BAB III PELAKSANAAN PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT DALAM
PASAR MODAL SEBAGAI SALAH SATU BENTUK TRANSAKSI ELEKTRONIK
A. Keberadaan Perdagangan Efek Tanpa Warkat dalam Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar tempat, berupa
gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang
efek.
11
Pa
da umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang
bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham.
Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari
perusahaan.
12
Pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat
.
Pengertian pasar modal menurut UU PM
dijelaskan dengan lebih spesifik sebagai
11
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN, 2000, hlm. 4.
12
B Usman. K Subroto, Pajak-Pajak di Indonesia Jakarta: Yayasan Bina Pajak, 1990, hlm.62.
Universitas Sumatera Utara
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa
pasar modal adalah bursa efek seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 1952 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat tentang Bursa.
Menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat
berharga yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.
Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan Vereneging Voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880
namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan
komunitas dan sekuritas, yakti Dunlop Koff, cikal bakal PT. Perdanas. Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia
mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Empat tahun berikutnya 1896, harian Het Centrum dari Djoejacarta juga
mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham. Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham
tersebut diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang
terdaftar di
bursa Amsterdam
tetapi investornya
berada
Universitas Sumatera Utara
di Batavia, Surabaya dan Semarang, dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia.
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana
adalah dari para penabung yang terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk
pribumi. Atas dasar tersebut maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya Amsterdamse
Effectenbueurs mendirikan cabang yang terletak di Batavia Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912, yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de
Effectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia
ini merupakan
yang keempat
tertua terbentuk
setelah Bombay 1830, Hong Kong 1847, dan Tokyo 1878. Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif makelar yaitu : Fa. Dunlop Kolf; Fa.
Gijselman Steup; Fa. Monod Co.; Fa. Adree Witansi Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert V.D. Linden;
Fa. Walbrink Co; Wieckert V.D. Linden; Fa. Vermeys Co; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders.
13
Seiring perkembangan pasar modal, dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1055KMK.0131989 yaitu investor asing diberikan kesempatan
untuk memiliki saham sampai batas maksimum 49 di pasar perdana, maupun 49 saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel. Setelah itu disusul
13
Bismar Nasution, Struktur Pasar Modal Pengetahuan Umum tentang Efek Reksadana,Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog DalamTerbitan KTD, 2010, hlm. 2.
Universitas Sumatera Utara
dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548KMK.0131990 yang
diubah lagi
dengan Keputusan
Menteri Keuangan
No. 1199KMK.010199114. Dalam keputusan ini juga dijelaskan bahwa tugas
BAPEPAM-LK yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga
baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI, Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia KPEI, reksadana, serta manajer investasi.
15
Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda. Pasar modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek
berkembang sangat pesat, banyak perusahaan yang mengantri agar dapat masuk dalam bursa. Para investor domestik juga ikut bermain di bursa saham. Selama
tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat listed di Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana
melalui pasar modal, sehingga masyarakat luas beramai-ramai untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya
PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran BAPEPAM-LK sebagai pelaksana bursa.
Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin tumbuhnya rasa kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal
Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1
Januari 1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni
14
Ibid.
15
M.Irsan Nasarudin, Op.Cit.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS Jakarta Automatic Trading System. Suatu sistem perdagangan di lantai
bursa yang secara otomatis me-matchkan antara harga jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual. Misalnya
dengan menggunakan “papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham. Perdagangan saham berubah menjadi perdagangan efek tanpa
warkat, yaitu perdagangan efek tanpa bukti fisik kepemilikkan efek. Lalu seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistem remote trading, yaitu sistem
perdagangan jarak jauh.
16
Pada tanggal 22 Juli 1995, BES bersatu dengan Indonesian Parallel Stock Exchange IPSX, sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek:
BES dan BEJ.
Pada tanggal 19
September 1996, BES
mengeluarkan sistem Surabaya Market information and Automated Remote Trading S-MART
yang menjadi sebuah sistem perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang dilakukan
melalui BES. Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand, Filipina, Hongkong, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea
Selatan, RRT, termasuk Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar.
17
16
Rusdin, Pasar Modal . Bandung: Alfabeta,2008, hlm. 23.
17
Pandji Anoraga, Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm.65.
Universitas Sumatera Utara
Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Dari
regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya kewenangan yang cukup besar dan luas kepada OJK selaku badan pengawas.
Amanat yang diberikan dalam UU PM secara tegas menyebutkan bahwa OJK dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan jika terjadi kejahatan
di pasar modal.
18
Bursa Efek Jakarta BEJ mempersiapkan perdagangan tanpa warkat atau yang biasa dikenal dengan sebutan scriptless trading pada tahun 2001.
Perdagangan efek tanpa warkat adalah perdagangan efek yang proses penyelesaiannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan book entry settlement
yaitu perpindahan efek maupun dana yang dilakukan melalui mekanisme debit dan kredit atas suatu rekening efek securities account. Pada awal tahun 2002,
seluruh efek yang ada di BEJ sudah bisa diperdagangkan tanpa warkat, yang berarti pula seluruh transaksi perdagangannya sudah bisa dilakukan secara
elektronik. Dengan demikian, maka konsekuensinya tidak akan ada lagi perdagangan saham yang penyelesaiannya dilakukan dengan penyerahan fisik
saham. Proses yang ada adalah dengan cara pemindahbukuan antar rekening. Dengan cara ini, banyak manfaat yang akan didapat investor, emiten, maupun
anggota bursa AB lainya. Anggota bursa adalah perusahaan efek yang memiliki izin usaha sebagai
perantara pedagang efek dari Otoritas Jasa Keuangan OJK dan telah
18
Rusdin, OpCit.
Universitas Sumatera Utara
memperoleh persetujuan keanggotaan bursa.
19
Pertama, dari segi keamanan, cara ini akan meminimalisir resiko penyelesaian transaksi seperti saham hilang, saham
palsu, atau saham dicuri.
20
Kedua, kepastian penyelesaian transaksi apabila terdapat gagal serah atau gagal terima saham. Gagal serah adalah peristiwa di saat
anggota kliring tidak memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan efek dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan T+3 kepada KPEI.
21
Sistem perdagangan efek tanpa warkat adalah salah satu sistem pembayaran yang terdapat dalam perdagangan efek di pasar modal. Tata cara
perdagangan efek tanpa adanya fisik efek yang berupa sertifikat saham, sertifikat obligasi, dan lainnya; serta perdagangan saham dilakukan secara elektronik yang
ditindaklanjuti dengan penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan book entry settlement yaitu perpindahan efek maupun dana hanya melalui mekanisme debit
kredit atas suatu rekening efek securities account yang tanda bukti kepemilikan efeknya tidak lagi berbentuk fisik sertifikat efek, tetapi diwujudkan dalam
rekening efek pada KSEI.
B. Perdagangan Efek Tanpa Warkat Sebagai Salah Satu Bentuk Transaksi Elektronik