sebaliknya jika nilai karakteristik individu rendah, maka semakin rendah pula kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai
probabilitas antara karakteristik individu dengan kinerja sebesar 0 nol yang lebih kecil dari nilai
α = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu dengan kinerja
karyawan. Berdasarkan hasil analisis statistik di atas, variabel
karakteristik individu memiliki hubungan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti adanya minat, sikap dan kebutuhan karyawan yang tinggi
dapat meningkatkan kinerja namun sebaliknya jika minat, sikap dan kebutuhan karyawan rendah akan menurunkan kinerja karyawan di
RSUD Ciawi.
4.6.2 Korelasi Karakteristik Pekerjaan dengan Kinerja Karyawan
Nilai korelasi r hitung antara karakteristik pekerjaan dengan kinerja karyawan sebesar 0.595. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
yang cukup erat antara variabel karakteristik pekerjaan dengan kinerja karyawan. Karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yaitu 0.361
pada α = 0.05 dengan n = 30 orang.
Nilai korelasi yang lebih besar dari nol juga menunjukkan adanya hubungan linier positif, artinya bahwa semakin besar nilai
karakteristik pekerjaan, maka semakin tinggi pula nilai kinerja dan sebaliknya jika nilai karakteristik pekerjaan rendah, maka semakin
rendah pula kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai probabilitas antara karakteristik individu dengan kinerja sebesar 0 nol
yang lebih kecil dari nilai α = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan kinerja karyawan.
Hasil analisis di atas menyatakan bahwa variabel karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan secara signifikan dengan
kinerja karyawan. Artinya adalah jumlah tanggung jawab karyawan, macam tugas dan tingkat kepuasan yang tinggi dari karyawan dapat
meningkatkan kinerja, sebaliknya jika jumlah tanggung jawab, macam
tugas dan tingkat kepuasan karyawan rendah maka akan menurunkan kinerja karyawan.
4.6.3 Korelasi Karakteristik Situasi Kerja dengan Kinerja Karyawan
Nilai korelasi r hitung antara karakteristik situasi kerja dengan kinerja karyawan sebesar 0.728. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang cukup erat antara variabel karakteristik situasi kerja dengan kinerja karyawan. Karena nilai r hitung lebih besar daripada r
tabel yaitu 0,361 pada α = 0.05 dengan n = 30 orang.
Nilai korelasi yang lebih besar dari nol juga menunjukkan adanya hubungan linier positif, artinya bahwa semakin besar nilai
karakteristik situasi kerja, maka semakin tinggi pula nilai kinerja dan sebaliknya jika nilai karakteristik situasi kerja rendah, maka semakin
rendah pula kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai probabilitas antara karakteristik situasi kerja dengan kinerja sebesar 0
nol yang lebih kecil dari nilai α = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara karakteristik situasi kerja dengan kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas, variabel karakteristik situasi kerja memiliki hubungan yang cukup signifikan
dengan kinerja. Nilai korelasi yang positif menunjukkan bahwa jika nilai variabel karakteristik situasi kerja tinggi, maka kinerja juga
meningkat. Jika lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi berdampak positif kepada karyawan, maka kinerja karyawan akan
meningkat.
4.7. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Situasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Tahap selanjutnya adalah menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh dari karakteristik individu, karakteristik
pekerjaan dan karakteristik situasi kerja sebagai variabel bebas terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat dapat diuji dengan analisis regresi
berganda. Hasil dari analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Situasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Model Regresi Koefisien
Arah Regresi
Nilai VIF
Probabilitas Konstan
14.246 -
0.071 Karakteristik individu
1.082 2.189
0.007 Karakteristik pekerjaan
-0.049 2.525
0.815 Karakteristik situasi kerja
0.669 2.857
0.050 Cat: R-sq adj. = 0.610
F-hitung = 16.126 F-tabel = 2.98 Berdasarkan Tabel 17. Persamaan regresi berganda yang menyatakan
hubungan antara karakteristik individu X1, karakteristik pekerjaan X2 dan karakteristik situasi kerja X3 terhadap kinerja karyawan Y adalah:
Y = 14.246 + 1.082 X1 - 0.049 X2 + 0.669 X3 Maksud dari persamaan tersebut adalah, nilai 14.246 menyatakan
nilai kinerja jika ketiga variabel bebas bernilai nol. Sedangkan nilai 1.082, -0.049 dan 0.669 menyatakan nilai Y jika nilai variabel bebas naik satu
satuan. Berdasarkan hasil diatas didapatkan nilai adjusted R Square adalah sebesar 61 yang artinya adalah kinerja pegawai bisa dijelaskan sebesar 61
oleh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja, sedangkan sisanya sebesar 39 dijelaskan oleh variabel maupun sebab-
sebab lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Didapatkan juga bahwa nilai F-hitung adalah 16.126 F-tabel 2.98
dengan p-value sebesar 0.000 taraf nyata 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model layak dan tolak H
. Dengan itu maka hipotesis faktor-faktor motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dapat diterima. Selanjutnya
uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor motivasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji t parsial, didapatkan bahwa nilai t
hitung karakteristik individu sebesar 2.938 t tabel = 2.056. Maka tolak H
0,
yang berarti dapat disimpulkan karakteristik individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini juga didukung dengan nilai
probabilitas 0.007 taraf nyata 0.05.
Sedangkan untuk karakteristik pekerjaan nilai t hitung -0.237 t tabel = 2.056, dan nilai probabilitas 0.815 taraf nyata 0.05. Maka Tolak H
1,
sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Untuk karakteristik situasi kerja
nilai t hitung 2.052 t tabel = 2.056, dan nilai probabilitas 0.05 = taraf nyata 0.05. Maka Tolak H
1,
sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik situasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Untuk
nilai t hitung dan hasil lengkap analisis regresi berganda dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pada persamaan regresi berganda tersebut juga tidak ditemukan adanya masalah multikolinieritas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat nilai VIF yang lebih kecil dari 5. Karakteristik inidividu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja memiliki nilai VIF berurutan 2.189,
2.525 dan 2.857 yang kesemuanya kurang dari 5. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, maka secara simultan
faktor-faktor motivasi yang terdiri dari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja dapat mempengaruhi kinerja. Tetapi
secara parsial hanya karakteristik individu yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
4.8. Implikasi Manajerial