BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syariah
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah ”Bank yang
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.” Kehadiran Bank
Syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan bagi umat Islam yang bebas dari sistem bunga atau riba.
Bank Syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Adapun beberapa karakteristik Bank Syariah,
yaitu: 1 Penghapusan riba
2 Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio ekonomi Islam
3 Bank Syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari Bank komersial dan Bank investasi
4 Bank Syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap
permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal, karena
Bank komersial syariah menerapkan profit and loss sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis, atau industri
5 Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antara Bank Syariah dan
pengusaha 6
Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang antar Bank Syariah
dan instrumen bank sentral berbasis syariah.
Himpunan Peraturan Perundang-undangan: Perbankan Syariah
2.2 Pembiayaan Bank Syariah
Pembiayaan merupakan urat nadi penghidupan dari life circle-nya sebuah industri perbankan terlebih lagi pada perbankan syariah. Akan tetapi penyaluran
pembiayaan yang dilakukan harus memenuhi prinsip kehati-hatian dan penerapan prinsip syariah. Pembiayaan di Bank Syariah seharusya berbeda dengan
konvensional, Bank Syariah memiliki pendekatan yang berbeda dalam penempatan komposisi ideal portofolio aktiva produktif Bank Syariah.
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti Bank Syariah kepada nasabah.
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan Islam atau istilah
teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman
dana Bank Islam baik dalam bentuk rupiah maupun valuta asing dalam benutk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga Islam, penempatan, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, komitmen, dan kontinjensi pada rekening administratif serta sertifikat wadiah.
Berbeda dengan pengertian kredit yang mengharuskan debitur mengembalikan pinjaman dengan pemberian bunga kepada Bank, maka
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah pengembalian pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara Bank dan debitur. Misalnya, pembiayaan
dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa.
2.3 Pembiayaan Bermasalah