Uji Validitas dan Reliabilitas Implikasi Manajerial

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah orang Persentase ≤2 Tahun 3 10 3-5 Tahun 6 20 6-10 Tahun 11 36.7 ≥11 Tahun 10 33.3 Sumber: Hasil Olah Data

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur kuesioner dapat mengukur variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik situasi kerja dan kinerja. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur relatif konsisten apabila digunakan berulang kali dan rumus yang dipakai adalah dengan menggunakan Alpha Cronbach. Untuk uji validitas, instrumen kuesioner dapat dinyatakan valid apabila memiliki nilai korelasi r hitung lebih besar daripada nilai r tabel sebesar 0.361 untuk α = 5 . Hasil akhir perhitungan uji validitas untuk semua instrumen kuesioner memperlihatkan semua pernyataan valid sahih. Kevalidan ini diperlihatkan dengan nilai korelasi r hitung untuk semua kuesioner lebih besar daripada r tabel sebesar 0.361 untuk α = 5 dengan n = 30 orang. Hasil lengkap uji validitas ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Sedangkan untuk uji reliabilitas, instrumen kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0.60. Hasil akhir perhitungan uji reliabilitas untuk semua instrumen kuesioner memperlihatkan semua kuesioner reliabel, hal ini ditunjukkan dengan nilai Alpha Cronbach untuk semua kuesioner lebih besar dari 0.60. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Sedangkan hasil lengkap uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 10. Nilai Reliabilitas Variabel Alpha Cronbach Karakteristik Individu 0.783 Karakteristik Pekerjaan 0.901 Karakteristik Situasi Kerja 0.857 Kinerja Karyawan 0.918 Sumber: Hasil Olah Data

4.4. Identifikasi Faktor-faktor Motivasi Karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi

Motivasi dipengaruhi oleh faktor-faktor motivasi yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja. Karakteristik individu terdiri dari minat, sikap dan kebutuhan, karakteristik pekerjaan terdiri dari jumlah tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan sedangkan karakteristik situasi kerja terdiri dari lingkungan kerja dan tindakan organisasi. Berikut identifikasi faktor-faktor motivasi karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi:

4.4.1 Karakteristik Individu

Berdasarkan hasil olah data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka identifikasi faktor motivasi untuk karakteristik individu dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Identifikasi Karakteristik Individu No Pernyataan Nilai Keterangan 1 BapakIbuSdrSdri memiliki kemauan bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaan 3.56 Setuju 2 BapakIbuSdrSdri siap membantu rekan kerja, apabila rekan kerja mendapat kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya 3.66 Setuju 3 Pekerjaan yang BapakIbuSdrSdri jalankan saat ini merupakan pekerjaan yang BapakIbuSdrSdri idamkan 3.83 Setuju 4 BapakIbuSdrSdri bekerja di tempat ini atas keinginan sendiri 4.33 Sangat Setuju 5 Gaji BapakIbuSdrSdri mencukupi kebutuhan sehari-hari 4.06 Setuju 6 Pekerjaan BapakIbuSdrSdri sudah menjamin masa depan 3.50 Setuju 7 BapakIbuSdrSdri bangga dengan pekerjaan yang BapakIbuSdrSdri lakukan 3.36 Cukup Setuju Nilai Total 3.76 Setuju Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan identifikasi faktor motivasi untuk karakteristik individu dengan nilai rataan total sebesar 3.76, maka faktor motivasi karyawan untuk karakteristik individu di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi sudah baik. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan karakteristik individu, antara lain meliputi minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa oleh karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi ke dalam situasi kerja.

4.4.2 Karakteristik Pekerjaan

Berdasarkan hasil olah data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka identifikasi faktor motivasi untuk karakteristik pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Identifikasi Karakteristik Pekerjaan No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada BapakIbuSdrSdri sesuai dengan bakat dan kemampuan 3.63 Setuju 2 Pelimpahan pekerjaantugas dari pimpinan dapat dilaksanakan dengan baik 3.53 Setuju 3 Dalam setiap pekerjaantugas, BapakIbuSdrSdri laksanakan dengan penuh tanggung jawab 3.90 Setuju 4 BapakIbuSdrSdri memiliki sikap dan kesadaran terhadap tugas dan pekerjaan 3.70 Setuju 5 Tugas-tugas BapakIbuSdrSdri tidak membuat BapakIbuSdrSdri bosan 3.70 Setuju 6 BapakIbuSdrSdri menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar setiap melaksanakan tugas dan pekerjaan 3.53 Setuju 7 BapakIbuSdrSdri senang dengan pekerjaantugas yang BapakIbuSdrSdri laksanakan saat ini 3.63 Setuju 8 Pekerjaantugas yang BapakIbuSdrSdri lakukan saat ini sesuai dengan kemampuan 3.46 Setuju 9 Atasan selalu memberikan pengarahan yang jelas setiap ada perubahan kinerja pada diri BapakIbuSdrSdri 2.66 Cukup Setuju 10 Selama bekerja selalu mendapat teguran dari atasan atas kinerja yang telah BapakIbuSdrSdri capai 3.50 Setuju 11 Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi 3.63 Setuju 12 Lingkungan kerja kenyamanan, kebersihan, suhu udara, penerangan, ketentraman cukup memuaskan 3.16 Cukup Setuju 13 Gaji yang BapakIbuSdrSdri terima saat ini sesuai dengan pekerjaan yang BapakIbuSdrSdri lakukan 3.20 Cukup Setuju 14 BapakIbuSdrSdri cukup puas dengan karir saat ini 3.43 Setuju 15 Atasan selalu memperhatikan dan memberikan pujian atas semangat kerja dan kinerja yang baik 3.23 Cukup Setuju 16 Perusahaan sangat memperhatikan keamanan dan keselamatan BapakIbuSdrSdri dalam bekerja 3.60 Setuju Skor Total 3.47 Setuju Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan identifikasi faktor motivasi untuk karakteristik pekerjaan dengan nilai rataan total sebesar 3.47, maka faktor motivasi karyawan untuk karakteristik pekerjaan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi sudah baik. Karakteristik pekerjaan meliputi sifat dari tugas karyawan dan meliputi jumlah tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan yang diperoleh dari karakteristik pekerjaan itu sendiri.

4.4.3 Karakteristik Situasi Kerja

Berdasarkan hasil olah data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka identifikasi faktor motivasi untuk karakteristik situasi kerja dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Identifikasi Situasi Kerja No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Pimpinan memberikan dorongan dan semangat kepada BapakIbuSdrSdri dalam menyelasaikan pekerjaan 3.66 Setuju 2 Pimpinan sering memberikan petunjuk tentang cara melakukan komunikasi yang baik antara rekan kerja maupun dengan atasan 3.63 Setuju 3 Rekan-rekan kerja memberikan dorongan semangat dalam menyelasaikan suatu pekerjaan 3.80 Setuju 4 Atasan selalu memperhatikan dan menghargai kinerja yang tinggi 3.46 Setuju 5 Dalam membuat keputusan, atasan sering mengajak diskusi dan meminta saran kepada bawahannya 3.40 Setuju 6 Dalam melaksanakan tugas, atasan menghargai martabat pribadi manusia tidak sewenang- wenang 3.66 Setuju 7 Tunjangan yang diterima saat ini cukup memuaskan THR, kesehatan, dll 3.06 Cukup Setuju 8 Kultur organisasi seperti norma, nilai dan keyakinan bersama yang ada di perusahaan dapat meningkatkan kinerja BapakIbuSdrSdri 3.50 Setuju 9 Hubungan BapakIbuSdrSdri dengan rekan kerja sangat baik 3.93 Setuju 10 Rekan kerja BapakIbuSdrSdri memberikan bantuan ketika BapakIbuSdrSdri mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan 3.86 Setuju Nilai Total 3.60 Setuju Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan identifikasi faktor motivasi untuk karakteristik pekerjaan dengan nilai rataan total sebesar 3.53, maka faktor motivasi karyawan untuk karakteristik situasi kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi sudah baik. Karakteristik situasi kerja meliputi lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi. Setelah mengetahui masing-masing nilai rataan untuk tiap faktor motivasi, maka selanjutnya adalah menjumlahkan semua nilai rataan faktor-faktor motivasi lalu dibagi jumlah dari faktor-faktor motivasi tersebut, dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 14. Nilai Rataan Total Faktor-faktor Motivasi Faktor-faktor Motivasi Nilai Rataan Keterangan Karakteristik Individu 3.76 Setuju Karakteristik Pekerjaan 3.47 Setuju Karakteristik Situasi Kerja 3.60 Setuju Nilai Rataan Total 3.61 Setuju Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan nilai rataan total untuk semua faktor motivasi sebesar 3.61, maka faktor-faktor motivasi yang terdiri dari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja sudah terpenuhi dengan baik. Nilai rataan terbesar pada karakteristik individu sebesar 3.76 menggambarkan bahwa minat, sikap dan kebutuhan karyawan sudah terpenuhi dengan baik, sehingga mereka merasa termotivasi untuk bekerja.

