Tujuan Pemberdayaan Konsep Pemberdayaan

2.1.2 Tujuan Pemberdayaan

Tujuan suatu pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian befikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Lebih lanjut pelu ditelusuri apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyaakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikikan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik-material. Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondidi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berfikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang atau masyarakat dalam rangka mencai solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif meupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan pada peilaku yang sensitive terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan. Kondisi afektif adalah meupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas pembangunan. Terjadinya pemberdayaan pada empat aspek tersebut kognitif, konatif, afektif, dan psikomotorik akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan. Karena dengan demikian dalam masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi dengan kecakapan-keterampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat dipelukan sebuah peoses. Melalui proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan mempeoleh kemampuan tersebut masyarakat harus menjalani proses belajar. Dengan proses belajar tersebut akan dipeoleh kemampuandaya dari waktu ke waktu. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian mereka. Apa yang diharapkan dari pemberdayan yang merupakan suatu Visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik, masyarakat yang ideal. Sebagaimana dikemukakan oleh Montagu Matson dalam Suprijatna dalam the Dehumanization of Man, yang mengusulkan konsep The Good Community and Competency yang meliputi: Sembilan konsep komunitas yang baik dan empat komponen kompetensi masyarakat. The Good Community and Competency adalah Sulistiyani, 2004:81: 1 Setiapa anggota masyarakat berientasi satu sama lain berdasarkan hubungan pribadi, adanya kelompok juga kelompok primer. 2 Komunitas memiliki otonomi yaitu kewenangan dan kemampuan untuk mengurus kepentingannya sendiri secara bertanggung jawab. 3 Memiliki vialibilitas yaitu kemampuan memecahkan masalah sendiri. 4 Distribusi kekuasaan merata sehingga setiap orang bekesempatan rill, bebas memiliki dan menyatakan kehendaknya. 5 Kesempatan setiap anggota masyarakat untuk bepartisipasi aktif untuk kepentingan bersama. 6 Komunitas member makna kepada anggota. 7 Adanya heterogenitas dan beda pendapat. 8 Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat kepada yang berkepentingan. 9 Adanya konflik dan managing confict. Pada awalnya upaya mempedayakan masyarakat pasti dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat atau bagian dari masyarakat yang masih dalam posisi dan kondisis masyarakat atau bagian dari masyarakat yang masih dalam posisi dan kondisi yang lemah. Mungkin terjadi masyarakat secara keseluruhan yang berada pada wilayah tertentu sama sekali belum berdaya. Dengan demikian orientasi pemberdayaan memang secara tegas menunjuk suatu target grup masyarakat itu sendiri. Disisilain sangat mungkin terjadi bahwa sasaran yang perlu diperdayakan hanyalah merupakan bagian dari suatu masyarakat saja, yaitu khususnya pihak yang belum memiliki day. Dapat dicontohkan disinih misalnya masyarakat miskin kota yang berada pada suatu kawasan, yang sebenarnya warga masyrakat bersifat heterogen dilihat dari aspek pendapatan. Ada angota masyarakat yang kaya raya, berkecukupan, pendapatan rendah, berada digaris kemiskinan dan dibawah garis kemiskinan. Dilihat dari heterogenitas tersebut, maka ada sebagian masyarakat yang sudah tidak perlu diperdayakan, namun disisi lain masih ada sekelompok miskin kota yang perlu diberdayakan. Inilah selanjutnya yang disebut komunitas miskin. Apa yang ingin dicapai untuk meningkatkan kondisi tersebut melalui 9 langkah sebagaimana telah dikemukakan diatas. sedangkan untuk melengkapi sebuah komunitas yang baik perlu ditambahkan kompetensi sebagai berikut: 1 Mampu mengidentifikasi maslah dan kebutuhan komunitas 2 Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendak dicapai dari skala prioritas. 3 Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai sasaran yang telah disetujui. 4 Mampu bekejasama rasional dalam bertindak mancapai tujuan.

2.1.3 Tahap-tahap Pemberdayaan