langkah selanjutnya adalah revisi produk sehingga siap untuk diujicobakan ke lapangan operasional atau diujikan ke siswa kelas XI TPMP.
Pembelajaran menggunakan LKS Model Penemuan Terbimbing Berbasis Web dilakukan sebanyak lima pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada tanggal 22 Februari 2017, pertemuan kedua pada tanggal 23 Februari 2017, pertemuan ketiga pada tanggal 1 Maret 2017, pertemuan keempat pada tanggal
29 Maret 2017, dan pertemuan kelima pada tanggal 30 Maret 2017. Pada pertemuan pertama dilakukan pengambilan data, pretest, dan pembelajaran
pertama menggunakan LKS Model Penemuan Terbimbing Berbasis Web. Pertemuan kedua sampai pertemuan keempat adalah pengambilan data dengan
pembelajaran biasa sama seperti pertemuan pertama. Pada pertemuan kelima dilakukan posttest untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi persamaan
lingkaran yang telah dipelajari. Peneliti juga menyebarkan kuesioner yang dikerjakan siswa secara online menggunakan Google Form dengan rentang
waktu seminggu. Kuesioner bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa selama pembelajaran menggunakan LKS Model Penemuan Terbimbing
Berbasis Web.
B. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan LKS model penemuan terbimbing berbasis web. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan wawancara. Narasumber dalam wawancara tersebut adalah guru matematika kelas XI SMK N 2 Depok yaitu Ibu Rum
Ismawati. Wawancara dilakukan pada hari Jumat, 6 Januari 2017. Wawancara
bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS saat pembelajaran, dan untuk pembuatan produk. Permasalahan terkait dengan sejauh mana pemahaman
terhadap LKS model penemuan terbimbing berbasis web. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Rum:
Tabel 4. 1 Hasil Wawancara No.
Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Model pembelajaran apa sajakah
yang biasa digunakan Ibu dalam pembelajaran?
Biasanya penemuan
terbimbing dengan metode diskusi kelompok.
2. Sejauh mana pemahaman Ibu
terhadap Model
Pembelajaran Penemuan terbimbing?
Berawal dari konsep lalu menggunakan LKS sampai
menemukan rumus. 3.
Sejauh mana pemahaman Ibu terhadap
pembelajaran e-
learning? e-learning
adalah pembelajaran
yang dilakukan
mengguanakan sarana gadget, laptop, bisa
handphone. 4.
Apakah pernah Ibu menerapakan e-learning dalam pembelajaran?
Belum pernah.
5. Media belajar apa saja yang sering
digunakan dalam pelajaran? Paling banyak LKS.
6. Apakah media belajar berupa LKS
sering digunakan
dalam pembelajaran?
Iya tentu saja.
7. Apakah LKS tersebut mendukung
siswa dalam belajar dan efektif terhadap hasil belajar?
Iya.
8. Apa saja kesulitan yang dirasa
ketika menyusun LKS? Membuat LKS yang mudah
dan siswa langsung paham
dengan langkah-langkah
dalam LKS tersebut. Terlalu banyak
kata-kata dan
kalimat anak-anak
tidak paham.
9. Sejauh mana pemahaman Ibu
terhadap LKS dengan model penemuan terbimbing berbasis
web? Jarang
melihat dan
sepertinya agak ribet saat pembelajaran.
10. Apakah Ibu sering menggunakan
geogebra sebagai
media pembelajaran?
Tidak. Ini
merupakan pertama
kali menggunakannya
dan tergantung materi. Geogebra
hanya sebagai ilustrasi saja. 11.
Apa sajakah yang harus ada dalam LKS dengan model penemuan
terbimbing berbasis web? Instrumen dalam LKS harus
jelas supaya siswa gampang dalam memahaminya.
12. Bagaimana pendapat Ibu terhadap
LKS model penemuan terbimbing berbasis web?
Ya agak ribet itu tadi.
13. Apakah Ibu pernah menyusun dan
mengembangakan LKS model penemuan terbimbing berbasis
web dalam pembelajaran? Belum pernah.
14. LKS seperti apa yang diharapkan
agar efektif terhadap hasil belajar? LKS yang efektif, efisien,
dan memudahkan
siswa dalam belajar.
15. Saran apa yang dapat Ibu berikan
terkait penyusunan
dan pengembangan
LKS model
Coba LKS itu dibuat di geogebra sheetnya sehingga
memudahkan siswa dalam
penemuan terbimbing berbasis web ini?
mengerjakannya dan
mengurangi kalimat-kalimat dalam LKS agar anak cepat
paham.
Dari hasil wawancara dengan Guru Matematika Kelas XI SMK N 2 Depok yaitu Ibu Rum dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang sering
digunakan adalah penemuan terbimbing dengan Lembar Kerja Siswa. Guru belum pernah menggunakan pembelajaran e-learning, tetapi pemahaman
tentang e-learning sudah cukup baik. LKS tersebut mendukung siswa dalam belajar dan efektif terhadap hasil belajar. Kesulitan yang dirasakan guru dalam
membuat LKS adalah membuat LKS yang mudah dan siswa langsung paham dengan langkah-langkah dalam LKS tersebut. Terlalu banyak kata-kata dan
kalimat anak-anak tidak paham. Guru jarang menggunakan Geogebra dalam pembelajaran tergantung materinya saja. Pemahaman guru terhadap LKS
dengan model penemuan terbimbing berbasis web sudah cukup bagus. LKS yang efektif, efisien, dan memudahkan siswa dalam belajar diharapkan efektif
terhadap hasil belajar.
C. Deskripsi Produk Awal