4.5. Identifikasi Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi

Kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi atau perusahaan. Hal itu sangat terkait dengan fungsi organisasi atau pelakunya, bentuknya dapat bersifat tangible dan intangible, tergantung kepada bentuk dan proses pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Kinerja dapat dilihat dari proses, hasil dan outcome. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan rumah sakit. Untuk itu kinerja karyawan perlu mendapat perhatian dari rumah sakit. Berdasarkan hasil olah data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka identifikasi kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum daerah Ciawi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Identifikasi Kinerja Karyawan No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Setiap pekerjaan atau kegiatan hasil kerja yang BapakIbuSdrSdri capai sesuai dengan target yang telah ditetapkan 3.83 Setuju 2 BapakIbuSdrSdri mengetahui dan memahami mengenai cara kerja, dokumen dan sasaran sesuai ruang lingkup tugas dan jabatan 3.60 Setuju 3 Dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan dapat diselesaikan sesuai prosedur 3.86 Setuju 4 Dalam pengambilan keputusan, BapakIbuSdrSdri bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut sesuai dengan ruang lingkup wewenang BapakIbuSdrSdri 3.66 Setuju 5 BapakIbuSdrSdri mampu memberikan instruksi 3.63 Setuju 6 BapakIbuSdrSdri mampu membangun kerja kelompok 3.80 Setuju 7 BapakIbuSdrSdri mampu memberikan umpan balik secara tegas 3.60 Setuju 8 Setiap pekerjaan dan kegiatan yang ada di kantor dapat dikerjakan bersama-sama secara baik dengan tim kerja yang ada 3.93 Setuju 9 BapakIbuSdrSdri mampu mengembangkan kerja sama dengan sesama rekan kerja 3.86 Setuju 10 Perintah atasan terhadap rutinitas kerja dapat terlaksana dengan baik 3.63 Setuju 11 BapakIbuSdrSdri selalu tepat waktu dalam menjalankan rutinitas kerja 3.80 Setuju 12 Pekerjaan BapakIbuSdrSdri dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat sesuai yang diinginkan oleh atasan 3.63 Setuju 13 BapakIbuSdrSdri selalu mematuhi jam kerja 3.96 Setuju 14 BapakIbuSdrSdri selalu mematuhi perintah atasan 3.96 Setuju 15 BapakIbuSdrSdri selalu mematuhi peraturan perusahaan 3.96 Setuju 16 BapakIbuSdrSdri memiliki disiplin yang baik 3.76 Setuju 17 BapakIbuSdrSdri sering menyumbangkan gagasan atau pemikiran untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi 3.76 Setuju Nilai Total 3.78 Setuju Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan identifikasi kinerja karyawan dengan nilai rataan total sebesar 3,78, maka kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi sudah baik. Kinerja yang baik ini ditandai dengan kemauan karyawan dalam mematuhi jam kerja, perintah atasan dan peraturan organisasi. Karyawan juga dapat mengerjakan pekerjaan secara bersama-sama dengan baik dengan tim kerja yang ada. 4.6. Analisis Korelasi Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Situasi Kerja dengan Kinerja Karyawan Sebelum dianalisis dengan regresi berganda, langkah sebelumnya adalah menganalisis hubungan atau korelasi antara variabel bebas, yaitu ketiga faktor motivasi dengan variabel terikat, yaitu kinerja. Analisis ini harus dilakukan karena apabila tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan terikat maka analisis regresi berganda tidak dapat dilakukan. Korelasi antara faktor-faktor motivasi dengan kinerja karyawan dapat dianalisis dengan mengunakan metode analisis korelasi product moment dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Korelasi Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Situasi Kerja dengan Kinerja Karyawan No. Faktor-faktor Karakteristik Motivasi Kinerja Pegawai r hitung r tabel α = 0.05 Probabilitas 1 Karakteristik individu 0.761 0.361 0.000 2 Karakteristik pekerjaan 0.595 0.361 0.000 3 Karakteristik situasi kerja 0.728 0.361 0.000 Sumber: Hasil Olah Data Ket: berhubungan nyata pada taraf nyata α = 0.05 Hasil lengkap uji korelasi dapat dilihat pada Lampiran 5. Secara lebih rinci korelasi antara faktor-faktor motivasi dengan kinerja karyawan dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.6.1 Korelasi Karakteristik Individu dengan Kinerja Karyawan

Nilai korelasi r hitung antara karakteristik individu dengan kinerja karyawan sebesar 0.761. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara variabel karakteristik individu dengan kinerja karyawan. Karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yaitu 0.361 pada α = 0.05 dengan n = 30 orang. Nilai korelasi yang lebih besar dari nol juga menunjukkan adanya hubungan linier positif, artinya bahwa semakin besar nilai karakteristik individu, maka semakin tinggi pula nilai kinerja dan sebaliknya jika nilai karakteristik individu rendah, maka semakin rendah pula kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai probabilitas antara karakteristik individu dengan kinerja sebesar 0 nol yang lebih kecil dari nilai α = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu dengan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis statistik di atas, variabel karakteristik individu memiliki hubungan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti adanya minat, sikap dan kebutuhan karyawan yang tinggi dapat meningkatkan kinerja namun sebaliknya jika minat, sikap dan kebutuhan karyawan rendah akan menurunkan kinerja karyawan di RSUD Ciawi.

4.6.2 Korelasi Karakteristik Pekerjaan dengan Kinerja Karyawan

Nilai korelasi r hitung antara karakteristik pekerjaan dengan kinerja karyawan sebesar 0.595. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara variabel karakteristik pekerjaan dengan kinerja karyawan. Karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yaitu 0.361 pada α = 0.05 dengan n = 30 orang. Nilai korelasi yang lebih besar dari nol juga menunjukkan adanya hubungan linier positif, artinya bahwa semakin besar nilai karakteristik pekerjaan, maka semakin tinggi pula nilai kinerja dan sebaliknya jika nilai karakteristik pekerjaan rendah, maka semakin rendah pula kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai probabilitas antara karakteristik individu dengan kinerja sebesar 0 nol yang lebih kecil dari nilai α = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan kinerja karyawan. Hasil analisis di atas menyatakan bahwa variabel karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan secara signifikan dengan kinerja karyawan. Artinya adalah jumlah tanggung jawab karyawan, macam tugas dan tingkat kepuasan yang tinggi dari karyawan dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya jika jumlah tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan karyawan rendah maka akan menurunkan kinerja karyawan.

4.6.3 Korelasi Karakteristik Situasi Kerja dengan Kinerja Karyawan

Nilai korelasi r hitung antara karakteristik situasi kerja dengan kinerja karyawan sebesar 0.728. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara variabel karakteristik situasi kerja dengan kinerja karyawan. Karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yaitu 0,361 pada α = 0.05 dengan n = 30 orang. Nilai korelasi yang lebih besar dari nol juga menunjukkan adanya hubungan linier positif, artinya bahwa semakin besar nilai karakteristik situasi kerja, maka semakin tinggi pula nilai kinerja dan sebaliknya jika nilai karakteristik situasi kerja rendah, maka semakin rendah pula kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai probabilitas antara karakteristik situasi kerja dengan kinerja sebesar 0 nol yang lebih kecil dari nilai α = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara karakteristik situasi kerja dengan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas, variabel karakteristik situasi kerja memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan kinerja. Nilai korelasi yang positif menunjukkan bahwa jika nilai variabel karakteristik situasi kerja tinggi, maka kinerja juga meningkat. Jika lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi berdampak positif kepada karyawan, maka kinerja karyawan akan meningkat. 4.7. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Situasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Tahap selanjutnya adalah menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh dari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja sebagai variabel bebas terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat dapat diuji dengan analisis regresi berganda. Hasil dari analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Situasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Model Regresi Koefisien Arah Regresi Nilai VIF Probabilitas Konstan 14.246 - 0.071 Karakteristik individu 1.082 2.189 0.007 Karakteristik pekerjaan -0.049 2.525 0.815 Karakteristik situasi kerja 0.669 2.857 0.050 Cat: R-sq adj. = 0.610 F-hitung = 16.126 F-tabel = 2.98 Berdasarkan Tabel 17. Persamaan regresi berganda yang menyatakan hubungan antara karakteristik individu X1, karakteristik pekerjaan X2 dan karakteristik situasi kerja X3 terhadap kinerja karyawan Y adalah: Y = 14.246 + 1.082 X1 - 0.049 X2 + 0.669 X3 Maksud dari persamaan tersebut adalah, nilai 14.246 menyatakan nilai kinerja jika ketiga variabel bebas bernilai nol. Sedangkan nilai 1.082, -0.049 dan 0.669 menyatakan nilai Y jika nilai variabel bebas naik satu satuan. Berdasarkan hasil diatas didapatkan nilai adjusted R Square adalah sebesar 61 yang artinya adalah kinerja pegawai bisa dijelaskan sebesar 61 oleh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja, sedangkan sisanya sebesar 39 dijelaskan oleh variabel maupun sebab- sebab lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Didapatkan juga bahwa nilai F-hitung adalah 16.126 F-tabel 2.98 dengan p-value sebesar 0.000 taraf nyata 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model layak dan tolak H . Dengan itu maka hipotesis faktor-faktor motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dapat diterima. Selanjutnya uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor motivasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji t parsial, didapatkan bahwa nilai t hitung karakteristik individu sebesar 2.938 t tabel = 2.056. Maka tolak H 0, yang berarti dapat disimpulkan karakteristik individu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini juga didukung dengan nilai probabilitas 0.007 taraf nyata 0.05. Sedangkan untuk karakteristik pekerjaan nilai t hitung -0.237 t tabel = 2.056, dan nilai probabilitas 0.815 taraf nyata 0.05. Maka Tolak H 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Untuk karakteristik situasi kerja nilai t hitung 2.052 t tabel = 2.056, dan nilai probabilitas 0.05 = taraf nyata 0.05. Maka Tolak H 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik situasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Untuk nilai t hitung dan hasil lengkap analisis regresi berganda dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada persamaan regresi berganda tersebut juga tidak ditemukan adanya masalah multikolinieritas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat nilai VIF yang lebih kecil dari 5. Karakteristik inidividu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja memiliki nilai VIF berurutan 2.189, 2.525 dan 2.857 yang kesemuanya kurang dari 5. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, maka secara simultan faktor-faktor motivasi yang terdiri dari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja dapat mempengaruhi kinerja. Tetapi secara parsial hanya karakteristik individu yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.

4.8. Implikasi Manajerial

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting yang dimiliki setiap perusahaan atau organisasi. Sumber daya manusia memegang peranan utama yang penting, yaitu sebagai perencana, pelaku, penggerak dan pengambil keputusan dalam setiap kegiatan organisasi. Karyawan sebagai sumber daya yang dimiliki organisasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber daya lain. Tujuan organisasi tidak akan tercapai dengan baik apabila sumber daya manusia yang dimiliki tidak berfungsi secara maksimal, walau secanggih apapun teknologi yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara faktor-faktor motivasi yang terdiri dari karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian pula, didapatkan hasil bahwa hanya karakteristik individu yang hipotesa H ditolak. Artinya karakteristik ini paling berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan dibanding karakteristik lainnya, yang dimaksud dengan karakteristik individu antara lain meliputi minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa karyawan pada RSUD Ciawi ke dalam situasi kerja. Ini berarti adanya minat, sikap dan kebutuhan karyawan yang tinggi dapat meningkatkan kinerja karyawan. Karena itu pihak manajemen RSUD Ciawi harus menjaga agar minat, sikap dan kebutuhan karyawan tetap terpenuhi untuk mengoptimalkan kinerja karyawan. Implikasi manajerial yang dapat diberikan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi sebagai berikut: 1. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi harus memperhatikan faktor motivasi yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu karakteristik individu yang terdiri dari minat, sikap dan kebutuhan. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi harus menjaga minat, sikap dan kebutuhan karyawan agar kinerja karyawan tidak menurun. 2. Untuk menjaga minat dan sikap karyawan, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi harus memberikan tugas dan pekerjaan kepada karyawan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi juga harus tetap memperhatikan agar gaji serta tunjangan dapat memenuhi kebutuhan karyawan. 3. Dua faktor motivasi yang tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi, yaitu karakteristik pekerjaan jumlah tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan dan karakteristik situasi kerja lingkungan kerja terdekat dan lingkungan organisasi. Meskipun kedua faktor motivasi tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi, sebaiknya pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi tetap memperhatikan kedua faktor tersebut, sebab kedua faktor motivasi tersebut mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan. Artinya jika organisasi tidak memperhatikan kedua faktor tersebut, maka akan menurunkan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motivasi

Kata motivasi motivation berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan to move. Motif adalah daya penggerak yang mencakup dorongan, alasan dan keinginan yang timbul dari seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motivasi mempersoalkan cara mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka bekerja keras, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya umtuk mencapai kepuasan Hasibuan, 2001. Menurut Arep dan Tanjung 2003, motivasi diartikan sebagai dorongan seseorang untuk bekerja. Motivasi diidentifikasikan sebagai dorongan yang dihasilkan dari keinginan individu untuk memuaskan kebutuhan seperti rasa lapar, haus dan pengakuan sosial Umar, 2003. Stoner dan Freeman 1994, menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi atau motivation berarti pemberian motif, penimbulan motive atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Filippo dalam Hasibuan 2001, berpendapat bahwa memotivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mau bekerja supaya berhasil, sehingga tercapainya keinginan para karyawan dan tujuan organisasi. Handoko 2001, mengemukakan bahwa motivasi yang ada pada seseorang merupakan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi pada diri seseorang merupakan kekuatan pendorong guna mewujudkan suatu perilaku untuk dapat mencapai kepuasan bagi dirinya