Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

Eka Fransiska Nita Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta; (2) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 67 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta (ρ = 0,273 > α = 0,05); (2) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ρ = 0,733 > α = 0,05); (3) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ρ = 0,415 > α = 0,05); (4) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (ρ = 0,269 > α = 0,05).


(2)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN VOCATIONAL STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND

INTEREST AS AN ENTREPRENEUR FROM PERSPECTIVE OF PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta Eka Fransiska Nita

Sanata Dharma University 2009

The aims of this research is to know whether there is : (1) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur; (2) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree; (3) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type; (4) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings.

This research is a case study on 12th grade students of Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta. The population of this research are 276 students. The samples are 67 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.

The result indicates that : (1) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur (ρ = 0,273 > α = 0,05); (2) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree (ρ = 0,733 > α = 0,05); (3) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type (ρ = 0,415 > α = 0,05); (4) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings (ρ = 0,269 > α = 0,05).


(3)

i

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: EKA FRANSISKA NITA

NIM: 051334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

(5)

iii


(6)

iv

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

1.

Bapa, Putera dan Roh Kudus

2.

Bapakku Yunus dan Mamaku Marta

yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan doa sehingga aku bisa menjadi orang yang berguna.

3.

Adikku Dita Anjelina

yang telah menjadi kekuatanku untuk menyelesaikan kuliah.

4.

Pak Tono, Mba’ Desy dan De’ Serafino

yang senantiasa menjaga dan mendoakanku sehingga aku bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. 5.

Magdalena P. Mendopma

yang selama ini sudah aku anggap adikku

sendiri, terima kasih karena selalu ada dan mengerti aku selama berada di Jogja.

6.

Jerry Pratama

yang pernah memberikan dukungan doa dan kasih sayang untukku.

7.

Semua keluarga yang ada di Kalimantan Barat

yang dengan setia menggingatkan dan berdoa untuk aku sehingga bisa menyelesaikan kuliah.


(7)

v

Motto

™

Tuhan pasti memberikan yang terbaik.

™

You CAN if you think you CAN.

™

No Pain, No Gain.

™

Someday everything will all make perfect sense. So for

now, laugh at the confusion, smile through the tears and

keep reminding yourself that everything happens for a

reason.

™

Laugh when you can, apologize when you should and let


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

Eka Fransiska Nita Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta; (2) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 67 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta (ρ = 0,273 > α = 0,05); (2) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ρ = 0,733 > α = 0,05); (3) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ρ = 0,415 > α = 0,05); (4) tidak ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (ρ = 0,269 > α = 0,05).


(11)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN VOCATIONAL STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND

INTEREST AS AN ENTREPRENEUR FROM PERSPECTIVE OF PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta Eka Fransiska Nita

Sanata Dharma University 2009

The aims of this research is to know whether there is : (1) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur; (2) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree; (3) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type; (4) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings.

This research is a case study on 12th grade students of Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta. The population of this research are 276 students. The samples are 67 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.

The result indicates that : (1) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur (ρ = 0,273 > α = 0,05); (2) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree (ρ = 0,733 > α = 0,05); (3) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type (ρ = 0,415 > α = 0,05); (4) there is no relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings (ρ = 0,269 > α = 0,05).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Y. Supriyadi Bc.Hk., S.Pd. selaku Kapala SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;


(13)

xi

8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;

11. Bapak Yunus dan Ibu Marta yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa;

12. Ade’ Dita tersayang yang menjadi motivator bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah;

13. Pa’ tua dan Ma’ tua, serta semua keluarga besar yang ada di Kalimantan Barat yang telah memberikan dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan kuliah dan skripsi;

14. Pak Tono, M’ Desy dan De’ Serafino yang telah menjaga dan selalu ada menggantikan posisi orang tua penulis selama berada di Jogja;

15. Novex yang selalu menerimaku apa adanya yang dengan setia meberikan kasih sayang dan perhatian, maaf belum bisa membalas perasaanmu;

16. Indah, Three, Riri, Yuni dan Hendro sebagai sahabat yang selalu ada memberikan masukan, dukungan, dan bantuan kepada penulis selama kuliah dan menyelesaikan skripsi ini;

17. M’ Asih, Niken, Filipus, Singgih, Ima, Bangkit, Widie, Katarina, Wulan, Fery, Whilda, Yudha, Leni, Lisa, Marsya, Lilis, Thithe, Chandra, Vivi dan semua teman angkatan 2005 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan selama ini. Kenanggan atas kebersamaan ini akan menjadi kenanggan dan pengalaman terindah yang akan penulis ingat ketika nanti harus meninggalkan Jojga;

18. Iyex, Atikox, D’ Lena, D’ Sary, D’ Lia, Disrekia, Atix ”Jun Pyo”, D’ Uut, D’ Dian, Tary, K’ Devi, Elsa, M’ Okta dan D’ Lulu, terima kasih untuk dukungan dan kebersamaannya saat penulis tinggal di Brojodento 4;

19. Jerry Pratama yang pernah menjadi bagian di kehidupan penulis (terima kasih atas dukungan dan perhatian yang pernah diberikan), Bang Ad’,


(14)

xii

Chnok, D’ Herry, D’ Antox, Tina, D’ Kancil, Mz Asmet, M’ Yani dan semua anak Kalimantan yang pernah mengenal penulis, terima kasih untuk semuanya;

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Masalah Penelitian ... 4

D Tujuan Penelitian ... 5


(16)

xiv BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Siswa ... 7

B. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 12

C. Minat ... 16

D. Wiraswasta ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 21

F. Model Penelitian ... 25

G. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 36

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif ... 38

2. Uji Normalitas ... 38

3. Uji Linearitas ... 39 4. Uji Hipotesis


(17)

xv

a. Pengujian Korelasi Prestasi ... 40

b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 44

B. Tujuan Pendidikan SMK ... 48

C. Sistem Pendidikan di SMK ... 51

D. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan (SMK) ... 53

E. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem ... 54

F. Sumber Daya Manusia ... 58

G. Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 59

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan ... 61

I. Fasilitas Fisik dan Lingkungan ... 63

J. Majelis Sekolah/Komite Sekolah ... 64

K. Hubungan SMK Sanjaya Pakem dengan Instasi Lain ... 65

L. Usaha-usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya Pakem ... BAB V DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ... 67

