G. Metode Ekstraksi
Metode maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang
mudah larut dalam cairan penyari tidak mengandung benzoin, stiraks dan lilin Sudarmaji, Haryono, dan Suhardi, 1989.
H. Landasan Teori
Hati memiliki berat sekitar 1400 g dan menerima hampir 25 curah jantung Robbins dan Cotran, 2005. Fungsi utama hati adalah sebagai pusat
metabolisme dan detoksifikasi. Sel hati mendapat suplai darah dari vena portae hepatis yang tidak mengandung oksigen dan terkadang toksik sehinggga sel hati
lebih rentan terhadap kerusakan dan penyakit Wibowo dan Paryana, 2009. Salah satu bentuk kerusakan hati adalah perlemakan hati. Hal itu dapat
terjadi karena induksi senyawa model hepatotoksik, yaitu karbon tetraklorida pada dosis rendah. Senyawa tersebut direduksi oleh enzim sitokrom P-450 menjadi
radikal bebas triklorometil •CCl3 dan triklorometilperoksida •OOCCl3 yang
lebih reaktif Gregus dan Klaaseen, 2001. Radikal triklorometil secara kovalen mengikat lemak dan protein, serta akan bereaksi secara langsung dengan membran
fosfolipid dan kolesterol. Selain itu, dapat menyebabkan peroksidasi lipid karena adanya radikal lipid yang mengaktifkan senyawa oksigen reaktif Timbrell, 2008.
Oleh karena itu diperlukan senyawa antioksidan untuk mengurangi radikal bebas dari karbon tetraklorida. Tubuh mempunyai sistem pertahanan
dalam mengatasi radikal bebas, salah satunya adalah glutation-S-transferase GST Timbrell, 2008. Namun dapat digunakan antioksidan dari luar, yaitu
flavonoid yang diperoleh dari ekstraksi biji P. americana yang mampu menangkap radikal bebas karbon tetraklorida di dalam tubuh. Senyawa flavonid
merupakan turunan senyawa fenolik terbesar yang ada di alam dengan struktur dasar fenilbenzopiron tokoferol Sastrohamidjojo, 1996. Berdasarkan penelitian
Javier, dkk 2011 menyatakan bahwa senyawa antioksidan dan fenolik biji P. americana merupakan hasil isolasi dengan pelarut organik yang bersifat polar.
Pelarut etanol merupakan pelarut organik bersifat polar yang mampu mengisolasi kandungan senyawa dari biji P. americana.
I. Hipotesis
Pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji P. americana mempunyai efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas ALT dan AST serum pada
tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.
Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas, yaitu dosis pemberian jangka
panjang ekstrak biji P. americana dalam pelarut polar etanol. b.
Variabel tergantung. Variabel tergantung, yaitu penurunan aktivitas serum ALT dan AST akibat pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji P.
americana terhadap tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali, yaitu
kondisi hewan uji, yaitu tikus galur Wistar, jenis kelamin jantan, berat badan 150- 250 g, dan umur 2-3 bulan, pemberian ekstrak secara per oral dengan frekuensi
satu kali sehari selama 6 hari dengan waktu pemberian yang sama, pemberian hepatotoksin secara intraperitonial, dan bahan uji berupa biji P. americana.
b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali
dalam penelitian ini adalah kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar.