Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data Definisi Konstitutif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian preferensi konsumen terhadap Frestea ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan Kota Bogor pada tahap awal merupakan fokus dari pendistribusian Frestea, selain itu juga pertimbangan lain adalah ketersediaan data. Jumlah responden yang digunakan sebesar 100 responden. Pengumpulan data ini akan dilaksanakan selama bulan November-Desember 2003.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, melakukan wawancara, pengisisan kuesioner oleh responden. Data sekunder diperoleh dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan, seperti literatur teh siap saji dan data dari pihak-pihak terkait dalam industri teh siap saji seperti BPS, Depperindag dan lain-lain.

3.3. Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling pengambilan sampel secara kebetulan yang termasuk ke dalam teknik pengambilan sampel non peluang. Dalam metode ini sampel diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya, dengan kata lain sampel yang diambilterpilih karena sampel tersebut berada pada tempat dan waktu yang tepat. Dalam penelitian ini sampel diambil berdasarkan konsumen yang pernah minum Frestea, Tekita dan Teh Sosro kemasan botol . 3.4. Analisis Data 3.4.1.Pengujian Kuesioner Pengujian kuisioner akan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan di dalam kuisioner dapat dimengerti oleh responden. Bentuk kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Uji pendahuluan atau uji coba yang dilakukan adalah uji validitas dengan menyebarkan kuisioner kepada 20 orang responden dengan kriteria responden adalah orang yang pernah mengkonsumsi tiga merek teh botol yaitu Frestea, Teh Botol Sosro dan Tekita. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Cochran Q Test, yaitu dengan memberikan pertanyaan tertutup kepada responden. Pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut sudah disediakan. Responden tinggal memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan teh botol. Atribut yang sudah disediakan ditentukan oleh peneliti dengan melihat atribut yang berhubungan dengan teh kemasan botol dan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. Adapun atribut- atribut yang diuji dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar Atribut yang Akan Diuji Validitas Atribut-Atribut 1. Harga 2. Rasa Manis 3. Rasa Pahit 4. KetersediaanKemudahan Mendapatkan 5. VolumeIsi 6. Warna Air Teh 7. Aroma 8. Kemasan yang Menarik 9. Kebersihan 10. Merek 11. Ketersediaan Dalam Kemasan Dingin Untuk mengetahui atribut yang valid, dilakukanlah tes Cochran dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis yang akan diuji, yaitu : Ho : Kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh responden Ha : Kemungkinan semua atribut yang diuji tidak dipertimbangkan oleh seluruh responden 2. Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ ∑ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − = n i i n i i k i i k i i hit R R k C C k k Q 2 2 2 1 keterangan : k = jumlah atribut yang diuji C i = jumlah skor atribut i R i = jumlah skor responden i 3. Penentuan Q tabel dengan α = 0.05, derajat kebebasan dk = k − 1, maka diperoleh Q tab 0.05 ; dk dari tabel Chi square Distribution. 4. Keputusan : Tolak Ho dan terima Ha, jika Q hit Q tab Terima Ho dan tolak Ha, jika Q hit Q tab Hasil pengujian validitas menyatakan bahwa dari 11 atribut yang diuji hanya delapan atribut yang dipertimbangkan oleh responden. Perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Atribut-atribut hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Atribut Hasil Uji Validitas Atribut-Atribut 1. Harga 2. Rasa Manis 3. Kemudahan mendapatkan 4. Volume 5. Tersedia Dalam Kemasan Dingin 6. Aroma 7. Kebersihan Kemasan 8. Kemasan yang Menarik Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha α. Uji ini dilakukan untuk mengetahui keandalan kuisioner. Nilai dari r 11 dibandingkan dengan nilai pada r tabel . Apabila nilai r 11 lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa kuisioner tersebut reliabel. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai. Rumus ini ditulis seperti berikut : r 11 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ σ σ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 t 2 b 1 1 k k dimana : r 11 = reliabilitas konsumen k = banyaknya butir pertanyaan 2 t σ = varian total 2 b σ ∑ = jumlah varian butir Dari hasil perhitungan dihasilkan reliabilitas kuisioner r 11 adalah 0,884. Nilai r tabel adalah 0,497 dengan N=16, selang kepercayaan 95 persen. Dengan demikian kuisioner dinyatakan reliabel karena r 11 r tabel . Hasil perhitungan reabilitas dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.4.2. Analisis Model Sikap Fishbein