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas ... 71

b. Uji Linearitas ... 72 2. Pengujian Hipotesis


(18)

xvi

a. Pengujian Korelasi Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat

Berwiraswasta ... 72

b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 74

C. Pembahasan 1. Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 78

2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 81

2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Dengan Minat Berwiraswasta ... 83

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK denagn Minat Berwiraswasta ... 85

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan ... 89

C. Saran ... 90


(19)

xvii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Tabel ... 28

Tabel 3.2 Operasaional Variabel Minat Berwiraswasta ... 30

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 31

Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekrjaan Orang Tua ... 32

Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua ... 33

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Minat Berwiraswasta ... 36

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 37

Tabel 3.8 Intepretasi Koefisisen Korelasi ... 41

Tabel 4.1 Kurikulum SMK Sanjaya Pakem ... 53

Tabel 4.2 Ketua Program Studi SMK Sanjaya Pakem ... 54

Tabel 4.3 Guru Tetap ... 55

Tabel 4.4 Guru Tidak Tetap ... 55

Tabel 4.5 Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ... 56

Tabel 4.6 Jadwal Piket Harian Guru ... 57

Tabel 4.7 Rincian Jumlah Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 59

Tabel 5.1 Komposisi Prestasi Responden ... 67

Tabel 5.2 Minat Siswa Berwiraswasta ... 68

Tabel 5.3 Komposisi Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 69

Tabel 5.4 Komposisi Pekerjaan Orang Tua ... 70

Tabel 5.5 Komposisi Pendapatan Orang Tua ... 70

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 71

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas ... 72


(20)

xviii

DAFTAR BAGAN


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

1. Data Prestasi, Minat, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 96

LAMPIRAN II 1. Kuesioner ... 102

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107

LAMPIRAN III 1. Perhitungan Mean, Median dan Modus Prestasi dan Minat ... 109

2. PAP II ... 109

3. Hasil Uji Normalitas ... 111

4. Hasil Uji Linearitas ... 112

LAMPIRAN IV 1. Hasil Uji Hipotesis ... 113

LAMPIRAN V 1. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem ... 117


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam persaingan global yang semakin terbuka seperti saat ini, banyak tantangan yang harus di hadapi. Setiap negara bersaing menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara yang unggul dalam sumber dayanya yang akan memenangkan persaingan. Sebaliknya, negara-negara yang tidak memiliki keunggulan akan kalah dalam persaingan ini serta tidak akan mengalami banyak kemajuan.

Sebagai suatu negara, Indonesia tidak dapat menghindari persaingan global ini. Indonesia merupakan negara dengan sumber daya yang cukup. Hal ini tampak dari kekayaan alam yang di miliki serta jumlah penduduk yang besar. Dengan sumber daya itu Indonesia dapat menjadi negara yang unggul dengan cara memberdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusianya secara nyata. Untuk itu sumber daya manusia tersebut betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan yang kompleks.

Tantangan persaingan global, pertumbuhan penduduk, pengangguran, tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup serta kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait. Untuk menghadapi berbagai tantangan itu diperlukan sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan


(23)

berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.

Kualitas sumber daya yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif . Sumber daya yang kreatif dan inovatif merupakan sifat dari wirausahawan.

Lembaga pendidikan sebagai wadah pencetak tenaga kerja hendaknya menanamkan jiwa wiraswasta serta keterampilan yang memadai pada peserta didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal mempunyai tujuan menyiapkan tenaga kerja yang memiliki sikap mental positif, memiliki pengetahuan maupun keterampilan kejuruan yang dibutuhkan oleh sektor-sektor tertentu yang mengutamakan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai syarat untuk menempati posisi atau jabatan dalam pekerjaan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 pasal 3 ayat 2 tahun 1990 menegaskan bahwa pendidikan menengah kejuruan diharapkan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja.

Lulusan SMK diharapkan selain mampu untuk menempati suatu posisi atau jabatan dalam lapangan kerja diharapkan pula mampu untuk membuka lapangan kerja baru, sehingga angka pengganguran dapat di tekan. Untuk dapat membuka lapangan kerja baru seseorang hendaknya memiliki bekal prestasi. Prestasi ini terlihat dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama di sekolah.


(24)

3

Namun dalam kenyataannya belum banyak SMK yang alumninya berprofesi wiraswasta, mayoritas masih berprofesi sebagai karyawan. Kira-kira hanya 10-20 % saja yang menjadi wiraswastawan (www.google.com)

Selain lembaga pendidikan pihak yang juga berperan penting dalam mendukung terbentuknya jiwa kewiraswastaan adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lembaga sosialisasi pertama, tempat dimana anak pertama kali mengenali dan memahami bahwa dia hidup bersama individu-individu yang lain. Oleh karena itu, seseorang akan mempunyai kebiasaan yang baik jika tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik. Hampir dapat dipastikan seorang anak yang hidup dalam lingkungan wiraswasta memiliki kecenderungan untuk ikut terjun ke dalam dunia kewiraswstaan itu. Karena dari kecil dia sudah mengenal dan memahami seluk beluk maupun informasi terkait wiraswasta.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”

B. Batasan Masalah

Status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakatnya, yang meliputi unsur pendidikan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang. Dalam


(25)

penelitian ini status sosial ekonomi yang akan diteliti terbatas hanya pada tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua. Faktor lain yang juga menjadi fokus penelitian adalah faktor prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lainnya seperti latar belakang pendidikan, nilai-nilai personal, usia dan pengalaman kerja tidak diteliti.

C. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di depan, rumusan masalah penelitian ini adalah :

1) Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta? 2) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata

pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?

3) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari pekerjaan orang tua?

4) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua?


(26)

5

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas adalah:

1) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta

2) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

3) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari pekerjaan orang tua.

4) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Mengetahui secara mendalam mengenai hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta yang ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.


