Perumusan masalah Pembatasan masalah Kerangka konsep

Penelitian ini akan dilakukan dengan cara memilih sampel yang mewakili populasi dan menyebarkan kuesioner. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Berastagi.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Sejauh manakah Tayangan Jejak Petualang berpengaruh terhadap minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Berastagi.”

1.3 Pembatasan masalah

Untuk membatasi lingkup penelitian yang terlalu luas, sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian bersifat korelasional yaitu mencari hubungan atau menjelaskan hubungan antara Pengaruh Tayangan Jejak Petualang di Trans7 terhadap minat berpetualang siswa. 2. Responden penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Berastagi yang menonton tayangan Jejak Petualang. 3. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011- Selesai.

1.4 Tujuan dan manfaat penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis intensitas siswa SMA Negeri 1 Berastagi menonton tayangan jejak petualang di Trans 7. 2. Untuk menganalisis minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Berastagi. 3. Untuk menganalisis pengaruh tayangan jejak petualang di Trans 7 terhadap minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Berastagi.

1.4.2. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai tayangan jejak petualang dan minat berpertualang siswa. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada mahasiswa FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada praktisi pertelevisian dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini.

1.5 Kerangka teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari mana sudut pandang penelitian akan disoroti. Nanawi, 2001 : 39. Universitas Sumatera Utara Menurut Kerlinger Rakhmat, 2004 : 6, teori merupakan suatu himpuan konstruk konsep yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dalam sebuah penelitian harus ada teori-teori yang mendukung suatu penelitian tersebut. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauhterpencar, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu Ardianto, 2004 :3. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner Ardianto, 2004:3, yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa mass communication adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media massa mass media communication. Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi Effendy, 1986 : 20. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Perkembangan teknologi melahirkan suatu media baru yang dapat menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu televisi. Televisi sebagai alat menangkap siaran dan gambar. Televisi berasal dari kata tele ; tampak dan vision ; jauh atau digabungkan menjadi satu makna yang berarti “jauh dan tampak” atau dengan kata lain televisi merupakan suatu alat untuk “melihat dari jarak jauh”. Menurut Effendy 1986 : 21 yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah. Komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan serempak dalam komunikannya yang heterogen. Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Dimana media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan dengan media massa lainnya. Disebabkan adanya unsur kata-kata, musik, serta sound effect media televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. Televisi sebagai media komunikasi massa, secara umum memiliki lima fungsi utama, yaitu: 1. Pendidikan, 2. Hiburan, 3. PeneranganInformasi, Universitas Sumatera Utara 4. Iklan, dan 5. Seleksi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini dikenakan terintegrasinya kelima indera yang dimiliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 10 dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan Stimulate Experience dari media audiovisual tersebut Darwanto 2007 :119. Darwanto juga mengemukakan, dalam kaitannya terhadap peningkatan pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain: 1. Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat dilihat pengaruh tayangan terhadap pengetahuan komunikan. 2. Waktu penayangan. Apakah waktu penayangan suatu acara sudah tepat atau sesuai dengan sasaran komunikan yang dituju. Misalnya tayangan yang dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam setelah kegiatan belajar di sekolah usai. 3. Kemasan acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas dan ditampilkan secara menarik. 4. Gaya penampilan pesan. Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan Universitas Sumatera Utara menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga memahami pesan yang disampaikan. 5. Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.

1.5.3 Program Tayangan Acara Televisi

Wahyudi mengemukakan secara umum siaran televisi dapat dibagi menjadi tiga golongan besar Wahyudi 1986 : 215, yaitu : a. Siaran Berita Siaran berita bertitik tolak dari pengertian berita. Bila kita berbicara tentang berita, berarti harus mengandung unsur-unsur: - Aktual, atau baru, yang berarti mengandung makna kecepatan - Faktual, atau faktakenyataan, yang berarti tidak boleh berbohong. - Penting dan menarik. b. Siaran Non Berita Siaran Non-Berita biasanya siaran-siaran yang tidak memiliki nilai politik dan strategis. Disini yang diutamakan adalah keindahan dan sasarannya adalah kepuasan penonton. Boleh tidak faktual, artinya boleh sesuatu yang tidak masuk di akal. Yang termasuk dalam kategori siaran televisi non berita adalah : - Sandiwara - Musik - Penerangan umum Universitas Sumatera Utara - Acara-acara yang tidak mempunyai nilai politis dan strategis. c. Siaran Iklan Siaran iklan adalah siaran yang khusus ditujukan untuk promosi suatu produk, kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk memperkenalkan sesuatu guna kepentingan komersial. Media televisi memungkinkan dalam waktu relatif singkat pesan dapat sampai kepada penonton yang jumlahnya cukup besar.

1.5.4 S-O-R

Menurut Effendy 1992 : 254, teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus Organism-Response yang awalnya berasal dari ilmu psikologi. Objek material psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menrut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga orang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Model stimulus-rensponse rangsangan-tanggapan, atau lebih popular dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima receiver sebagai akibat dan komunkasi. Menurut model ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dan stimulus rangsangan tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut Universitas Sumatera Utara terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut : Sumber : Effendy, 2004:255 Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima receiver akibat pesan tersebut.

1.5.5 Minat

Menurut Cangara 2002 : 65 minat berarti perhatian, rasa sukasenang, rasa tertarik atau hasrat terhadap suatu keinginan. Menurut stimulus Response Perubahan Sikap Organism - perhatian - pengertian - penerimaan Universitas Sumatera Utara Effendy 2000 : 103 minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Minat ialah suatu keadaan dalam diri Individu yang mampu mengarahkan perhatiannya untuk objek tertentu yang dianggap penting yang mampu mendorong mereka untuk cenderung mencari objek yang disenangi tersebut, adapun ciri-ciri minat dapat dilihat dari uraian tersebut yaitu : - Minat timbul dari perhatian terhadap subjek - Setiap orang mempunyai kesukaan terhadap objek yang diminati. - Minat memunculkan kecenderungan hati untuk mencari objek yang disenangi - Minat ditunjukkan dalam bentuk hasrat melakukan sesuatu kegiatan. Bila dikaitkan dengan penelitian ini maka minat adalah sikap yang timbul dalam diri pemirsa setelah mereka mengetahui atau menonton tayangan Jejak Petualang tersebut.

1.6 Kerangka konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merutpakan uraian yang bersifat kritis dalam memeperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dalam mengantar penelitian pada rumusan hipotesis Nanawi, 1995 : 33. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat Universitas Sumatera Utara perhatian ilmu sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian Burgin, 2005 : 58. Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi varibel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berkut : 1. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya Kriyanto, 2008 : 21. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan jejak petualang di trans 7. 2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Kriyanto, 2008 : 21. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berpetualang siswa.

1.7 Model teoritis

Dokumen yang terkait

Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

6 135 86

Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah

4 55 69

Tayangan Backpacker Dan Tingkat Minat Berwisata Ke Luar Negeri (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Backpacker TVOne Terhadap Tingkat Minat Berwisata ke Luar Negeri di Kalangan Siswa ILP Medan)

1 64 81

Tayangan "Koper Dan Ransel" Dan Minat Wisata (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV terhadap Minat Wisata Masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai)

0 97 108

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PADA PROGRAM JEJAK PETUALANG DI TRANS 7

14 72 57

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA terhadap Program Jejak Petualang, Trans 7).

0 4 13

KEPU KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA terhadap Program Jejak Petualang, Trans 7).

0 4 13

PENDAHULUAN KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA terhadap Program Jejak Petualang, Trans 7).

0 2 50

PENUTUP KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA terhadap Program Jejak Petualang, Trans 7).

0 3 42

PENGARUH ACARA MY TRIP MY ADVENTURE DI TRANS TV TERHADAP MINAT BERPETUALANG SISWA SMA NEGERI 1 TAMBUN SELATAN BEKASI

0 2 190