44 pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun
pendengarannya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, pada penelitian ini yang dimaksud
dengan berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang tidak hanya sekadar pengucapan bunyi atau kata, tetapi sarana untuk pengungkapan ekspresi, meyatakan,
atau menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan. Pengungkapan tersebut juga perlu memperhatikan kebutuhan pendengar atau penyimak.
2.2.5.1 Manfaat Berbicara
Menurut Tarigan 2008:17, berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu 1 memberitahukan dan melaporkan to inform; 2 menjamu dan menghibur to
entertain; 3 membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan to persuade. Namun, menurut Saddhono 2014:57, berbicara paling sedikit dapat dimanfaatkan
untuk dua hal. Pertama, untuk mengomunikasikan ide, perasaan, dan kemauan. Kedua, berbicara dapat juga dimanfaatkan untuk lebih menambah pengetahuan dan
cakrawala pengalaman. Lebih rinci, Keraf dalam Saddhono 2014:58 menyatakan bahwa tujuan
berbicara, yaitu 1 mendorong pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian; 2 meyakinkan,
pembicara berusaha meyakinkan para pendengarnya; 3 berbuat bertindak, pembicara menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari pendengar; 4 memberitahukan,
pembicara berusaha menguraikan sesuatu kepada pendengar dengan harapan
45 pendengar mengetahui suatu hal; 5 menyenangkan, pembicara bermaksud
menggembirakan para pendengar. Berdasarkan beberapa tujuan berbicara tersebut, tujuan yang paling penting
adalah sebagai alat komunikasi karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi dan interaksi
merupakan ungkapan yang dapat menggambarkan cara komunikasi tersebut. Secara umum interaksi merupakan kegiatan yang memungkinkan terjadinya sebuah
hubungan antara seseorang dengan orang lain, yang kemudian diaktualisasikan melalui praktik berbicara.
2.2.5.2 Jenis Berbicara
Kegiatan berbicara dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi dua bagian, 1 berbicara dimuka umum pada masyarakat public speaking; 2 berbicara pada
konferensi conference speaking Tarigan 2008:24. Gorys Keraf dalam Saddhono 2014:60 membedakan jenis berbicara menjadi
tiga macam, yaitu persuasif, instruktif, dan rekreatif. Berbicara persuasif adalah berbicara yang bertujuan untuk mengajak atau mempengaruhi pendengar. Berbicara
instruktif adalah berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pendengar, sedangkan berbicara yang bertujuan untuk menghibur adalah berbicara
rekreatif. Lain halnya dengan Djago Tarigan dalam Saddhono 2014:60, Ia membedakan macam berbicara berdasarkan pada 1 situasi; 2 tujuan; 3 metode
penyampaian; 4 Jumlah penyimak; 5 peristiwa khusus.
46 Berdasarkan pendapat para ahli mengenai jenis berbicara, pada penelitian ini
jenis berbicara dibagi menjadi dua berdasarkan jenisnya, yaitu 1 di muka umum; 2 di dalam konfrensi. Namun, berdasarkan tujuannya, berbicara dibagi menjadi tiga,
yaitu persuasif, instruktif, dan rekreatif.
2.2.6 Hakikat Pembelajaran Pola Kolaboratif