Partisipasi dalam Pembangunan Teori Perencanaan Wilayah

setempat, 7 mendirikan proyek yang juga dibiayai oleh sumbangan dari luar lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam menyongsong tahun 2000 White 1985 dalam Sastropoetra, 1988, mengemukakan 10 buah alasan tentang pentingnya partisipasi, yaitu: a. Dengan partisipasi banyak hasil yang dapat dicapai. b. Dengan partisipasi pelayanan diberikan dengan biaya efisien. c. Dengan partisipasi harga diri diperhitungkan. d. Partisipasi dapat menjadi katalisator untuk pembangunan berkelanjutan. e. Dengan partisipasi timbulnya rasa tanggung jawab. f. Dengan partisipasi aspirasi masyarakat tersalurkan. g. Dengan partisipasi pekerjaan dilaksanakan dengan arah yang benar. h. Dengan partisipasi semua potensi yang dimiliki masyarakat dapat dihimpun dan dimanfaatkan. i. Dengan paartisipasi ketergantungan keahlian kepada orang lain dapat dibebaskan. j. Dengan partisipasi dapat menyadarkan manusia terhadap penyebab dari kemiskinan, dan menimbulkan kesadaran untuk mengatasinya.

2.2.2. Partisipasi dalam Pembangunan

Menurut Oakley 1991 berpendapat bahwa partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada perwujudan kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih tahu akan Universitas Sumatera Utara kebutuhannya dan cara mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi dalam masyarakat”. Menurut Moeljarto 1987, partisipasi menjadi amat penting, terdapat beberapa alas an pembenar bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena: 1. Rakyat adalah focus central dan tujuan akhir pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari dalil tersebut. 2. Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi untuk dapat turut serta dalam keputusan penting yang menyangkut masyarakat. 3. Partisipasi menciptakan suatu lingkungan umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi daerah yang tanpa keberadaannya akan tidak terungkap. Arus informasi ini tidak dapat dihindari untuk berhasilnya pembangunan. 4. Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari di mana rakyat berada dan dari apa yang mereka miliki. 5. Partisipasi memperluas zona wawasan penerima proyek pembangunan. 6. Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan pemerintah kepada seluruh masyarakat. 7. Partisipasi menopang pembangunan. 8. Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia. Universitas Sumatera Utara 9. Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun kemampuan masyarakat untuk pengelolaan program pembangunan guna memenuhi kebutuhan khas daerah. 10. Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokratis individu untuk dilibatkan dalam pembangunan mereka sendiri. Partisipasi masyarakat menjadi penting dalam setiap perencanaan, program dan kegiatan sosial Adi dan Laksmono, 1990, karena: 1. Merupakan suatu sarana untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat. Tanpa informasi ini, maka program tidak akan berhasil. 2. Masyarakat akan lebih antusias terhadap programkebijakan pembangunan, apabila mereka dilibatkan dalam perencanaan dan persiapan sehingga mereka akan menganggap bahwa program atau kebijakan tersebut adalah mereka. Hal ini perlu untuk menjamin program diterima oleh masyarakat, khususnya dalam program yang bertujuan untuk merubah masyarakat dalam cara berfikir, merasa dan bertindak. 3. Banyak Negara-negara yang menganggap bahwa partisipasi masyarakat merupakan “hak demokrasi yang bersifat dasar”, di mana masyarakat harus dilibatkan dalam proses pembangunan dimaksudkan untuk memberi keuntungan pada manusia. Menurut Supriatna 2000, tanpa partisipasi pembangunan justru akan mengganggu manusia dalam upayanya untuk memperoleh martabat dan Universitas Sumatera Utara kemerdekaannya. Pentingnya partisipasi masyarakat juga diungkapkan oleh Kartasasmita 1997, diperlukan peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Conyers 1991, menyebutkan ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan yaitu: 1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. 2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. Kepercayaan semacam ini adalah penting khususnya bila mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat. 3. Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan mereka pun mempunyai untuk turut ‘urun rembug’ memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan yang akan dilaksanakan di daerah mereka. Menurut Tjokromidjoyo 1976, ada 4 empat aspek penting dalam rangka partisipasi pembangunan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat tersebut sesuai dengan mekanisme proses politik dalam suatu negara, turut menentukan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah. 2. Meningkatnya artikulasi kemampuan untuk merumuskan tujuan-tujuan dan terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu yang sebaiknya. 3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah ditentukan dalam proses politik. 4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif dalam pembangunan yang berencana. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memungkinkan individu, kelompok serta masyarakat memperbaiki keadaan mereka sendiri, karena mereka sendirilah yang tahu akan apa yang menjadi kebutuhannya tersebut. Di samping juga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab tentang apa yang telah mereka hasilkan dan apa yang telah dimanfaatkan tersebut. Hal ini terlihat dalam istilah “bottom up planning” perencanaan dari bawah, keterlibatan pada “grassroots” sampai pada masyarakat yang paling bawah, “democratic planning” perencanaan demokratis dan “participatory planning”. Dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat, perlu diketahui tujuan dari partisipasi tersebut, menurut Glass 1972, ada 5 lima tujuan umum partisipasi masyarakat, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Pertukaran informasi, hal ini terutama bertujuan untuk memungkinkan adanya kebersamaan antara pengambil keputusan dan rakyat untuk memungkinkan rakyat biasa yang secara bersama mengembangkan ide-ide dan keinginan. 2. Pendidikan, ini berhubungan penyebaran informasi secara terinci dari suatu rencana sehingga memungkinkan masyarakat mengerti akan rencana tersebut. 3. Bangunan dukungan support building ini terutama melibatkan kegiatan yang bersifat menciptakan suasana yang baik sehingga memungkinkan tidak terjadi benturan di antara kelompok-kelompok masyarakat dan antara kelompok masyarakat dan pemerintah. 4. Proses pembuatan keputusan yang terbuka, ini terutama bertujuan untuk memungkinkan masyarakat biasa memberikan ide-ide baru atau pilihan ide dalam proses perencanaan. 5. Masukan dari masyarakat, sebagai suatu usaha mengumpulkan dan mengidentifikasikan sikap dan pendapat dari kelompok masyarakat.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat