Latar Belakang Program USULAN PROGRAM REKOLEKSI BAGI WALI BAPTIS

BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI BAGI WALI BAPTIS

PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA

1. Latar Belakang Program

Wali baptis ialah orang yang menjadi saksi atas pembaptisan bagi baptisan baru. Karena mereka adalah sebagai saksi, maka wali baptis bertanggungjawab untuk mendampingi perkembangan iman anak tersebut sesudah pembaptisan sampai anak dewasa dalam imannya. Terpilihnya seorang menjadi wali baptis karena dipercaya oleh orang tua. Oleh karena itu, wali baptis wajib berusaha agar yang dibaptis menghayati hidup Kristiani yang sesuai dengan baptisannya dan memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptisan itu KHK, kan. 872. Dari hasil penelitian, penulis mengetahui bahwa para wali baptis secara garis besar mengetahui apa yang merupakan tugas, peran dan tanggung mereka mereka sebagai wali baptis. Tugas mereka adalah sebagai orang tua kedua dari sisi iman bagi anak, menjadi oasispenyeimbang dalam sebuah keluarga ketika ada kecenderungan anak tidak mendapat haknya untuk mrmperoleh pendampingan iman secara khusus dari orang tua karena berbagai kelalaian. Terpilihnya mereka sebagai wali baptis merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka karena merasa dipercayai oleh orang tua anak yang dibaptis untuk menjaga dan mendampingi iman anak untuk selanjutnya. Para wali baptis menganggap bahwa anak yang mereka dampingi merupakan tanggungjawab mereka sebagai orang Katolik. Dengan pemahaman tersebut, ada wali baptis yang telah melakukan pendampingan iman berkelanjutan bagi anak baptis selama ini. Namun tidak dipungkiri juga bahwa pelaksanaan peran wali baptis selama ini berjalan hanya sebatas formalitas-liturgis saja. Kenyataan mengatakan bahwa banyak wali baptis tidak lagi menjalankan komunikasi dengan anak baptisnya. Relasi dengan anak baptis sama sekali tidak ada lagi. Bahkan ada wali baptis yang sampai saat ini tidak mengetahui lagi di mana anak baptisnya berada dan tidak mengetahui bagaimana kehidupan mereka. Janji yang telah diungkapkan oleh para wali baptis kepada Gereja pada saat liturgi pembaptisan untuk mendampingi iman anak kini telah dilupakan. Selanjutnya, bertitik tolak dari faktor penghambat yang dialami oleh para wali baptis dalam pelaksanaan peran dan tugas dalam mengembangkan iman anak baptis selama ini, yakni, pertama: Filosofis orang Jawa yang mengatakan “pekewoh” yang artinya jika orang tidak membutuhkan kehadiran saya atau meminta bantuan saya maka untuk apa saya datang. Kedua, orang tua anak baptis kurang mendukung peran wali baptis itu sendiri. Adanya harapan-harapan yang telah diungkapkan oleh responden baik kepada penulis maupun untuk para wali baptis secara umum. Salah satu yang menjadi harapan responden kepada penulis, yakni supaya diadakan pertemuan dengan para wali baptis yang ada di paroki Kristus Raja Baciro. Dan untuk para wali baptis yakni, pertama: supaya wali baptis betul-betul menjalankan tugas mereka sebagai wali baptis, karena tugas mereka adalah sebagai saksi bagi iman anak yang dibaptis. Sehingga dengan rasa tanggungjawab tersebut, para wali baptis mengetahui perjalanan anak baptis. Kedua: supaya wali baptis harus sadar akan posisinya. Kalau dulu hanya formalitas saja, maka sekarang mereka harus belajar. Para wali baptis juga harus mengikuti perkembangan zaman sama seperti para guru dan juga orang tua. Dikaitkan dengan kepentingan kehadiran wali baptis, responden mengatakan bahwa wali baptis adalah sebagai orang tua, sebagai sarana untuk mengingatkan dan mendampingi anak baptis. Terutama mengajak untuk aktif dalam kegiatan yang ada di lingkungan, gereja dan masyarakat. Kehadiran wali baptis adalah untuk menguatkan iman anak baptis supaya teguh dalam imannya. Mengingat juga bahwa iman anak itu rapuh, apalagi dengan perkembangan zaman jika anak tidak didampingi maka iman mereka akan mudah beralih. Untuk menindaklanjutkan apa yang telah penulis uraikan tersebut di atas dan secara khusus harapan para responden, maka penulis tertarik untuk mengadakan penyegaran kembali panggilan sebagai pendidik iman bagi para wali baptis paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta melalui rekoleksi. Dalam rekoleksi wali baptis kembali diajak untuk menyegarkan semangat pelayanannya dalam salah satu tugas TrinitasYesus Kristus yakni sebagai pewarta.

B. Alasan Pemilihan Program