Pembelajaran Kooperatif .1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

karena itu,selanjutnya akan dijelaskan tentang model kooperatif agar bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika. 2.1.6 Pembelajaran Kooperatif 2.1.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger,dkk dalam Huda,2011:29 pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajaran bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain Roger, dkk.1992 Parker 1994 mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Sementara itu, Davidson 1995 mendefinisikan pembelajaran kooperatif secara terminologis dan perbedaannya dengan pembelajaran koolaboratif. Menurutnya, pembelajaran merupakan suatu konsep yang sebenarnya sudah ada sejak dulu dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini memang dikenal sangat penting untuk meningkatkan kinerja kelompok, organisasi, dan perkumpulan manusia. Dalam konteks pengajaran, pembelajaran kooperatif sering kali didefinisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecilyang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa lain. Artz dan Newman 1990 mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok kecil pembelajar siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama. Singkatnya, pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Setidaknya ada empat perspektif teoritis yang mendasari pembelajaran kooperatif 2.1.6.1.1 Perspektif Motivasional Perspektif motivasional berasumsi bahwa usaha-usaha kooperatif haruslah didasarkan pada penghargaan kelompok dan struktur tujuan. Menurut perspektif motivasional, aktivitas-aktivitas pembelajaran kooperatif jika diterapkan dengan tepat dapat menciptakan suatu kondisi yang di dalamnya setiap anggota kelompok berkeyakinan bahwa mereka bisa sukses mencapai tujuan kelompoknya hanya jika teman-teman satu kelompoknya yang lain juga sukses mencapai tujuan tersebut. 2.1.6.1.2 Perspektif Kohesi Sosial Perspektif ini menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa jika dalam kelompok kooperatif terjalin sesuatu kohesivitas antaranggota didalamnya. Kohesivitas ini dapat dimaknai sebagai suatu kondisi di mana setiap anggota kelompok saling membantu satu sama lain karena ingin sama-sama sukses. 2.1.6.1.3 Perspektif Kognitif Perspektif ini berpandangan bahwa interaksi antarsiswa akan meningkatkan prestasi belajar mereka selama mereka mampu memproses informasi secara mental daripada secara motivasional. 2.1.6.1.4 Perspektif Perkembangan Perspektif perkembangan kognitif berasal dari pemikiran Jean Piaget dan Lev Vyogotsky. Perspektif Piagetian menegaskan bahwa ketika siswa bekerja sama, konfluk sosio-kognitif akan muncul dan melahirkan apa yang dikenal dengan ketidakseimbangan kognitif. Ketidakeseimbangan inilah yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir, bernalar, dan berbicara. Sedangkan perspektif Vygotsky menyatakan bahwa pengetahuan merupakan produk sosial Johnson dan Johnson, 1999. 2.1.6.1.5 Perspektif Elaborasi Kognitif Perspektif ini dikembangkan oleh O’Donnel dan O’Kelly 1994 ini menegaskan bahwa elaborasi bisa menjai latihan kognitif yang dapat meningkatkan pembelajaran siswa. Perspektif ini menekankan peran elaborasi dalam pengaruhnya terhadap pembelajaran kooperatif. Elaborasi berkaitan erat dengan penambahan informasi baru dan restrukturasi informasi yang sudah ada. Seperti yang telah dijelaskan pada model kooperatif diatas,pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dan saling membantu satu sama lain.Dengan penggunaan metode yang tepat maka proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.Adapun macam-macam metode pembelajaran akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. 2.1.6.2 Beberapa Contoh Pembelajaran Kooperatif 2.1.6.2.1 Numbered Heads Together NHT Pada dasarnya, NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaanya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap anggota diberi nomor dan guru memanggil nomor tersebut secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 2.1.6.2.2 Team Product TP Dinamakan Team Product karena setiap kelompok diminta untuk berkreasi atau menciptakan sesuatu. Misalnya guru meminta siswa berkelompok untuk membuat presentasi di depan kelas atau menganalisis puisi. Untuk memastikan adanya tanggung jawab individu, guru dapat memberikan peran atau tugas yang berbeda-beda pada masing-masing anggota kelompok untuk menciptakan satu produk kelompok. 2.1.6.2.3 Think Pair Share TPS Model pembelajaran yang sederhana, namun sangat bermanfaat karena pertama-tama, siswa diminta untuk duduk berpasangan, kemudian guru memberikan satu pertanyaan atau masalah dan setiap siswa diminta untuk berpikir sendiri-sendiri terlebih dahulu kemudian baru mendiskusikan pemikirannya dengan pasangan disebelahnya. Setelah itu guru meminta menshare jawaban yang telah sepakati pada siswa-siswa yang lain di ruang kelas. Alasan kenapa peneliti memilih menggunakan metode Think Pair Share TPS karena a. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas. b. Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. c. Mengoptimalkan partisipasi siswa. d. Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka pada orang lain. Dari macam-macam metode diatas peneliti lebih memilih untuk menggunakan metode TPS.

2.1.7 Model Pembelajaran TPS

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 7 335

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBASIS CD PEMBELAJARAN SISWA KELAS IV A SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 6 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN REMBANG

0 3 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 03

0 8 339

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VB SDN BENDAN NGISOR

0 8 268

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PAKEM Peningkatan Respon Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pakem(PTK Pembelajaran Matematika Kelas IV SD N Ngemplak Lasem Rembang).

0 0 14

PENDAHULUAN Peningkatan Respon Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pakem(PTK Pembelajaran Matematika Kelas IV SD N Ngemplak Lasem Rembang).

0 0 9

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI KONTEKSTUAL BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Kontekstual Berbasis Karakter Bagi Siswa Kelas IV SDN Cemara Dua No 13 Surakart

0 0 19

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Dengan Menggunakan CD Interaktif Kelas IV SDN 2 Bendungan Tretep Temanggung.

0 0 1