Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan SMK sebagai salah satu penyelenggara pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri wirausaha maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada Kurikulum SMK Edisi 2004. Sebagai penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan memiliki kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan menghasilkan produk unggul. Namun demikian, kemampuan SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang unggulberkualitas masih disangsikan oleh sebagian masyarakat. Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Kualitas SDM tersebut sering diukur berdasarkan tingkat penyelesaian jenjang pendidikan formal. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa persentase penduduk yang bekerja pada periode tahun 1996-2004 dengan pendidikan rendah tidak sekolah, belum tamat SD dan tamat SD mengalami penurunan sebesar 11,8. Sementara penduduk bekerja yang mempunyai pendidikan tertinggi SMP, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SMA dan Perguruan Tinggi masing- masing mengalami kenaikan 7,1, 2,6, 2,3 BPS, 2005:40. Bank Dunia 2003, mengasumsikan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi satu persen akan mampu menambah lapangan kerja bagi 400.000 orang. Padahal, angkatan kerja setiap tahun di Indonesia berjumlah kurang lebih 3 juta jiwa. Ini berarti sejak saat ini angka penganggur akan terus bertambah dengan jumlah paling tidak 1,6 juta orang. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan 2005:64, menyebutkan bahwa sejak tahun 1997 sampai tahun 2004 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia terus meningkat dari sebesar 4,18 juta jiwa menjadi kurang lebih sebesar 11,35 juta jiwa. Menghadapi kenyataan tersebut, SMK sebagai penyelenggara pendidikan kejuruan yang siap kerja perlu untuk meningkatkan kualitas lulusan agar mampu bekerja maupun menciptakan usaha sendiri. Hal ini didukung pemberitaan Media Indonesia 12022004 yang menyebutkan bahwa lulusan SMK yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi hanyalah 10 saja. Artinya, lulusan SMK lebih banyak memilih terjun ke dunia kerja daripada melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian peran pendidikan menengah kejuruan yang senantiasa berorientasi siswa untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha menjadi sangat penting. Fakta pengangguran di atas menunjukkan bahwa minat siswa untuk berwirausaha masih rendah. Faktor yang diduga menyebabkannya adalah masih rendahnya jiwa kewirausahaan siswa SMK. Adapun maksud dari jiwa kewirausahaan adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pikiran dan angan-angan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Oleh karena itu, pihak SMK perlu meningkatkan jiwa kewirausahaan dengan siswa diberi kesempatan untuk mengelola usaha kecil misalnya mengelola koperasi sekolah. Derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha diduga berbeda untuk status sosial ekonomi orang tua yang berbeda. Dalam penelitian ini status sosial ekonomi yang dimaksud mencakup: jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan orang tua. Pada jenis pekerjaan orang tua sebagai wirausaha, diduga derajat hubunga n jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam lingkungan dimana mereka sehari- hari melihat cara kerja orang tuanya berwirausaha. Pada tingkat pendapatan orang tua tinggi, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan orang tua memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Sementara ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua tinggi, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendidikan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, orang tua akan lebih memiliki pengetahuan dan wawasan dan menularkannya pada anak, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kualitas sumber daya manusia SDM. SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul penelitian “HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa/Siswi SMK (Studi Kasus SMK Panca Budi 2 Medan)

1 4 119

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 1 114

Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

1 4 139

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul.

0 0 204

Pengaruh praktik industri, status sosial ekonomi orang tua, dan prestasi belajar terhadap minat siswa SMK untuk berwiraswasta : studi kasus siswa-siswi kelas III, Jurusan Penjualan, SMK N I Godean dan SMK Yapemda I Sleman.

0 1 202

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Siswi SMK (Studi Kasus SMK Panca Budi 2 Medan)

0 0 2

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 202

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 1 137

Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK : studi kasus di kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1

0 0 177