siklus III di atas, juga menunjukkan indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Sehingga, tidak perlu adanya revisi dan tindakan
atau siklus berikutnya.
4.1.4 Perbandingan Data pada Pembelajaran di Siklus I, II, dan III
4.1.4.1 Perbandingan Data Keterampilan Guru pada Siklus I, II, dan III Berdasarkan penjabaran dari hasil pengamatan secara keseluruhan
keterampilan guru dalam pembelajaranMatematika dengan menggunakan pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran pada siklus III
menunjukkan bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Pada siklus ini guru mendapatkan
jumlah skor sebanyak 38 dari kesepuluh indikator keterampilan guru, atau 38 dari 40 total skor keseluruhan, sehingga termasuk ke dalam kategori sangat baik.
Sedangkan pada siklus I guru mendapatkan skor 30 masuk dalam kategori baik dan siklus II mendapatkan 35 dalam kategori sangat baik. Maka keterampilan
guru dalam pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.
Berikut gambaran peningkatan yang terjadi terhadap keterampilan guru.
Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Data Keterampilan Guru pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya, selain itu juga telah tercapainya indikator keberhasilan pada
siklus II dan siklus III dengan ketentuan perolehan 33 ≤ skor 40 dengan kategori
sangat baik. 4.1.4.2 Perbandingan Data Aktivitas Siswa pada Siklus I, II, dan III
Berdasarkan penjabaran
perolehan rerata
aktivitas siswa
pada pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan CD pembelajaran, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas siswa memperoleh jumlah
rerata skor sebanyak 17,5 dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus II meperoleh hasil 22,3 dengan kategori baik, dan di siklus III aktivitas siswa
memperoleh hasil sebesar 24,6 dengan kategori sangat baik. Peningkatan yang terjadi dari data tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
10 20
30 40
Siklus I Siklus II
Siklus III 30
35 38
Siklus I Siklus II
Siklus III
Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 4,8 poin. Kemudian dari siklus II ke siklus III meningkat sebesar 2,3 poin. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya, selain itu juga telah tercapainya indikator keberhasilan pada siklus II dan siklus III
dengan ketentuan perolehan 24 ≤ skor 30 dengan kategori sangat baik.
4.1.4.3 Perbandingan Data Hasil Belajar pada Siklus I, II, dan III Apabila diperhatikan hasil yang diperoleh dari kegiatan tes pada tiap
siklus menunjukan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, sehingga pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share
dengan CD pembelajaran pada siswa kelas IV MIN Gabugan Tanon memiliki pengaruh terutama meningkatkan hasil belajar siswa. Bentuk peningkatan tersebut
akan digambarkan dengan gambar diagram di bawah ini.
5 10
15 20
25
Siklus I Siklus II
Siklus III 17,5
22,3 24,6
Siklus I Siklus II
Siklus III
Gambar 4.13 Diagram Peningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan model think pair share dengan CD pembelajaran menunjukan adanya peningkatan dari siklus-
siklus sebelumnya. Pada siklus siklus I ketuntasan klasikal hanya mencapai 35,7. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 35,7 menjadi
71,4. Dan pada siklus III, persentase ketuntasan klasikal mencapai 92,8 atau meningkat sebanyak 21,4. Dengan begitu indikator keberhasilan yang
ditentukan sebesar minimal 80 sudah mampu dicapai pada siklus III
4.2 PEMBAHASAN