Pengujian Validitas Deskripsi Variabel Kinerja Manajer Y

63 dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 27. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana motivasi yang dicapai oleh manajer, gaji pegawai yang memenuhi standar, terdapatnya insentif, kondisi kerja yang baik di perusahaan dan adanya perlakuan adil dari manajer. 4.3.Deskripsi Hasil Pengujian 4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas

4.3.1.1 Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas Sumarsono, 2002:31. Hasil pengujian validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Gaya kepemimpinan X 1 Item Pertanyaan Nilai Pearson Correlation Taraf sig Keterangan 1 0,820 0,002 Valid 2 0,925 0,000 Valid 3 0,783 0,004 Valid 4 0,833 0,001 Valid 5 0,764 0,006 Valid Sumber : Lampiran 3 64 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel gaya kepimpinan memiliki nilai lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu dibawah 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel gaya kepimpinan telah valid. Tabel 4.9. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kepuasan Kerja X 2 Item Pertanyaan Nilai Pearson Correlation Taraf sig Keterangan 1 0,792 0,004 Valid 2 0,854 0,001 Valid 3 0,933 0,000 Valid 4 0,897 0,000 Valid 5 0,898 0,000 Valid 6 0,898 0,000 Valid 7 0,872 0,000 Valid 8 0,872 0,000 Valid Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel kepuasan kerja memiliki nilai lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu dibawah 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel kepuasan kerja telah valid. Tabel 4.10. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Motivasi Kerja X 3 Item Pertanyaan Nilai Pearson Correlation Taraf sig Keterangan 1 0,647 0,031 Valid 2 0,640 0,034 Valid 3 0,779 0,005 Valid 4 0,666 0,025 Valid 5 0,713 0,014 Valid 6 0,684 0,020 Valid 65 7 0,643 0,033 Valid 8 0,643 0,033 Valid 9 0,657 0,028 Valid 10 0,749 0,008 Valid 11 0,675 0,023 Valid 12 0,614 0,045 Valid 13 0,646 0,032 Valid 14 0,646 0,032 Valid Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel kepuasan kerja memiliki nilai lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu dibawah 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel motivasi kerja telah valid: Tabel 4.11. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Manajer Y Item Pertanyaan Nilai Pearson Correlation Taraf sig Keterangan 1 0,812 0,002 Valid 2 0,804 0,003 Valid 3 0,638 0,035 Valid 4 0,690 0,019 Valid 5 0,690 0,019 Valid Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel kinerja manajer memiliki nilai lebih kecil dari taraf signifikan yang disyaratkan yaitu dibawah 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel kinerja manajer telah valid. 66 4.3.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Item pertanyaan Cronbach Alpha Hitung Cronbach Alpha Yang Diisyaratkan Ket Gaya Kepemimpinan X 1 0,867 0,600 Reliabel Kepuasan Kerja X 2 0,948 0,600 Reliabel Motivasi Kerja X 3 0,910 0,600 Reliabel Kinerja Manajer Y 0,776 0,600 Reliabel Sumber : lampiran 3,4,5 dan 6 Menurut Sumarsono 2002 : 34 Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi instrumen yang digunakan jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dari hasil pengujian reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach Alpha dari masing-masing variabel yang diperoleh nilainya lebih besar dari 0,60 hal tersebut menunjukkan bahwa semua item telah reliabel. 4.3.1.3.Hasil Pengujian Normalitas Menurut Sumarsono 2002 : 40 Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak”. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Metode Kolmogorov Smirnov dan Metode Shapiro Wilk merupakan pedoman 67 dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah pedomannya : 1. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusinya adalah tidak normal. 2. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusinya adalah normal Dari hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel- variabel yang diteliti didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Te sts of Norm ality ,213 11 ,173 ,947 11 ,609 ,162 11 ,200 ,943 11 ,554 ,169 11 ,200 ,881 11 ,106 ,225 11 ,124 ,868 11 ,074 Gaya K epemimpinan Kepuasan Kerja Motivasi Kerja Kinerja Manajer St atist ic df Sig. St atist ic df Sig. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk This is a lower bound of the true significance. . Lilliefors Significanc e Correc tion a. Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik OLS yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih dari dari 0,05, dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan 0,05. 4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.3.2.1.Uji Multikolineritas Multikolinieritas berarti bahwa adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti diantaranya beberapa atau semua variabel yang 68 menjelaskan dari model regresi. Hubungan antara variabel bebas yang dikatakan memiliki nilai multikolinieritas jika memiliki nilai VIF Variance Inflation Factor tidak disekitar angka 1 dan angka tolerance tidak mendekati angka 1 serta memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5. Pada model regresi linier yang baik tidak boleh terdapat multikolinieritas, syarat suatu model regresi linier yang tidak terdapat multikolinieritas adalah VIF di sekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati angka 1 serta koefisien korelasi antara variabel bebas dibawah nilai 0,5 Imam Ghozali, 2002 : 57. Dari hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.14. Hasil uji Multikolinieritas Variabel Bebas Tolerance VIF Gaya Kepemimpinan X 1 0,971 1,029 Kepuasan kerja X 2 0,475 2,103 Motivasi Kerja X 3 0,475 2,102 Sumber : lampiran 8 Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier Ghozali, 2001:57. 4.3.2.2.Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dalam analisis regresi untuk mendapatkan hasil yang baik, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah homogenitas 69 varians yang ditimbulkan oleh koefisien pengganggu. Perhitungan ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara menentukan formulasi regresi linier berganda dengan menggunakan residual sebagai indikator terikat Algifary, 2000 : 87. Menurut Santoso 2001:210 deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: 1. Nilai Probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas 2. Nilai Probabilitas 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.15. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi Gaya Kepemimpinan X 1 -0,177 0,602 Kepuasan Kerja X 2 -0,032 0,926 Motivasi Kerja X 3 -0,128 0,708 Sumber : lampiran 9 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier bergresponden tersebut telah bebas dari penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi sehingga layak untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda 70 4.3.2.3.Uji Autokorelasi Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2002 : 61. Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson d tes dengan persamaan : t = N ∑ e t - e t-1 2 d = t = 2 _________ ..................... Gujarati, 1988 :215 t = N ∑ e t 2 t = 1 Keterangan : D = nilai Durbin Watson e t = residual pada waktu ke t e t-1 • Angka D-W dibawah -4 berarti ada autokorelasi positif = residual pada waktu ke t-1 satu periode sebelumnya N = banyaknya data Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi Santoso, 2001: 218. Autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan besaran D-W Durbin-Watson yang secara umum mempunyai ketentuan : • Angka D-W diantara -4 sampai +4 berarti tidak ada autokorelasi • Angka D-W diatas +4 berarti ada autokorelasi negatif Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. 71 Gambar 4.1 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah penentuan keputusan dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat disimpulkan karena nilai dari analisis sebesar 2,233 berada pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 9 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS INDONESIA KANTOR Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 5 8

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Ungaran.

0 2 13

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Ungaran.

0 3 14

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Ungaran.

0 3 6

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Deltomed Di Wonogiri.

0 2 17

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Deltomed Di Wonogiri.

0 1 15

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Bandung.

1 33 24

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI

0 0 17