Analisis Model sikap Fishbein digunakan untuk menunjukan hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk Engel, Blackwel dan Miniard, 1994. Hasil penelitian Analisis Fishbein merupakan suatu gambaran preferensi konsumen yang berupa sikap, persepsi dan penilaian positif atau negatif dari produk teh siap saji dalam kemasan. Rumus Model Fishbein adalah sebagai berikut : Keterangan : A o = Sikap terhadap produk b i = kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut ke-i e i = evaluasi konsumen terhadap atribut ke-i n = jumlah atribut yang menonjol A o = ∑ = n 1 i i i e b Variabel e i menggambarkan evaluasi atribut teh kemasan botol yang diukur secara khas pada skala evaluasi tujuh yaitu dari sangat penting hingga sangat tidak penting. Contoh : Pembelian Frestea kemasan botol dihargai Rp 1000 adalah : Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting +3 +2 +1 0 -1 -2 -3 Variabel b i menunjukan seberapa kuat konsumen percaya bahwa produk teh kemasan botol yang diteliti memiliki atribut yang diberikan. Skala pengukuran b i juga sama dengan e i yaitu tujuh, namun variabel penilaiannya berbeda yaitu sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Contoh : Frestea dihargai Rp 1000 Sangat setuju ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak setuju +3 +2 +1 0 -1 -2 -3 Variabel A o menunjukan penilaian sikap responden terhadap atribut produk teh kemasan botol yang merupakan hasil perkalian setiap skor kekuatan kepercayaan dengan skor evaluasi atributnya. Untuk mendapatkan atribut yang menonjol dari teh kemasan botol langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menanyakan atribut yang penting dalam teh kemasan botol kepada konsumen. Kemudian, mendapatkan dari literatur yang memuat penelitian mengenai analisis perilaku konsumen terhadap minuman ringan dan teh siap saji serta wawancara dengan pihak manajemen perusahaan minuman ringan. Dari hasil ini kemudian dapat diperoleh beberapa atribut yang menonjol untuk mengukur persepsi maupun preferensi konsumen. Atribut yang paling menonjol yaitu harga, kemudahan mendapatkan, rasa manis, aroma, volumeisi, ketersediaan dalam kemasan dingin, tampilan kemasan dan kebersihan kemasan. Setelah diidentifikasikan atribut yang menonjol dari Frestea, kemudian dilakukan pengukuran b i dan e i yang tepat. Respon rata-rata lalu dikalkulasi untuk setiap ukuran b i dan e i . Untuk mengestimasi sikap terhadap Frestea digunakan indeks ∑b i e i , setiap skor kepercayaan terlebih dikalikan dengan skor evaluasi yang sesuai sehingga akan dihasilkan total skor untuk produk Frestea. Dari total skor yang diperoleh akan diketahui sikap konsumen mengenai atribut Frestea yang ideal yang harus dimiliki oleh Frestea.

3.5. Definisi Konstitutif

1. Preferensi konsumen adalah pilihan atau penilaian suka atau tidak suka terhadap suatu produk dalam hal ini Frestea kemasan botol. 2. Persepsi konsumen adalah nilai yang menunjukan pilihan kesukaan produk yang diuji. 3. Atribut produk adalah keunikan yang dimiliki oleh suatu produk yang akan membentuk karakteristik konsumen. 4. Atribut harga adalah harga yang berlaku di pasar. 5. Atribut ukuran produk adalah ukuran dari produk dalam hal ini Frestea kemasan botol. 6. Atribut aroma adalah aroma yang dihasilkan oleh teh saat konsumen mengkonsumsi teh kemasan botol. 7. Teh kemasan botol adalah teh siap sajiminum tidak memerlukan proses pengolahan lebih lanjut yang dikemas dalam botol kaca.

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1. Lokasi Penelitian

Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan Kabupaten Bogor. Sebelah utara berbatasan dengan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Kemang. Sebelah selatan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, sebelah barat dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Populasi penduduk Kota Bogor tahun 2001 adalah sebesar 760.329 jiwa dengan struktur yang berprofil paramida atau populasi penduduk usia muda lebih besar daripada penduduk yang lebih tua. Tabel 4. Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Umur Tahun 2001 Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk orang Jumlah Orang Laki-laki Perempuan 0-14 107.405 113.298 220.703 15-24 81.112 86.722 167.834 25-39 102.580 97.427 200.007 40-54 58.081 49.240 107.291 55-64 18.251 15.780 34.031 65+ 15.407 14.966 30.373 Total 382.806 377.433 760.239 Sumber : BPS Kota Bogor, 2002 Pada Tabel 4 dapat dilihat lebih dari setengah penduduk Kota Bogor berusia antara 0-24 tahun. Hal ini menjadikan Kota Bogor sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi besar untuk pemasaran Frestea, karena target pasar dari produk ini adalah konsumen usia muda berusia 19-29 tahun. Oleh karena itu perlu mengetahui mengenai seberapa besar peluang yang dimiliki Frestea untuk memperoleh pangsa pasar di Kota Bogor, melalui penelitian preferensi konsumen terhadap Frestea di Kota Bogor.

4.2. Karakteristik Responden

Untuk menganalisis sikap konsumen terhadap Frestea, Tekita dan Teh Sosro kemasan botol, maka peneliti mengelompokkan responden menjadi sepuluh