3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari bulan Agustus sampai September 2010 dan Februari sampai Mei 2012. Lokasi penelitian di
Kawasan Konservasi Laut Daerah Abun Kabupaten Tambrauw Propinsi Papua Barat. Dalam KKLD Abun terdapat lokasi peneluran penyu belimbing yaitu pantai
Jamursba Medi dan Wermon. Selanjutnya untuk data sosial antropogenik dilakukan dibeberapa kampung pesisir dalam KKLD Abun seperti kampung
Sausapor, Saubeba, Wau-Weyaf, Waybeam, Sarray dan Bremi seperti pada
Gambar 13. 3.2
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif. Metode survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang umumnya digunakan
untuk pengumpulan data dengan jangkauan dan dalam jumlah banyak. Metode survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan mencari kedudukan
status, fenomena gejala dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan. Dalam metode survei
juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan terhadap hal hal yang telah berjalan dan hasilnya dapat dipakai untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
dimasa mendatang. Penelitian survei menurut Masri 1989 in Soekidjo 1993 adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Penelitian survei diklasifikasikan menjadi
dua bagian yaitu penelitian deskriptif dan analitik. Dalam pendekatan survei deskriptif, penelitian diarahkan untuk menggambarkan keadaan dalam suatu
komunitas masyarakat disebut penelitian penjelajahan Soekidjo 1993. Dalam penelitian ini akan dikombinasikan metode survei dengan pendekatan deskriptif
untuk menjawab kebutuhan dan tujuan penelitian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian
serta wawancara dengan masyarakat setempat dan responden. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari suatu institusi yang telah didokumentasikan
dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah dan atau publikasi daerah.
3.3.1 Metode Pengumpulan Data Lingkungan
Pengumpulan data lingkungan dilakukan di pantai peneluran Jamursba Medi dan Wermon seperti pada Gambar 12. Pengumpulan data lingkungan yang
terambil dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap suhu pasir, kenaikan muka laut, tekstur pasir, kedalaman sarang, laju predasi sarang dan telur, monsun
dan pola arus. Secara terstruktur metode pengumpulan data dijabarkan pada matriks hubungan pengumpulan data seperti pada Tabel 2.
Gambar 12. Lokasi pengumpulan data lingkungan pada pantai peneluran Jamursba Medi dan Wermon
Tabel 2. Matriks hubungan tujuan dan metode pengumpulan data
Tujuan Komponen
data Jenis data
Sumber dan metode pengumpulan data Lingkungan
Primer Sekunder
Mengeta hui
faktor, lingkung
an Populasi penyu
belimbing Primer dan
sekunder Menghitung jumlah
sarang dan jumlah penyu betina yang
bertelur di pantai. WWF Indonesia Region
Sorong Universitas Negeri Papua
NOAA Fisheries
NMFS Sukses
penetasan Primer dan
sekunder Menghitung jumlah
telur yang menetas dan gagal menetas
ketika melakukan penggalian sarang
WWF Indonesia Region Sorong, Universitas Negeri
Papua and
NOAA Fisheries NMFS
Suhu pasir Primer
Survei lapangan
WWF Indonesia Region Sorong, Universitas Negeri
Papua and
NOAA Fisheries NMFS
Monsun Sekunder
diunduh dari
http:coastwatch. pfeg.noaa.govcoastwatchCW Browser W360.
jsp . Data berupa citra satelit, peta maupun ASCII
Teksture pasir
Primer Pengambilan pasir pada kedalaman 0, 20, 40, 60
dan 80 cm masing 500 gram. Sampil tersebut ditimbang untuk memperoleh berat kotor,
kemudian pasir dikeringkanr lalu ditimbang untuk memperoleh berat bersih. Kemudian pasir diayak
dengan menggunakan t-sieve untuk memperoleh data ukuran butir pasir.
Kedalaman sarang
Primer Pengambilan data kedalaman sarang ketika
melakukan penggalian sarang setelah masa inkubasi dengan mengukur jarak atas sarang
sampai permukaan pasir dan dasar sarang sampai permukaan pasir.
Kemiringan pantai
Primer Pengambilan data kemiringan pada kondisi surut
terendah dan pasang tertinggi di tiap plot pengamatan
Laju predasi Primer dan
sekunder Menghitung
sarang yang
dirusak oleh
predator seperti babi, anjing dan biawak.
