Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Serat TKKS Hasil Pengujian Benda Uji Komposit

64 Tabel 4.14 Dimensi komposit serat 8 TKKS curing 80 C k omp os it s er at TK K S 8 C u ri n g 80 C dimensi komposit No spesimen lebar mm tebal mm A mm2 1 FC-8-80 C-1 13,0 5,25 68,25 2 FC-8-80 C-2 13,0 5,25 68,25 3 FC-8-80 C-3 13,0 5,75 74,75 4 FC-8-80 C-4 13,0 5,50 71,50 5 FC-8-80 C-5 13,0 5,25 68,25 6 FC-8-80 C-6 13,0 5,25 68,25 Rata-rata 13,0 5,38 69,88 Tabel 4.15 Kekuatan tarik komposit serat 8 TKKS curing 80 C k om p osit se rat TKK S 8 c u ri n g 80 C Spesimen A mm2 Beban kg Gravitasi ms Kekuatan tarik MPa FC-8-80 C-1 68,25 210,60 9,81 30,27 FC-8-80 C-2 68,25 200,60 9,81 28,83 FC-8-80 C-3 74,75 180,80 9,81 23,73 FC-8-80 C-4 71,50 181,10 9,81 24,85 FC-8-80 C-5 68,25 196,40 9,81 28,23 FC-8-80 C-6 68,25 210,10 9,81 30,20 Rata-rata 69,88 196,60 9,81 27,68 Tabel 4.16 Regangan komposit serat 8 TKKS curing 80 C k om p osit se rat TKK S 8 c u rin g 80 C Spesimen Lo mm ΔL mm L mm Regangan FC-8-80 C-1 50 1,1 51,10 2,2 FC-8-80 C-2 50 0,90 50,90 1,8 FC-8-80 C-3 50 0,55 50,55 1,1 FC-8-80 C-4 50 0,60 50,60 1,2 FC-8-80 C-5 50 0,75 50,75 1,5 FC-8-80 C-6 50 0,85 50,85 1,7 Rata-rata 50,00 0,79 50,79 1,58 65 Tabel 4.17 Modulus elastisitas komposit serat 8 TKKS curing 80 C k om p osit se rat TKK S 8 c u ri n g 80 C Spesimen Kekuatan tarik Mpa Regangan Modulus elastisitas MPa FC-8-80 C-1 30,271 2,2 13,76 FC-8-80 C-2 28,833 1,8 16,02 FC-8-80 C-3 23,728 1,1 21,57 FC-8-80 C-4 24,847 1,2 20,71 FC-8-80 C-5 28,230 1,5 18,82 FC-8-80 C-6 30,199 1,7 17,76 Rata-rata 27,685 1,58 18,11 Grafik nilai kekuatan tarik, regangan dan modulus elastisitas dari setiap spesimen komposit resin dan komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan fraksi volume serat 4, 6 dan 8 menggunakan perlakuan curing diperlihatkan pada Gambar 4.1 – 4.12. Gambar 4.1 Grafik nilai kekuatan tarik komposit resin 34,92 33,31 33,45 36,71 30,05 27,50 32,66 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 MATRIK-1 MATRIK-2 MATRIK-3 MATRIK-4 MATRIK-5 MATRIK-6 Rata-rata k ek u atan tar ik M P a komposit 66 Gambar 4.2 Grafik nilai regangan komposit resin Gambar 4.3 Grafik nilai modulus elastisitas komposit resin 4,2 2,3 2,1 3,3 2,9 2 2,80 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 MATRIK-1 MATRIK-2 MATRIK-3 MATRIK-4 MATRIK-5 MATRIK-6 Rata-rata re gan gan komposit 8,31 14,48 15,93 11,12 10,36 13,75 12,33 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 MATRIK-1 MATRIK-2 MATRIK-3 MATRIK-4 MATRIK-5 MATRIK-6 Rata-rata m od u lu s e lastis itas M P a komposit 67 Gambar 4.4 Grafik nilai kekuatan tarik komposit serat 4 curing 80 C Gambar 4.5 Grafik nilai regangan komposit serat 4 curing 80 C 31,09 19,73 23,99 25,24 22,41 29,45 25,32 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 FC-4-1 FC-4-2 FC-4-3 FC-4-4 FC-4-5 FC-4-6 Rata-rata keku at an tari k MP a komposit 1,7 1,0 1,3 1,5 1,1 1,6 1,37 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 FC-4-1 FC-4-2 FC-4-3 FC-4-4 FC-4-5 FC-4-6 Rata-rata re gan gan komposit 68 Gambar 4.6 Grafik nilai modulus elastisitas komposit serat 4 curing 80 C Gambar 4.7 Grafik nilai kekuatan tarik komposit serat 6 curing 80 C 18,29 19,73 18,46 16,83 20,37 18,40 18,68 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 FC-4-1 FC-4-2 FC-4-3 FC-4-4 FC-4-5 FC-4-6 Rata-rata m od u lu s e lastis itas M P a komposit 30,67 32,95 23,73 22,77 23,64 30,20 27,33 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 FC-6-1 FC-6-2 FC-6-3 FC-6-4 FC-6-5 FC-6-6 Rata-rata kek ua ran t ari k M P a komposit 69 Gambar 4.8 Grafik nilai regangan komposit serat 6 curing 80 C Gambar 4.9 Grafik nilai modulus elastisitas komposit serat 6 curing 80 C 1,3 1,7 1,2 1,0 1,1 1,5 1,3 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 FC-6-1 FC-6-2 FC-6-3 FC-6-4 FC-6-5 FC-6-6 Rata-rata re gan gan komposit 23,59 19,38 19,78 22,77 21,50 20,13 21,19 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 FC-6-1 FC-6-2 FC-6-3 FC-6-4 FC-6-5 FC-6-6 Rata-rata m od u lu s e lastis itas M P a komposit 70 Gambar 4.10 Grafik nilai kekuatan tarik komposit serat 8 curing 80 C Gambar 4.11 Grafik nilai regangan komposit serat 8 curing 80 C 30,27 28,83 23,73 24,85 28,23 30,20 27,68 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 FC-8-1 FC-8-2 FC-8-3 FC-8-4 FC-8-5 FC-8-6 Rata-rata k ek u atan tar ik M P a komposit 2,2 1,8 1,1 1,2 1,5 1,7 1,58 0,5 1 1,5 2 2,5 FC-8-1 FC-8-2 FC-8-3 FC-8-4 FC-8-5 FC-8-6 Rata-rata re gan gan komposit 71 Gambar 4.12 Grafik nilai modulus elastisitas komposit serat 8 curing 80 C Data keseluruhan hasil pengujian tarik pada komposit resin dan komposit serat tandan kosong kelapa sawit yang sudah dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18 Hasil pengujian Variasi Spesimen Kekuatan Tarik MPa Regangan Modulus Elastisitas MPa MATRIK MATRIK-1 34,92 4,2 8,31 MATRIK -2 33,31 2,3 14,48 MATRIK -3 33,45 2,1 15,93 MATRIK -4 36,71 3,3 11,12 MATRIK -5 30,05 2,9 10,36 MATRIK -6 27,50 2 13,75 Komposit serat TKKS 4 dengan suhu curing 80 C FC-4-80 C-1 31,09 1,7 18,29 FC-4-80 C-2 19,73 1,0 19,73 FC-4-80 C-3 23,99 1,3 18,46 FC-4-80 C-4 25,24 1,5 16,83 FC-4-80 C-5 22,41 1,1 20,37 FC-6-80 C-6 29,45 1,6 18,40 Komposit FC-6-80 C-1 30,67 1,3 23,59 13,76 16,02 21,57 20,71 18,82 17,76 18,11 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 FC-8-1 FC-8-2 FC-8-3 FC-8-4 FC-8-5 FC-8-6 Rata-rata m od u lu s e lastis M P a komposit 72 serat TKKS 6 dengan suhu curing 80 C FC-6-80 C-2 32,95 1,7 19,38 FC-6-80 C-3 23,73 1,2 19,78 FC-6-80 C-4 22,77 1,0 22,77 FC-6-80 C-5 23,64 1,1 21,49 FC-6-80 C-6 30,20 1,5 20,13 Komposit serat TKKS 8 dengan suhu curing 80 C FC-8-80 C-1 30,27 2,2 13,76 FC-8-80 C-2 28,83 1,8 16,02 FC-8-80 C-3 23,73 1,1 21,57 FC-8-80 C-4 24,85 1,2 20,71 FC-8-80 C-5 28,23 1,5 18,82 FC-8-80 C-6 30,20 1,7 17,76 Setelah mendapatkan data hasil pengujian dengan spesimen yang berbeda, maka hasil kekuatan tarik, regangan dan modulus elastisitas tertinggi dapat dilihat pada Tabel 4.18. Data rata-rata dari hasil pengujian kekuatan tarik, regangan dan modulus elastisitas, benda uji komposit serat tandan kosong kelapa sawit dengan fraksi volume serat 4, 6, 8 dan dengan menggunakan curing pada suhu 80 C dapat dilihat pada Tabel 4.19 Tabel 4.19 Rerata hasil pengujian kekuatan tarik, regangan dan modulus elastisitas komposit serat 4,6 dan 8 TKKS curing 80 C Spesimen Kekuatan tarik Mpa Regangan Modulus elastisitas MPa Serat 80,54 - - Rerata resin 33,66 2,80 12,33 Rerata FC-4-80 C 25,32 1,37 18,68 Rerata FC-6-80 C 27,33 1,30 21,19 Rerata FC-8-80 C 27,69 1,58 18,11 Grafik kekuatan tarik rata-rata, regangan rata-rata dan modulus elastisitas rata-rata dari bahan resin dan variasi fraksi volume komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 4.13 – 4.15. 73 Gambar 4.13 Grafik nilai rata-rata kekuatan tarik komposit serat TKKS Curing 80 C Gambar 4.14 Grafik nilai rata-rata regangan komposit serat TKKS Curing 80 C 80,54 32,66 25,32 27,33 27,69 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 serat RERATA RESIN RERATA FC- 4-80C RERATA FC- 6-80C RERATA FC- 8-80C k ek u atan tar ik M P a komposit 2,80 1,37 1,30 1,58 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 RERATA RESIN RERATA FC- 4-80C RERATA FC- 6-80C RERATA FC- 8-80C re gan gan komposit 74 Gambar 4.15 Grafik nilai rata-rata modulus elastisitas serat TKKS Curing 80 C

4.2 Pembahasan

Pada pengujian tarik komposit resin dan komposit serat tandan kosong kelapa sawit TKKS telah didapatkan hasil bahwa komposit resin lebih kuat dibanding komposit serat, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Pada saat pecetakan resin dengan serat terdapat void dan interphase. 2. Kadar minyak pada serat sangat banyak sehingga serat tidak dapat menyatu dengan resin secara baik. 3. Jumlah serat yang sedikit pada daerah tertentu. Pada Gambar 4.13 semua nilai dari kekuatan tarik komposit fraksi volume 4, 6, 8 curing pada suhu 80 C mengalami peningkatan, walaupun kekuatan tarik pada komposit tanpa penguat matrik lebih kuat dibanding komposit serat. Hal ini bisa disebabkan karena adanya rongga udara. Rongga udara disebabkan karena pada saat pencetakan komposit resin dengan serat tidak dapat merekat secara maksimal, akibatnya luas penampang pada komposit berkurang hal ini mempengaruhi kekutan tarik pada komposit. Pada Gambar 4.14 nilai regangan pada komposit fraksi volume serat 4, 6, 8 yang diberi perlakuan curing pada suhu 80 C memiliki nilai yang cukup bagus, walaupun pada fraksi volume serat 6 mengalami penurunan 1,30, 12,33 18,68 21,19 18,11 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 RERATA RESIN RERATA FC- 4-80C RERATA FC- 6-80C RERATA FC- 8-80C m od u lu s e lastis itas M P a komposit 75 namun pada fraksi volume serat 8 mengalami kenaikan sebesar 1,58. Kenaikan nilai regangan pada komposit disebabkan karena besar fraksi volume serat yang digunakan, adapun penurunan yang terjadi pada fraksi volume 6 disebabkan karena kerusakan awal pada komposit pada saat pencetakan, kerusakan yang terjadi karena adanya rongga udara, terjadinya rongga udara pada komposit mengakibat berkurangnya luas penampang pada komposit hal ini mengakibatkan berkurangan nilai regangan pada komposit. Pada Gambar 4.15 nilai modulus elastisitas pada komposit fraksi volume serat 4, 6, 8 yang diberi perlakuan curing pada suhu 80 C mengalami peningkatan, kecuali pada fraksi volume serat 8 mengalami penurunan hal ini terjadi karena nilai regangan pada fraksi volume serat 8 nilainya lebih tinggi dibanding fraksi volume serat 4 dan 6. Nilai modulus elastisitas adalah pembagian nilai tegangan dan nilai regangan. Apabila nilai regangan rendah maka nilai modulus elastisitas akan besar karena nilai modulus elastisitas berbanding terbalik dengan nilai regangan. Secara keseluruhan nilai kekuatan tarik dari setiap komposit fraksi volume serat 4, 6 dan 8 yang diberi perlakuan curing pada suhu 80 C, fraksi volume serat 8 lebih baik atau mengalami peningkatan jika dibanding fraksi volume serat 4 dan 6. Hal ini disebabkan karena semakin besar fraksi volume serat yang digunakan maka kekuatan tarik yang dihasilkan juga semakin besar ditambah perlakuan curing mempengaruhi kekuatan tarik. Pada nilai regangan, komposit fraksi volume serat yang lebih besar juga mengalami peningkatan dibanding fraksi volume yang sedikit. Hal ini disebabkan karena lebih banyaknya volume serat yang digunakan maka regangan yang dihasilkan lebih tinggi, ditambah suhu curing pada setiap fraksi volume tidak selalu stabil menyebabkan penurunan nilai regangan dan membuat benda uji menjadi getas. Pada penelitian yang sudah dilakukan G.Estu Nugroho tanpa perlakuan curing , menunjukkan bahwa kekuatan tarik dari setiap fraksi volume menurun, hal ini terbukti bahwa proses curing sangat mempengaruhi kekuatan tarik pada komposit. 76 Adanya penurunan kekuatan dari komposit dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Sedikitnya jumlah serat pada daerah tertentu. 2. Terdapat void pada komposit. 3. Matrik dan serat tidak dapat merekat secara maksimal. Besar fraksi volume serat yang digunakan juga sangat mempengaruhi kekuatan dari komposit tersebut, adapun hal lain proses curing pada setiap fraksi volume yang tidak stabil juga dapat mempengaruhi kekutan dari komposit itu sendiri. Tipe kerusakan pada bahan komposit dengan serat acak chopped strand mat adalah kerusakan debounding , yaitu matrik tidak mampu menahan konsentrasi tegangan geser yang timbul di ujung, serat dapat terlepas dari matrik dan komposit akan rusak agak lurus arah serat. Kerusakan debounding memperlihatkan bahwa ikatan matrik dan serat tidak baik. Hal ini dapat disebabkan karena matrik dan serat tidak dapat merekat secara maksimal atau void yang timbul pada waktu proses pencetakan yang kurang sempurna. Patahan pada komposit juga tak lepas dari timbulnya void dan permukaan bekas mesin milling dalam pembuatan radius komposit. Void atau yang dinamakan gelembung udara yang terjebak pada saat pencetakan komposit. Void inilah yang membuka celah untuk mematahkan komposit. Pembentukan radius juga dapat mempengaruhi kekuatan tarik karena bekas mata bor yang tidak rata akan menimbulkan takikan kecil yang dapat berakibat cacatnya benda uji. Berikut Gambar patahan komposit dari masing-masing variasi, dapat dilihat pada Gambar 4.16-4.19. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Gambar 4.16 Bentuk patahan komposit resin Gambar 4.17 Bentuk patahan komposit fraksi volume 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Gambar 4.18 Bentuk patahan komposit fraksi volume serat 6 Gambar 4.19 Bentuk patahan komposit fraksi volume serat 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari semua hasil pengujian, perhitungan, pengamatan dan analisis data, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berupa sifat fisis dan mekanis bahan pembentuk komposit. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain: 1. Semakin besar fraksi volume serat yang digunakan maka semakin besar pula kekuatan tarik dan regangan yang dihasilkan ditambah proses curing sangat mempengaruhi kekuatan tarik pada komposit. Nilai kekuatan tarik rata-rata terbaik terdapat komposit pada fraksi volume serat 8 pada curing 80 C adalah 27,68 MPa, lalu pada komposit fraksi volume serat 6 pada curing 80 C kekuatan tarik rata-rata terbesarnya adalah 27,33 MPa dan pada komposit fraksi volume serat 4 rata-rata terbesar nya adalah 25,32 MPa. Sedangkan nilai regangan rata-rata terbaik terdapat pada komposit fraksi volume serat 8 curing 80 C yaitu 1,58, lalu pada komposit fraksi volume serat 6 curing 80 C regangan rata-rata terbesarnya adalah 1,30 dan komposit fraksi volume serat 4 curing 80 C regangan rata-rata terbesarnya adalah 1,33. 2. Nilai modulus elastisitas dari komposit fraksi volume serat 4 curing 80 C tertinggi adalah 18,68 MPa, lalu pada komposit fraksi volume serat 6 curing 80 C nilai modulus elastisitas terbesarnya adalah 21,19 MPa, dan pada komposit fraksi volume serat 8 curing 80 C nilai modulus elastisitas terbesar nya 18,11 MPa. 3. Kerusakan yang terjadi setelah dilakukan uji tarik merupakan patah getas. Patahan ini disebabkan karena pada komposit terdapat void, akibatnya kekuatan komposit berkurang, kurangnya serat pada bagian-bagian tertentu, pada proses curing suhu yang diinginkan tidak bisa stabil akibatnya dapat merusak struktur yang ada pada komposit dan mengakibatkan kekuatan dari komposit tersebut berkurang atau getas. Bentuk patahan dapat dilihat pada Gambar 4.16-4.19. 80

5.2 Saran

Dalam penelitian yang sudah dilakukan masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut: 1. Pada proses pembuatan benda uji adalah dengan metode hand lay-up untuk mendapatkan ketebalan yang seragam sebaiknya pembuatan benda uji dilakukan sangat teliti dan memperhatikan tempat untuk meletakkan cetakan. Tempat yang aman untuk meletakkan cetakan adalah harus dipermukaan yang rata, jika tidak maka dalam penuangan resin dan pada saat pengepresan hasilnya tidak akan rata. 2. Penggunaan katalis harus dalam jumlah yang cukup, agar proses pengeringan komposit berlangsung cepat. Tetapi harus benar-benar diperhatikan pada saat penggunaan katalis jangan terlalu banyak ketika menggunakan katalis, karena akan berpengaruh pada kekuatan dari komposit yang akan dibuat. 3. Pada saat pembuatan komposit, proses pengepresan antara serat dan matrik harus benar-benar ditekan agar tidak ada rongga udara void. 4. Pemotongan bahan komposit untuk menjadi benda uji dilakukan dengan hati- hati untuk menghindari kerusakan awal dan supaya dimensi benda uji seragam. 5. Pembersihan serat harus benar-benar diperhatikan, karena serat sawit banyak mengandung kadar minyak. Hal ini mengakibatkan pada saat pembuatan benda uji akan mengalami kesulitan dalam pencetakan, karena serat dengan matrik akan susah mennyatu atau tidak dapat merekat dengan matrik secara sempurna hasilnya komposit akan banyak terdapat void. 6. Dalam penelitian ini hanya menggunakan uji tarik. Untuk penelitian selanjutnya bisa juga diteruskan dengan uji impak, khususnya pada serat acak untuk mengetahui kekuatannya yang lebih mendetail. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI