Data Penelitian Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri konsumsi sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 13 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan periode pengamatan selama tahun 2010-2012. Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian No Kode Perusahaan Kriteria 1 2 3 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk √ √ √ 2 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ 3 DLTA PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ 4 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ 5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 6 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 7 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ √ 8 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ 9 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk √ √ √ 10 SKLT PT Sekar Laut Tbk √ √ √ 11 SMAR PT Smart Tbk √ √ √ 12 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ 13 ULTJ PT Ultra Jaya Milik Tbk √ √ √ Sumber : www.idx.co.id Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Pengujian Hipotesis Penelitian

Data penelitian ini didasarkan pada laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi setiap perusahaan. Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih dahulu melakukan perhitungan rasio- rasio pada variabel independen dan melakukan perhitungan current ratio CR pada masing-masing perusahaan sebagai variabel dependen.

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perputaran kas, net profit margin NPM dan perputaran piutang terhadap current ratio CR. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan current ratio CR.. Deskriptif variabel atas data yang dilakukan selama tiga tahun, sehingga jumlah data secara keseluruhan yang diamati berjumlah 39 sampel. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS Statistical Product and Service Solution versi 17.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistic Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation X1 39 2.20 81.30 18.2444 18.48338 X2 39 .00 .47 .1067 .09961 X3 39 1.53 139.49 25.4500 31.96960 Y 39 .92 2.76 1.6528 .41716 Valid N listwise 39 Dari tabel 4.2 diatas dapat diperoleh beberapa hal yaitu sebagai berikut : a. Rata-rata current ratio CR adalah 1.6528 dengan standar deviasi 0.41716. Nilai likuiditas tertinggi adalah 2.76 dan nilai likuiditas terendah adalah 0.92. b. Rata-rata dari perputaran kas adalah 18.2444 dengan standard deviasi 318.48338 . Nilai perputaran kas tertinggi adalah 81.30 dan nilai perputaran kas terendah adalah 2.20. c. Rata-rata dari net profit margin adalah 0.1067 dengan standard deviasi 0.09961.. Nilai net profit margin tertinggi adalah 139.49 dan nilai net profit margin terendah adalah 1.53 . Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Y 1.6528 .41716 39 X1 18.2444 18.48338 39 X2 .1067 .09961 39 X3 25.4500 31.96960 39 Universitas Sumatera Utara d. Rata-rata perputaran piutang adalah 25.4500 dengan standard deviasi 31.96960. Nilai perputaran piutang tertinggi adalah 326.98 dan nilai perputaran terendah adalah 0.57. Nilai rata-rata yang tertera diatas dapat digunakan sebagai indikasi bahwa nilai dari masing-masing rasio atau variabel yang dihasilkan lebih besar dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan baik. Dan sebaliknya jika nilai dari masing-masing rasio atau variabel yang dihasilkan lebih kecil dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan yang buruk. Sehingga pihak manajemen perlu melakukan evaluasi dalam tahun yang bersangkutan untuk mendapatkan solusi agar perusahaan dapat kembali baik 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov K-S dengan membuat hipotesis : � : Data residual berdsitribusi normal � � : Data residual tidak berdistribusi normal Universitas Sumatera Utara Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas dengan aturan : Probabilitas Sig. 0.05, maka � diterima. Probabilitas Sig. 0.05, maka � ditolak. Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandar dized Residual N 39 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .36706742 Most Extreme Differences Absolute .094 Positive .094 Negative -.054 Kolmogorov-Smirnov Z .586 Asymp. Sig. 2-tailed .883 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil analisis metode one-sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukan bahwa nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 0.586 dan signifikan pada 0.883 karena Asymp.Sig.2-tailed 0.000 0.05. Dari hasil yang diperoleh maka � diterima atau � � ditolak, dengan kata lain data berdistribusi secara normal. Untuk menguji apakah data memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan menggambarkan kurva histogram dan grafik Normality Probability Plot yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Data diolah penulis Hasil uji normalitas diatas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram diatas, distribusi data mengikuti kurva dan berbentuk lonceng disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sumber : Data diolah penulis Demikian juga dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya berada disekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi berdistribusi secar normal. Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik diatas menunjukkan hasil yang sama yaitu data berdistribusi secar normal. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas biasanya terjadi ketika sebagian besar variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, Jika Variance Inflation Factor VIF 10 maka antar variabel independen X1, X2, X3 dan Current Ratio tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas: Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a a. Dependent Variable: Y Current Ratio Sumber: Data diolah penulis Dari hasil tabel 4.4 diatas diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor VIF dari X1 perputaran kas sebesar 1.147, X2 Model Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant X1 .087 -.072 -.064 .872 1.147 X2 -.402 -.443 -.435 .844 1.185 X3 -.165 -.269 -.246 .965 1.037 Universitas Sumatera Utara Net Profit Margin sebesar 1.185, dan X3 perpuran piutang sebesar 1.037. Nilai VIF untuk semua variabel independen masih lebih kecil dari pada 10 VIF 10. Maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.2.3 Uji Heterokedasititas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari gambar diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tidak tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasi tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen likuiditas berdasarkan masukan variabel independen, perputaran kas, net profit margin dan perputaran piutang. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson uji DW. Jika nilai uji Durbin Watson DW menunjukkan angka 1.65 sampai 2.35 maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut ini hasil uji autokorelasi: Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Uji Auto korelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .475 a .226 .159 .38248 1.880 a. Predictors: Constant, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah penulis Dari hasil tabel uji autokorelasi tersebut diketahui bahwa nilai Durbin Watson DW sebesar 1.888. Angka tersebut berada diantara 1.65 sampai 2.35 maka tidak terjadi autokorelasi. . Universitas Sumatera Utara 1 2 3 Regresi Berganda Tabel 4.6 Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.975 .143 13.781 .000 X1 -.002 .004 -.068 -.427 .672 X2 -1.982 .678 -.473 -2.924 .006 X3 -.003 .002 -.250 -1.653 .107 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah penulis Dari nilai-nilai diatas persamaan regresi dapat disusun untuk variabel perputaran kas, net profit margin, dan perputaran piutang adalah : Y = 1.975 – 0.002X - 1.982 X - 0,003 X Dimana : Y = Likuiditas CR X1 = Perputaran Kas X2 = Net Profit Margin X3 = Perputaran Piutang Dari persamaan diatas diketahui konstanta sebesar 1.975 menyatakan bahwa jika Perputaran Kas bernilai nol X1= 0, Net Profit Margin bernilai nol X2 = 0, dan Perputaran Piutang bernilai nol X3 = 0, maka nilai likuiditas sebesar 01.975. Perputaran Kas Universitas Sumatera Utara X1 mempunyai koefisien regresi sebesar -0.02 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 perputaran kas X1 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan kemampuan memenuhi likuiditas sebesar 0.02. Namun sebaliknya, jika perputaran kas X1 turun 1 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menambahkan kemampuan likuiditas sebesar 0.02. Net Profit Margin X2 mempunyai koefisien regresi sebesar -1.982 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 Net Profit Margin X2 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan kemampuan memenuhi likuiditas sebesar 1.982. Namun sebaliknya, jika Net Profit Margin X2 turun 1 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka likuiditas diprediksi mengalami peningkatan sebesar 1.982. Perputaran piutang X3 mempunyai koefisien regresi sebesar -0.003 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 perputaran putang X3 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka akan menurunkan kemampuan memenuhi likuiditas sebesar 0.003. Namun sebaliknya, jika perputaran piutang X3 turun 1 dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak berubah maka likuiditas diprediksi mengalami peningkatan sebesar 0.003. Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1 Uji Simultan Uji F Statistik Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F F test. Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi � ℎ����� dengan ketentuan:  Jika � ℎ����� � ����� pada α 0.05, maka � � ditolak dan � diterima,  Jika � ℎ����� � ����� pada α 0.05, maka � � diterima dan � ditolak. Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai � ℎ����� dan nilai signifikansi : Tabel 4.7 Hasil Uji F Statistik ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.493 3 .498 3.402 .028 a Residual 5.120 35 .146 Total 6.613 38 a. Predictors: Constant, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Dari uji ANOVA Analysis of Varians atau uji F, menunjukkan bahwa nilai � ℎ����� sebesar 3.402 sedangkan � ����� sebesar 2.880 dengan df pembilang = 3, df Universitas Sumatera Utara penyebut = 35 dan taraf signifikan α = 0.05 sehingga � ℎ����� � ����� . Dengan demikian maka � � diterima dan � ditolak. Artinya variabel X1, X2, X3 perputaran kas, net profit marginNPM, dan perputaran piutang, berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas.

