G. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian pada pokok bahasan persamaan lingkaran untuk siswa kelas XI SMK N 2 Depok Yogyakarta memiliki keterbatasan,
diantaranya adalah:
1.
Untuk mencapai pertemuan keempat pembelajaran menggunakan LKS Model Penemuan Terbimbing Berbasis Web terhambat karena ada libur Ujian
Tengah Semester dan Ujian Sekolah. Sehingga jarak waktunya kurang lebih 3 minggu. Hal ini menyebabkan siswa banyak yang lupa materi persamaan
lingkaran, sehingga guru mengulang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya secara singkat.
2.
Ketika saya melaksanakan Program Pelaksanaan Lapangan PPL, sinyal internet akan sampai ke setiap kelas, namun ketika sudah mau penelitian,
sinyal internet sudah tidak sampai ke setiap kelas dan hanya ruang tertentu saja. Upaya yang dilakukan adalah menggunakan modem dan tethering dari
hp. 3.
Kesulitan dalam membuat LKS, sheet di geogebra, latihan, dan pengumpulan hasil kerja siswa dalam satu web Happy Learning.
4. Instrumen wawancara belum cukup kuat dalam menggali masalah, sehingga
menghambat proses selanjutnya.
H. Refleksi
Skripsi merupakan matakuliah yang menjadi momok bagi semua mahasiswa, karena bagi saya sendiri merasa sangat takut dalam mengerjakan
skripsi. Awalnya bingung menentukan judul yang sesuai dengan permasalahan
yang ada. Karena bingung maka saya rajin ke ruang baca mencari inspirasi judul. Setelah menemukan inspirasi, maka mencoba memikirkan dan
membayangkan apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang diuji, datanya seperti apa, dll. Kegalauan selanjutnya adalah menentukan siapa dosen
pembimbing yang sesuai dengan judul yang sudah dibuat. Kegalauan menentukan dosen adalah apakah dosen itu akan membantu mahasiswanya saat
ujian? Apakah mampu diajak kerjasama saat bimbingan? Itu yang selalu terpikirkan. Tetapi puji Tuhan dosen pembimbing yang saya dapatkan sesuai
dengan harapan saya. Lalu diadakan pertemuan semua mahasiswa bimbingan Pak Andi dan beliau. Banyak cerita dan pertanyaan yang muncul terkait judul
yang kita punya. Beliau juga menanyakan mengapa memilih Pak Andi sebagai dosen pembimbing? Banyak alasan yang melatarbelakanginya. Dosen
menyarankan judulnya agar lebih menarik dan lebih fresh. Saya mencoba memulai mengerjakan proposal dengan judul yang disarankan dosbing.
Selanjutnya melakukan revisi judul yang tepat dan melangkah membuat proposal. Saya sendiri sudah tidak pusing dalam mencari sekolah, karena
menggunakan sekolah tempat saya PPL. Di sana saya sudah mengetahui suasana sekolah, kriteria siswa, dan metode pembelajaran yang sering
digunakan. Dalam mengerjakan proposal saya menemukan kebingungan yang menyebabkan malas melanjutkan seakan skripsi saya berat. Ketika mengalami
kebingungan, malah tidak ada bimbingan. Wah rasanya sungguh membuat saya galau harus bagaimana. Semua dilakukan dengan email dan whatsapp. Bab 1,
2, dan 3 semua kirim email dan revisian secara terbuka dalam grup whatsapp.
Sambil mengerjakan proposal, saya mencoba membuat rancangan produknya dan ternyata sangat sulit serta membutuhkan waktu yang sangat
panjang untuk mengerjakan. Saya mencoba terus berusaha mencari alternatif lain sampai pernah saya menyerah dengan produk saya saya buat. Sehingga saya
berniat mengganti judul, namun dosen memberikan penguatan supaya saya jangan mudah menyerah dahulu. Dosen memberikan altenatif lain untuk
rancangan produk saya supaya lebih mudah dan sederhana. Dari situ saya mendapatkan banyak pembelajaran dan pengalaman. Saya harus bisa merevisi
hal-hal kecil seperti salah menulis, atau paragraf yang kurang rapi. Dosen akan memberikan masukan yang sekiranya belum pas.
Saya merasa materi yang saya pilih terlalu cepat untuk dilakukan penelitian. Sehingga saat pembelajaran ada jeda UAS, libur Usek, dan libur
UNBK. Saat penelitian banyak kendala yang terjadi karena keterbatasan laptop dan wifi tidak sampai ke kelas. Penelitian yang saya lakukan kurang begitu
optimal karena banyak hal yang menyebabkan mengapa kurang optimal. Dalam penelitian saya selalu dibantu oleh guru matematika kelas XI TPMP. Mulai dari
mengajar, mengoreksi LKS, dan mengkondisikan kelas. Guru selalu menanyakan bagaimana jalannya penelitian, beliau juga memberikan masukan
apabila saya mengalami kesulitan atau ada sesuatu yang kurang pas. Pernah juga ketika penelitian ada siswa perempuan seperti tidak mau mengikuti
pembelajaran. Sudah diminta membawa laptop pada hari sebelumnya saja tetap tidak membawa. Diminta mengerjakan LKS, siswa tersebut malah mengerjakan
tugas yang lain. Sudah ditegur tapi tetap saja siswa tersebut bandel. Itu sangat melatih kesabaran saya.
