Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir adalah kerangka konseptual peneliti yang akan membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Kerangka berfikir ini berisi konsep atau variabel yang terkait dengan masalah penelitian. Berikut gambar kerangka berfikir dalam penelitian ini: ` Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Al- Qur‟an Braille Al- Qur‟an Digital Pijat Refleksi Dapat Mandiri dan Mempunyai Bekal Keterampilan PEMBERDAYAAN TUNANETRA PENDIDIKAN NON FORMAL PROSES PEMBELAJARAN Kerangka berpikir diatas menjelaskan bahwa Pondok Pesantren Tahfidz Al- Qur‟an Khusus Tunanetra melakukan pemberdayaan bagi Tunanetra melalui progam pendidikan nonformal. Mereka melakukan pemberdayaan sebagai wujud memperjuangkan kaum tunanetra, memfasilitasi, membimbing mereka sehingga dapat mandiri dan tidak ketergantungan orang lain. Dalam proses pemberdayaan pihak yayasan akan melakukan sebuah pembelajaran bagi tunanetra melalui program layanan seperti pembelajaran Al- Qur‟an Braille, pembelajaran Al-Qur‟an Digital, pembelajaran pijat. Disinilah para tunanetra sebagai kaum yang takberdaya mencari identitas dirinya di dalam suatu masyarakat untuk mengenali posisi dirinya, untuk mengetahui kesadaran diri sendiri, potensi dirinya, kemandiriannya, diantara dan di dalam masyarakat. Pencarian potensi yang dilakukan kaum penyandang tunanetra adalah dengan melalui pemberdayaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur ‟an sebagai wadah pendidikan nonformal. Dalam hal ini, seperti yang tertera pada peaturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 9 yang berbunyi: Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan penyelenggaraan pendidikan. Peneliti ingin melihat proses bagaimana tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pengawasan suatu program pelayanan program pemberdayaan di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur ‟an Khusus Tunanetra, bagaimana proses pemberdayaan yang digunakan pihak Pondok Pesantren sebagai suatu proses pendayagunaan penyandang tunanetra agar berdaya guna di masyarakat. Sehingga mengetahui bagaimana tahap pemberdayaan penyandang tunanetra melalui pendekatan pendidikan nonformal yang berlangsung di Pondok Pesantrean tersebut. 52

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai Pemberdayaan Penyandang Tunanetra Melalui Pendekatan Pendidikan Nonformal Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidz Al- Qur‟an Khusus Tunanetra Desa Jatisari, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang Tahun 2015. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta data yang mendalam dari penelitiannya. Sugiyono 2009:9 mendefinisikan metode kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan dengan cara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Meleong, 2005 Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata