BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan daerah mengandung dua dimensi, yaitu tujuan dan proses.
Tujuan pembangunan sudah pasti kondisi kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu
dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan. Kota Medan sebagai salah satu KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
melakukan strategi pembangunan dengan melaksanakan “Program Pemberdayaan Kelurahan” di Kota Medan. Hal ini didasari dengan adanya kebijakan Otonomi
Daerah yang mengakibatkan terjadinya perubahan model pemerintahan dari structure efficiency model kepada local democracy model, dimana structure efficiency model
tersebut merupakan suatu kebijakan yang bersifat top down, sedangkan local democracy model merupakan suatu kebijakan bersifat bottom-up.
Untuk menyikapi visi dan misi yang dicanangkan Pemerintah Kota Medan dalam pemberdayaan kelurahan telah dikeluarkan landasan hukum bagi Aparat
Kelurahan untuk dapat bertindak dan berbuat secara aktif dilapangan antara lain: Instruksi Walikota Medan Nomor: 141079INST tanggal 9 Februari 2001 tentang
tugas dan tanggung jawab Kepala Kelurahan dalam rangka Pemberdayaan Kelurahan di Kota Medan, Surat Keputusan Walikota Medan Nomor: 140099SK2001 tanggal
16 Maret 2001 tentang Pembentukan Tim PembinaPengawasan Pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan Kelurahan di Kota Medan dan Instruksi Walikota Medan Nomor: 1411417INST tanggal 14 Juli 2001 tentang Tugas dan Tanggungjawab Camat
dalam Membina dan Mengawasi Program Pemberdayaan Kelurahan di Kota Medan. Adapun tujuan umum “Program Pemberdayaan Kelurahan” adalah untuk
mempercepat penanggulangan atas kebutuhan masyarakat dan peningkatan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat melalui usaha peningkatan
partisipasi masyarakat dan aparat dalam pembangunan prasarana dan sarana yang mendukung kegiatan kelurahan. Miraza 2005 membangun masyarakat berarti
membangun kemandirian masyarakat social society agar mampu menghidupi kehidupan dan menaikan harkat dan martabatnya serta mampu meringankan beban
pemerintah. Tugas dan tanggung jawab Kepala Kelurahan se-Kota Medan dalam rangka
melaksanakan program-program Pemberdayaan Kelurahan meliputi 5 Lima Kegiatan yaitu: 1 Kebersihan; 2 Keamanan; 3 Ketertiban; 4 Pembinaan
masyarakat, dan 5 Pelayanan masyarakat. Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu dari 21 Kecamatan di wilayah
Kota Medan yang memiliki luas wilayah 9,91 km
2
Program Pemberdayaan Kelurahan yang telah dicanangkan Pemerintah Kota Medan tersebut, khususnya Pemerintah Kecamatan Medan Denai sangat berharap
dan terdiri dari 6 enam Kelurahan yaitu: Kelurahan Binjai, Medan Tenggara, Denai, Tegal Sari Mandala I,
Tegal Sari Mandala II dan Tegal Sari Mandala III yang memiliki penduduk 133.939 jiwa dan 31.402 rumah tangga RT BPS Kota Medan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
terlaksananya program tersebut dengan baik, hal ini dapat tercapai apabila para Lurah aktif di dalam melaksanakan komunikasi baik antar aparatinstansi terkait maupun
juga antara Lurah dengan warga masyarakat yang ada di sekitar wilayah kerjanya masing-masing.
Perkembangan dan pembangunan kota sangat erat kaitannya dengan masalah perencanaan dan pengembangan wilayah Sirojuzilam, 2005. Perkembangan dan
kemajuan suatu wilayah tidak terlepas dari aspek pembentuk wilayah. Aspek pembentuk tersebut meliputi sosial budaya, ekonomi, pemukiman, kependudukan,
dan sarana dan prasarana. Strategi pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia people
centred development dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung dari masyarakat penerima program pembangunan partisipasi
pembangunan, karena hanya dengan adanya partisipasi dari masyarakat penerima program, maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat akan terjadi apabila pelaku atau pelaksana program
pembangunan di daerahnya adalah orang-orang, organisasi, atau lembaga yang telah mereka percaya integritasnya, serta apabila program tersebut menyentuh inti masalah
yang mereka rasakan dan dapat memberikan manfaat terhadap kesejahteraan hidupnya.
Menurut Kuswartojo 1993 paratisipasi masyarakat dapat diartikan sebagai keikutsertaan, keterlibatan, dan kebersamaan anggota masyarakat dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan Maskun 1993 menyatakan bahwa partisipasi masyarakat banyak sekali ditentukan oleh
kebutuhan masyarakat, intrest masyarakat, adat istiadat dan sifat-sifat komunal yang mengikat setiap anggota masyarakat satu sama lain.
Menumbuhkan respon akan kesadaran berpartisipasi dalam pemberdayaan Kelurahan adalah sebuah kesulitan tersendiri. Kebanyakan masyarakat kurang siap untuk
berinisiatif dalam membuat perumusan kebutuhan serta perencanaan sendiri, sehingga perumusan kebutuhan dan perencanaan dibuat oleh kelompok atau warga masyarakat
yang mempunyai pengaruh di lingkungannya, dan memungkinkan masuknya kepentingan tertentu. Ditambah lagi dengan pelaksanaan kegiatan program
pemberdayaan kelurahan ini lebih difokuskan pada hasil daripada prosesnya, serta sumber dananya dari APBD Kota Medan yang menyebabkan masyarakat merasa apatis
dengan kegiatan ini. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan kelurahan yang seharusnya
melibatkan seluruh warga masyarakat, adakalanya masih ada rasa enggan dari warga karena mereka merasa bahwa kegiatan itu hanya akan memberikan manfaat bagi
kelompok tertentu. Hasilnya adalah kegiatan-kegiatan dari program pemberdayaan kelurahan yang dilaksanakan pada akhirnya kurang memuaskan disebabkan tidak sesuai
dengan keinginan warga sehingga manfaatnya kurang begitu terasa secara langsung oleh semua masyarakat.
Pemberian kewenangan kepada masyarakat setempat yang tidak hanya untuk menyelenggarakan proyek atau program pembangunan, tetapi juga untuk mengelola
Universitas Sumatera Utara
proyek tersebut akan mendorong masyarakat untuk mengerahkan segala kemampuan dan potensinya demi keberhasilan proyekprogram tersebut. Pada gilirannya
keberdayaan masyarakat setempat akan menjadi lebih baik sebagai akibat dari meningkatnya kemampuan dan partisipasi masyarakat.
Mencermati proses kegiatan pemberdayaan Kelurahan di Kecamatan Medan Denai, peran partisipasi masyarakat yang diinginkan oleh Pemerintah Kecamatan Medan
Denai telah menunjukkan ada hasil sesuai yang diharapkan
1.2. Perumusan Masalah
Adapun permasalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah
partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan Program Pemberdayaan Kelurahan di Kecamatan Medan Denai.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi partisipasi masyarakat Kecamatan Medan Denai dalam Program Pemberdayaan Kelurahan.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan Program
Pemberdayaan Kelurahan di Kecamatan Medan Denai. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
Kecamatan Medan Denai dalam Program Pemberdayaan Kelurahan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah penelitian di bidang kemasyarakatan.
2. Secara praktis, dapat menjadi sumbangan serta masukan bagi Pemerintah Kota khususnya bagi Kelurahan di Kota Medan.
3. Khusus bagi Penulis, sebagai pengalaman dalam mengadakan penelitian khususnya pada lembaga formal kemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA