Dasar Pendidikan Islam Pendidikan

2 Sayyid Qutub : Ulama adalah orang yang senantiasa berfikir keritis akan kitab Al- Qur’an yang mendalam maknannya sehingga mereka akan ma’rifat secara hakiki kepada Allah. Mereka ma’rifat karena memperhatikan tanda bukti ciptan-Nya. Mereka yang merasakan kemaha besaran-Nya melalui segala ciptan-Nya. 3 Syekh Nawawi Al-Bantani : Ulama adalah orang-orang yang menguasai segala hukum syara untuk menetapkan sahnya agama, baik sahnya i’itikad maupun amal syariat lainnya Dalam kitab suci Al- Qur’an kata ulama dinyatakan di dalam potongan surat al- Fathir ayat 28, yang berbunyi:”          Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba hamba- Nya, hanyalah ulama”. Sedangkan dalam buku fikih kemenangan dan kejayaan ulama adalah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pilar manusia untuk bersandar dalam urusan fikih, ilmu, dan masalah-masalah agama dan dunia. Mereka adalah fikih-fikih Islam, di mana fatwa sanantiasa berada dilisan mereka karena merekalah yang mengambil kesimpulan hukum dan sangat peduli dalam menentukan kaidah-kaidah halal dan haram 30 . Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa ulama adalah orang yang takut kepada Allah dengan senantiasa berfikir keritis akan kibab Al- Qur’an serta orang yang menguasai segala hukum syara untuk menetapkan sahnya agama, baik sahnya i’itikad maupun amal syariat lainnya sehingga kepada ulamalah umat bersandar dalam urusan fiqih dan masalah-masalah mengenai agama lainnya.

b. Macam-Macam Ulama

Menurut Imam Ghazali Ulama terdiri dari 2 macam, yaitu : ulama dunia dan ulama akhirat. Dengan rinci ia mengemukakan tanda-tanda ulama akhirat, adalah : 31 1 Tidak mencari kemegahan dunia dengan menjual ilmunya dan tidak memperdagangkan ilmunya untuk kepentingan dunia. 2 Prilakunya sejalan dengan ucapannya, tidak menyuru orang untuk berbuat kebaikan sebelum ia mengamalkannya. 3 Mengajarkan ilmunya untuk kepentingan akhirat, senentiasa mendalami ilmu pengetahuan yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan menjauhi segala perdebatan yang sia-sia. 30 Ali Muhammad Ash-Shalabi, fikih Kemenangan dan Kejayaan : meretas jalan kebangkitan umat Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, h. 314. 31 Badruddin Hsubky, Dilema Ulama dalam Perubahan Zaman, h. 57-58.