(27)

2. Bagi mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan sebagai gambaran tentang minat berwiraswasta dan bahan pertimbangan memilih pekerjaan di masa yang akan datang.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu sumber untuk memperkaya literatur dan penelitian selanjutnya terkait dengan topik kewiraswastaan.


(28)

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Menurut Purwodarminto (1976:766) prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai, dilakukan dan kerjakan. Sejalan dengan itu, Winkel (1983:161) mendefinisikan prestasi sebagai bukti usaha yang dicapai.

Untuk mengetahui prestasi belajar dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil studi yang berupa nilai-nilai dari setiap mata pelajaran yang di tempuh dan ini tercermin pada nilai raport siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan membawa dampak pada rasa percaya diri, harapan dan cita-cita.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Syah (1997:132) dibedakan menjadi tiga macam.

1. Faktor internal 2. Faktor eksternal

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.


(29)

Uraian mengenai tiga faktor di atas adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah).

a. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti kesehatan indera pendengaran dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

b. Aspek psikologis

Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dipandang esensial dan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa adalah sebagai berikut:

1. Intelegensi siswa

Intelegensi umumnya diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsang atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasaan/intelegensi (IQ) siswa


(30)

9

tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keerhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, akan semakin tinggi peluangnya meraih sukses.

2. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang terdimensi afektif berupa kecenderungan-kecenderungan untuk mereaksi/merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif terhadap mata pelajaran dan cara mengajar guru, akan menimbulkan kemudahan belajar bagi siswa tersebut.

3. Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu.


(31)

4. Minat siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.

5. Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa yang kurang termotivasi untuk belajar menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi baik di sekolah maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik, karena lebih murni, langgeng, dan tidak tergantung pada dorongan/pengaruh orang lain.


(32)

11

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan juga teman-teman sepermainan sekitar perkampungan siswa tersebut. b. Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala strategi/cara yang digunakan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran tertentu. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa yang bersangkutan.


(33)

B. Status Sosial Ekonomi

Menurut Astrid S. Susanto (1977:99), status adalah perbandingan peran dalam masyarakat, status merupakan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Mayor Polak (1964:307) mengungkapkan status sosial ekonomi sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakatnya. Selanjutnya status memiliki dua aspek yaitu: 1) Aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifatnya hirarkis,

mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya relatif terhadap status lain.

2) Aspek yang relatif lebih dinamis (fungsional), peranan sosial yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

Terkait dengan konsep status dengan aspek yang struktural, maka setiap orang mempunyai tingkatan secara hirarkis yang membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang mempunyai status atau kedudukan yang berbeda tergantung pada posisinya di masyarakat. Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan : 1) Ascribet status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa mempertimbangkan

perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh melalui kelahiran.

2) Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh dari kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan seseorang dalam mengejar dan mencapai tujuannya. Kadang-kadang


(34)

13

kedudukan ini dibedakan lagi dengan satu macam kedudukan yaitu assigned status yang merupakan kedudukan yang diberikan (Soerjono Soekanto, 217-218).

Tiap orang mempunyai unsur yang terkandung dalam status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-unsur yang dimiliki baik secara kualitas maupun kuantitas akan menujukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi seseorang. Melly G. Tan (1977:53) mengatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat lumrahnya mencakup tiga faktor yaitu faktor tingkat pendidikan, faktor pekerjaan dan faktor pendapatan.

1. Tingkat Pendidikan

Sejak dahulu sebenarnya manusia telah mengenal pendidikan, namun dalam perwujudan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu. Perkembangan dan pertumbuhan manusia sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Syah (1997:32), pendidikan adalah tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui


(35)

upaya pengajaran dan pelatihan. Sejalan dengan itu di dalam Dictionary of Psychology (1972), pendidikan diartikan sebagai “...the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Ussually the term is applied to formal institution”.

Dari berbagai pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman dan mampu berkembang baik secara pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun kecakapannya.

Sedangkan tingkat pendidikan merupakan jenjang atau tahap hirarkis dalam pendidikan. Di Indonesia sendiri penyelenggaran pendidikan terbagi menjadi tiga jenjang yaitu Sekolah Dasar (kelas I-VI), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (kelas VII-IX) dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menegah Kejuruan (kelas X-XII).

2. Pekerjaan

Pekerjaan orang yang satu dengan orang yang lain tentu berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan dan lain sebagainya); hasil bekerja; tugas kewajiban; perbuatan. Jadi dapat disimpulkan pekerjaan orang tua adalah segala usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Pekerjaan dibagi menjadi beberapa jenis (Biro Pengembangan Sosial dan Budaya, hal 12) yaitu:


(36)

15

1) Pekerjaan Pokok

Adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap.

2) Pekerjaan Sampingan

Adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

3. Pendapatan

Jika kita melihat lingkungan sekitar kita, maka akan kita temui orang-orang yang sibuk bekerja. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi segala kebutuhan hidup. Pendapatan yaitu jumlah barang/jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Dengan kata lain pendapatan adalah arus masuk uang dan barang yang diperoleh dari usaha untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Gilarso (2002:63) yang dihitung sebagai pendapatan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Sumber pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu:

• Usaha sendiri, misalnya wiraswasta.


(37)

• Hasil dari milik. Misalnya: petani yang memiliki sawah, hasil dari menyewakan rumah.

Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk (Mulyanto, 1982:92) yaitu:

™ Pendapatan berupa uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang, sifatnya regular dan biasanya diterima sebagai kontra prestasi atau balas jasa.

™ Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang adalah penghasilan yang bersifat regular yang diterima dalam bentuk barang.

™ Pendapatan berupa uang dan barang

C. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Minat juga faktor yang cukup menetukan kemajuan dan keberhasilan seseorang. Orang yang mengerjakan sesuatu dengan diawali minat atas hal itu akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecendrungan yang agak menetap dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik akan suatu hal dan merasa senang bersama dengan hal tersebut.


(38)

17

Minat juga dapat diartikan sebagai perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Mapiare,1982:82).

Menurut Winkel (1983:30-31) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya minat, Winkel memberikan urut-urutan sebagai berikut.

Perasaan senang Sikap positif Minat Perasaan : Aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai- nilai

suatu obyek.

Sikap : Kecenderungan dalam subjek menerima atau menolak suatu obyek yang berharga/baik atau tidak berharga/tidak baik. Dalam sikap terdapat aspek afektif dan aspek kognitif.

Minat : kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan senang (rasa puas, simpati, gembira dan lain sebagainya) akan memimbulkan minat yang diperkuat lagi dengan sikap positif.

Bila dikaitkan dengan minat berwiraswasta mula-mula seseorang memiliki perasaan senang terhadap wiraswasta, perasan itu muncul karena seseorang sudah mengenal bidang itu. Dia memandang usaha wiraswasta dapat memberikan manfaat bagi dirinya maka timbul sikap positif. Kemudian ia akan mengamati, berusaha mendekati dan menyesuaikan diri dengan sikap


(39)

kewiraswastaan. Dengan demikian dapat dikatakan minat wiraswasta telah muncul.

D. Wiraswasta

1. Pengertian Wiraswasta

Secara etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” (berani, utama, atau perkasa) dan “swasta” (swa=sendiri dan sta=berdiri). Jadi wiraswasta ialah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (Soemanto,1996:42-43). Sedangkan menurut Sumahamijaya (1979: 117), wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.

Secara umum wiraswasta adalah orang-orang yang bermental mandiri dan memiliki potensi untuk berprestasi. Menurut Wijandi dalam Erika Ratmiarini, wiraswasta merupakan suatu kepribadian yang unggul yang mencerminkan budi luhur dan suatu sifat yang patut diteladani karena atas dasar kemajuan manusiawi yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.

Seorang wiraswasta hendaknya memiliki kepribadian yang unggul. Orang yang berkepribadian unggul diantaranya memiliki sifat dan ciri-ciri sebagai berikut (Hamalik,1990:55):


(40)

19

1. Mempunyai keberanian untuk megambil resiko dalam menjalankan usahanya

2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

3. Mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi.

4. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh baik untuk usaha yang sudah ada maupun pada usaha-usaha baru.

5. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menilai kesempatan yang ada.

Kewiraswastaan bukan hanya sekedar entrepreneure dalam arti pengusaha, akan tetapi titik beratnya terletak pada pembentukan watak dan pembinaan mental maju yang dimulai dari usaha membersihkan diri sikap mental negative/miskin (Sumahamijaya, 1979:118).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis mencoba mengartikan wiraswasta sebagai suatu sikap mental mengedepankan keberanian, optimisme dan mandiri serta berkepribadian unggul sehingga pantas untuk diteladani.

2. Ciri-ciri Wiraswasta

Orang yang kreatif dan inovatif yaitu orang-orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewiraswastaan. Menurut Suryana (2006:3) ciri-ciri


(41)

wiraswasta antara lain : (1) penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab;

(2) memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif ; (3) memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; (4) memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak; dan (5) berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.

Sejalan dengan pernyataan di atas Fadel Muhamad (1992:138-142) mengungkapkan untuk menjadi wiraswasta harus memiliki tujuh ciri pokok. Ketujuh ciri pokok tersebut adalah :

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan berarti memiliki orientasi hubungan personil dan orientasi terhadap tujuan dan sasaran tertinggi.

2. Inovatif

Inovatif artinya orang yang kreatif dan selalu yakin ada cara-cara baru yang lebih baik.

3. Pengambil keputusan

Seorang wiraswasta harus bisa dan berani mengambil keputusan demi kelangsungan usahanya.

4. Sikap tanggap terhadap perubahan

Sikap tanggap terhadap perubahan artinya dapat mengantisipasi perubahan yang akan mempengaruhi sasaran dan tujuan usahanya.


(42)

21

5. Working smart

Working smart menandakan kerja yang efektif dan efisien atau bekerja secara ekonomis untuk mencapai hasil yang maksimal.

6. Visi masa depan

Visi masa depan artinya orientasi kemasa depan. Visi pada hakekatnya merupakan pencerminan dari komitmen-kompetensi-dan konsistensi. Artinya seorang wiraswasta senantiasa setia dengan komitmennya dengan melakukan kegiatan yang sesuai kompetensi yang terdapat dalam diri. Dengan demikian orang tersebut akan konsisten.

7. Sikap terhadap resiko

Ketika seorang wiraswasta menetapkan suatu keputusan telah memahami secara sadar yang bakal ia hadapi,dalam arti resiko telah di ukur dan di batasi.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Menurut Crow and Crow (1982) salah satu faktor timbulnya minat adalah faktor emosional yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.


(43)

Prestasi seseorang merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam bidang tertentu yang menjadi pilihannya. Menurut Winkel (1983), prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Siswa yang prestasinya baik diduga akan mendorong minatnya berwiraswasta, atau siswa yang berminat terhadap wiraswasta cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga prestasinya menjadi bagus, setelah lulus kemudian mewujudkan cita-citanya berwiraswasta.

Tinggi/rendahnya derajat hubungan prestasi belajar dengan minat berwiraswasta diduga kuat berbeda pada siswa yang berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Diduga orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki cara pandangan yang berbeda di banding orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap usaha menumbuhkan minat anak terhadap sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas, ada kemungkinan tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta.

2. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 1995:151). Minat juga


(44)

23

diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas (Djaali, 2007:121).

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya. Diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil tes tersebut merupakan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar.

Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh pada diri seseorang dalam menentukan jenis pekerjaannya kelak. Banyak individu sejak dini dididik dan dimotivasi untuk menjadikan karir pendahulu (orang tua) sebagai karirnya di masa mendatang. Misalnya, anak yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswastawan sukses memiliki kecenderungan untuk lebih tertarik bekerja di bidang wiraswasta. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Robert D. Hisrich…..Having a father or mother who is self-employed provides a strong inspiration for the entrepreneur (Robert D. Hisrich,2005:65).

Dengan demikian penulis menduga jenis pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta.


(45)

3. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.

Minat merupakan faktor psikologi yang dapat menentukan suatu pilihan pada seorang. Selain itu, minat merupakan salah satu faktor psikologi yang sangat kuat dan penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan cita-citanya. Orang yang memiliki prestasi yang tinggi akan memiliki kepercayaan yang tinggi sehingga berminat untuk berwiraswasta setelah menyelesaikan sekolahnya.

Pendapatan keluarga dalam jumlah yang besar akan memudahkan mereka dalam memenuhi segala kebutuhan, termasuk usaha menumbuhkan dan mengembangkan minat anak. Menurut Mulyanto Sumardi dan Dieter Evers (1982:92), pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.


(46)

25

Terkait dengan minat berwiraswasta pendapatan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam perwujudan atas minat itu yaitu sebagai sumber modal. Seperti yang diungkapkan oleh Robert D. Hisrich (2005:327)…..family and friends are a common source of capital for a new venture. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga pendapatan orang tua akan mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta.

F. Model Penelitian

Keterangan:

X : Prestasi Belajar Siswa SMK Y : Minat Berwiraswasta

X1 : Tingkat Pendidikan Orang Tua X2 : Jenis Pekerjaan Orang Tua X3: Pendapatan Orang Tua

X Y

X1 X2 X3


(47)

G. Hipotesis

Ha1 : Ada hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran

kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.

Ha2 : Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara

prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.

Ha3 : Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara

prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.

Ha4 : Ada pengaruh pendapatan orang tua terhadap hubungan antara prestasi

belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.


(48)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penilitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini mengambil obyek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat untuk penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sanjaya Pakem yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas XII.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa SMK.


(49)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. 1. Populasi.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelititan (Arikunto,1986:102). Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 70 orang. Adapun rincian jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Sampel

Kelas Putra Putri Jumlah

XII Akuntansi 1 25 26

XII Administrasi Perkantoran - 23 23

XII Penjualan 5 16 21

Jumlah 6 64 70

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penilitian ini yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2007:122). Adapun alasan penulis memilih sampel ini karena siswa kelas XII sudah lebih lama mengikuti kegiatan pembelajaran di SMK serta mereka sebentar lagi lulus dan akan terjun ke dalam dunia kerja.


(50)

29

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:58).

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :

1. Prestasi Belajar Siswa SMK

Prestasi belajar siswa merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Keberhasilan tersebut, diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada angka nilai yang diberikan oleh guru dalam raport siswa. Pengukuran mengenai prestasi belajar dengan menggunakan nilai raport siswa kelas XII semester 2. Prestasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan nilai/prestasi mata pelajaran kewirausahaan.

2. Minat Berwiraswasta

Minat berwiraswasta adalah kecenderungan-kecenderungan siswa untuk mendirikan usaha sendiri setelah mereka menyelesaikan sekolah di SMK. Minat ditandai dengan perasaan senang, perhatian dan perasaan tertarik terhadap wiraswasta. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat berwiraswasta.


(51)

Tabel 3.2 Operasional Variabel Minat Berwiraswasta

No Aspek Indikator Pernyataan

Positif

(Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner

1. Perhatian a. Ada perhatian

terhadap kewiraswastaan.

b. Mencari informasi

terkait

kewiraswastaan dari guru/teman.

c. Mencari informasi

terkait

kewiraswastaan dari keluarga/masyarakat.

d. Mencari informasi

dari mass media.

e. Usaha untuk

mencapai tujuan 1, 2 5 6 7, 8 3 4

2. Ketertarikan a. Ketertarikan yang

berasal dari diri sendiri

b. Ketertarikan yang

berasal dari keluarga/masyarakat.

9, 10, 11, 12

17

13, 14, 15, 16

18, 19

3. Perasaan senang a. Menyenangi sesuatu

untuk dilakukan.

b. Membaca dan

mempelajari buku-buku

kewiraswastaan.

c. Perasaan senang

yang berasal dari keluarga.

d. Perasaan senang

yang berasal dari teman/guru.

20 21

22


(52)

31

Untuk mengukur minat siswa berwiraswasta digunakan Skala Likert dengan lima opsi sebagai berikut.

Sangat Setuju : SS

Setuju : S

Ragu-ragu : R

Tidak Setuju : TS

Sangat Tidak Setuju : STS

Setiap jawaban dari responden diberi skor sebagai berikut.

SS S R TS STS

Untuk pernyatan positif 5 4 3 2 1 Untuk pernyatan negatif 1 2 3 4 5

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang di dalam masyarakat. Terdapat tiga faktor status sosial ekonomi dalam masyarakat, yaitu:

Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua akan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua.

Kategori Syarat pengukuran Skor

Tinggi Lulus SMA/ ke atas 2

Rendah Kurang/sama dengan

lulus SLTP


(53)

Jenis Pekerjaan Orang Tua

Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi dua, yaitu wiraswasta dan bukan/non wiraswasta. Wiraswasta adalah orang yang tidak menggantungkan diri pada orang lain, memiliki usaha sendiri atas pemikirannya sendiri dan memperoleh penghasilan atas itu. Sedangkan bukan/non wiraswasta merupakan jenis pekerjaan yang bekerja pada orang lain sehingga mendapat balas jasa atas pekerjaannya berupa gaji atau upah. Berikut tabel penggolongan jenis pekerjaan orang tua (Erika, 2005:14).

Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Wiraswasta Bukan/non wiraswasta

Penjual keliling ABRI/Polisi

Pengerajin Dosen

Penjahit Pegawai Negeri Sipil

Pedagang Karyawan kantor

Peternak Pembantu

Tuan tanah Dokter

Petani pemilik sawah Gubernur

Pemilik perusahaan/toko/pabrik Walikota/Bupati

Pemilik biro jasa Pensiunan

Berdasarkan penggolongan tersebut, jika pekerjaan orang tua siswa adalah wiraswasta akan diberi skor 2 dan skor 1 untuk bukan wiraswasta.


(54)

33

Pendapatan Orang Tua

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan ayah dan ibu dalam satu bulan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang perubahan gaji PNS (http://www.scribd.com), pendapatan orang tua dalam penelitian ini akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu:

Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua.

Kategori Syarat pengukuran Skor

Tinggi < Rp 1.040.000 - Rp 2.230.900 2

Rendah ≥ Rp 2.230.900 – Rp 3.400.000 1

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007:199). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan minat siswa SMK Sanjaya pakem berwiraswasta.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2007:422). Cara ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nilai raport siswa dan gambaran umum sekolah.


(55)

3. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007:410). Teknik ini digunakan untuk melengkapi data mengenai gambaran umum sekolah.

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007:172). Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus :

rxy =

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = total responden

X = skor total dari setiap item Y = skor total dari seluruh item


(56)

35

Koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya hasil koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan nilai r korelasi Product Moment pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika hasil rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMK Sanjaya Pakem dengan jumlah responden 52 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 50 (52-2), dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,279 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2007:524).

Dari uji coba tersebut, ternyata ada 1 item dari 25 item soal yang tidak valid. Ketidakvalidan tersebut, diduga karena repoden tidak memahami dengan baik maksud dari pertanyaan dalam kuesioner dan responden tidak dapat bertanya kepada peneliti karena peneliti tidak berada di dalam kelas untuk menunggui saat pengisian kuesioner. Item yang tidak valid oleh peneliti dihilangkan karena pada saat pengujian dilakukan secara serempak pada siswa kelas XI Akuntansi I (27 orang), kelas XI (25 orang) dan siswa kelas XII yang berjumlah 70 orang (67 orang yang mengisi kuesioner).

Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai berikut:


(57)

Tabel 3.7

Rangkuman Uji Validitas Minat Berwiraswasta.

No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,623 0,279 Valid

2 0,582 0,279 Valid

3 0,395 0,279 Valid

4 0,735 0,279 Valid

5 0,441 0,279 Valid

6 0,500 0,279 Valid

7 0,368 0,279 Valid

8 0,612 0,279 Valid

9 0,700 0,279 Valid

10 0,499 0,279 Valid

11 0,482 0,279 Valid

12 0,509 0,279 Valid

13 0,506 0,279 Valid

14 0,505 0,279 Valid

15 0,604 0,279 Valid

16 0,460 0,279 Valid

17 0,656 0,279 Valid

18 0,515 0,279 Valid

19 0,553 0,279 Valid

20 0,633 0,279 Valid

21 0,692 0,279 Valid

22 0,440 0,279 Valid

23 0,709 0,279 Valid

24 0,498 0,279 Valid

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilakan data yang sama (Sugiyono,2007:172). Dalam penelitian ini, untuk pengujian reliabilitas instrumen menggunakan Alfa Cronbach, dengan rumus :

r11 =

⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧

2

1 2 1 1 σ σb k k


(58)

37

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = jumlah varians butir

2 1

σ = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha < dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunally, 1967 dalam Imam Gozhali, 2001:42).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 52. Berikut disajikan output uji reliabilitas minat berwiraswasta :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on Standardized

Item

N of Item

0,917 0,919 25

Output SPSS tersebut menunjukkan Cronbach’s alpha sebesar 0,917 > 0,60. Karena koefisien alpha lebih besar (>) dari 0,60 maka dapat disimpulkan instrument penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya).


(59)

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum/generalisai (Sugiyono, 2007:206). Untuk mendeskripsikan hubungan variabel prestasi siswa dengan minat berwiraswasta yang ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua, maka dilakukan perhitungan rata-rata (mean), median (skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar), dan modus (skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on Keterangan :

D : Deviasi maksimum

( )

X1

Fo : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1


(60)

39

Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung > nilai Ftabel,

maka distribusi data dikatakan tidak normal.

3. Uji Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :

( )

2 2 − = k TC JK s TC

( )

k n E JK s e − = 2

F : harga bilangan F untuk garis regresi s2 TC : varian tuna cocok

s2e : varian kekeliruan

JK(TC): jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) : jumlah kuadrat kekeliruan


(61)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier ditolak jika F > F(1−α)(k−2,nk) pada dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima jika F

< F(1−α)(k−2,nk) pada dk pembilang=(k-2) dan dk penyebut=(n-k).

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian Korelasi Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui korelasi prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta, digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2007:248):

rxy =

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = total responden

X = skor total dari setiap item Y = skor total dari seluruh item


(62)

41

Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi

Tabel 3.8 Intepretasi Koefisien Korelasi

b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Orang Tua terhadap Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta.

a. Pengujian Hipotesis I

Ho : Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta.

Ha : Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta.

b. Pengujian Hipotesis II

Ho : Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Tinggi


(63)

Ha : Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta.

c. Pengujian Hipotesis III

Ho : Tidak ada pengaruh pendapatan orang tua terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat berwiraswasta.

Ha : Ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang hubungan antara prestasi belajar dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua, digunakan regresi Chow (Gujarati, 1978:271)sebagai berikut :

i u X X X X

Y01 12 23( 1 2)+ Keterangan :

Y = minat siswa berwiraswasta

0

α = intersep diferensial

β = koefisien regresi

1

X = variabel prestasi belajar

2

X = variabel status sosial ekonomi orang tua (tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan)

2 1X

X = interaksi variabel prestasi belajar dan variabel status sosial ekonomi orang tua.

i


(64)

43

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model regresi Chow ditolak jika probabilitas < 0,05. Sebaliknya pengujian hipotesis model regresi Chow diterima jika probabilitas > 0,05.


(65)

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah SMK Sanjaya Pakem

SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari.

SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh bapak FX. Dirjo Widarsono yang beranggotakan:

1. Bpk. Drs. Ramidjo Sutanto 2. Bpk. Drs. Y. Sukidjo 3. Bpk. Y. Sismadi, BA

Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto yang didirikan oleh Yayasan Sanjaya kemudian berganti nama sesuai dengan pendirinya yakni SMK Sanjaya Pakem hingga saat ini. SMK Sanjaya Pakem didirikan dengan akte notaris Nomor 43 tahun 1979 dengan notarisnya adalah Bpk. S. Siswandi Aswin, S.H.


(66)

45

2. Latar Belakang Pendirian Sekolah

Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah :

a. Pada saat itu di daerah Pakem sudah ada SMA dan SPG

b. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja

Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 0292/ H/ 1986, yang kemudian disahkan tanggal 8 Mei 1986.

3. Perkembangan SMK Sanjaya Pakem

Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanakan ujian sendiri dengan tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem di dalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202 (Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).

Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem mulai menempati gedung barunya yang dibangun diatas tanah seluas 3200 m2 terdiri dari :


(67)

• 10 ruang kelas

• 1 ruang kepala sekolah

• 1 ruang tata usaha

• 1 ruang guru

• 1 ruang praktik mengetik manual

• 1 ruang perpustakaan

• 1 ruang UKS

• 1 ruang BP

• 1 ruang BK

• 1 ruang Kaprodi

• 1 ruang komputer

• 3 ruang kantin dan koperasi

• 1 ruang parkir guru

• 1 ruang parkir siswa

• 5 kamar mandi/WC

• 1 lapangan basket

• 1 ruang gudang dan dapur

• 1 ruang praktik penjualan

B. Tujuan Pendidikan SMK

Tujuan pendidikan SMK Sanjaya Pakem, sejalan dengan apa yang tertuang dalam visi dan misinya yaitu:


(68)

47

1. Visi SMK Sanjaya Pakem

Menyiapkan siswa yang cerdas, terampil, mandiri yang berkepribadian cinta kasih.

2. Misi SMK Sanjaya Pakem

a. Disiplin dalam belajar dan bekerja b. Tertib dalam belajar dan bekerja

c. Jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

d. Menumbuhkan sikap dan semangat kekeluargaan, kebersamaan serta aktif dan kreatif.

e. Menumbuhkan rasa kepedulian/rasa memiliki terhadap seluruh warga sekolah sesuai dengan ciri khas sekolah

f. Melayani dalam segala aspek kehidupan sekolah dengan rasa cinta kasih

g. Mendorong siswa untuk belajar keterampilan yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu, SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan :

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang bisnis dan manajemen.


(69)

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis dan manajemen.

c. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan atau mengisi kebutuhan dunia kerja bidang bisnis dan manajemen.

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif, khususnya di bidang bisnis dan manajemen.

C. Sistem Pendidikan di SMK

1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Pendidikan Sistem Ganda adalah program pendidikan dan pelatihan dengan sistem ganda pada SMK yang programnya dirancang dan dilaksanakan bersama SMK dengan dunia usaha/industri/instansi terkait (Diknas). Menurut Kurikulum 1994, Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di perusahaan. Sedangkan menurut Wardiman Djojonegoro, Pendidikan Sistem Ganda adalah model penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang dipilih untuk mewujudkan misi kebijaksanaan link and macth (keterkaitan dan kesepadanan) khusus pada SMK.


(70)

49

2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Dalam panduan pelaksanaan PSG bagi siswa SMK kelompok bisnis dan manajemen, tertera tujuan PSG sebagai berikut:

a. Tamatan dapat menampilkan dirinya sebagai manusia yang beriman, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rihani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. b. Memiliki kemampuan dan keterampilan praktis sesuai dengan program

studi masing-masing.

3. Isi Pendidikan Sistem Ganda

Isi pendidikan sistem ganda memiliki lima komponen utama yaitu: a. Komponen pendidikan umum (normatif) dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai waraga negara dan bangsa Indonesia.

b. Komponen pendidikan dasar penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan IPTEK. c. Komponen teori kejuruan, dimaksudkan untuk membekali

pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan.

d. Komponen praktek dasar profesi yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian profesi.


(71)

e. Komponen keahlian profesi yaitu kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap profesional.

4. Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan untuk Menyusun Program Pendidikan dan Latihan yang Mengacu pada Tamatan.

a. Pemetaan Profil Kemampuan

Pemetaan dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahan kajian komponen khusus teori kejuruan, praktik dasar profesi, dan praktik dasar keahlian profesi untuk masing-masing profil kemampuan.

b. Pemetaan Jenis Pekerjaan Industri

Pemetaan dimaksudkan untuk mengidentifikasikan jenis keterampilan kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di industri atau di dunia usaha berikut persyaratan yang diperlukan dalam penguasaan keterampilan tersebut.

c. Sinkronisasi Kurikulum dengan Pekerjaan Industri

Sinkronisasi kurikulum dengan pekerjaan industri dimaksudkan untuk mengidentifikasikan jenis-jenis yang ada di dunia usaha dan relevan dengan bahan kajian komponen pendidikan. Komponen program pendidikan yang disinkronkan dengan pekerjaan di industri atau di dunia usaha, terutama adalah komponen praktik keahlian profesi dan praktik dasar profesi. Khusus untuk komponen praktik dasar profesi, sinkronisasi ini dilakukan bila industri tersebut memiliki fasilitas semacam pusat pelatihan.


(72)

51

d. Penyusunan Rencana Program Pengajaran

Setelah diketahui dan diterapkan bagian-bagian mana yang akan mereka pelajari di industri atau di dunia usaha, maka dibuatlah rencana program pengajaran.

D. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan (SMK)

Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan untuk melancarkan proses belajar mengajar dan membina pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap, terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum. Disamping itu dikenal adanya PSKS (Pengembangan Sekolah Kejuruan Seutuhnya) di SMK menjadi unit produksi dan dapat bekerja sama dengan dunia industri. Garis-garis Besar program Pengajaran (GBPP) memuat materi tentang apa yang harus dipelajari siswa. Buku GBPP tentang kurikulum SMK disebut Buku II, berisi tentang kerangka dasar program pembelajaran yang terdiri dari tujuan yang hendak dicapai, susunan program kurikulum berupa mata pelajaran yang harus dipelajari, serta deskripsi singkat setiap materi pelajaran.

