Hakikat Memproduksi Teks Landasan Teoretis

30 simbol yang diterima. Menyimak merupakan sebuah proses menangkap informasi berupa simbol-simbol lisan, sedangkan membaca merupakan sebuah proses menangkap informasi berupa simbol-simbol tulisan. Empat keterampilan berbahasa ini dapat dimaksimalkan dengan pembelajaran yang terpadu dan tidak terpisah-pisah. Pembelajaran yang terpadu dan tidak berpisah- pisah dapat dilakukan dengan cara memasangkan anatara kegiatan penyimbolan yang sejenis, misalnya dengan cara memasangkan proses pembelajaran menyimak dan berbicara. Keduanya merupakan proses reseptif maupun produktif simbol lisan. Selain itu juga dapat memasangkan kegiatan membaca dengan kegiatan menulis, karena keduanya merupakan proses reseptif dan produktif simbol tulisan. Pembelajaran yang dilakukan dengan memadukan empat keterampilan berbahasa membuat pembelajaran lebih inovasi dan tidak membosankan. Pembelajaran pun saling berkaitan satu sama lain sehingga materi yang dibelajarkan lebih mudah untuk dipadukan dalam suatu konsep.

2.2.2 Hakikat Memproduksi Teks

Memproduksi teks dapat juga dikatakan membuat atau menghasilkan teks. Dalam membuat suatu teks harus memperhatikan kata-kata yang akan digunakan. Apabila dapat menggunakan kata-kata dengan tepat, maka penulis atau pembicara dapat berkomunikasi dengan pembaca atau pendengar dan dapat menyampaikan gagasan atau ide-ide dengan baik. Namun, apabila pemilihan kata kurang tepat, teks 31 yang dibuat menjadi tidak bisa menyampaikan gagasan atau ide-ide dari penulisnya dengan baik. Keraf 2004:38 menjelaskan, dalam membuat teks tulisan ataupun lisan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Untuk mencapai teks yang efektif, misalnya pengarang harus mempunyai suatu obyek yang ingin dibicarakan, memikirkan dan merenungkan gagasan atau idenya secara jelas, kemudian mengembangkan gagasan- gagasan utamanya secara segar, jelas, dan terperinci, kemudian menunagkannya dalam bentuk-bentuk kalimat. Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis atau melisankan adalah bagaimana kalimat yang digunakan oleh penulis atau pembicara merupakan sebuah kalimat yang efektif. Kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat berikut, yaitu 1 secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis; 2 sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca atau pembicara seperti yang dipikirkan oleh penulis atau pembicara Keraf 2004:40. Menurut Suparno 2008:2.23, terdapat beberapa kiat untuk mendapatkan kemampuan membuat suatu kalimat yang efeltif. Beberapa kiat tersebut, yaitu 1 kiat pengulangan, kiat ini dilakukan dengan cara pengulangan suatu bagian yang penting; 2 kiat pengedepanan, kiat ini dilakukan dengan cara megedepankan suatu hal yang penting dalam suatu kalimat; 3 kiat penyejajaran, kiat ini dapat menimbulkan kesan bahwa unsur yang disejajarkan itu penting; 4 kiat pengaturan variasi kalimat, kiat ini dapat dilakukan, yakni variasi struktur aktif-pasif, panjang-pendek dan variasi jenis jenis kalimat berita, kalimat tanya, kalimta seru. 32 Selain kalimat yang efektif, dalam pembuatan teks yang baik perlu memperhatikan pemilihan kata diksi yang tepat. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik lisan mapun tulisan. Selain itu, pemilihan kata harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu Arifin 2010:28. Menurut Suparno 2008:2.23, untuk mahir dalam memilih kata, ada pembiasaan yang perlu diperhatikan. Pembiasaan tersebut, yaitu 1 mencermati dan melatih menggunakan kata-kata yang bersinonim; 2 membiasakan diri menggunakan kata-kata secara hemat; 3 membiasakan diri mengunkan kata-kata secara konsisten. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tersebut, dalam memproduksi atau membuat suatu teks yang baik diperlukan suatu kemampaun membuat teks yang dapat menyampaikan gagasan atau ide dengan baik kepada pembaca atau pendengar. Kemampuan yang harus dimiliki dalam memproduksi atau membuat teks tersebut yaitu dengan menguasai pembuatan kalimat efektif dengan pemilihan kata yang tepat. Menguasai kedua kempuan itulah yang dapat menghasilkan teks yang baik dan mudah untuk diterima oleh pembaca atau pendengar.

2.2.3 Pengertian Teks

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

PENINGKATAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN POLA KOLABORATIF THINK PAIR AND SHARE DENGAN TEKNIK BRAINSTORMING PADA PESERTA DIDIK KELAS X OTOMASI SMK N 2 KENDAL

0 14 329

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS PANTUN SECARA TULIS DENGAN METODE TULIS BERANTAI MELALUI MEDIA KARTU PINTAR PADA PESERTA DIDIK KELAS XI TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK NEGERI 10 SEMARANG

12 89 193

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH KELAS VB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 32 340

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 10 247

PENINGKATAN KETERAMPILAN KEPEWARAAN MELALUI TAYANGAN VIDEO DENGAN POLA KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII 7 SMP NEGERI 1 WONOKERTO PEKALONGAN

6 66 227

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE MELALUI METODE MEMBACA KALIMAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VIID

0 12 342

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA KOMIK BERMUATAN CINTA LINGKUNGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII G SMP NEGERI 1 KANDEMAN SEMESTER GENAP

1 14 313

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BERAKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS VA SDN BENDAN NGISOR SEMARANG

2 58 310

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302