15
b Belajar harus dapat menimbulkan penguatan dan motivasi untuk mencapai tujuan instruksional.
c Adanya lingkungan yang menantang untuk dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang efektif.
d Adanya interaksi siswa dengan lingkungannya. e Belajar merupakan proses kontinyu dilakukan berkesinambungan
menurut perkembangannya. f Belajar perlu adanya proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery. g Belajar perlu adanya stimulus untuk menimbulkan respon yang
diharapkan. h Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana untuk mempermudah pemahaman siswa. i Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai. j Belajar memerlukan sarana yang cukup.
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono 1999:42 yaitu: 1 perhatian dan motivasi, 2 keaktifan, 3 keterlibatan
langsung atau berpengalaman, 4 pengulangan, 5 tantangan, 6 balikan dan penguatan, dan 7 perbedaan individual.
Jadi dapat disimpulkan prinsip-prinsip belajar yaitu: adanya partisipasi yang aktif dalam belajar, perhatian dan keaktifan dari pembelajar, untuk
menunjang keberhasilan dalam belajar maka proses belajar tersebut memerlukan adanya sarana dan prasarana yang cukup.
2.1.5 Teori-Teori Belajar
Menurut Djamarah 2008:17-27, menyebutkan tentang teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:
1 Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Suatu teori yang mengemukakan bahwa jiwa manusia mempunyai
daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga
16
ketajamannya dirasakan ketika dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, dan daya
fantasi. 2 Teori Tanggapan
Teori ini merupakan teori yang menentang teori belajar yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya. Menurut Herbart, teori yang
dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah, sebab psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Sedangkan teori tanggapan belajar
adalah memasukan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Banyak tanggapan berarti dikatakan pandai, karena banyak
tanggapan tersimpan dalam otaknya. 3 Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian- bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.
Dalam belajar menurut teori Gestalt, yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh instight. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan
daripada hanya memasukan sejumlah kesan. 4 Teori Belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu: a Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
17
b Belajar adalah pengetahuan, keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domains of
learning, yaitu: a keterampilan motorik, b informasi verbal, c kemampuan intelektual, d strategi kognitif, e sikap.
5 Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Teori asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbond singkatan dari
Stimulus, Respons, dan Bord. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti tanggapan, dan bord berarti dihubungkan. Rangsangan diciptakan untuk
memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya terjadi asosiasi.
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Penyatupaduan
bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan. Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori, yaitu teori konektionisme dari Thorndike dan teori
conditioning dari ivan P. Pavlov. a Teori Konektionisme
Teori ini menyimpulkan bahwa respon lepas dari kurungan itu lambat laun diasosiasikan dengan situasi stimulus dalam belajar coba-coba, trial
and error. Respon benar lambat laun ”tertanam” atau diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang. Respon yang tidak benar diperlemah atau
”dicabut”. Gejala ini disebut ”sub-stitusi respon”. Teori ini juga dikenal
18
dengan nama kondisioning instrumental, karena pemilihan suatu respon itu merupakan alat atau instrumen bagi memperoleh ganjaran.
Ada tiga hukum belajar yang utama dari teori ini yaitu: a hukum efek, b hukum latihan, c hukum kesiapan. Menurut teori ini dasar dari
belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak. Asosiasi ini dinamakan connecting.
b Teori Conditioning Suatu teori yang kondisinya diciptakan, maka sudah menjadi
kebiasaan. Kondisi yang diciptakan itu merupakan syarat, memunculkan refleks bersyarat. Menurut Anni 2006:24 teori ini menyimpulkan bahwa
proses belajar akan terjadi pengkondisian selektif berdasar atas penguatan selektif, dimana proses belajar terjadi apabila individu dapat membedakan
stimulus yang disertai dengan penguatan dan stimulus yang tidak disertai dengan penguatan. Teori ini menekankan pada aspek pengamatan dan
pengukuran. Dari teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori belajar yang
mendukung penelitian ini adalah teori belajar dari R. Gagne yaitu belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku yang diperoleh dari instruksi. Dimana segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat di bagi menjadi
lima kategori yang disebut dengan the domain of learning, yaitu: ketrampilan motorik, informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi
kognitif, dan sikap.
19
2.2 PRESTASI BELAJAR