Untuk melaksanakan kurikulum, SMK menganut pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar dan GBPP sebagai dasar penyusunan petunjuk pelaksanaan yang meliputi:


(73)

2. Pedoman penilaian 3. Pedoman bimbingan 4. Pedoman pembinaan guru 5. Pedoman sistem kredit

6. Pedoman pelaksanaan penataran

7. Pedoman kerja lapangan untuk sekolah lanjutan

Struktur program mata pelajaran dikelompokan dalam program pilihan. Program ini masih dikelompokan menjadi mata pelajaran dasar umum dan mata pelajaran dasar kejuruan. Dalam hal ini dikenal istilah:

1. Program studi, yaitu program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan.

2. Jurusan adalah kumpulan program studi yang memiliki mata pelajaran dasar kejuruan yang sama.

3. Kelompok merupakan pengelompokan pendidikan di SMK yang terdiri dari:

a. Kelompok pertanian b. Kelompok rekayasa

c. Kelompok bisnis dan manajemen d. Kelompok budaya


(74)

53

Kurikulum yang digunakan SMK Sanjaya saat ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kurikulum SMK Sanjaya Pakem

Prodi Kelas Kurikulum

Akuntansi X XI dan XII

KTSP edisi 2008 KTSP edisi 2006

Administrasi Perkantoran X

XI dan XII

KTSP edisi 2008 KTSP edisi 2006 Penjualan X

XI dan XII

KTSP edisi 2008 Kurikulum 1999

Kekhususan kurikulum SMK adalah sebagai berikut:

1. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional. 2. Memuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan

kompetensi standar minimal yang harus dikuasai oleh tamatan.

3. Memberi peluang pada guru-guru SMK untuk mengembangkan strategi dan pola pembelajaran secara inovatif.

Kekhususan kurikulum SMK ini diharapkan akan memberi peluang tumbuhnya potensi SMK untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat, dengan tetap mengikuti standar yang telah ditetapkan secara nasional.

E. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem


(1)

Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Berwiraswasta.

Correlations

prestasi minat prestasi Pearson

Correlation 1 .149 Sig. (2-tailed) . .230

N 67 67

minat Pearson

Correlation .149 1 Sig. (2-tailed) .230 .

N 67 67

B.

Uji Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hubungan

antara Prestasi Belajar Siswa SMK dalam Mata Pelajaran

Kewirausahaan dengan Minat Berwiraswasta.

a.

Hipotesis I

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Prestasi_D

Pn, Prestasi, DPnA(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Minat

Model Summary

a Predictors: (Constant), Prestasi_DPn, Prestasi, DPnA Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .171(a) .029 -.017 11.375


(2)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 244.927 3 81.642 .631 .598(a) Residual 8151.580 63 129.390

Total 8396.507 66

a Predictors: (Constant), Prestasi_DPn, Prestasi, DPnA b Dependent Variable: Minat

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 62.240 18.580 3.350 .001 Prestasi .273 .244 .172 1.122 .266 DPnA 11.871 29.969 .527 .396 .693 Prestasi_D

Pn -.133 .388 -.460 -.343 .733 a Dependent Variable: Minat

b.

Hipotesis II

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1

Prestasi_D Pj, Prestasi,

DPjA(a)

. Enter

a All requested variables entered. b.Dependent Variable: Minat

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .391(a) .153 .113 10.624


(3)

a Predictors: (Constant), Prestasi_DPj, Prestasi, DPjA b Dependent Variable: Minat

Coefficients(a)

a Dependent Variable: Minat

c.

Hipotesis III

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Prestasi_D

Pd, Prestasi, DPdA(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Minat

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .207(a) .043 -.003 11.294

a Predictors: (Constant), Prestasi_DPd, Prestasi, DPdA Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regressio

n 1285.192 3 428.397 3.795 .014(a) Residual 7111.316 63 112.878

Total 8396.507 66

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 56.586 14.473 3.910 .000 Prestasi .304 .186 .191 1.637 .107 DPjA 12.681 6.420 .566 1.975 .053 Prestasi_D


(4)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regressio

n 361.182 3 120.394 .944 .425(a) Residual 8035.325 63 127.545

Total 8396.507 66

a Predictors: (Constant), Prestasi_DPd, Prestasi, DPdA b Dependent Variable: Minat

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 69.796 16.868 4.138 .000 Prestasi .221 .197 .139 1.124 .265 DPdA 1.967 9.237 .030 .213 .832 Prestasi_D

Pd -.043 .038 -.157 -1.116 .269 a Dependent Variable: Minat


(5)

BURSA KERJA KHUSUS (BKK)

SMK SANJAYA PAKEM

PELINDUNG :

Kepala Dinas Naker

Sosial/KB

Prop DIY

PEMBINA :

Kepala Dinas Naker

Soaial/KB

Kab.Sleman

PENANGGUNG JAWAB

Kepala Sekolah

SMK Sanjaya Pakem

Y. Supriyadi, S.Pd. Bc,Hk

KOORDINATOR

Dra. N. Rini Kusparwati

SEKRETARIS

Setiyo Budi, SPd.

BENDAHARA

Dra. Sri Utami

Petugas

Informasi

Pasar

Kerja

1. Agus

Petugas

Pendaftar

Pasar Kerja

1. Drs. Fx.

Widarto

Petugas

Wawancara

Bimbingan

Karir

1. Dra. Rini

2. L. Endang

Petugas

Pendaftar

Calon

Tenaga

Kerja

1. Anjar S, SPd

HUMAS

1. A. Ibud

S.


(6)

SUSUNAN PENGURUS KOMITE SEKOLAH

SMK SANJAYA PAKEM

PERIODE 2007-2010

1.

Ketua

:

F.

Sutoyo,

B.A.

2.

Sekretaris

: 1. H. Sujati, M.Pd.

2. Triswinarti, S.Pd.

3. Bendahara

: 1. Ir. Hadi Santoso, ST. MT.

2. Dra. Z. Sri Utami

4. Komisi

a.

Litbang & Humas

:1.Drs.FA.Joko Siswanto, Akt.,M.M.

2. Drs. YR. Subakti, M.Pd.

b.

Bidang Usaha & pendanaan

: 1. Rusmanto

2. FX. Hadi wiyono

c.

Penjamin Mutu

: 1. Ir. Hadi Santono, ST.,MT.

2. C. Murniyati

d.

Pelayanan masy. & DU/DI

: Drs. Marsudi


Dokumen yang terkait

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman.

0 7 146

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta.

1 2 131

Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.

0 2 145

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha : studi kasus kelas 2 dan 3 jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta.

0 7 141

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 1 137

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Studi Kasus Kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta

0 2 139

Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 0 143

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman - USD Repository

0 0 144

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTEK INDUSTRI, PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT PESERTA DIDIK BERWIRAUSAHA

0 3 139