Estimasi Parameter Uji Diagnostik

adalah 1. Dari orde yang didapatkan, maka orde-orde yang dibentuk dalam model adalah AR1, SAR1, MA1, dan SMA1. Dari orde-orde yang didapatkan, model-model ARIMA sementara yang akan diuji adalah model ARIMA ,1, ,1,1 , ARIMA ,1, 1,1,1 , ARIMA ,1, 1,1, , ARIMA ,1,1 ,1,1 , ARIMA ,1,1 1,1,1 , ARIMA ,1,1 1,1, , ARIMA 1,1,1 ,1,1 , ARIMA 1,1,1 1,1,1 , ARIMA 1,1,1 1,1, , ARIMA 1,1, ,1,1 , ARIMA 1,1, 1,1,1 , dan model ARIMA 1,1, 1,1, .

4.2.1 Estimasi Parameter

Setelah memperoleh model-model ARIMA sementara, selanjutnya dilakukan estimasi. Tabel 4.3 memperlihatkan 12 buah kandidat model dugaan ARIMA yang memenuhi uji signifikansi parameter. Perhitungan dilakukan berdasarkan data pada Lampiran 3 dengan bantuan software Minitab yang dasar perhitungannya menggunakan MLE. Selanjutnya parameter tersebut di uji menggunakan uji t, dengan hipotesis: � : ̂ = parameter yang diperoleh tidak signifikan, � : ̂ ≠ parameter yang diperoleh signifikan. Tabel 4.3 Nilai dugaan parameter serta p-value model-model ARIMA No. Model Estimasi Parameter � Φ Θ 1 ARIMA0,1,00,1,1 12 0,7451 [0,000] 2 ARIMA0,1,01,1,1 12 -0,539 0,6395 [0,000] [0,000] 3 ARIMA0,1,01,1,0 12 -0,9533 [0,000] 4 ARIMA0,1,10,1,1 12 -0,4105 0,7531 [0,000] [0,000] 5 ARIMA0,1,11,1,1 12 -0,4616 -0,5131 0,7727 [0,000] [0,000] [0,000] 6 ARIMA0,1,11,1,0 12 -0,3913 -0,9530 [0,002] [0,000] 7 ARIMA1,1,10,1,1 12 0,0793 -0,3536 0,7533 [0,801] [0,209] [0,000] 8 ARIMA1,1,11,1,1 12 0,0245 -0,4446 -0,5092 0,7719 [0,932] [0,069] [0,001] [0,000] 9 ARIMA1,1,11,1,0 12 -0,0737 -0,4473 -0,9535 [0,829] [0,151] [0,000] 10 ARIMA1,1,00,1,1 12 0,3629 0,7473 [0,004] [0,000] 11 ARIMA1,1,01,1,1 12 0,3742 -0,4664 0,7608 [0,004] [0,001] [0,000] 12 ARIMA1,1,01,1,0 12 0,3026 -0,9495 [0,015] [0,000] Keterangan [..] menunjukkan � − signifikan pada taraf kesalahan = .

4.2.2 Uji Diagnostik

Uji diagnostik dilakukan untuk mengetahui apakah residual dari model-model ARIMA sudah bersifat white noise dan berdistribusi normal. Untuk mengetahui residual bersifat white noise dilakukan dengan uji Ljung- Box menggunakan persamaan 2.36 dengan hipotesis: � : = = ⋯ = = tidak ada korelasi antar residual � : ≠ minimum ada satu = 1, , . . . , ada korelasi antar residual. Tabel 4.4 Uji Kecukupan Model ARIMA No. Model lag 12 24 36 48 1 ARIMA0,1,00,1,1 12 0,091 0,178 0,454 0,410 2 ARIMA0,1,01,1,1 12 0,025 0,236 0,153 0,320 3 ARIMA0,1,01,1,0 12 0,029 0,311 0,026 0,066 4 ARIMA0,1,10,1,1 12 0,243 0,466 0,766 0,856 5 ARIMA0,1,11,1,1 12 0,233 0,424 0,531 0,449 6 ARIMA0,1,11,1,0 12 0,326 0,739 0,407 0,585 7 ARIMA1,1,00,1,1 12 0,291 0,492 0,809 0,863 8 ARIMA1,1,01,1,1 12 0,176 0,437 0,520 0,430 9 ARIMA1,1,01,1,0 12 0,114 0,552 0,145 0,254 Keterangan menunjukkan � − untuk model yang memenuhi uji kecukupan model ARIMA Selanjutnya, ketujuh model ini akan diuji kenormalan residualnya dengan statistik uji Anderson-Darling yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, dengan hipotesis: � : Residual berdistribusi normal � : Residual tidak berdistribusi normal. Tabel 4.5 Uji Kenormalan Residual Model ARIMA Keterangan menunjukkan � − untuk model Arima yang memenuhi uji kenormalan residual

4.2.3 Pemilihan Model Terbaik Berdasarkan Nilai AIC