Berdasarkan hasil analisis skor total hasil tumpang susun overlay parameter yang ada di lokasi penelitian diperoleh klasifikasi kelas kerawanan
dengan interval skor masing-masing kelas seperti tercantum pada Tabel 13. Tabel 13 Interval Skor Kelas Tingkat Kerawanan Tanah Longsor
Kelas Kerawanan Interval Skor
Rendah 2,000-2,775
Sedang 2,776-3,550
Tinggi 3,551-4,325
Sangat Tinggi 4,326-5,100
Penentuan kelas didasarkan pada rumus penentuan kelas berdasarkan rataan skor total hasil tumpang susun semua parameter. Semakin tinggi total skor
maka semakin tinggi tingkat kerawanan di wilayah tersebut.
4.2.2. Distribusi Kawasan Rawan Tanah Longsor
Hasil analisis kerawanan tanah longsor dibagi ke dalam 4 kelas kerawanan longsor yaitu wilayah dengan tingkat kerawanan longsor rendah, sedang, tinggi
dan sangat tinggi dengan gambaran distribusi spasial dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan hasil tumpang susun antara peta tingkat kerawanan longsor dengan
wilayah administrasi kecamatan dapat dilihat bahwa pada sebagian besar kecamatan terdapat semua tipe tingkat kerawanan kecuali Kecamatan Argapura
yang tidak memiliki wilayah dengan tingkat kerawanan rendah seperti terlihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Luas dan Distribusi Tingkat Kerawanan Longsor
Kecamatan Luas Tingkat Kerawanan Longsor dalam Hektar
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Sukahaji
74,70 2828,34
3424,77 419,04
Argapura
0,00 663,84
4876,29 2811,78
Maja
0,27 1511,73
4448,79 1070,01
Talaga
375,03 2592,18
1051,65 54,63
Banjaran
64,80 1744,11
1585,71 498,78
Cingambul
810,90 1761,30
1148,85 58,95
Cikijing
704,25 2103,30
1042,29 80,91
Sindangwangi
129,33 1231,02
2182,05 621,90
Rajagaluh
1,17 883,89
2232,09 575,91
Total Ha
2160,45 15319,71
21992,49 6191,91
41
Gambar 9 PetaTingkat Kerawanan Bencana Tanah Longsor.
Pendugaan kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor dilakukan dengan menggunakan model pendugaan yang bersumber pada penelitian Puslittanak
tahun 2004. Berdasarkan model tersebut parameter yang digunakan untuk menduga kawasan rawan longsor meliputi parameter Jenis Tanah, Penutupan
Lahan, Jenis Batuan, Curah Hujan, serta Kemiringan Lahan. Semua parameter tersebut diklasifikasikan berdasarkan skor kemudian diberi bobot sesuai
kontribusinya masing-masing dan kemudian ditumpangsusunkan overlay. Berdasarkan peta Kerawanan Longsor hasil analisis maka di lokasi
penelitian terdapat wilayah-wilayah yang memiliki : a. Kelas Kerawanan Longsor Rendah
Kelas kerawanan longsor ini memiliki luas area penyebaran 2169,54 Ha atau 4,74 dari luas total lokasi penelitian. Penyebarannya sebagian besar
berada di bagian Selatan lokasi penelitian terutama di Kecamatan Cingambul dengan luas 810,90 Ha dan Kecamatan Cikijing dengan luas 704,25 Ha.
Berdasarkan Hasil tumpang susun dengan tipe penutupan lahan, 36,09 kelas kerawanan ini merupakan areal pemukiman kemudian yang berupa kebun dengan
luas 619,29 Ha. Sebagian besar dari kelas kerawanan longsor rendah berada di wilayah
dengan topografi datar 8 dengan luas 2069,46 Ha atau 95,39 dari luas total area penyebarannya serta tidak terdapat pada wilayah dengan kemiringan
45 . Jenis batuan yang mendominasi kelas kerawanan ini adalah jenis satuan Qa yang merupakan jenis batuan Alluvial dengan luas 1272,51 Ha atau 58,65
dari luas areal penyebaran. Berdasarkan data peta curah hujan, 99,52 2159,19 Ha dari areal penyebaran kelas kerawanan ini berada pada areal dengan curah
hujan 2500-3000 mmtahun serta tidak memiliki areal dengan curah hujan di atas 4000 mmtahun. Jenis tanah Latosol merupakan jenis yang dominan pada kelas
kerawanan longsor rendah dengan luas 1459,35 Ha atau 67,27 dari luas total areal penyebaran kelas kerawanan ini.
b. Kelas Kerawanan Longsor Sedang Berdasarkan hasil analisis kelas kerawanan ini memiliki luas total
15324,03 Ha 33,56, tersebar di setiap kecamatan dan yang paling luas terdapat di Kecamatan Sukahaji dengan luas 2828,34 Ha atau 18,46 dari luas
total areal penyebaran. Penutupan lahan pada kelas ini didominasi oleh hutan sebesar 31,47 4821,93 Ha kemudian berupa kebun dengan luas 3579,57 Ha.
Jenis batuan yang dominan pada kelas ini adalah satuan batuan Qyu dengan luas 5262,12 Ha 34,34. Sedangkan untuk jenis tanah didominasi oleh
jenis Latosol dengan luas 8133,66 Ha 53,08. 61,38 9405,63 Ha dari luas total areal penyebaran kelas kerawanan ini memiliki curah hujan 2500-3000
mmtahun. Berdasarkan topografi wilayah, seluas 8830,89 Ha 57,00 kelas kerawanan ini berada pada topografi datar dengan kemiringan kurang dari 8.
c. Kelas Kerawanan Longsor Tinggi Wilayah dengan kelas kerawanan longsor tinggi memiliki luas 21992,49
Ha. Jenis kelas ini sebagian besar berada di Kecamatan Argapura dengan luas 4876,29 Ha atau 22,17 dari luas total areal penyebaran. Penutupan lahan berupa
hutan mendominasi pada kelas ini dengan luas 7574,67 Ha 34,52 kemudian kebun 4520,97 Ha dan sawah dengan luas 4490,82 Ha. Sebagian besar kelas ini
berada pada wilayah dengan topografi terjal 15-30 dengan luas 9189,36 Ha 41,88, kemudian pada topografi curam 30-45 dengan luas 4437,45.
Berdasarkan peta Geologi, satuan batuan Qvu merupakan jenis batuan yang dominan pada kelas ini dengan luas 6964,56 Ha atau 31,74 dari luas areal
penyebaran kelas ini. Jenis tanah Andosol merupakan jenis tanah yang dominan dengan luas 8937,72 Ha. Curah hujan yang mendominasi kelas kerawanan ini
adalah curah hujan dengan intensitas 3000-3500 mmtahun dengan luas 8033,94 Ha 36,61 .
d. Kelas Kerawanan Longsor Sangat Tinggi Wilayah yang termasuk kriteria Kerawanan Longsor Sangat Tinggi
memiliki luas areal penyebaran 6191,91 Ha atau 13,56. Yang paling luas terdapat di Kecamatan Argapura dengan luas 2811,78 Ha atau 45,41 dari luas
total areal penyebarannya. Kelas ini sebagian besar berada pada wilayah dengan curah hujan 3000-3500 mmtahun dengan luas 2793,15 Ha 44,85.
Jenis batuan yang dominan pada kelas ini adalah satuan batuan Qyu yang merupakan batuan vulkanik dengan luas 1907,55 Ha atau 30,63 dari luas total
area penyebaran kelas ini. Sedangkan untuk jenis tanah yang mendominasi kelas ini adalah jenis tanah Andosol dengan luas tutupan 3707,05 Ha atau 59,46 dari
luas total penyebaran kelas kerawanan longsor sangat tinggi. Berdasarkan topografi wilayah, kelas kerawanan longsor sangat tinggi sebagian besar berada
pada wilayah sangat curam dengan kemiringan lebih dari 45 yang memiliki luas 3890,34 Ha atau 62,46 dari luas total areal penyebaran kelas kerawanan ini,
kemudian pada topografi curam 30-45 dengan luas 1474,20 Ha.
4.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kerawanan Tanah Longsor