menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena tingginya kadar air Hapsoh, 2011.
2.1.6 Kandungan Kimia Jahe
Rimpang jahe mengandung 1-3 minyak atsiri, yang kandungan kimia utamanya adalah Zingiberen dan
β-bisabolen. Rasa pedas dan tajam dihasilkan oleh campuran senyawa fenolat yang disebut gingerol, gingerdiol, gingerdion,
dihidrogingerdion, dan shogaol. Shogaol dihasilkan dari proses dehidrasi dan degradasi gingerol serta terbentuk selama pengeringan dan ekstraksi. Shogaol
lebih pedas dan tajam daripada gingerol, yang faktanya bahwa jahe kering lebih pedas dari jahe segar Heinrich dkk., 2010.
2.1.7 Manfaat Jahe
Jahe terkenal menghasilkan efek menghangatkan jika dimakan, dan sifat dasarnya yang berbau tajam merangsang reseptor-reseptor termogenik. Efek
farmakologis paling pentingnya yaitu penggunaannya untuk mencegah gejala gejala gastrointestinal pada mabuk perjalanan dan mual pascaoperasi, serta vertigo
dan mual pagi hari pada kehamilan, dan terdapat bukti klinis khasiat jahe pada kondisi ini. Konsumsi jahe juga telah dilaporkan memiliki efek bermanfaat
meringankan nyeri dan frekuensi sakit kepala migrain Heinrich dkk., 2010. Sudah sejak lama jahe digunakan sebagai bumbu dapur. Aroma dan rasanya
yang khas menyebabkan penggunaan jahe untuk bumbu dapur lebih memasyarakat. Penggunaan jahe kedua terbanyak yaitu sebagai obat tradisional.
Jahe yang mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat Anti Inflamasi,
obat nyeri sendi dan otot karena rematik, tonikum, serta obat batuk Syukur, 2001.
Gingerol pada jahe bersifat sebagai antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah sehingga dapat mencegah tersumbatnya pembuluh darah
yang menjadi penyebab utama penyakit Stroke, dan serangan jantung Hapsoh, 2010.
Jahe juga dapat menurunkan tekanan darah dengan cara merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah
mengalir lebih cepat dan lancar serta memperingan kerja jantung dalam memompa darah Hapsoh, 2010.
2.2 Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap pada suhu kamar di udara terbuka, minyak eteris, atau minyak essensial yang mewakili bau dari
tanaman asalnya Gunawan dkk., 2004, dan merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih
yang beragam Sastrohamidjojo, 2004.
2.2.1 Sifat-sifat Minyak Atsiri
Menurut Gunawan, 2004, Adapun sifat-sifat dari minyak atsiri ialah : 1. Tersusun dari bermacam-macam komponen senyawa.
2. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau ninyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari
macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya.