Kambing Perah Peranakan Etawah

9

2.3 Kambing Perah Peranakan Etawah

Kambing Peranakan Etawah PE adalah hasil persilangan kambing Etawah yang dikenal sebagai kambing Jamnapari, dengan kambing kacang kambing lokal. Di Pulau Jawa khususnya, kambing PE dikenal sebagai kambing Jawarandu. Ciri-ciri dan kemampuan produksinya berada diantara sifat-sifat karakteristik kambing Etawah dan kambing kacang. Kapasitas produksi susu kambing PE betina tergantung pada tinggi atau rendahnya persentase darah Etawah yang dimilikinya. Umumnya berkisar antara 1 - 1,5 liter perhari Djanah, 1984; Sumoprastowo, 1989. Produksi susu kambing Jamnapari di Indonesia dikenal sebagai Etawah menurut Devendra dan Mc.Leroy 1982 adalah cukup tinggi yaitu 1-3 kg dengan kadar lemak 5.2. Sedangkan menurut Triwulanningsih 1986 rataan produksi susu kambing PE sekitar 498 - 692 mlekorhari dengan produksi tertinggi dicapai 868 ml. Ternak kambing PE merupakan persilangan kambing perah Jamnapari dan kambing kacang penghasil daging, dapat mempunyai dua fungsi yaitu sebagai penghasil daging maupun susu. Oleh karena itu kambing Etawah dan PE ini mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil susu di pedesaan. Kambing jenis ini sudah umum diternakkan sebagai penghasil susu Isbandi dan Santosa, 1984. Di Indonesia kambing PE sudah umum dipelihara di pedesaan terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut Isbandi dan Santosa 1984 di Kaligesing Purworejo mulai tahun 1980 telah dibina dan dilestarikan kambing perah oleh 10 Dinas Peternakan Jawa Tengah, pada pembibitan ternak untuk mem-produksi bibit kambing perah. Menurut Sunarlim dkk.1992 susu kambing maupun susu domba mempunyai cita rasa yang sama dengan susu sapi, teru-tama bila ditambahkan gula sebanyak 5 dan 0.5 coklat bubuk. Susu kambing secara organoleptik cukup disukai sama seperti pada susu sapi.

2.4 Asam Lemak Siklopropenoat Dan Efek Biologisnya