Estimasi Parameter-parameter Model dari Model Fungsi Transfer Uji Diagnostik Model Fungsi Transfer

4.4 Estimasi Parameter-parameter Model dari Model Fungsi Transfer

Pada langkah ini, akan diduga parameter-parameter yang terdapat dalam model fungsi transfer. Estimasi parameter model fungsi transfer dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel ini memperlihatkan estimasi parameter dengan galat standar bisa dilihat pada Lampiran 7. Tabel 4.10 Estimasi Parameter Fungsi Transfer Model Fungsi Transfer Parameter Estimasi Parameter Galat Standar Lag � = �− + 1 − � 1 − Θ � � 0,7576 0,0870 1 Θ 0,7451 0,2329 12 � = �− + 1 − � 1 − Θ � 1 − � � 1 − Φ � � 0,7290 0,1073 1 Θ 0,9990 226,3840 12 � -0,1209 0,1563 1 Φ 0,1945 0,3462 12 � = �− + 1 − � 1 − Φ � � 0,7368 0,2148 1 Φ -0,5921 0,1040 12 � = �− + 1 − � 1 − Θ � 1 − Φ � � 0,7657 0,0802 1 Θ 0,9996 314,7814 12 Φ 0,1746 0,3438 12 � = �− + 1 − � 1 − � � 1 − Φ � � 0,5830 0,1561 1 � -0,2373 0,1834 1 Φ -0,3865 0,1559 12 Model fungsi transfer dengan parameter yang telah diestimasi dapat ditulis seperti pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Model Fungsi Transfer dengan Parameter yang Telah diestimasi Model Fungsi Transfer Model Fungsi Transfer setelah Estimasi Parameter � = �− + 1 − � 1 − Θ � � � = , �− + 1 − , � 1 − , 1� � � = �− + 1 − � 1 − Θ � 1 − � � 1 − Φ � � � = , �− + 1 − , � 1 − , � 1 + ,1 � 1 − ,1 � �

4.5 Uji Diagnostik Model Fungsi Transfer

Pada langkah uji diagnostik model fungsi transfer dibagi menjadi dua sub- tahap sebagai berikut. 1. Penghitungan nilai autokorelasi untuk nilai residual model , , yang menghubungkan deret input dan output. Penghitungan nilai autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah model fungsi transfer yang digunakan sudah cocok untuk data atau belum. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk setiap lag, p-value bernilai lebih besar dibandingkan = , , sehingga residual fungsi transfer telah memenuhi asumsi white noise, atau tidak terdapat korelasi antar residual. Tabel 4. 12 Autokorelasi Residual Model Fungsi Transfer Lanjutan Tabel 4.11 Model Fungsi Transfer dengan Parameter yang Telah diestimasi � = �− + 1 − � 1 − Φ � � � = , �− + 1 − , � 1 + , 1� � � = �− + 1 − � 1 − Θ � 1 − Φ � � � = , �− + 1 − , � 1 − , � 1 − ,1 � � � = �− + 1 − � 1 − � � 1 − Φ � � � = , �− + 1 − , � 1 + , � 1 + , � � Model Lag P-value Keputusan ARIMA0,0,10,0,1 12 6 0,6029 White Noise 12 0,9363 18 0,6124 24 0,6968 ARIMA1,0,11,0,1 12 6 0,3626 White Noise 12 0,8994 18 0,5481 24 0,6404 Lanjutan Tabel 4.12 Autokorelasi Residual Model Fungsi Transfer 2. Penghitungan korelasi silang antara nilai residual dengan deret input Korelasi silang antara nilai residual dengan deret input dapat dilihat pada Tabel 4.13. Dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 4.13 Korelasi Silang Residual dan Deret Input Model Lag P-value Keputusan ARIMA0,0,11,0,0 12 6 0,6740 White Noise 12 0,9098 18 0,8760 24 0,7680 ARIMA0,0,11,0,1 12 6 0,4267 White Noise 12 0,9018 18 0,5299 24 0,6085 ARIMA1,0,11,0,0 12 6 0,7017 White Noise 12 0,9286 18 0,9339 24 0,7983 Model Lag Chi- square P-value ARIMA0,0,10,0,1 12 5 7,5 0,1859 11 10,67 0,4715 17 13,91 0,6734 23 16,21 0,8462 ARIMA1,0,11,0,1 12 5 7,17 0,2086 11 10,6 0,4778 17 14,98 0,5966 23 16,76 0,8207 ARIMA0,0,11,0,0 12 5 7,68 0,1746 11 10,63 0,4748 17 15,30 0,5741 23 16,82 0,8181 ARIMA0,0,11,0,1 12 5 7,87 0,1633 11 11,13 0,4321 17 15,44 0,5639 23 17,06 0,8061 ARIMA1,0,11,0,0 12 5 7,53 0,1843 11 11,04 0,4398 17 16,19 0,5103 23 17,65 0,7783 Pada Tabel 4.13, terlihat bahwa semua lag memiliki p-value yang lebih besar dari = , . Hal ini memperlihatkan bahwa residual model fungsi transfer dengan deret input telah memenuhi asumsi saling bebas.

4.6 Pemilihan Model Terbaik Berdasarkan Nilai AIC