jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai
akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat penguasaan pengetahuan,
tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Kemampuan orang tua
menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa anak juga akan
meniru orang tuanya. Brembeck Bahar, 1989:127, menyatakan bahwa dorongan orang tua baik disengaja maupun tidak disengaja akan tetap
mempengaruhi aspirasi anak terhadap pendidikan. Semakin banyak anak merasakan adanya dorongan dari orang tuanya semakin besar
pengaruhnya terhadap aspirasi anak tersebut terhadap pendidikan. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi
menunjukkan nilai yang lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat
pendidikan orang tuanya lebih rendah.
D. Hubungan Diantara Variabel Penelitian
1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Adanya pekerjaan
yang mendominasi suatu daerah akan sangat berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan. Apabila dalam masyarakat banyak dijumpai
wirausahawan yang berhasil, maka akan mempengaruhi minat berwirausaha bagi seseorang. Begitu pula dalam lingkungan keluarga,
orang tua yang mempunyai jenis pekerjaan berwirausaha anak tersebut akan mempunyai kecakapan khusus dalam bidang wirausaha yang dapat
menyebabkan anak tersebut juga ingin terjun dalam bidang wirausaha. Bermula dari keinginan ini akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan
minat berwirausaha. Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua digolongkan
menjadi dua yaitu pekerjaan wirausaha dan pekerjaan bukan wirausaha. Jenis pekerjaan orang tua yang berbeda diduga akan membedakan
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Orang tua sering mengambil peranan penting dalam pemilihan jabatan
pekerjaan sang anak karena rasa tanggung jawab terhadap masa depan anak. Pada siswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wirausaha, diduga
derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya
bukan wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan berwirausaha yang dalam kehidupan sehari-
harinya terbiasa melihat cara kerja orang tuanya yang berwirausaha. Seorang anak sejak kecil mempelajari perilaku dan kebiasaan orang
tuanya dalam berusaha. Perilaku dan kebiasaan orang tua ini diterapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kehidupan sehari- hari yakni sifat mandiri misalnya anak dibiarkan mencoba pakaian sendiri, percaya diri, sikap tidak takut
gagal, bertanggung jawab, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya misalnya memberi semangat dan dorongan pada
anak dengan memuji. Sifat-sifat tersebut bersifat pengulangan sehingga menjadi kebiasaan. Anak yang memiliki sifat-sifat di atas cepat atau
lambat akan terdorong untuk membuka usaha pribadi sesuai dengan minat dan bakatnya. Sementara pada siswa dimana pekerjaan orang
tuanya bukan wirausaha derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih rendah. Hal ini disebabkan anak
tidak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan berwirausaha. Kondisi tersebut membuat anak tidak terbiasa dengan pekerjaan berwirausaha
sehingga anak kurang berminat dalam berwirausaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal
jenis pekerjaan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa.
2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan bersama maupun perorangan
dalam keluarga. Dalam kondisi ekonomi keluarga cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
bermacam–macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak ada alat–alat. Jadi anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan kemampuannya dari pada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah.
Tinggirendahnya pendapatan orang tua diduga menentukan derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Pada
siswa dimana pendapatan orang tuanya tinggi, maka derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi
dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan pada siswa dimana pendapatan orang tua tinggi, tersedia
modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Hal ini semakin menguatkan jiwa kewirausahaan dan minat
siswa. Sedangkan semakin rendah pendapatan orang tua, maka derajat
hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih rendah. Hal ini disebabkan orang tua tidak memiliki ketersediaan modal
material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa
perbedaan dalam hal tingkat pendapatan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.
3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengaan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkatan pendidikan formal yang berhasil ditamatkannya. Tingkat pendidikan
formal yang dimiliki akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu tidak hanya berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan
teknologi tetapi juga berpengaruh pada pekerjaan, kekayaan, penghasilan, dan status sosial dalam masyarakatnya.
Secara umum orang tua yang dapat menyelesaikan pendidikan formal yang cukup tinggi mempunyai pengaruh dalam pekerjaan,
kekayaan, penghasilan, dan penerimaan yang baik di masyarakat. Bahkan secara umum pula kecakapan seseorang dalam bidang tertentu
diperoleh dari hasil belajar, baik pendidikan formal maupun non formal, dan menentukan pemilihan jenis pekerjaan. Dengan sendirinya anak
merasa tertarik untuk dapat menyelesaikan pendidikan formal seperti orang tuanya.
Tinggirendahnya pendidikan orang tua diduga menentukan derajat tinggirendahnya hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi pula kualitasnya. SDM yang berkualitas diharapkan lebih
produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Tingkat pendidikan merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan
jabatan yang dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang untuk dapat diterima dengan baik dalam masyarakat. Jadi semakin tinggi
tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi derajat hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka semakin rendah
derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Hal ini disebabkan orang tua kurang memperhatikan anak untuk lebih
produktif dan lebih berinisiatif untuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam
penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat pendidikan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha.
E. Kerangka Pemikiran Teoritik