Sementara untuk
kepiting, dihitung
ketika melakukan
perhitungan terhadap telur dalam sarang.
WWF Region Sahul Sorong
Universitas Negeri
Papua
Relokasi sarang
Primer dan sekunder
Menghitung jumlah
sarang yang direlokasi pada tiap pantai ditiap
musim peneluran WWF Region Sahul
Sorong Universitas
Negeri Papua
Perlindungan habitat
Primer dan sekunder
Wawancara dan FGD WWF Region Sahul
Sorong, Universitas
Negeri Papua, BKSDA II Papua Barat, DKP
3.3.2 Metode Pengumpulan Data Sosial Antropogenik
Pengumpulan data sosial antropogenik dilakukan pada empat kampung yang terdapat didalam KKLD Abun dan dua kampung diluar KKLD sebagaimana
digambarkan pada peta lokasi Gambar 13. Pengumpulan data sosial antropogenik dilakukan dengan metode wawancara kepada masyarakat. Jenis data yang
terambil dalam pengumpulan data sosial antropogenik adalah pengambilan telur, konsumsi telur, tangkapan penyu dan konsumsi daging. Secara terstruktur metode
pengambilan data sosial antropogenik dijabarkan pada matriks hubungan pada Tabel 3.
Pemilihan jenis responden sebagai unit penelitian untuk data sosial ekonomi ditentukan secara sengaja purposive sampling sesuai tujuan penelitian
dengan pertimbangan : 1 responden merupakan penduduk dewasa yang mampu berpikir positif dalam pengambilan keputusan, 2 responden terlibat dalam
pemanfaatan sumberdaya penyu, 3 responden merupakan keterwakilan dari satu kepala keluarga 4 responden terlibat dalam pengelolaan KKLD Abun. Purposive
sampling dalam pemilihan responden untuk data sosial ekonomi menurut
Adrianto 2007 merupakan pemilihan responden secara langsung atau sengaja Gambar 13. Lokasi pengumpulan data sosial ekonomi dan antropogenik pada 6
kampung yang diberi tanda merah yaitu kampung sausapor, Saubeba, Wauweyaf , Waibeam, Sidey dan Bremi
menurut kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Untuk kepentingan penelitian ini maka jenis responden yang digunakan adalah 1 pengambil telur 2
konsumen telur 3 penangkap penyu 4 konsumen daging dan 5 pengambil kebijakan. Data sosial antropogenik pengambil telur, konsumen telur, penangkap
penyu dan konsumen penyu meliputi identitas responden, frekuensi pemanfaatan, persepsi responden terhadap konservasi penyu dan pengelolaan KKLD. Data
responden pengambil kebijakan meliputi identitas responden, ada tidaknya program pemerintah Tambrauw terkait pengelolaan KKLD Abun dan
pemanfaatan sumberdaya penyu, persepsi terhadap skenario pengelolaan KKLD Abun. Jenis data dan sumberdata dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Matriks tujuan, jenis data, sumber dan metode pengumpulan data
Tujuan Komponen
data Jenis
data Sumber dan metode pengumpulan data
Antropo genik
Primer Sekunder
Mengetahui faktor sosial
antropogenik
Pengambilan telur konsumsi
telur Primer
Kuesioner wawancara
- Penangkapan
penyu dan
konsumsi daging
Primer sekunder
Kuesioner wawancara
Laporan perburuan Penyu Belimbing
oleh masyarakat Kei, WWF
Indonesia 2006-2009 Tangkapan
sampingan Primer
sekunder Kuesioner
wawancara Survei bycatch WWF
Indonesia dan LIPI 2006 Potensi
konflik Sekunder
- Laporan
survei sosek
WWF Region
Sahul Sorong 2007
Pengetahuan masyarakat
tentang konservasi
Primer sekundeer
Kuesioner wawancara
Laporan survei
sosek WWF
Region Sahul
Sorong 2007 Peran
pemerintah Primer dan
sekunder Kuesioner
wawancara Laporan
survei sosek
WWF Region
Sahul Sorong 2007
Pendapatan masyarakat
Sekunder -
Laporan sosek
WWF Indonesia Region Sorong
2007
3.4 Metode Penilaian Non Detrimental Finding