19
telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan ternak dan air minum diberikan adlibitum.
Peubah Yang Diukur
1. Berat Jenis BJ Susu
2. Komposisi Susu meliputi :
a. Kadar protein susu
b. Kadar lemak susu
c. Kadar bahan kering tanpa lemak BKTL susu
d. Kadar laktosa susu
3. Kandungan Asam Lemak Slklopropenoat Susu
3.4 Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data adalah sebagai berikut : 1.
Berat Jenis BJ susu dihitung menggunakan Lactodensimeter yang telah ditera pada suhu 27.5 ° C Sudono, 1984. Air susu setelah dihomogenkan
dituang hati-hati ke dalam tabung untuk menghindari terbentuknya buih. Lactodensimeter Gerber dibenamkan, dibiarkan sampai timbul kembali
dan ditunggu sampai diam. Permukaan susu menunjukkan skala yang terdapat pada Lactodensimeter.
2. Kadar Protein susu ditentukan dengan metode Titrasi Formol Sudarwanto
dan Lukman, 1993. Untuk menentukan kadar protein susu kambing dapat digunakan titrasi formol dengan faktor protein 1.95 Ernawati, 1990.
20
Caranya adalah dengan mentitrasi campuran yang terdiri dari 25 ml susu + 1 ml larutan Kalium oksalat dan 0,25 ml phenolphtalin yang ditempatkan
dalam galas beker dengan larutan NaOH sampai warnanya sama dengan warna standar merah muda yaitu warna dari campuran standar 25 ml
susu + 1 ml larutan Kalium oksalat + 0.5 ml larutan Kobalt sulfat. Campuran tersebut dititrasi kembali sampai warnanya sama dengan warna
standar setelah sebelumnya ditetesi dengan 2 -5 ml larutan formalin 40. Titrasi formol dapat diketahui yaitu = jumlah NaOH yang terpakai pada
titrasi yang kedua dari contoh dikurangi jumlah NaOH yang terpakai pada titrasi blanko. Titrasi blanko dibuat dengan mengganti contoh susu dengan
aguades. Kadar Protein = Titrasi Formol x 1.95 dimana 1.95 = faktor protein untuk susu kambing
3. Kadar lemak susu dihitung dengan metode Gerber Sudarwanto dan
Lukman, 1993. Ke dalam Butirometer dimasukkan 10 ml asam sulfat pekat 90 - 91, kemudian ditambahkan 10.75 ml contoh susu dan 1 ml
amilalkohol. Butirometer ditutup sampai rapat dan dikocok sampai bagian- bagian di dalamnya tercampur rata. Setelah terbentuk warna ungu tua
sampai kecoklatan terbentuk karamel, butiroraeter disentrifus pada 1.200 rpm selama 5 menit. Kemudian butirometer dimasukkan ke dalam
penangas air dengan suhu 65 ° C selama 5 menit dengan bagian yang ada skalanya di atas. Dengan membaca skala yang tertera pada butirometer
dimana batas antara lemak cairan jernih dengan campuran ungu coklat
21
tepat di angka 0, persentase kadar lemak dapat diketahui. 4.
Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak BKTL susu dihitung dengan persamaan Fleischmann Sudarwanto dan Lukman,1993.
BK = 1.311 X L + 2.738 BJ
1 BJ
100 −
dimana L = kadar lemak susu { BJ = berat jenis susu pada 20 °C
Sehingga BKTL = BK - L 5.
Kadar Laktosa Susu ditentukan dengan metode volumetri Sudarmadji dkk., 1984. Sebanyak 25 ml susu ditambah 5 ml regensia ZNSO4 dan 5
ml larutan NaOH 0.75 N dicampurkan dalam labu ukur 50 ml, yang kemudian diencerkan dengan aquades sampai tanda. Setelah terjadi
pengendapan campuran tersebut disaring dan filtratnya dikumpulkan. Kemudian volume filtrat dihitung secara teoritis, yaitu dengan
mengurangkan volume protein yang mengendap dan volume lemak dari volume mula-mula 50 ml. Dengan menggunakan erlenmeyer 250 ml
sebanyak 5 ml filtrat ditambahkan 20ml aquades, 20 ml larutan KI 10 dan 50 ml larutan Chloramin T. Setelah dicampur dan didiamkan 90 menit
ditambah 10 ml larutan 2N HCl, kemudian dititrasi dengan 0.1 N Na
2
S
2
O
3
sampai berwarna kuning pucat. Setelah ditambahkan indikator larutan pati, titrasi dilanjutkan sampai warna abu-abu. Larutan blanko dibuat dengan
mengganti 25 ml susu dengan 25 ml aquades. Jumlah laktosa dapat dihitung dengan persamaan :
22
A = Tb -Ts X N x 0.171 x 5
100
Dimana : A = gram laktosa100 ml filtrat Ts = titrasi contoh
Tb = titrasi blanko N = Normalitas Na
2
S
2
O
3
Sebagai contoh menghitung kadar laktosa dalam 100 ml susu yang kadar proteinnya 3.2, lemak 3.5, sehingga volume filtratnya 48.4 ml
adalah : Kadar laktosa dalam 100 ml susu = A x
100 48.4
x 25
100
6. Kandungan Asam Lemak Siklopropenoat Susu.
Untuk mengetahui kandungan asam siklopropenoat dalam susu maka sebelumnya harus dideteksi apakah ada atau tidak asam siklopropenoat
dalam ransum percobaan. Kandungan asam siklopropenoat baik dalam ransum maupun dalam susu
dapat diketahui secara kualitatif dengan cara tes Halphen Phelps, et al. , 1965.
Tes Halphen adalah metode analisa yang sangat sensitif untuk deteksi senyawa siklopropenoat dan pada konsentrasi 0,001 sudah akan
memberikan reaksi positif dalam tes suatu larutan Phelps, et al., 1965. Adapun cara test Halphen adalah dengan menambahkan satu volume
karbon disulfida yang mengandung 1 Sulfur terlarut dan satu volume
23
pentanol amyl alkohol ke dalam contoh minyak atau lemak yang akan dianalisa. Karbon disul-fidanya akan didestilasi secara lambat dari tube
yang terbu-ka dan larutan residu alkoholnya dipanaskan sampai suhu 110 derajat Celcius. Reaksi positif akan ditandai dengan ter-bentuknya warna
pink merah muda atau merah dan intensitas-nya dapat dipakai untuk analisa semi kuantitatif Phelps,et al., 1965.
Adapun kriteria penilaian terhadap intensitas warna yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Nilai 0 = tidak berwarna 1 = tidak berwarna sampai sedikit sekali agak merah muda
2 = agak merah muda sampai sedikit merah muda 3 = sedikit merah muda sampai merah muda
4 = merah muda sampai merah 5 = merah
3.5 Analisis Data