Pernah suatu ketika banyak mahasiswa bimbingan Pak Andi mengalami kesulitan dan kebingungan yang secara bersamaan. Bagi saya, lebih enak
konsultasi secara langsung daripada melalui sosmed. Karena banyak yang mengalami kebingungan akhirnya Pak Andi memutuskan untuk mengadakan
pertemuan rutin setiap hari Selasa pukul 11.00 WIB. Saya sangat merasa senang karena bisa bimbingan dan konsultasi secara klasikal, sehingga kita bisa belajar
dari teman-teman yang lain. Secara langsung dosen menanyakan pengerjaan skripsi sampai mana, mengalami kebingungan di bagian mana, target
menyelesaikan kapan, dsb. Setelah mengerjakan bab 4 dan dikirim kembali melalui email, dosen
meminta mengirimkan lengkap dari bab 1 sampai lampiran. Sungguh itu menjadikan saya galau, suka begadang sampai pagi, tidak nafsu makan.
Bayangan saya saat itu adalah waduh kalau seperti ini apakah nantinya benar- benar dibaca sampai akhir? Takut pas pendadaran direvisi banyak sekali. Saat
itu saya malas-malasan dalam mengerjakan sampai suatu keajaiban datang. Waktu itu saya misa malam minggu bersama teman-teman saya. Seusai misa
saya meminta berkat ke Romo dengan ujub agar skripsi saya cepat selesai dan saat ujian pendadaran sukses memperoleh nilai A. Tak butuh waktu berhari-hari
Tuhan mengabulkan doa saya. Senin pagi kemarin saya membuka whatsapp dan terlihat bahwa Pak Andi typing di grup. Wah seketika saya penasaran isi
pesannya apa. Wah ternyata beliau menanyakan sudah selesai ataukah belum
dan mengabsen satu per satu dari kami. Beliau meminta saya dan Hanifah untuk membuat ppt yang digunakan presentasi di kelompok bimbingan. Ini benar-
benar di luar dugaan. Bangun tidur membaca pesan tersebut seketika langsung melek.
Tentunya sangat senang bisa memiliki dosen pembimbing seperti Pak Andi. Luar biasa. Banyak cerita, pengalaman suka duka, pengetahuan,
keterampilan dan beliau selalu menyemangati mahasiswanya agar jangan mudah menyerah. Beliau membebaskan mahasiswa mengkonstruksi pemikiran
dan jalannya penelitian, beliau memberikan masukan saja. Semoga saja ketakutan yang saya miliki ini berbuah manis di akhir sehingga nantinya
ketakutan itu hanya menjadi mitos.
Hari berganti hari... Presentasipun sudah berjalan dengan lancar dalam
waktu 30 menit. Huft... padahal yang lain lebih dari 30 menit. Tapi tidak apa- apa. Itu tidak menjadi masalah bagiku. Setiap hari nyekrip sampai suatu hari
memberanikan diri mendaftar ujian. Ya.. saya merasa untuk membulatkan tekad mendaftar ujian butuh kesiapan mental yang sangat besar. Selalu berdoa biar
hati mantap. Mendadak holy pak... Apa rasanya setelah mendaftar ujian? Huh rasanya galau, cemas, deg-
degan, ah pokonya campur aduk. Sehari setelah itu, ketika saya mau misa bersama teman-teman, baru saja duduk, tiba-tiba melihat chat dari Bu Tari. Huh
saya sangat terkejut melihat dosen pengujinya adalah Pak Sugiarto dan Pak Dewa. Entah saat itu saya harus bersyukur atau tidak. Yang pasti di dalam gereja
saya hanya bisa terdiam dan gagal fokus misa karena membayangkan suasana dalam ruang ujian.
Setiap hari membaca skripsi dan belum bisa bersyukur atas dosen pengujiku siapa. Suatu hari aku mendadak bersyukur dan percaya diri bahwa
aku pasti bisa, namun rasa itu tidak bertahan lama. Teman-teman bertanya kepada saya”siapa dosen pengujimu?” Ekspresi mereka berubah ketika aku
menyebutkan dosenku siapa. Wah mentalku down. H-sekian aku tersadar banyak typo yang membuatku cemas, ingin mundur saja dari ujian ini, saya
merasa sangat takut di dalam saya diberi pertanyaan yang sangat mematikan, takut ujian tidak lancar, kutekuni lagi materi itu biar saya bisa menjawab ketika
ditanya dosen. Tiba saatnya hari Rabu, 7 Juni 2017 aku ujian skripsi. Rasanya sungguh
ngga karuan. Tapi di dalam bukan seperti ujian skripsi tetapi seperti presentasi biasa. Pak Andi selalu membuat saya ketawa, beliau berusaha memecahkan
suasana tegang menjadi suasana mengasyikkan. Semua dosen memperhatikan presentasi saya. Awalnya saya berpikiran kalau di ruangan selama 1,5 jam itu
serasa 3 jam di dalam. Kupikir dosen di dalam akan membuat ketegangan hebat, membuat aku gagal fokus, panik, bahkan ngblank. Tapi itu semua
SALAH. Di dalam bukan seperti ujian skripsi. Saya masih bisa tersenyum lebar bahkan tertawa. Luar biasa, saya sangat bersyukur Tuhan. Ini semua crita yang
tak akan pernah terlupakan. Bahkan Pak Andi tahu dosen yang saya takuti mana dan ekspresi saya selama ujian.
Terimakasih dosen pengujiku yang sangat luar biasa. Membuatku tak berhenti ingin membagikan ceritaku ke semua orang. Akhirnya mitos ketakutan
itu tidak ada. Semua berbuah manis. Jangan takut kalau hal itu belum terjadi lho..
110
BAB V PENUTUP