Kasus Force majeure dalam Akad Murabahah dan Mudharabah

46 majeure maka nasabah dapat mengklaim asuransi yang dapat digunakan sebagai salah satu jalan penyelematan pembiayaan nya kepada bank. 2 3. Keterlambatan atau kelalaian para pihak untuk memberitahukan adanya force majeuretersebut mengakibatkan tidak diakuinya peristiwa tersebut sebagai force majeure oleh pihak lain. 4. Segala dan tiap-tiap permasalahan yang timbul akibat terjadinya force majeure akan diselesaikan oleh nasabah dan bank secara musyawarah untuk mufakat. Hal tersebut tanpa mengurangi hak-hak bank sebagaimana diatur dalam Akad.

B. Kasus Force majeure dalam Akad Murabahah dan Mudharabah

Perihal terjadinya force majeure dalam akad pembiayaan murabahah dan akad pembiayaan mudharabah sangat beragam.Peristiwa atau keadaan yang tergolong dalam kategori force majeure adalah peristiwa atau keadaan yang terjadi di luar kekuasaan atau kemampuan salah satu atau para pihak, yang mengakibatkan salah satu atau para pihak tidak dapat melaksanakan hak-hak danatau kewajiban-kewajiban sesuai dengan standar dalam kontrak ini, termasuk namun tidak terbatas kebakaran, banjir, gempa, hujan badai, angin topan, atau bencana alam lainnya, pemadaman listrik, kerusakan katalisator, sabotase, perang, invasi, perang saudara, pemberontakan, revolusi, kudeta militer, terorisme, nasionalisasi, blokade, embargo, perselisihan perburuhan, mogok, dan sanksi terhadap suatu pemerintahan. 3 2 Wendra M, Accounting Maintenace BSM Kc. Bandar lampung, wawancara pribadi, Bandar lampung 27 Oktober 2016 3 OJK, “Standar Produk Perbankan Syariah Murabahah”, diakses dari http:www.ojk.go.ididkanalsyariahberita-dan-kegiatanpublikasiDocumentsPagesBuku- Standar-Produk-Perbankan-Syariah-MurabahahBuku20Standar20Produk20Murabahah.pdf pada tanggal 24 Juli 2016 pukul 21 : 06 WIB 47 Perihal terjadinya force majeure dalam akad pembiayaan murabahah dan akad pembiayaan mudharabah beragam. Menurut pembagiannya, force majeure sendiri dibagi menjadi 3, yaitu : a Menurut jenisnya 1 force majeure objektif Force majeure ini terjadi pada benda yang merupakan objek dari kontrak sehingga prestasi tidak mungkin dipenuhi lagi, tanpa adanya kesalahan dari pihak debitur.Misalnya, benda yang menjadi objek dari kontrak terbakar atau disambar petir. 2 force majeure subjektif Force majeure subjektif ini berhubungan dengan keadaan atau kemampuan dari debitur itu sendiri.Misalnya, jika debitur sakit berat atau cacat seumur hidup sehingga tidak mungkin lagi melakukan prestasi. b Menurut pelaksanaanya 1 force majeure absolut Suatu keadaan dimana debitur sama sekali tidak dapat memenuhi perutangannya kepada kreditur dikarenakan bencana alam atau Act of God. Yng bersifat mutlak, misalkan karena adanya gempa bumi, banjir bandang, dan adanya lahar. 2 force majeure relatif Dalam force majeure ini, pemenuhan prestasi secara normal tidak mungkin dilakukan, walaupun secara tidak normal masih mungkin 48 dilakukan.Force majeureini juga disebut Act of Nature yang dapat simpulkan peristiwa ini tidak bersifat mutlak atau relatif. c Menurut jangka waktu berlakunya 1 force majeure permanen Yaitu efek terjadinya force majure sampai kapan pun kontra tidak mungkin dilakukan lagi untuk memenuhi suatui prestasi kontrak yang telah dijanjikan. Misalnya jika barang yang merupakan objek dari kontrak tersebut musnah di luar kesalahan salah satu pihak 2 force majeure temporer Dimana terhadap pemenuhan prestasi dari kontrak tersebut tidak mungkin dilakukan untuk sementara waktu. Atau dengan kata lain, karena terjadi peristiwa tertentu di mana setelah peristiwa tersebut berhenti, prestasi tersebut dapat dipenuhi kembali. Beberapa kategori force majeure diatas dapat terjadi baik pada akad pembiayaan murabahah maupun akad pembiayaan mudharabah. Penyelesaian serta solusi yang akan di berikan oleh pihak perbankan syariah tentunya berdasarkan kondisi force majeureyang riil terjadi pada nasabah dan merujuk pada perundang-undangan dan ketentuan islam yang berlaku.

C. Standar Penyelesaian Sengketa Pembiayaan