4.2.3.2 Uji Parsial Uji t Statistik

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan uji t t test. Ada empat hipotesis yang akan diuji dengan uji t. H1: Perputaran kas secara parsial berpengaruh terhadap Likuiditas. H2: Net Profit Margin NPM secara parsial berpengaruh terhadap Likuiditas. H3: Perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap Likuiditas. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi � ℎ����� dengan ketentuan: - Jika � ℎ����� � ����� pada α 0.05, maka � � ditolak dan � diterima, - Jika � ℎ����� � ����� pada α 0.05, maka � � diterima dan � ditolak. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Uji t Statistik Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.975 .143 13.781 .000 X1 -.002 .004 -.068 -.427 .672 X2 -1.982 .678 -.473 -2.924 .006 X3 -.003 .002 -.250 -1.653 .107 Dari uji t yang telah dilakukan, diperoleh nilai � ����� sebesar 2.021. Dari hasil uji t yang disajikan pada tabel diatas dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. a. Perputaran kas X1 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.672 0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan nilai � ℎ����� diperoleh sebesar - 0.427 dari nilai � ����� sebesar -2,021. Hasil ini berarti � � ditolak dan � diterima. Artinya perputaran kas tidak berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas. b. Net Profit Margin X2 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.006 0.05 artinya signifikan, sedangkan nilai � ℎ����� diperoleh sebesar -2.924 dari nilai � ����� sebesar -2.021. Artinya berarti � � diterima dan � ditolak. Artinya Net profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Universitas Sumatera Utara c. Perputaran Piutang X3 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.107 0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan nilai � ℎ����� diperoleh sebesar -1.653 dari nilai � ����� sebesar -2.021. Artinya berarti � � ditolak dan � diterima, artinya perputaran piutang tidak berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas.

4.2.3.3 Pengujian Koefisien Determinasi

� � Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati nilai 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap Universitas Sumatera Utara variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .475 a .226 .159 .38248 a . Predictors: Constant, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Y Dari tabel atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan, dimana nilai R sebesar 0.475 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Likuiditas Current Ratio sebagai variabel dependen dengan perputaran kas, Net Profit margin, dan perputaran piutang sebagai variabel independen mempunyai tingkat hubungan yang rendah yaitu sebesar 47.5. Tingkat hubungan yang rendah ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,159. Angka ini mengidentifikasikan bahwa perubahan likuiditas variabel dependen mampu dijelaskan oleh perputaran kas, net profit margin, dan perputaran piutang variabel independen sebesar 15.9 sedangkan selebihnya sebesar 84.1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0.38248 dimana semakin Universitas Sumatera Utara kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi likuiditas.

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa hasil regresi berganda dengan menggunakan uji F tingkat signifikansi α = 0.05 menunjukkan hasil uji ANOVA atau F test menunjukkan � ℎ����� sebesar 3.402 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.28. Sedangkan � ����� sebesar 2.880 dicari dengan melihat df pembilang = 3, df penyebut = 35 dan taraf signifikan α = 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan maka � � diterima dan � ditolak. Artinya bahwa antara perputaran kas, net profit margin NPM, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan dalam memprediksi perubahan likuiditas pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2012 karena � ℎ����� � ����� 3.402 2.880 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0.05 0.028 0.05. Dimana perubahan perputaran kas, net profit msrgin, dan perputaran piutang secara bersamaan dalam perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI mempengaruhi likuiditasnya, berarti perusahaan harus mampu mengendalikan perputaran kas, net profit dan perputaran piutang agar likuiditas terjaga dan kelangsungan perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Berdasarkan analisis hasil regresi pada tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa variabel independen perputaran kas mempunyai tidak berpengaruh terhadap likuiditas, senada dengan penelitian Sriwimerta 2010. Dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini Perputaran kas X1 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.0672 0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan nilai � ℎ����� diperoleh sebesar -0.427 dari nilai � ����� sebesar -2.021. Hasil ini berarti � � ditolak dan � diterima. Artinya perputaran kas tidak berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas , artinya setiap kenaikan perputaran kas pada perusahaan makanan minuman yang terdaftar di BEI tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan likuiditas. Analisis hasil regresi dapat dijelaskan bahwa variabel independen net profit margin X2 mempunyai pengaruh negatif terhadap likuiditas. Net Profit Margin X2 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.006 0.05 artinya signifikan, sedangkan nilai � ℎ����� diperoleh sebesar -2.924 � ����� sebesar - 2.021.Hasil ini berarti � � diterima dan � ditolak. Artinya Net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas. Berdasarkan analisis hasil regresi pada tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa variabel independen perputaran piutang X3 tidak mempunyai pengaruh terhadap likuiditas, artinya setiap kenaikan perputaran piutang tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan likuiditas. Hal ini berbeda dengan penelitian Sriwimerta 2010 yang menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif terhadap likuiditas perusahaan otomotif yang terdaftar BEI. Pada penelitian ini hasil uji t juga menunjukkan hasil yang sama dimana nilai dari perputaran piutang X3 t hitung -1.653 t tabel -2.021 0,107 0,05 Hasil ini berarti � � ditolak dan � diterima. Artinya perputaran piutang tidak berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

90 511 71

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 0 7

PENGARUH PERPUTARAN KAS, NET PROFIT MARGIN, DAN RECEIVABLES TURNOVER TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 10

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 2 10