasional ini juga akan mempengaruhi balance of payment atau neraca pembayaran suatu negara khususnya dalam komponen current account atau transaksi berjalan. Jika dalam suatu negara kegiatan ekspornya lebih banyak daripada kegiatan impornya maka akan terjadi surplus dalam current account. Dan sebaliknya jika nilai ekspor lebih kecil daripada nilai impor maka current account akan mengalami defisit.

2. 1. 1. 1. Ekspor

Kegiatan ekspor merupakan kegiatan perdagangan dengan cara melakukan penjualan barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri. Ekspor ini sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Dengan adanya ekspor maka akan terjadi akumulasi bagi devisa negara. Ekspor menunjukkan hubungan antara permintaan luar negeri terhadap barang domestik, dimana permintaan tersebut dipengaruhi oleh harga relatif dan pendapatan luar negeri Batiz,1994. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dalam persamaan berikut: M = Mq, Y 2.1 dimana q adalah harga relatif barang luar negeri terhadap barang domestik dan Y merupakan pendapatan riil luar negeri. Jika harga relatif dari barang luar negeri meningkat q naik maka masyarakat luar negeri akan mengalihkan pengeluaran mereka untuk membeli barang domestik, sehingga akan memberikan efek positif terhadap ekspor. 2. 1. 1. 2. Impor Impor yaitu perdagangan dengan cara mendatangkan barang-barang dari luar negeri untuk dijual atau digunakan di dalam negeri. Impor M menghubungkan antara jumlah permintaan masyarakat dalam negeri terhadap barang luar negeri. Dimana permintaan tersebut dipengaruhi oleh harga relatif barang luar negeri q dan pendapatan riil domestik Y. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dalam persamaan berikut: M = M q, Y 2.2 Peningkatan harga relatif barang luar negeri q akan menyebabkan harga barang luar negeri menjadi lebih mahal, sehingga permintaan domestik terhadap barang domestik akan meningkat, dan berimplikasi menurunnya impor. Sebaliknya, adanya peningkatan pendapatan domestik akan meningkatkan impor, karena tambahan pendapatan tersebut akan digunakan untuk memperoleh barang luar negeri. 2. 1. 2. Neraca Perdagangan Neraca perdagangan atau trade balance menunjukkan perbedaan antara nilai ekspor barang-barang domestik dengan nilai impor. Secara matematis, bentuk persamaan neraca perdagangan nominal dapat ditulis sebagai berikut : T N = X N – M N T N = PM - ePM 2.3 dimana M menyatakan jumlah fisik dari barang domestik yang diekspor dan dikalikan dengan harga barang domestik P sehingga akan menghasilkan nilai ekspor sebesar PM. Sedangkan variabel M menyatakan jumlah fisik barang luar negeri yang diimpor. Jika M dikalikan dengan harga barang barang luar negeri kemudian dikonversikan ke dalam mata uang domestik maka akan menghasilkan nilai impor. Bentuk persamaan neraca perdagangan antara ekspor dan impor yang dinyatakan dalam mata uang domestik dapat dilihat dalam persamaan 2.3. Untuk menyatakan neraca perdagangan secara riil, maka persamaan 2.3 dibagi dengan tingkat harga domestik, P. Sehingga akan menghasilkan persamaan sebagai berikut : T N = PM - ePM T N = PM - eP M P P P T N = M - eP M P P T = M - qM 2.4 Persamaan eP menyatakan harga impor dalam mata uang domestik, dimana P adalah harga barang luar negeri yang diukur dalam nilai mata uang asing dan e adalah nilai tukar mata uang domestik. Jika harga impor ini eP dibagi dengan harga barang domestik, P, maka akan diperoleh q. Sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel q merupakan rasio antara harga barang impor dengan harga barang ekspor yang diukur dalam mata uang domestik. Dalam analisis ekonomi terbuka, hubungan ini merupakan konsep nilai tukar riil. Jika q meningkat hal tersebut berarti harga barang impor lebih mahal dibandingkan dengan harga barang domestik, sehingga akan meningkatkan daya saing barang domestik di pasar internasional. Sebaliknya, penurunan pada q berarti harga barang domestik lebih mahal daripada harga barang luar negeri sehingga daya saing barang domestik di pasar internasional akan turun. Dengan mensubstitusi persamaan 2.1 dan persamaan 2.2 ke dalam persamaan 2.4 maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut : T = Mq,Y – qMq,Y T = Tq,Y,Y T = TY – mY + øq 2.5 Dari persamaan diatas dapat diketahui beberapa variabel yang mempengaruhi neraca perdagangan. Tiga faktor penentu tersebut terdiri dari pendapatan luar negeri, pendapatan domestik, dan nilai tukar riil. Komponen pertama yang mempengaruhi neraca perdagangan adalah T yang tergantung pada pendapatan luar negeri, Y, yang diasumsikan sebagai variabel eksogen. Meningkatnya pendapatan luar negeri akan mendorong permintaan terhadap barang domestik. Peningkatan ekspor akan meningkatkan neraca perdagangan. Hal ini berarti neraca perdagangan meningkat ketika pendapatan luar negeri meningkat. Komponen kedua adalah pendapatan domestik. Variabel m menyatakan marginal propensity to impor yang didefinisikan sebagai bagian dari tambahan pendapatan yang digunakan untuk impor. Komponen yang terakhir adalah nilai tukar riil, q. Parameter ø menunjukkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan nilai tukar terhadap neraca perdagangan. Nilai parameter ini bisa bernilai positif, negatif, atau nol. Jika bernilai positif, dengan meningkatnya nilai tukar riil maka akan meningkatkan neraca perdagangan. Sebaliknya jika bernilai negatif meningkatnya nilai tukar riil akan merusak nilai neraca perdagangan. Sehingga pengaruh perubahan nilai tukar terhadap neraca perdagangan tergantung dari tanda dan besaran parameter ø.

2. 1. 3. Kondisi Marshall-Lerner, Pendekatan Elastisitas Terhadap Neraca Perdagangan