Pemanfaatan Bungkil Biji Kapuk Sebagai Pakan Ternak

7 Tabel 1. Hasil Analisa Proksimat Bungkil Biji Kapuk Ceiba petandra 100 BK Komponen 1 2 3 Bahan kering 83.90 83.90 88.60 Protein kasar 32.6 29.6 32.28 Lemak kasar 6.7 7.58 9.7 Serat kasar 30.2 30.0 13.72 BETN 22.2 25.3 36.34 Abu 8.3 7.54 7.91 Sumber : 1. Lubis 1963 2. Sutardi 1981 3. Kadirvel et. al. 1984

2.2 Pemanfaatan Bungkil Biji Kapuk Sebagai Pakan Ternak

Penggunaan bungkil biji kapuk sebagai pakan ternak non ruminansia telah banyak dicobakan. Pada ransum unggas, bungkil biji kapuk bisa diberikan sampai 9 Siregar dan Sabrani, 1970. Sedangkan Zahirina 1986 berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa pemberian bungkil biji kapuk dalam ransum sebanyak 20 ternyata menyebabkan turunnya produksi telur, dan raenurut Suherman 1973 semakin mening-kat bungkil biji kapuk dalam ransum anak ayam sampai dengan 8 meningkat pula angka kematiannya. Selain itu juga menurunkan konsumsi ransum dan bobot badan. Kadirvel,et al. 1984 menyatakan bahwa ransum yang mengandung 10 bungkil biji kapuk atau ransum yang mengandung 2 minyak biji kapuk keduanya mengandung racun yang tinggi dan bila diberikan pada ayam dapat mengakibatkan penurunan bobot badan. Bungkil biji kapuk telah pula dicobakan sebagai pakan ternak babi. Menurut Sihombing 1979, bungkil biji kapuk dapat diberikan sampai taraf 20 8 pada babi fase penggemukan asal disertai penambahan mineral Fe empat kali lipat dari yang umumnya dipakai dalam ransum babi. Bungkil biji kapuk merupakan bahan pakan yang kurang disukai oleh ternak ruminansia, namun demikian konsumsinya tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan bungkil kedelai atau bungkil kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bungkil biji kapuk tidak bisa berperan sebagai pe-rangsang bau yang baik karena baunya tidak tajam. Selain itu rasanya yang hampir tidak terasa, disamping bentuk fisiknya agak keras dibandingkan dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai. Oleh karena itu untuk pemberiannya pada ternak ruminansia sebaiknya dikombinasikan dengan bahan lain yang lebih merangsang bau dan rasanya Ariani, 1981. Berdasarkan hasil penelitian Hidajati dan Siregar 1989 bungkil biji kapuk dapat digunakan hingga taraf 20 pada konsentrat sapi perah dara tanpa mempengaruhi pertam-bahan bobot badan harian, konsumsi ransum dan daya cerna. Sedangkan Martawidjaja dan Rangkuti 1989, berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa pemberian bungkil biji kapuk pada domba muda sebanyak 100 grekorhari nyata me-ningkatkan berat badan, konsumsi ransum dan daya cerna. 9

2.3 Kambing Perah Peranakan Etawah