Status Sosial Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua golongan Winkel, 1984:27, adalah: a. Minat secara intrinsik Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. b. Minat secara Ekstrinsik Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan atau pengaruh dari luar individu.

C. Status Sosial Ekonomi

Status adalah tempat atau posisi dalam suatu kelompok. Menurut Mahmud 1989:99, status sosial ekonomi keluarga antara lain mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan orang tua serta fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, dan sebagainya. Menurut Soekanto 1982:233, status adalah tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih besar lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Winkel 1983:164, status adalah kebutuhan akan kedudukanposisi tertentu dalam masyarakat, sesuai peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat. Menurut Hartomo dan Arnicun Azis 1983:195, status sosial adalah kedudukan seseorang individu dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya. Pekerjaan biasanya merupakan akibat dari pendidikan dan merupakan penentu utama meskipun bukan satu–satunya mengenai mengenai berbagai pendapatan. Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak dapat diartikan bahwa sikap, cita–cita, minat, motivasi anak terhadap suatu obyek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Menurut Gerungan 1989:57, dalam kondisi ekonomi keluarga yang cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam- macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat. Dari pendapat tersebut di artikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemapuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Dari berbagai pendapat ya ng telah dikemukakan di atas dalam penelitian ini penulis hanya membatasi tiga unsur saja yaitu: 1. Jenis Pekerjaan Orang Tua Definisi jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka, 1995:410, adalah yang mempunyai ciri sifat, keturunan dan sebagainya yang khusus; macam, sedangkan pekerjaan adalah suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Menurut Tanlain 2002:13, bekerja adalah semua kegiatan yang dilakukan tiap orang untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu belum tentu sama dengan jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Pekerjaan pokok Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan tambahan. b. Pekerjaan Sampingan Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti halnya pekerjaan pokok yaitu tidaklah sama untuk masing- masing orang. Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi dua jenis, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Wirausaha 2 Bukan wirausaha Dalam hal ini penulis akan melihat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua yang berwirausaha dan bukan berwirausaha. 2. Tingkat Pendapatan Orang Tua Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Menurut Maslina Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:322, pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam keluarga. Menurut Gilarso 1991:63, pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Menurut Depdikbud 1978:24, pend apatan adalah semua penghasilan yang diterima, baik berupa barang maupun nilai uang yang diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang diberikan. Menurut Sumardi dan Hans-Dieter Evers 1982:99, pada umumnya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pend apatan masyarakat, makin tinggi pendidikan suatu masyarakat makin tinggi pula pendapatan serta status sosial masyarakat tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Biro Pusat Statistik Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:92, pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk: a. Pendapatan berupa uang, yakni segala penghasilan berupa uang yang bersifat regular dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, hasil investasi seperti bunga dan pensiun. b. Pendapatan berupa barang yakni segala pendapatan yang sifatnya regular akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan dan lain- lain. c. Pendapatan lain- lain dari penerimaan barang dan jasa, yakni segala penerimaan bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian dan penagihan piutang. 3. Tingkat Pendidikan Orang Tua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka, 1995:232, pendidikan diartikan sebagai sebuah proses pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang, dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi tersebut hal yang hampir sama yang dikatakan oleh Supriyatno 2002:12, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam menciptakan suasana belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI secara aktif untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, melalui kegiatan bimbingan, latihan dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Menurut Saduloh 2003:55, pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Mapiare 1982:106, tingkat pendidikan yang tinggi sebagai satu diantara batu loncatan untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan jabatan yang dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang untuk dapat diterima dengan baik dalam masyarakatnya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berpikir, perasaan, dan sikap mental. Pendidikan dikatakan suatu proses, bahwa pendidikan tidak akan pernah berhenti tetapi akan terus berlangsung seumur hidup manusia. Melalui pendidikan, seseorang memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan hal-hal yang baru dan akhirnya akan menimbulkan kesejahteraan dan kedamaian pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih mudah menunjukkan identitas dirinya pada masyarakat, seseorang akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan cakrawala kehidupan karena masyarakat sudah mengetahui identitasnya dengan melihat tingkat pendidikannya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga akan lebih mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyatakan diri sebagai anggota masyarakat di dalam masyarakat tempat dia berada. Menurut Tanlain 2002:43, pendidikan dapat diklasifikasikan dalam: a. Pendidikan formal pendidikan sekolah Pendidikan formal adalah suatu bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Karakteristik pendidikan fo rmal adalah sebagai berikut. a Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang b Ada persyaratan yang cukup ketat mengenai waktu pendidikan, isi pendidikan c Penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap hasil. b. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang berlangsung seiring dengan berlangsungnya kegiatan hidup sehari- hari. Karakteristik pendidikan informal adalah sebagai berikut. a Pendidikan tidak direncanakan dan diatur secara khusus b Pendidikan terpadu seiring dengan kehidupan sehari- hari c Tidak menggunakan metode formal dan tidak ada penilaian formal c. Pendidikan non formal Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap. Pendidikan non formal berbentuk kursus, pusat latihan untuk peningkatan ketrampilan kerja. Karakteristik pendidikan no n formal adalah sebagai berikut. a Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang b Ada persyaratan yang cukup lunak mengenai waktu dan peserta c Jangka waktu pendek dan isi pendidikan bersifat praktis untuk peningkatan ketrampilan kerja dengan tujuan meningkatkan usaha dan taraf hidup d Menggunakan metode formal untuk menilai hasil Dalam Tanlain 2002:46, jenjang pendidikan dibagi menjadi empat yaitu. a. Pendidikan dasar : tamatan pra sekolah, SD atau sederajat. b. Pendidikan lanjutan : tamatan SMP atau sederajat. c. Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat. d. Pendidikan Tinggi : tamatan D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3. Tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa anak juga akan meniru orang tuanya. Brembeck Bahar, 1989:127, menyatakan bahwa dorongan orang tua baik disengaja maupun tidak disengaja akan tetap mempengaruhi aspirasi anak terhadap pendidikan. Semakin banyak anak merasakan adanya dorongan dari orang tuanya semakin besar pengaruhnya terhadap aspirasi anak tersebut terhadap pendidikan. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai yang lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah.

D. Hubungan Diantara Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa/Siswi SMK (Studi Kasus SMK Panca Budi 2 Medan)

1 4 119

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 1 114

Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

1 4 139

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul.

0 0 204

Pengaruh praktik industri, status sosial ekonomi orang tua, dan prestasi belajar terhadap minat siswa SMK untuk berwiraswasta : studi kasus siswa-siswi kelas III, Jurusan Penjualan, SMK N I Godean dan SMK Yapemda I Sleman.

0 1 202

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Siswi SMK (Studi Kasus SMK Panca Budi 2 Medan)

0 0 2

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 202

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 1 137

Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK : studi kasus di kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1

0 0 177