daerah peneluran mempengaruhi perilaku bertelur induk penyu dan perjalanan anakan penyu Witherington 1992 in Wibowo 2007. Pencemaran air laut dan
pengaruh eksplorasi minyak gas perairan lepas pantai telah menyebabkan ancaman serius terhadap populasi penyu George 1997 in Wibowo 2007. Berikut
ini adalah sistem sosial antropogenik dari penyu belimbing yang divisualisasikan secara sederhana pada Gambar 11.
2.9 Analisis
Trade-off TOA
Trade-Off Analysis TOA merupakan proses merancang untuk
mengintegrasikan pembuat keputusan kebijakan publik dan stakeholders lain dengan sekelompok pakar untuk menyediakan informasi yang bersifat kuantitatif
dalam mendukung pengambilan keputusan. Beberapa peneliti menggunakan trade-off
analisis sebagai alat untuk pengambilan keputusan yang melibatkan banyak ragam stakeholders dengan banyak kepentingan dan kegunanaan multy
use .
Analisis trade-off sebagai alat bantu pengambilan keputusan sangat dirasakan manfaatnya dalam memahami konflik penggunaan sumberdaya dan
keinginan stakeholder dalam pengelolaan sumberdaya tersebut. Stakeholders akan dilibatkan untuk mempertimbangkan strategi pengelolaan dan menentukan
Gambar 11. Sistem sosial antropogenik terhadap penyu belimbing
Penyu Dewasa Tukik Penyu
Telur Penyu
Manusia Konsumsi
Diperjual belikan
Tangkapan sampingan
+
+ +
- -
Populasi -
- -
Faktor lingkungan
Faktor sosial antropogenik
Pencemaran Penurunan
habitat peneluran
Predator Perubahan
iklim Konsumsi
telur
Konsumsi daging
Upacara keagamaan
- -
-
prioritas dalam pengelolaan. Penerapan trade-off dapat dilakukan pada berbagai bidang kajian, baik dalam bidang pertanian, perikanan dan kelautan, farmasi
kedokteran, telekomunikasi, transportasi, pertambangan dan energi, kehutanan, pariwisata dan lain-lain. Sehingga ketika analis kebijakan publik diharapkan dapat
memberikan rekomendasi kebijakan yang menyangkut banyak stakeholders maka penggunaan trade-off akan mampu membantu dalam pengambilan keputusan.
Pelaksanaan analisis trade-off akan diawali dengan analisis stakeholders. Analisis stakeholders yang diusulkan oleh Brown et al. 2001 adalah sistem
pengumpulan informasi dari individu atau sekelompok orang yang berpengaruh didalam memutuskan, mengelompokkan informasi dan menilai kemungkinan
konflik yan terjadi antara kelompok yang berkepentingan pada lokasi dimana akan dilakukan trade-off. Sedangkan metode pemilihan alternatif digunakan metode
multikriteria, yakni: suatu pendekatan alternatif pilihan yang didasarkan pada suatu kriteria penilaian. Selanjutnya adalah penentuan skenario dan potensi
dampak. Sebelum penentuan skala scalling, terlebih dahulu memilah kriteria yang merupakan suatu pengambangan yang bermanfaat atau suatu kehilangan
cost. Setiap kriteria lingkungan dan sosial antropogenik memiliki nilai skor terendah 0 sampai 100. Tahapan berikutnya adalah sistem pembobotan dan
peringkat untuk skenario yaitu: pembobotan kriteria dan pembobotan sub kriteria. Bobot dari kriteria menunjukkan prioritas pengelolaan, sedangkan bobot dari sub
kriteria menunjukkan tingkat kepentingan dari sub kriteria dalam kelompok kriteria. Dengan mengalikan ranking management priority dengan skor yang ada
pada masing masing kriteria, yang selanjutnya dijumlahkan sehingga menghasilkan bobot dari skenario. Hasil dari evaluasi kebijakan dengan metode
rezim ini adalah peringkat skenario, sehingga dapat dipilih skenario terbaik.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat