Hasil Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual : Hipotesis

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Acuan perbandingan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah a. Jurnal Media MAHARDHIKA yang diteliti oleh Maya Ida Kesumawatie dan Erna Sukowaty 2005 dengan judul “ Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasaan Pelanggan PT. Pos Indonesia Suarabaya Selatan. Studi pada pelanggan PT. Pos Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara kualitas pelayanan terhadap kepuasaan pelanggan. Dalam penelitian ini terdapat 5 dimensi kualitas layanan yaitu : reliability, responsiveness, assurance, empathy, tangible. Teknik pengumpula data menggunakan wawancara dan kuisoner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel reliability, reponsiveness, assurance, empathy, tangibles secara simultan berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan. b. Jurnal Majalah Ekonomi yang ditelti oleh Sri Gunawan dan Budi Purwnono 2007 dengan judul “ Pengaruh Nilai Keadilan Dalam Penanganan Keluhan Terhadap Kepercayaan Dan Komitmen Pelanggan. Studi pada pelanggan Garuda Indonesia. Penelitian ini bertujuan mencoba memahami hubungan antara penanganan keluhan yang adil terhadap kepuasaan pelanggan dan komitmen pelanggan. 9 10 Apabila konsumen merasa diperlakukan secara adil dalam setiap penanganan keluhan, maka mereka akan mempunyai kepuasaan terhadap apa yang menjadi keluhan mereka, dan hal ini akan memicu munculnya kepercayaan dan komitmen konsumen terhadap panyedia jasa. 2.2 Landasan teori 2.2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba atau keuntungan. Tidak akan ada satu perusahaan yang dapat bertahan lama bila perusahaan tersebut tudak mampu menjual produk dan jasa yang dihasilkannya, maka perusahaan persebut tinggal tunggu jatuhnya saja. Menurut Philip Kotler 1997 Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotlet dan Armstrong 2001 Pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba.

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Agar dapat memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan serta dalam mnyelesaikan dengan kegiatan lingkungan, maka kegiatan pemasaran harus ada yang mengkoordinasi 11 dan ada yang mengelola dengan cara baik, maka dikenalilah istilah manajemen pemasaran. Menurut Philip Kotler 1997 Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan- tujuan individu dan organisasi. Menurut Kotler dan Armstrong 2001 Manajemen pemasaran adalah sebagai anallisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi. Jadi, manajemen pemasaran berisi pengelolaan permintaan yang akhirnya, berisi pengelolaan hubungan dengan pelanggan.

2.2.3. Pengertian Pelayanan atau Jasa

Kata jasa mempunyai arti yang sangat luas dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagai produk, disini jasa identik dengan pelayanan, karena dalam kenyataannya memang sulit untuk memberikan batasan yang jelas antara layanan dan jasa. Di dalam peneliitian ini peneliti cenderung memakai pengertian pelayanan sama dengan jasa. Supaya lebih jelasnya maka peneliti akan mengemukakan pendapat para ahli dibawah ini dalam memberikan pengertian pelayanan atau jasa. Menurut Kotler dan Armstrong 1996 adalah “ Service is any activity or benefit that one party can offer to another that is essentially intangibles and 12 does not result in the ownership of anything it production may on may not be tied to a phisicial product “. Maksud dari definisi tersebut, jasa adalah berbagai tindakan atau manfaat yang ditawarkana oleh suatu badan usaha kepada pihak lain yang bersifat tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksi sapat berkenaan dengan produk fisik atau tidak. Selain itu menurut Philip Kotler 2000, 486 mendifinisikan bahwa : “ jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan pada satu produk fisik. Dari definisi diatas terlihat bahwa didalam jasa selalu hubungan interaksi antara pihak pelanggan dan pemberi jasa, jasa bukan berarti barang . jasa adalah sesuatu proses atau aktifitas yang tidak berwujud.

2.2.4. karakteristik Jasa

Menurut Philip Kotler 1997 : 551 jasa dapat diklarifikasikan menjadi empat adalah sebagai berikut : 1. Tidak Berwujud Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Seseorang yang menjalani “ pengencangan kulit wajah “ tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli jasa itu, dan pasien di kantor pskiater tidak dapat memprediksi hasilnya. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai 13 kualitas jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, symbol, dan harga yang mereka lihat. 2. Tidak Dapat Dipisahkan Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjual kemudian baru dikonsumsi. Jika jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa. 3.Variabilitas Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Perusahaan jasa dapat mengambil tiga langkah ke arah kontrol kualitas. Langkah-langkah tersebut adalah : a. Investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan yang baik b. Menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi. c. Memonitor kepuasaan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan belanja perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki. 4. Tidak Tahan Lama Jasa tidak disimpan. Tidak lamanya jasa tidak menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf untuk melakukan jasa itu terlebih dahulu. Jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit. 14

2.2.5. Kualitas Layanan

Menurut Parasuraman dkk, 1988 Budi W.Soetjipto, 1997 adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh. Menurut Fitzsimmons and Fitzsimmons, 1994 Budi W.Soetjipto, 1997 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang nyata-nyata mereka diterima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan dan inginkan. Menurut Garvin dan Davis 1994 Tjiptono : 2002 ; 51 kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Indikator dari Kualitas Layanan Menurut Parasuraman, barry, dan Zeithami, mengemukakan lima dimensi pokok yang diterapkan pada bisnis jasa Fandy tjiptono, 1996 . Kelima dimensi tersebut yaitu : 1. Bukti langsung tangibles ; meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi di Studio Musik SMILE Surabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator tangible bukti langsung meliputi : a. Penampilan petugas b. Sarana prasarana peralatan musik 15 2. Keandalan reliability :yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan oleh Studio Musik SMILE Surabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator dari reliability meliputi : a. Kesesuaian jadwal pelayanan b. Tepat waktu pelayanan 3. Daya tanggap responsiveness : yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap kepada pelanggan Studio Musik SMILE Suarabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator dari responsiveness meliputi ; a. Kesungguhan petugas pelayanan b. Kecepatan dan ketanggapan terhadap keluhan pelayanan 4. Jaminan assurance : mencakup pengetahuan, kemampuan karyawan studio Musik SMILE Suarabaya untuk menimbulkan sifat kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Menurut jurnal volume 1, No 2, Desember 2007 indikator dari assurance meliputi a. Keramahan karyawan b. Kesopanan karyawan 16 5. Empati empathy : meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi dengan baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan studio Musik SMILE Surabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator dari empathy meliputi : a. Kemudahan mendapatkan informasi dari petugas b. Komunikasi yang baik

2.2.6. Kepuasaan

Menurut Kotler 2000 , kepuasaan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Menurut Day dalam Tse dan Wilson, 1988 Tjiptono ; 2002 ; 146 menyatakan bahwa kepuasaan atau ketidakpuasaan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya norma kinerja lainnya kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakainnya. Menurut Kotler 1994 tjiptono ; 2002 ; 146 menandaskan bahwa kepuasaan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan disbanding dengan harapannya. 17 Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator kepuasaan meliputi : a. Tingkat kecepatan penyelesaian pelayanan b. Tingkat keakuratan pelayanan Menurut jurnal Usahawan NO 03 TH XXXVII 2008 indikator dari kepuasaan meliputi : a. Kepuasaan secara keseluruhan

2.2.7. Komitmen

Komitmen merupakan hasrat atau keinginan kuat untuk mempertahankan dan melanjutkan relasi yang dipandang penting dan bernilai jangka panjang Tjiptono, 2007 . Customer commitment. Variabel ini didefinisikan sebagai keinginan yang kuat yang bersifat terus-menerus untuk selalu menjaga hubungan baik dengan perusahaan lihat Fullerton 2003; Clark dsn maher 2007 ; lacey 2007 . Menurut Morgan dan Hunt 1994 fokus dari definisi komitmen adalah keinginan untuk mempertahankan partisipasi antara pelanggan dan penyedia jasa untuk terus berhubungan. a. Layanan terbaik b. Repeat buying c. Rasa senang 18

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasaan

Hal ini di sesuaikan dengan penelitian menurut Boone dan Kurtz 1995 ; 439 bahwa ; sevice quality is the primary determinant of consumen satisfaction or dissatisfaction” kualitas layanan menentukan kepuasan atau ketidakpuasaan konsumen. Menurut Cronin dan Taylor 1992 ; 55 menyebutkan kualitas layanan sebagai berikut “ kualitas layanan yang baik akan menciptakan kepuasaan pelanggan “. Menurut Kotler dan Armstrong 1996 ; 583 bahwa kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan, selain itu juga berpengaruh menciptakan keuntungan badan usaha. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan, dimana perusahaan memaksimumkan pelanggan yang menyenangkan dan meniadakan pelanggan yang kurang menyenangkan, sehingga kualitas layanan dapat dikeloala dengan baik, bila menginginkan adanya kepuasaan yang dirasakan oleh pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasaan pelanggan. Hal ini didukung oleh Jurnal Maya Ida Kesumawatie dan Erna Sukowaty yang menyatakan bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

2.2.9. Pengaruh Kepuasaan terhadap Komitmen

Kepuasaan merupakan variabel yang sangat sering dikaitkan dengan komitmen antara pelanggan dan karyawan Kelley et al, 1992 . 19 Menurut Kelley dan Davis 1994 bahwa kepuasaan pelanggan atas penanganan keluhan dapat menimbulkan komitmen pelanggan terhadap penyedia layanan jasa. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasaan sehingga dapat berkomitmen dengan kepuasaan yang telah dicapai. Dari teori dan uraian yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap komitmen. Hal ini didukung oleh Jurnal Sri Gunawan dan Budi Utomo yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap komitmen. 20

2.3. Kerangka Konseptual :

KUALITAS LAYANAN X KEPUASAAN PELANGGAN Y KOMITMEN Z 21

2.4. Hipotesis

Sesuai dengan perumusan dari masalah, dari landasan teori, maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Diduga Kualitas Layanan berpengaruh positif terhadap kepuasaan pelanggan studio musik SMILE di Surabaya. 2. Diduga kepuasaan pelanggan berpengaruh positif terhadap komitmen studio musik SMILE di Surabaya. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Kualitas layanan yaitu merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan untuk memenuhi keinginan pelanggan Studio musik SMILE Surabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 kualitas pelayanan ditentukan oleh 5 lima indikator yaitu : 1. Bukti langsung tangibles X1 ; meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi di Studio Musik SMILE Surabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator tangible bukti langsung meliputi : X1.1. Penampilan petugas Penampilan petugas studio musik SMILE yang selalu bersih dan rapi. X1.2. Sarana prasarana peralatan musik Sarana prasarana peralatan musik di studio musik SMILE Surabaya sangat lengkap. 2. Keandalan reliability X2 :yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan oleh Studio Musik SMILE Surabaya. Menurut jurnal Volume 1, No 2, Desember 2007 indikator dari reliability meliputi : 22